PENDAHULUAN
1
Al-Qur’anul Karim dan Terjemah, ( Bandung Departemen Agama Republik Indonesia. Sygma )
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Terjadinya penyempitan makna dakwah oleh para da’i. Dakwah saat ini sering
terkesan dimaknai sebatas pada ceramah-ceramah di masjid, majelis ta’lim dan
pengajian-pengajian. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa metode lisan
merupakan salah satu metode dakwah namun hendaknya para da’i tidak
menjadikan dakwah dengan metode ceramah sebagai hal yang prinsip dalam
dakwah. Apalagi paham modern telah menyebar dan menjadikan umat Islam
mulai bosan dengan ceramah-ceramah di masjid atau di majelis ta’lim.
2. Merosotnya kualitas ilmu yang dimiliki para da’i. Hal ini berdampak pada
menurunnya profesionalisme sang da’i. Ditambah lagi sang da’i tidak memiliki
keilmuan yang cukup terutama dalam bidang Fiqih dakwah sehingga sering
mengecewakan objek dakwah. Kekurangan ilmu yang dimiliki da’i hari ini juga
2
Al-Banna Hasan, Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al-Banna ( Jakarta:. Al-I’tishom Cahaya
Umat,2005 )
banyak menimbulkan masalah tersendiri dalam bidang dakwah. Hal ini tentunya
berdampak negatif terhadap tatanan umat yang ada. Contoh lain adalah seringnya
para da’i terlalu memaksakan sebuah hukum namun tanpa alternatif sehingga tak
jarang sikap ini mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat kepada da’i tersebut
atau malah masyarakat bisa menjadi apatis kepadanya.
3. Manajemen dakwah yang dilakukan oleh para da’i masih bersifat konvensional,
yang hanya terbatas pada ceramah dan kuliah agama. Kurangnya pengetahuan
da’i tentang ilmu dakwah ditambah lagi dengan kurangnya pengetahuan tentang
manajemen dakwah yang efektif dan efisien membuat dakwah sering hanya
berpatokan dalam ceramah dan kuliah agama.
3
Irfan S. Awwas,Musuh Cita-cita Pemgemban Dakwah,( Yogyakarta: USWAH, 2007 )
3.5.1 Internet
Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang seiring
dengan berkembangnya teknologi informasi di dunia. Internet baru
masuk ke Indonesia pada tahun 1994. Kemudian pada sekitar tahun 1998-
1999 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia seperti,
MyQuran.com, Ukhuwah.or.id, MoslemWorld.co.id, IndoHalal.com dan
situs-situs Islami yang lain. Situs-situs tersebut tidak sekedar situs-situs
institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi dan fasilitas yang memang
dibutuhkan oleh umat Islam.
Masuknya Internet dalam aspek kehidupan umat Islam mulai
menggeser pemikiran-pemikiran lama. Menjadi santri kini tidak harus
diidentikkan dengan sarung dan mengaji di langgar saja. Kebutuhan akan
aktualisasi diri sebagai seorang muslim ternyata sama pentingnya dengan
dakwah itu sendiri.
Dari sekelumit pembahasan tentang penggunaan internet di
Indonesia di atas, maka dapat ditarik satu pemahaman umum bahwa
Internet memang merupakan media yang efektif bagi dakwah dan
penyebaran informasi. Meskipun demikian Internet tidak akan bisa
menggantian peran ulama, kiai dan ustadz.
4
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam. (Jakarta : Bulan Bintang,2001 )
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Di akhir penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap kepada seluruh
pembaca agar mengetahui bagaimana realita kehidupan masyarakat di era
globalisasi ini dan mengetahui perkembangan dakwah Islamiah di zaman ini.
Oleh karena itu, marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan:
1. Lebih mendalami keilmuan tentang agama Islam
2. Saling berwasiat ke dalam kebaikan
3. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran
4. Menghidupkan risalah dakwah di muka bumi.
Jika semua hal tersebut dilakukan, Insya Allah kita selalu dalam naungan
Allah dan negara kita menjadi baldah toyyibah, negeri yang dirahmati Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun. 2001. Pembaharuan dalam Islam. Bulan Bintang. Jakarta
Al-Banna, Hasan. 2005. Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al-Banna. Al-I’tishom
Cahaya Umat. Jakarta.
S. Awwas, Irfan. 2007. Musuh Cita-cita Pemgemban Dakwah. USWAH. Yogyakarta
Al-Qur‟anul Karim dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia. Sygma.
Bandung