Anda di halaman 1dari 8

Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan

mengandung ampas tahu

Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan


mengandung ampas tahu
(Increasing live weight gain of rabbits through feeding formulas
containing waste of tofu)
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Jl. Ragunan No.30 Pasarminggu Jakarta 12540.
Telp: (021)78839949; Fax.:(021)7815020;
Email :syamsubahar@yahoo.com; syamsubahar@pertanian.go.id

ABSTRAK Kata Kunci: Kelinci, Ampas Tahu,


Pakan
Ampas tahu berasal dari hasil samping
industri tahu memiliki potensi besar
untuk dimanfaatkan sebagai bahan ABSTRACT
pakan ternak ruminansia dan non
ruminansia termasuk kelinci. Industri Tofu waste comes from a byproduct
rumah tangga pengolahan tahu banyak of tofu industry has great potential
dijumpai di perkotaan di Jakarta. to be used as animal feed ruminant
Penelitian ini bertujuan mengkaji and non-ruminant including rabbits.
formulasi pakan ternak berbahan Home industry of tofu processing
baku ampas untuk pakan kelinci. many found in cities like Jakarta. This
Rancangan percobaan yang digunakan research aims to study the formulation
adalah Acak Lengkap (RAL) pada of feed made from tofu waste to feed
ternak kelinci jantan muda sebanyak rabbits. Expected output is obtained
20 ekor umur 2 bulan dibagi ke dalam rabbit feed formulation made from
5 perlakuan pemberian pakan dan 4 tofu and other ingredients to feed.
ulangan masing-masing 4 kelinci per The experimental design used was
ulangan. Ternak kelinci secara acak completely randomized design (CRD)
ditempatkan pada kandang individu of feed given as many as 20 young
(kandang battery). Air minum male rabbit age of 2 months with 5
disediakan setiap saat sehingga treatments and 4 replications. Rabbits
kelinci dapat minum sesuai kebutuhan were randomly placed in individual
(ad libitum). Hasil pengkajian cages in the treatment group. The
menunjukkan bahwa perlakuan drinking water supplied at all times
dengan formulasi pakan yang terdiri so that the rabbit can drink as needed
atas ampas tahu sebanyak 35%, dedak (ad libitum). The study showed that
padi 30%, jagung giling 12%, bungkil the feed formulation consisting of
kedelai 8%, onggok 10% dan mineral tofu waste as much as 35%, rice bran
premix 5% memberikan respon yang
terbaik dibandingkan formula pakan 8%, tapioca meal 10% and mineral
lainnya. Hal tersebut berdasarkan premix 5% gives the best response
peubah yang diukur, yaitu rataan on the performances of rabbits based
konsumsi pakan 103,8 g/ekor/hari, on variables that are measured are the
dan rataan pertambahan bobot badan average feed consumption of 103.8 g/
harian 23,6 g/ekor/hari.

12
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

head/day, and the average daily weight menyebabkan dampak negatif, seperti
gain of 23.6 g/head/day. polusi air, sumber penyakit, bau tidak
Keywords: Rabbit, Tofu waste, Feed sedap, meningkatkan pertumbuhan
nyamuk, dan menurunkan estetika
lingkungan sekitar (Rahmat et al.,
PENDAHULUAN
2014).
Tahu sebagai bahan makanan Ampas tahu yang dihasilkan oleh
yang banyak mengandung protein industri pengolahan tahu besarannya
dikonsumsi oleh masyarakat sehinggaa sekitara 25-35% dari produk tahu
menjadi makanan sehari-hari. Industri yang dihasilkan (Kaswinarni, 2007).
tahu di wilayah Jakarta dan sekitarnya, Ampas tahu dapat dijadikan sebagai
yaitu Bogor, Depok, Tanggerang dan bahan pakan sumber protein karena
Bekasi berjumlah ± 315 unit usaha, mengandung protein kasar cukup
dengan total produksi tahu mencapai tinggi berkisar antara 23-29% (Mathius
108.675.000 kg/th. Namun, hasil & Sinurat, 2001) dan kandungan
pengolahan industri tahu menyisakan zat nutrien lain adalah lemak 4,93%
limbah yang berupa limbah padat dan (Nuraini, 2009) dan serat kasar 22,65%
limbah cair. (Duldjaman, 2004). Nilai gizi ampas
Jumlah limbah cair yang tahu meningkat setelah difermentasi
dihasilkan industri pengolahan tahu dengan mikroba EM4 pada kondisi pH
mencapai 1.630.125 m3/th, sedangkan awal 6 dan lama waktu fermentasi 12
limbah padat mencapai 43.470.000 kg/ jam (Tifani et al., 2014).
th. Limbah padat dihasilkan dari proses Upaya untuk memperbaiki
penyaringan dan penggumpalan, kualitas gizi, mengurangi, atau
sedangkan limbah cairnya dihasilkan menghilangkan pengaruh negatif dari
dari proses pencucian, perebusan, bahan pakan tertentu dapat dilakukan
pengepresan dan pencetakan tahu dengan penggunaan mikro organisme
(Kaswinarni, 2007). Ampas tahu melalui proses fermentasi. Menurut
(limbah padat) mempunyai nilai gizi Winarno (2000) bahwa fermentasi juga
dan biologis yang tinggi sebagai dapat meningkatkan nilai kecernaan,
bahan pakan (Duljaman, 2005, karena menambah rasa dan aroma, serta
mengandung kadar protein cukup meningkatkan kandungan vitamin
tinggi sehingga dapat dimanfaatkan dan mineral. Pada proses fermentasi
sebagai bahan pakan ternak dan ikan. dihasilkan pula enzim serta membuat
Sebaliknya, apabila Ampas tahu tidak mineral lebih mudah untuk diabsorbsi
ditangani secara baik maka dapat oleh ternak.

13
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

Penelitian tentang pemanfaatan dan 4 ulangan. Kelima pakan


ampas tahu sudah banyak dilakukan, perlakuan diberikan pada kelinci
seperti untuk pupuk organik bibit kakao jantan muda umur 2 bulan. Ternak
(Desiana et al., 2013) dan sumber kelinci ditempatkan pada kandang
pakan ternak kelinci (Nuriyasa et al., individu dan diberikan pakan setiap
2014 dan Ni’mah, 2014). Pengkajian hari sesuai perlakuan. Perlakuan yang
ini dilakukan untuk mengetahui dikajin yaitu lima macam formula
manfaat ampas tahu sebagai pakan pakan yang berbeda kandungan
ternak kelinci. utamanya, berupa ampas tahu dan
kandungan lainnya disajikan pada
Tabel 1. Sedangkan, kandungan gizi
MATERI DAN METODE masing-masing formula bahan pakan
disajikan pada Tabel 2.
Kegiatan ini menggunakan Peubah yang diukur (1)
ampas tahu dari lokasi industri tahu Konsumsi pakan yaitu jumlah pakan
para pengrajin tahu tempe di Jakarta yang diberikan dikurangi jumlah pakan
Timur yang bergabung dalam usaha yang tersisa; (2) Pertambahan bobot
bersama PRIMKOPTI (Primer badan yaitu bobot akhir pengamatan
Koperasi Pengrajin Tahu Tempe dikurangi bobot awal pengamatan;
Indonesia), sedangkan kegiatan (3) Pertambahan bobot badan harian
pengkajian teknologi pakan dilakukan yaitu bobot akhir dikurangi bobot
di BPTP Jakarta. Waktu dimulai bulan awal dibagi jumlah hari dalam periode
Januari sampai dengan Desember pengamatan; (4) Konversi pakan yaitu
2016. Ampas tahu yang diambil dari perbandingan antara jumlah pakan
pabrik tidak di fermentasi tetapi yang dikonsumsi dengan pertambahan
langsung dikeringkan dibawah sinar bobot badan yang dicapai dalam
matahari selama 3 har hingga kering kurun waktu yang sama. Data
dan setelah kering dihaluskan dengan yang diperoleh, dianalisis dengan
ayakan 20 mesh (0,841 mm) dicampur menggunakan analisis sidik ragam
dengan bahan pakan lainnya yaitu (analysis of variance), bila terdapat
dedak padi, jagung giling, bungkil perbedaan yang nyata dilakukan uji
kedelai, onggok, dan mineral premix. lanjut menggunakan uji beda nyata
Rancangan percobaan yang terkecil ( )
digunakan adalah Rancangan Acak (Steel &Torrie 1991; La Daha 2011).
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan

14
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

Tabel 1. Komposisi pakan perlakuan


Pakan perlakuan
Uraian
A B C D E
Dedak padi 25,0 30,0 29,0 34,0 30,0
Ampas tahu 30,0 35,0 47,0 47,0 55,0
Jagung giling 20,0 12,0 5,0 0,0 0,0
Bungkil kedelai 10,0 8,0 4,0 4,0 0,0
Onggok 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0
Mineral premix 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Kandungan zat makanan (%BK)
Protein kasar 13,14 13,17 13,19 13,29 13,00
Lemak 2,87 3,00 3,33 3,33 3,50
Serat kasar 20,46 22,98 24,60 26,35 26,07
Calcium 0,58 0,66 0,69 0,76 0,73
Phosphor 0,40 0,44 0,43 0,47 0,44

Tabel 2. Hasil analisa proksimat kandungan gizi masing-masing bahan pakan


KA PK Lemak GE SK Abu Ca P
Jenis pakan
g/100g g/100g g/100g Kcal/kg g/100g g/100g g/100g g/100g
Dedak padi 14,26 10,90 1,33 3149 37,18 18,58 1,33 1,01
Ampas tahu 14,08 17,00 5,62 4070 23,46 4,38 0,55 0,23
Jagung giling 12,03 9,00 1,43 3739 2,22 2,10 0,11 0,20
Bungkil kedelai 8,77 32,00 5,61 4290 16,70 3,10 0,31 0,28
Onggok 12,80 3,10 0,09 3260 20,10 7,98 0,32 0,07
Mineral premix - - - - - - - -
Keterangan:
KA= Kadar air; PK= Protein kasar; GE= Gross energi; SK= Serat kasar;
Ca= Calcium; P= Phosphor

HASIL DAN PEMBAHASAN 102,0 - 139,3 g/ekor/hari. Sedangkan


pada gambar 1 menunjukkan konsumsi
A. Konsumsi pakan kelinci pada masing-masing perlakuan
Jumlah pakan yang dikonsumsi selama penelitian.
kelinci berumur 2 bulan pada awal Kandungan gizi suatu bahan
pengkajian berkisar antara 82,8 - 93,3 pakan sangat diperlukan dalam
g/ekor/hari (Tabel 3). Dua bulan membuat formula pakan, sesuai
berikutnya, konsumsi pakan kelinci dengan kebutuhan ternak. Menurut
(umur 4 bulan) meningkat menjadi Duljaman (2005) bahwa penambahan

15
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

Tabel 3. Konsumsi awal dan akhir kelinci umur 2 dan 4 bulan.


Kode pakan Konsumsi awal Konsumsi akhir
perlakuan (g/ekor/hari) (g/ekor/hari)
A 88,8 a 139,3 c
B 89,3 a 132,3 c
C 89,5 a 102,0 a
D 82,8 a 127,7 c
E 93,3 a 110,5b
*)
Angka rataan pada kolom yang diikuti huruf berbeda menunjukkan perbedaan
nyata (P<0,05) uji LSD.

Gambar 1.

ampas tahu dalam pakan dapat Perlakuan pemberian formula pakan


memperbaiki nilai biologis pakan yang mengandung ampas tahu 35%
yang pada akhirnya berpengaruh pada (perlakuan B) berbeda nyata (P<0,05)
penampilan produksi ternak. dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Pada perlakuan B ini
B. Pertambahan bobot hidup
pertambahan bobot hidup mencapai
Pertambahan bobot hidup
tertinggi, yaitu 1321 g/ekor, sedangkan
merupakan indikator yang baik untuk
yang terendah pada perlakuan E yaitu
menunjukkan pengaruh perlakuan
621,6 g/ekor. Hal ini menunjukkan
pakan terhadap kelinci. Hasil
bahwa dalam formula yang dicobakan,
pengkajian menunjukkan bahwa
cukup dengan kandungan ampas tahu
pertumbuhan kelinci selama periode
sebesar 35%..
umur kelinci 2-4 bulan bervariasi.

16
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

Gambar 2. Laju pertambahan bobot hidup pada masing-masing perlakuan

Tabel 4. Bobot awal, bobot akhir dan pertambahan bobot hidup kelinci
Kode pakan Bobot awal Bobot akhir Pertambahan
perlakuan (g/ekor) (g/ekor) bobot hidup(g/ekor)*)
A 1559,7 2433,3 873,6a
B 1318,4 2640,0 1321,6 b
C 1624,7 2537,5 912,3a
D 1348,4 2250,0 901,6a
E 1395,1 2016.7 621,6a
*)
Angka rataan pada kolom yang diikuti huruf berbeda menunjukkan perbedaan
nyata (P<0,05)
uji LSD

Pada Tabel 4 pertambahan C. Koversi pakan


bobot hidup pada perlakuan B Konversi pakan merupakan
berbeda nyata dibanding perlakuan suatu indikator yang dapat menerangkan
lainnya, hal ini menunjukkan bahwa
pakan B merupakan komposisi pakan dimana semakin rendah angkanya
yang terbaik untuk pertumbuhan berarti semakin baik konversi pakan
kelinci. Sedangkan pada gambar tersebut (Anggorodi 1990). Konversi
2 menunjukkan laju pertumbuhan pakan adalah perbandingan antara
kelinci pada masing-masing perlakuan jumlah pakan yang dikonsumsi
B relatif stabil dan terus meningkat dengan pertambahan bobot bedan
dibanding perlakuan lainnya. yang dicapai dalam kurun waktu yang

17
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

Tabel 5. Nilai konversi pakan pada kelinci yang diberi formula mengandung ampas
tahu

Kode pakan Rataan konsumsi Rataan pertambahan bobot Nilai konversi


perlakuan pakan (g/ekor/hari) hidup harian (g/ekor/hari)*) Pakan*)
A 112,9 15,6a 7,26 b
B 103,8 23,6 b 4,40a
C 97,8 16,3a 6,20 b
D 96,7 16,1a 6,00 b
E 101,6 11,1a 9,14 b
*)
Angka rataan pada kolom yang diikuti huruf berbeda menunjukkan perbedaan
nyata (P<0,05)

mengandung ampas tahu sebanyak


sama. PadaTabel 5 disajikan nilai
35% dicampur dengan dedak padi 30%,
konversi pakan pada masing-masing
jagung giling 12%, bungkil kedelai 8%,
perlakuan. Hasil analisis sidik ragam
onggok 10% dan mineral premix 5%,
menunjukkan bahwa pertambahan
menunjukkan konsumsi rataan sebesar
bobot hidup harian dan nilai konversi
103,8 g/ekor/hari dengan pertambahan
pakan pada perlakuan B berbeda
bobot hidup harian sebesar 23,6 g/
nyata (P<0,05) dibandingkan dengan
ekor/hari, sedangkan nilai konversi
perlakuan lainnya. Pada perlakuan B
pakan sebesar 4,40.
ini pertambahan bobot hidup harian
sebesar 23,6 g/ekor/hari, sedangkan
nilai konversi pakan sebesar 4,40. Hal DAFTAR PUSTAKA
ini berarti pakan B yang diberikan
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan
Ternak Umum. Gramedia.
pakan perlakuan lainnya. Konversi Jakarta. Blakely, J dan D.
pakan yang terbaik adalah perlakuan B H. Bade. Ilmu Peternakan.
yaitu 4,40. Hal ini berarti pakan yang Edisi 4. UGM Press.
Yogyakarta.
dikonsumsi memberikan pengaruh
Desiana, C., S. B. Irwan, E. Rusdidan
yang nyata terhadap pertumbuhan S. Yusnaini. 2013. Pengaruh
kelinci. Pupuk Organik Cair Urin
Sapi dan Limbah Tahu
terhadap Pertumbuhan Bibit
KESIMPULAN Kakao (Theobromo cacao
L.). J. Agrotek Tropika. 1
Formulasi pakan kelinci (1): 113-119.
yang terbaik adalah formula yang Duldjaman, M. 2005. Kualitas
Karkas Domba yang diberi

18
Syamsu Bahar dan Neng Risris Sudolar: Peningkatan bobot kelinci melalui pemberian formula pakan
mengandung ampas tahu

Pakan Rumput Kering dan 196-203.


ditambah Ampas Tahu. J. Nuriyasa, I., NKG Romidan C.
Indon. Trop. Anim. Agric. Pusparini. 2015. Respon
30 (2): 81-87. Fisiologi Kelinci Lokal
Duldjaman, M. 2004. Penggunaan yang diberi Ransum
ampas tahu untuk menggunakan Ampas Tahu
meningkatkan gizi pakan yang disuplementasi Ragi
domba lokal. Media Tape pada Jenis Kandang
Peternakan-Journal of yang berbeda. Media
Animal Science and Peternakan 17(2): 61-65.
Technology, 27(3). Rahmat, B., T. Hartoyo dan Y. Sunarya.
Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis 2014. Biogas Production
Pengolahan Limbah Padat From Tofu Liquid Waste
dan Cair Industri Tahu. on Treated Agricultural
Sekolah Pascasarjana Waste. American Journal of
Universitas Sumatera Utara. Agricultural and Biological
La Daha. 2011. Rancangan Percobaan Sciences 9(2): 226-231.
untuk Bidang Biologi Steel, R. G. D. and J. H. Torrie.
dan Pertanian. Teori dan 1993. Prinsip dan Prosedur
Aplikasinya. Masagena Statistika: Suatu Pendekatan
Press. Makassar. Biometrik. Jakarta. PT
Mathius, I. W. dan A. P. Sinurat. Gramedia.
2001. Pemanfaatan bahan
Tifani, M. A., S. Kumalaningsih, A.
pakan inkonvensional untuk
ternak. Wartazoa, 11(2): 20- F. Mulyadi. 2014. Produksi
31. bahan pakan ternak
dari ampas tahu dengan
Ni’mah, L. 2014. Biogas from Solid
fermentasi menggunakan
Waste of Tofu Production
and Cow Manure Mixture: EM4 (Kajian pH awal dan
Compotition effect. lama waktu fermentasi).
Chemical. 1 (1): 1-9. Skripsi. Jurusan Teknologi
Industri Pertanian. Fakultas
Nuraini. 2009. Performa Broiler
Teknologi Pertanian.
dengan Ransum
Mengandung Campuran Universitas Brawijaya.
Ampas Sagu dan Ampas Winarno, F. G. 2000. Kimia Pangan
Tahu yang Difermentasi dan Gizi. PT Gramedia
dengan Neurosporacrassa. Pustaka Utama. Jakarta.
Media Peternakan 32 (3):

19

Anda mungkin juga menyukai