Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SAMUEL AGUS SANTOSA

NIM : 14010118130047
JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN

ULANGAN TENGAH SEMESTER MATKUL STUDI KONSTITUSI KELAS 6


JUMAT PUKUL 07.00 PAGI

1. Apakah UUD 1945 memiliki nilai semantik ?

Sebelumnya Loewenstein dalam bukunya Reflection on the Value of Constitutions in our


Revolusionary, berpendapat bahwa ada tiga jenis yang sekaligus tingkatan nilai (value)
konstitusi, yaitu nilai normatif, nilai nominal, dan nilai semantik.

UUD 1945 memiliki nilai semantik, sebab UUD 1945 disusun sebaik-baiknya, dan isinya
mencerminkan kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat disini tertulis dalam UUD 1945
pada bagian batang tubuh, yakni kewajiban negara kepada rakyatnya serta hak-hak yang
harus negara penuhi. Secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya adalah
sekedar untuk memberikan bentuk dari tempat yang telah ada, dan dipergunakan untuk
melaksanakan kekuasaan politik. Namun dalam pelaksanaan kita ketahui bersama bahwa
banyak ketidaksesuain antara isi konstitusi UUD 1945 dengan implementasinya. Contoh
pada batang tubuh pasal 33 ayat 3 yang tertulis Bumi air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Tertulis secara jelas dan gamblang bahwa negara berdaulat atas
kekayaan alam yang ada di bumi pertiwi bagi kemakmuran rakyat. Namun pelaksanaannya
kita ketahui bahwa kekayaan alam yang meliputi pertambangan emas, minyak, dan batu
bara justru dikuasai korporat asing (kapitalis) ,rakyat tidak dimakmurkan, bahkan
menerima dampak kerusakan lingkungan akibat pertambangan. Negara menuruti korporat
transnasional demi investasi yang sebenarnya justru melanggengkan kapitalisme, rakyat
jadi korban dari ketidakberpihakan ini. Itulah contoh pengingkaran amanat dari konstitusi.

Jika dikaji secara istilah semantika sendiri maka teori konstitusi seakan-akan dijunjung
tinggi, tetapi dalam prakteknya terjadi banyak penyimpangan, sehingga bentuk demokrasi
berubah menjadi diktator dan sebagainya. Indonesia pernah mengalami hal ini, yakni pada
masa orde baru. Memang benar pada masa orde baru kestabilan politik dan ekonomi
terjaga, itulah ilusi yang diciptakan pemerintah untuk melanggengkan kekuasaannya.
Harga barang murah, dan lain sebagainya untuk mendapatkan kesan yang baik dari publik.
Namun juga proses demokrasi yang fair dan adil juga diberangus, rakyat semakin
mengetahui intrik dari pemerintah untuk menutupi segala dosanya. Pembangkangan akan
melahirkan pembangkangan lain, begitu kira-kira proses orde baru hingga akhirnya
pemerintahan ini menjadi diktator, jauh dari amanat konstitusi. Yang akhirnya rakyat
geram, pers sebagai pilar ke 4 demokrasi juga diberangus, pers diberedel. Akhirnya gerakan
massa untuk mengulingkan orde baru mencapai kulminasinya, sehingga orde baru
tumbang. Indonesia pernah mengalami hal ini. Dimana pemerintahan demokrasi lambat
laun menjadi diktator.

Namun untuk menyebut UUD 1945 menjadi konsitusi semantik saya merasa UUD
1945 tidak begitu, sebab ada hal-hal yang dijalankan dan ada hal yang tidak dijalankan (
amanat konstitusi). Jadi bukanya secara keseluruhan tidak dijalankan, melainkan ada pilih-
pilih, misalnya menghasilkan keuntungan bagi pemerintah maka hal tersebut dijalankan,
misalnya tidak ada maka tidak dijalankan. Pemerintah sangat rentan untuk mengabsolutkan
diri, kita harus mengawal agar konstitusi benar-benar ditegakkan.

Konstitusi diterjemahkan oleh rejim yang sedang berkuasa, ketika rejim X berkuasa maka
ia menerjemahkan konstitusi sesuai dengan otoritasnya berkuasa. Padahal amanat
konstitusi harus dilakukan bagaimanapun kondisi dan siapapun rejimnya. Konstitusi ada
untuk membatasi pemerintah yang cenderung mengabsolutkan diri.

2. Jelaskan Fungsi Perniagaan Negara Indonesia dengan memberikan contoh-contohnya

Fungsi Perniagaan, yaitu fungsi yang dapat dilaksanakan oleh individu dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Fungsi juga dilaksanakan oleh negara
dengan pertimbangan modal swasta tidak mencukupi atau dengan memperluas
penyelengaraan berbagai fungsi khususnya berkenaan dengan ekonomi (niaga) dan
sosial di seluruh wilayah yang meliputi jaminan sosial, perlindungan deposito di
bank, pencegahan pengangguran, penyelenggaraan pos, dan telepon.

Negara seperti tertulis pada Pasal 34 memiliki tugas sebagai berikut


(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. ****)
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan. ****)
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. ****)

Fungsi perniagaan juga di dalamnya mengandung perlindungan negara


terhadap warga negaranya. Negara sebagai lembaga legal formal yang memiliki
otoritas berhak menciptakan perlindungan khususnya dalam hal perniagaan sebagai
perlindungan kepada warga negaranya. Negara juga memiliki tugas yang diamanatkan
konstitusi untuk menjamin kehidupan, dalam hal ini ekonomi (niaga) dari warga
negaranya. Melalui sistem jaminan sosial dan pencegahan pengangguran. Sistem
jaminan sosial ini digunakan atas tugas negara menjamin kehidupan tiap warga
negara contoh yang kita lihat sekarang adalah BPJS (Badan Pelayanan Jaminan
Sosial) yang diadakan oleh pemerintah sebagai amanat yang diberikan konstitusi. BPJS
ini menjamin kehidupan sosial dari tiap warga negara. Selain itu tugas negara
mencegah pengangguran, negara memiliki tugas menyediakan lapangan pekerjaan
kepada warga negaranya, lahirnya Kartu Pra kerja adalah bukti dari pemerintah
dalam mencegah pengangguran dan menyiapkan angkatan kerja. Fungsi
perniagaan dari negara ini juga akan membantu menggerakan roda ekonomi di negara
yang bersangkutan, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi.

3. Apakah sampai dengan saat ini UUD 45 menjamin berlangsungnya Sistem Presidensial
dalam pemerintahan Indonesia ?

Sistem pemerintahan Presidensil yang diadopsi oleh Undang-Undang Dasar 1945 menurut
Jimly Asshiddiqie memiliki lima prinsip penting, yaitu:
(1) Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi penyelenggara kekuasaan eksekutif
negara yang tertinggi dibawah Undang-Undang Dasar.
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung dan karena itu secara
politik tidak bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat atau lembaga
parlemen, melainkan bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang memilih.
(3) Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat dimintakan pertanggungjawaban secara hukum
apabila Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum dan konstitusi.
(4) Para menteri adalah pembantu Presiden.

5) Untuk membatasi kekuasaan Presiden yang kedudukannya dalam sistem Presidensil sangat
kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin stabilitas pemerintah,

ditentukan pula masa jabatan Presiden lima tahunan tidak boleh dijabat oleh orang
yang sama lebih dari dua masa jabatan.

Kelima ciri tersebut merupakan ciri sistem pemerintahan Presidensil yang dianut oleh Undang-
Undang Dasar 1945. Dalam sistem pemerintahan presidensial badan eksekutif dan legislatif
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara
langsung sebagaimana dalam sistem pemerintahan parlementer. Dalam sistem presidensial
tidak mengenal adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi, dan kekuasaan negara negara
dipisahkan (separation of power) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif,
dan yudikatif, yang secara ideal diformulasikan sebagai ”Trias Politica” oleh Montesquieu.

Adapun ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial, menurut Jimly Assidiqie dan
diperkuat dengan pasal UUD 1945, ada beberapa yang tersirat maknanya adalah :
1. Presiden sebagai kepala negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan.( pasal 10, 13,
29,32, dsb)
2. Kekuasaan eksekutif seorang presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dipilih secara
langsung oleh rakyat. Pasal 6a ayat 1
3. Presiden mempunyai hak istimewa atau hak perogratif untuk mengangkat maupun
menghentikan menteri-menteri yang memimpin suatu departemen maupun nondepartemen.
Pasal 17 ayat 2
4. Presiden tak dapat membubarkan parlemen, seperti dalam sistem pemerintahan parlementer.
Pasal 7c
5. Parlemen mempunyai kekuasaan legislatif dan juga sebagai lembaga perwakilan. Anggota
parlemen dipilih langsung oleh rakyat. Pasal 20
6. Para menteri bertanggung jawab hanya kepada kekuasaan eksekutif.
7. Kabinet dibentuk oleh presiden, dan cabinet juga bertanggung jawab kepada presiden bukan
bertanggung jawab kepada parlemen maupun kepada legislatif.
8. Karena presiden tidak dipilih oleh parlemen. Jadi presiden tidak bertanggung jawab kepada
parlemen.

Salah satu prinsip yang penting dalam sistem pemerintahan presidensial adalah adanya
sistem check and balance dapat menghasilkan keseimbangan antar organ yang diserahi tugas.
Perlunya mekanisme saling mengawasi dan perimbangan ini tidak terlepas dari teori Trias
Politica sebagaimana dikemukakan oleh Montesquieu. Bagaimana format checks and balances
ini dijalankan terlihat dalam konstitusi suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai