Artikel SNF E-Modul Budhi Oktavia, Rahadian DKK
Artikel SNF E-Modul Budhi Oktavia, Rahadian DKK
Abstrak:
E-modul merupakan bahan ajar yang dinilai inovatif untuk pembelajaran. Sebagai bahan
ajar yang inovatif, sebaiknya e-modul dikembangkan oleh guru itu sendiri agar sesuai
dengan karakter siswa dan metoda pembelajaran yang akan digunakan. Kegiatan ini
bertujuan untuk memberi pelatihan kepada guru untuk membuat e-modul yang
berbasiskan pendekatan saintifik. E-modul dilengkapi dengan komponen bahan ajar
sebagaimana mestinya serta gambar, video/ animasi dan quiz dan fiturinteraktif untuk
menarik perhatian siswa. Analisis data yang diperoleh dari kegiatan pelatihan
membuktikan bahwa guru tertarik untuk membuat dan menggunakan e-modul untuk
pembelajaran. E-modul dinilai mempunyai design yang menarik dan efektif untuk
pembelajaran.
Kata Kunci: e-modul, video/animasi, gambar, quiz interkatif, fitur interaktif.
Abstract:
E-module is considered innovative for learning especially if designed by teacher, for it
can be suited to students and methods used in learning. This activity aims to give training
to teachers to develop scientific approach based e-module. E-module is designed with the
prerequired components, pictures, videos/animations, interactive quizzes, and other
interactive features. Data analysis shows that teachers are interested to develop e-module
because it has attractive design, interactive and effective for students to learn.
Key Words : e-module, videos/animations, pictures, interactive quizzes and features
1. Pendahuluan
3. Metodologi
3.1. Konteks
Pelatihan pembuatan bahan ajar berbasis TIK dalam bentuk e-modul diberikan kepada
guru-guru kimia dan biologi di kota Padang Panjang yang tergabung pada organisasi
MGMP Kimia dan MGMP Biologi. Melalui pelatihan ini diharapkan guru mempunyai
literasi TIK yang bagus sehingga dapat mengembangkan bahan ajar innovatif untuk
semua topik pelajaran yang dibutuhkan, khususnya dalam bentuk e-modul. Pelatihan
pengembangan e-modul diharapkan dapat memberikan keterampilan kepada guru untuk
membuat sendiri bahan ajar yang innovatif, menarik, interaktif, dan bisa mendukung
proses kognitif pada siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Keterampilan yang
diperoleh guru diharapkan dapat berguna bagi guru dalam menunjang tugas
professionalnya dimasa yang akan datang.
3.2. Setting
Berdasarkan analisis situasi, permasalahan guru dan kajian teoritis yang telah
dikemukakan di atas, tim kami memutuskan bahwa pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam bidang TIK untuk membuat bahan ajar dalam bentuk e-modul
perlu diberikan kepada guru. Adapun materi dan pelatihan yang diberikan dalam kegiatan
ini adalah (1) karakteristik bahan ajar dan modul, (2) pendekatan saintifik, (3) e-modul
dan software, (4) visual dan video editing. Di akhir kegiatan, guru diharapkan dapat
mengumpulkan e-modul yang mengintegrasikan pendekatan saintifik, memuat visual,
video atau animasi yang membantu pemahaman konsep sesuai dengan prinsip
pengembangan bahan ajar.
Gambar 1. Contoh e-modul yang dibuat guru (ganti dengan e-modul guru yaaaa pak)
Kegiatan hari kedua hanya dihadiri oleh 20 orang guru kimia dan biologi. Lima
orang guru lainnya tidak dapat menghadiri kegiatan karena alasan akademik di sekolah
masing-masing. Beruntungnya, 20 orang guru tersebut masih terus hadir pada hari ketiga
pelatihan yang berupa finalisasi e-modul yang telah dibuat. Dan kedua puluh orang
tersebut juga mengumpulkan e-modul yang telah dibuat. Ada e-modul yang lengkap
komponen dan materinya dan ada juga e-modul yang belum lengkap materi tapi telah
mencakup semua komponen modul yang disyaratkan. Hal ini membuktikan bahwa guru
sangat antusias membuat e-modul mereka dalam waktu tiga hari disela banyak kegiatan
mereka lainnya.
Pada hari ketiga kegiatan disebar angket e-modul untuk mendapatkan persepsi
guru tentang e-modul yang telah diperkenalkan dan dibuat. Tabel 1 menunjukkan hasil
analisis deskriptif angket yang diperoleh dari 20 orang guru peserta pelatihan. Dari
ketujuh pilihan jawaban yang diberikan, terlihat bahwa jawaban guru cenderung positif
yaitu berkisar antara sangat setuju, setuju dan agak setuju.
5. Kesimpulan
E-modul merupakan bahan ajar yang dapat dirancang guru dengan mempertimbangkan
siswa dan metoda mengajar pilihan guru. E-modul dinilai guru sebagai bahan ajar
interaktif karena dapat memuat teks, gambar, video/animasi, quiz interaktif dan fitur
interaktif lainnya yang dapat menarik perhatian siswa. E-modul juga dinilai efisien oleh
guru karena mudah digunakan siswa untuk belajar. Guru berminat untuk membuat dan
menggunakan e-modul dalam pembelajaran. Hal ini juga terlihat pada antusiasme guru
dalam mengikuti pelatihan dan menyelesaikan e-modul mereka dalam tiga hari kegiatan
yang telah dilakukan.
Referensi
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Manajemen
Pendidikan dasar dan Menengah.
Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Dirjen
Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah.
Kemendiknas. 2010. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) Dan Angka Kreditnya. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan dasar dan
Menengah.
Reiser, R. A., & Dempsey, J.V. (2011). Trends and Issues in Instructional Design and
Technology. Pearson.
Seel, B., & Glasgow, Z. (1997). Making Instructional Design Decisions, 2nd Edition.
Pittsburg, Pearson.
Suarsana I,M. & Mahayukti, G.A. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(2), 270-275.