untuk memenuhi sebagian Mata Kuliah dari SKS Prodi S1 PAUD STAI Sabili Bandung
Dosen : Yaman Firmansyah, S. Pd.I, M. Pd.I
Disusun Oleh :
POKJAR PAMULANG
Jl. Waru 1 RT 02/03 Kel. Pamulang Barat, Kec. Pamulang
Kota Tangerang Selatan. No.73
2020
KATA PENGANTAR
1
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah.Swt yang telah melimpahkan
seluruh rahmat dan nikmatnya kepada kita semua. Sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah dan penulis juga sadar masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki dalam makalah ini.
Walaupun demikian saya sudah berusaha dengan maksimal, demi
kesempurnaan penulisan makalah ini baik dari sumber buku maupun internet. Kritik
dan saran yang sifatnya membangun, sangat saya harapkan guna kesempurnaan
penulisan makalah selanjutnya.
Dalam kesempatan ini, saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah, di antaranya:
1. Yaman Firmansyah, S. Pd.I, M. Pd.I sebagai dosen pembimbing Metode Studi
Islam
2. Teman-teman satu perkuliahan
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, serta dapat
membantu bagi perkembangan SABILI Bandung di masa yang akan datang. Sekali
lagi kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu,
semoga Allah.Swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam ............................................................................ 5
B. Sumber-sumber Ilmu Kalam .................................................................... 8
C. Ruang Lingkup Ilmu Kalam ..................................................................... 13
D. Fungsi Ilmu Kalam dalam Bidang Ilmu dan Amalan Islam ..................... 13
E. Cultural (kontak budaya) .......................................................................... 14
F. Intelektual ................................................................................................. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 21
B. Saran …………………………………………………………………... 22
Daftar Pustaka ............................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Istilah ilmu kalam berasal dari kata al-kalam, yang mula-mula berarti
susunan kata yang mengandung suatu maksud. Kemudian kata tersebut
menunjukan salah satu sifat Tuhan, yaitu sifat berbicara atau mutakaliman.
Sedangkan kata ”ilmu kalam” sendiri mulai terpakai dimasa khalifah al-Ma’mun
pada Zaman Dinasti Abbasiah. Pada masa itu dipelajari buku-buku terjemahan
filsafat Yunani oleh kaum Mu’tazilah, kemudian meraka dipertemukanlah sistem
filsafat dengan kajian agama tentang Tuhan, hasil kajian tersebut menjadi ilmu
yang berdiri sendiri dengan nama ilmu kalam.
Dalam perkembangan agama islam banyak dipelajari berbagai ilmu-ilmu
keagamaan, salah satunya ilmu tauhid yang mempelajari tentang keesaan Tuhan.
Ilmu tauhid juga disebut ilmu kalam, ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan tentang wujudnya Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada
padaNya, sifat-sifat yang tidak ada padaNya, dan sifat-sifat yang mungkin ada
padaNya. Dan membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan
kerasulannya dan sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang mungkin ada
padanya dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada dirinya.
Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan
keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang
beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan
Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar
langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya. Namun tatkala masalah ini
dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli
tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran al-
Qur’an dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal
terhadap dalil yang sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk menjelaskannya.
Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat biasa sebagai diskusi
untuk mempertajam pemahaman keIslaman.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
5
PEMBAHASAN
Artinya:
7
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami Kisahkan mereka kepadamu
sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami Kisahkan mereka
kepadamu. Dan kepada Musa, Allah Berfirman langsung.”
Penggunaan al-Kalam sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri sebagaimana kita
kenal saat ini pertama kali digunakan pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah,
tepatnya pada masa khalifah Al-Ma’mun. Sebelumnya, pembahasan tentang
kepercayaan-kepercayaan dalam islam disebut al-fiqh fi ad-din, sebagai
imbangan terhadap al-fiqh fi al-ilm yang diartikan ilmu hukum ( ilmu qanun ).
Biasannya mereka menyebutkan al-fiqhi fiddiniafdhalu minal fiqhi fil ‘ilmi, ilmu
aqidah lebih baik dari ilmu hukum.
Adapun yang melatarbelakangi mengapa ilmu ini dinamakan Ilmu Kalam adalah
:
1. Permasalahan terpenting yang menjadi tema perbincangan pada masa
permulaan Islam adalah masalah firman Allah ( Kalam Allah ), yaitu al-
Qur’an. Apakah Kalamullah tersebut qadim atau hadits ( baru )? Walaupun
permasalahan ini hanya merupakan salah satu bagian dari pembahasan ilmu
ketuhanan dalam Islam, namun karena ia menjadi bagian terpenting maka
ilmu ini dinamai Ilmu Kalam.
2. Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan, para mutakallim ( ahli Ilmu
Kalam ) menggunakan dalil-dalil aqliyah dan dampaknya tercermin pada
keahlian meraka dalam berargumentasi dengan mengolah kata-kata. Dengan
demikian, mutakallim diartikan juga dengan ahli debat yang pintar memakai
kata-kata.
3. Secara harfiah, kata kalam berarti “pembicaraan”. Tetapi secara istilah,
kalam tidaklah dimaksudkan “pembicaraan” dalam pengertian sehari-hari,
melainkan dalam pengertian pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan logika. Maka ciri utama Ilmu Kalasm ialah rasionalitas atau
logika .
Masalah yang disebutkan di atas pada hakikatnya merupakan dasar-dasar dari
ajaran Islam. Dasar-dasar dari ajaran agama disebut Ushul al-Dinatau juga
dinamakan dengan Ilm al-Aqaid. Oleh sebab itu Ilmu Kalam juga disebut
8
dengan Ilmu al-Ushul al-Din atau Ilmu al-Aqaid al-Diniyah. Dalam literatur
Barat disiplin ini disebut dengan Islamic Theology atau Theology of Islam.
Jadi lebih ringkasnya ilmu kalam bisa diberi nama-nama lain, yaitu :
1. Ilmu Ushul Al-Din ( Ilmu tentang Dasar-Dasar Agama)
2. Ilmu al-Aqaid al-Diniyah (Ilmu tentang Aqidah Keagamaaan atau Ajaran-
ajaran Pokok Agama.
3. Ilmu al-Tauhid ( Ilmu yang membahas tentang keesaan Allah)
4. Teologi Islam (Ilmu Ketuhanan Islam). Dalam literatur Barat teologi Islam
disebut dengan The Islamic Theology atau The Theology of Islam.
5. Al-Fiqh al-Akbar (Fikih Besar atau Ajaran dasar)
B. Sumber-Sumber Ilmu Kalam
Sumber-sumber ilmu kalam dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dalil
naqli ( al-Qur’an dan Hadits ) dan dalil aqli ( akal pemikiran manusia). Al-
Qur’an dan Hadits merupakan sumber utama yang menerangkan tentang wujud
Allah, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya dan permasalahan aqidah
Islamiyah uang lainnya. Para mutakallim tidak pernah lepas dari nash-nash al-
Qur’an dan Hadits ketika berbicara masalah ketuhanan. Masing-masing
kelompok dalam ilmu kalam mencoba memahami dan menafsirkan al-Qur’an
dan Hadits lalu kemudian menjadikannya sebagai penguat argumentasi mereka.
Berikut ini adalah sumber-sumber ilmu kalam :
1. Al-Qur’an
Sebagai sumber ilmu kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang
berkaitan dengan masalah ketuhanan,di antarannya adalah :
a) Q.S. Al-Ikhlas : 1-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Maha Esa.
b) Q.S. Asy-Syara : 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak
menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.
c) Q.S. Al-Furqan : 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha
Penyayang bertahta di atas “Arsy”. Ia pencipta langit,bumi, dan semua
yang ada diantara keduannya.
9
adalah yang berasal dari berbagai sahabat, seperti Anas bin Malik, Abu
Hurairah, Abu Ad-Darba, Jabir, Abu Said Al-Khudri, Abu Abi Kaab,
Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Ummah, Watsilah bin Al-Aqsa.
Adapula pada riwayat yang hanya sampai kepada sahabat. Diantaranya adalah
Hadits yang mengatakan bahwa umat islam akan terpecah belah kedalam
beberapa golongan. Diantara golongan-golongan itu, hanya satu saja yang
benar, sedangkan yang lainnya sesat.
3. Pemikiran Manusia.
Sebagai salah satu sumber ilmu kalam, pemikiran manusia berasal
dari pemikiran umat islam sendiri dan pemikiran yang berasal dari luar umat
islam. Di dalam al-Qur’an, banyak sekali terdapat ayat-ayat yang
memerintahkan manusia untuk berfikir dan menggunakan akalnya. Dalam hal
ini biasanya Al-Qur’an menggunakan redaksi tafakkur, tadabbur, tadzakkur,
tafaqqah, nazhar, fahima, aqala, ulul al-albab, ulul al-ilm, ulu al-abshar, dan
ulu an-nuha. Diantara ayat-ayat tersebut yaitu :
Artinya : “ Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia
diciptakan. Dia diciptakan dari air yang memancar. Yang keluar dari antara
tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”( Q.S. At-Thariq Ayat 5-7 )
Ayat-ayat yang lain dapat ditemukan pada Surah Muhammad : 24, An-Nahl :
68-69, Al-Isra’ : 44, Al-An’am : 97-98, At-Taubah : 122, Shad : 29, Az-
Zummar : 9, Adz-Dzariyat : 47-49, Al-Ghatsiyah : 7-20, dan lain-lain.
Oleh karena itu, jika umat islam sangat termotivasi untuk memaksimalkan
penggunaan rasionya, hal itu bukan karena ada pengaruh dari pihak luar saja,
melainkan karena adanya perintah langsung dari ajaran agama mereka. Hal
inilah yang akhirnya menyebabkan sangat jelasnya penggunaan rasio dan
logika dalam pembahasan ilmu kalam.
Adapun sumber kalam berupa pemikiran dari luar Islam, Ahmad
Amin menyebutkan setidaknya ada tiga faktor penting.
Pertama, kebanyakan orang-orang yang memeluk Islam setelah
kemenangannya, pada awalnya mereka memeluk berbaga agama yaitu
Yahudi, Nasrani, Manu, Zoroaster, Brahmana, Sabiah, Atheisme, dan lain-
lain.Mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam ajaran-ajaran agama ini. Bahkan
11
sekalipun. Ketika seorang yang mimpi itu bangun, dirinya tetap berada di
tempat semula. Kondisi ini telah membentuk intuisi bagi setiap orang yang
telah bermimpi untuk meyakini bahwa apa yang telah dilakukannya dalam
mimpi adalah perbuatan roh lain, yang pada masanya roh itu akan segera
kembali. Dari pemujaan terhadap roh berkembang ke pemujaan terhadap
matahari, lalu lebih berkembang lagi pada pemujaan terhadap benda-benda
langit atau alam lainnya.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adanya Tuhan, secara
instingtif, telah berkembang sejak keberadaan manusia pertama. Oleh sebab
itu, sangat wajar kalau William L. Reese mengatakan bahwa ilmu yang
berhubungan dengan ketuhanan, yang dikenal dengan istilah theologia, telah
berkembang sejak lama. Ia bahkan mengatakan bahwa teologi muncul dari
sebuah mitos ( thelogia was originally viewed as concerned with myth ).
Selanjutnya, teologi itu berkembang menjadi “ theology natural “ ( teologi
alam ) dan “revealed theology “ ( teologi wahyu ).
Jadi metodologi yang digunakan oleh Ilmu Kalam dikenal dengan dalil naqli
(dalil yang menggunakan nash-nash agama, yaitu Al-Qur’an dan Hadis Nabi)
Serta dali aqli (dalil yang menggunakan argumentasi rasional). Dalam
menggunakan dua metode tersebut timbul dua corak pemikiran kalam,yakni
pemikiran kalam rasional dan pemikiran kalam tradisional.
Pemikiran kalam rasional mempunyai ciri-ciri: memberi makna harfi kepada
nash manusia terkait dalam berkehendak dan berbuat, sunnatullah berubah-
ubah, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan berlaku semutlak-mutlaknya,
dan memberi daya yang kecil kepada akal.
Didalam pemikiran kalam dikenal dengan istilah ushul (dasar) dan furu'
(cabang). Pengertian ushul dalam pemikiran kalam adalah ajaran-ajaran dasar
agama yang di kalangan mutakalimin tidak diperselisihkan lagi. Ajaran dasar
itu adalah: Allah Maha Esa, Muhammad adalah Rosul, hari akhirat itu pasti,
surga dan neraka itu ada.
Sementara itu pengertian furu' (cabang) dalam pengertian Islam
adalah hasil interpretasi dari ajaran dasar yang diantara para mutakalimin
diperselisihkan pemahamannya. Dengan kata lain masalah furu' adalah
13
masalah-masalah yang ada di seputar akidah Islam yang bukan ajaran dasar.
Ajaran yang bukan dasar itu anatara lain : Allah mempunyai sifat diluar zat
atau tidak, diutusnya rasul wajib atau bukan, Al-Qur'an bersifat qodim atau
baharu. Surga dan neraka itu bersifat jasmani atau rohani, dan melihat Allah
di akhirat apakah dengan penglihatan jasmani atau rohani.
C. Ruang Lingkup Ilmu Kalam
Ruang lingkup Ilmu Kalam adalah ajaran –ajaran dasar Islam. Ajaran dasar
itu disebut dengan akidah dalam Islam. Ajaran akidah itu meliputi wujud Allah,
kerasulan Muhammad, kewahyuan Al-Qur’an masalah siapa mukmin dan siapa
kafir, tentang surga dan neraka, kekuasaaan Allah, dan kebebasan manusia.
Yang akan diperkuat dengan-dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari
aqidah-aqidah yang menyimpang.
Harun lebih lanjut mengatakan bahwa persoalan kalam yang pertama kali
muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti
siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam.
Khawarij sebagaimana yang telah disebutkan, memandang bahwa orang-orang
yang terlibat dalam peristiwa tahkim yakni Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu
Musa Al-Asy’ari adalah kafir berdasarkan firman Allah surat Al-Maidah ayat
44.
Persoalan ini telah menimbulkan tiga alioran teologi dalam Islam yaitu :
1. Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir,
dalam arti telah keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
2. Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar masih tetap
mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu
terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.
3. Aliran Mu’tazilah , yang tidak menerima pendapat kedua diatas.
pengertian yaitu merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Budaya adalah
hasil pikiran manusia. Jika suatu kelompok masyarakat dengan tipe kebudayaan
tertentu memiliki sikap terbuka dengan kebudayaan lain, maka akan terjadi
kontak budaya.
islam. Pola pikir ini dengan mudah menggiring seseorang dan kelompok kearah
model berfikir yang bersifat justifikatif terhadap teks-teks yang sudah tersedia.
Akibatnya, pemikiran ilmu kalam menjadi menjadi stagnan bahkan ia sebagai
doktrin agama yang tidak boleh di kritik dan ditafsiri ulang. Pada umumnya,
ilmu pengetahuan selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman dan perubahan situasi.
hilang dan tergantikan oleh bahasa Arab. Akhirnya, kebudayaan Persia ini yang
tertinggal hanyalah karya-karya sastranya yang terkenal.
F. Intelektual
Pembahasan Ilmu Kalam Menurut Sistem Mutakalim
Meskipun mutakillimin menggunakan akal untuk mencari Tuhan tetapi mereka
tidak puas,karena ada hal-hal yang di luar jangkauan kekuasaan akal manusia,
yaitu masalah dogma.Menurut orang-orang barat, dogma itu berada di bawah
akal, agar dihukumi oleh akal, makarahasia dogma itu menjadi tidak rahasia
19
a. Pembahasan nash-nash mutasyabihat itu tidak memberi manfaat bagi orang
awam.
b. Segala yang berhubungan dengan Dzat dan sifat Allah, adalah di luar akal y
ang tidakmungkin manusia dapat mencapai-Nya, kecuali dengan jalan
mengqiyasakan Allah pada sesuatu.Ini adalah kesalahan yang sangat
besar.Adapun system mutakallimin ialah beriman kepada Allah dan segala
apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Akan tetapi mereka perkuat dengan dalil-
dalil akal yang disusun secara mantiq.Mengenai nash-nash mutasyabihat,
para mutakallimin tidak merasa puas dengan beriman secaraijmaly saja,
tanpa mengadakan takwil. Maka mereka mengumpulkan nash-nash yang
pada lahirnya bertentangan, seperti nash-nash yang diterministis,
indeterministis, dan antropomorphistis.Mereka mentakwilkan nash-nash
tersebut dan takwilan itu adalah ciri khusus dari pada mutakallimin.
Mentakwilkan nash-nash ini member kebebasan pada akal untuk membahas
dan memikirkannya.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persoalan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu :
a. Aliran Khawarij
b. Aliran Murji’ah
c. Aliran Mu’tazilah
C. Saran
Setelah kami menulis makalah yang singkat ini dengan judul “Latar
Belakang Penamaan Ilmu Kalam, Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Aqaid,
Ilmu Ma’rifah, Theology Islam Dan Fiqhul akbar” kami menyarankan bagi
para pembaca yang budiman baik teman teman ataupun siapa saja yang
berkenan membaca makalah kami agar sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Sahilun A. 2010. Pemikiran Kalam (teologi Islam). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. 2013. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.
Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. 2014. Ilmu Kalam. Bandung: Pustak Setia.
Wiyani, Novan Ardi. 2013. Ilmu Kalam. Bumiayu: Teras.
Yusuf, M yunan. 2014. Alam Pikir Islam Pemikiran Kalam. Jakarta: Pranadamedia
grup.
Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihon. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia. 2012.
http://rfaouzie.blogspot.co.id/2015/11/kontak-kebudayaan-persia-hindu-arab.html
https://elfanhidayat.wordpress.com/2011/03/16/sistematika-dan-metode-
pembahasan-ilmu-kalam-3
http://www.harianaceh.co.id/2014/10/09/ini-dia-kumpulan-ayat-ayat-suci-al-quran-
yang-mengulas-perkembangan-teknologi/#ixzz4rsWGWy9x