Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PROGRAM IPDMIP

KEGIATAN SURVEI RANTAI NILAI

DAERAH IRIGASI WAY ILIAN BALAK

BALAI PENYULUH PERTANIAN

KECAMATAN PADANG RATU

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian dalam pengertian yang luas yaitu kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan
sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna
mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut. Pengertian Pertanian dalam arti
sempit yaitu segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya
tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum.

Indonesia merupakan salah satu negara agraris dimana, sebagian besar penduduknya
tinggal di perdesaan dengan mata pencaharian sebagai petani. Penduduk Indonesia pada
umumnya mengkonsumsi hasil pertanian untuk makanan pokok mereka. Pertanian di
Indonesia perlu ditingkatkan produksinya semaksimal mungkin menuju swasembeda
pangan akan tetapi, tantangan untuk mencapai hal tersebut sangat besar karena luas
wilayah pertanian yang semakin lama semakin sempit, penyimpangan iklim,
pengembangan komoditas lain dan teknologi yang belum modern.

Luas pertanian di Indonesia yang semakin menyempit hal inilah yang menjadi tantangan
terbesar saat ini yang harus dihadapi akan tetapi, ada cara yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya yaitu dengan cara melakukan pembangunan sektor pertanian.
Pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam
suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk
bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk
mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap
lingkungan mereka. Pembangunan ini bertujuan untuk membantu terlaksanakannya
pembangunan daerah baik pertanian maupun non-pertanian. Pembangunan tersebut
bertujuan agar dapat menghasilkan hasil produksi berupa hasil pertanian dan non-pertanian
karena keduanya harus sama-sama berkembang dan bergandengan.
Pembangunan pertanian adalah upaya-upaya pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan
untuk memastikan kapasitas produksi pertanian jangka panjang dan meningkatkan
kesejahteraan petani melalui pilihan-pilihan pendekatan yang ramah terhadap lingkungan.
Pembangunan pertanian merupakan salah satu bagian dari pembangunan ekonomi dalam
arti luas yang tidak lepas dari upaya pembangunan dibidang ekonomi, artinya
pembangunan tiap sektor saling berkaitan satu dengan yang lain.

Banyak hal yang dapat dikembangkan dalam pertanian di Indonesia khususnya dalam
bidang perekonomian pertanian. Semua usaha pertanian pada dasarnya merupakan
kegiatan ekonomi yang memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan
tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi
produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran.

Bentuk-bentuk lahan pertanian di Indonesia yaitu diantaranya sawah, tegalan, pekarangan,


ladang berpindah dan lainnya. Hasil pertanian di Indonesia sangatlah beragam diantaranya
adalah beras, avage, avokad, kopi, jagung, bawang, cengkeh, kakao, kacang-kacangan,
kapas, kapuk, karet, kayu manis, kedelai, kelapa, kelapa sawit, kentang, ketela, ubi jalar,
sagu dan lainnya. Kecamatan Padang Ratu merupakan salah satu wilayah di Indonesia
yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Kecamatan Padang Ratu memiliki
beberapa DI (daerah irigasi), penggunaan lahan yang didominasi oleh sawah dan kebun
oleh karena itu, masyarakat di wilayah ini kebanyakan adalah petani. Kecamatan Padang
Ratu merupakan wilayah yang dapat dikatakan salah satu lumbung padi di wilayah
Lampung Tengah.

1.2 Tujuan
Kegiatan rantai nilai ini bertujuan untuk:

1.Mengetahui produktivitas padi di DI way ilian balak Kecamatan Padang Ratu Kabupaten
Lampung Tengah.

2.Mengetahui pola-pola rantai nilai jaringan perdagangan padi dan beras di way ilian balak
Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah.
1.3 Metode Pelaksana

Dalam kegiatan survei rantai nilai ini menggunakan motede interview/ wawancara
langsung terhadap Narasumber sesuai profesi yang digeluti dengan kuisioner yang telah
disediakan. Isi kuisiner sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.

1.4 Wilayah Pemetaan

Wilayah cakupan pelaksanaan Kegiatan Rantai Nilai yaitu di daerah irigasi (DI) Way Ilian
Balak Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah.
II. HASIL PELAKSANAAN

2.1 Potensi Wilayah

DI Way Ilian Balak DI yang terletak di Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung
Tengah, Provinsi Lampung. Mayoritas masyarakat Kampung yang dialiri DI Way Ilian
Balak berprofesi sebagai petani , hal tersebut karena penggunaan lahan yang didominasi
oleh sawah dan kebun. Masyarakat Kampung yang dialiri DI Way Ilian Balak dalam satu
tahun melaksakan 3 kali tanam biasanya yaitu padi-jagung-padi, namun pelaksanaan tanam
dipengaruhi oleh faktor cuaca dan aliran air yang tersedia di DI Way Ilian Balak . selain itu
±50% masyarakat Kampung memiliki hewan ternak berupa sapi.

Ada 7 Kelompok Tani yang dialiri irigasi way ilian balak. Jumlah petani disetiap kelompok
dapat dilihat di tabel 1. Ada beberapa RMU di daerah aliran irigasi way ilian balak, yaitu
ada 4 RMU milik pribadi.

Tabel luas lahan sawah kelompok tani


No Nama Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Jumlah Anggota
1 Karya Makmur 1 56,55 70
2 Karya Tani III 25,50 54
3 Karya Makmur IV 23,75 46
4 Karya Tani II 30,00 63
5 Suka Maju 3 15,99 31
6 Suka Maju 1 23,28 38
7 Suka Maju 4 21,00 44

Tabel 1. Jumlah Kelompok


2.2 Bagan Rantai Nilai Padi di DI way ilian balak
Di daerah aliran irigasi way ilian balak terjadi rantai nilai padi yaitu dari petani ke
konsumen dapat dilihat pada bagan berikut:

Petani

Rp. 7300,- beras

Pengepul & Penggilingan

Rp. 7500,-

Pengecer

Rp. 7950,-
konsumen

Gambar 1. Bagan Rantai Nilai di DI way ilian balak

2.3 Analisi Rantai Nilai Padi


Analisa rantai nilai padi di DI way ilian balak dapat dilihat pada tabel berikut:

Uraian Satuan (Rp/kg) Persentase (%)


1. Petani
a. Harga Jual (beras) 7.300 56,8
2. Pengepul/Penggilingan
a. Harga Beli 7.300 56,8
b. Margin Pemasaran 200 39,5
c. Biaya Pemasaran 88 0,4
d. Margin Keuntungan 112 39
e. Harga Jual 7.500 96,3
3. Pedagang Eceran
a. Harga Beli 7.500 96,3
b. Margin Pemasaran 450 3,7
c. Biaya Pemasaran 275 2,4
d. Margin Keuntungan 175 1,2
e. Harga Jual 7.950 100

Tabel 2. Analisa Margin Pemasaran Komoditas Padi di DI way ilian balak Agustus 2021
Rata-Rata (Rp/Masa Panen) Nilai Jumlah
No Pelaku
Output Input Tambah Responden
1. Petani 9.280.000 18.250.000 8.970.000 4
2. Pengepul/Penggilingan 369.390.000 375.000.000 5.610.000 2
3. Pengecer 810000 800000 10000 2

Keterangan :
1. Petani
a. Biaya saprodi dan perawatan ke 4 petani dalam satu kali musim tanam ±Rp.
9.280.000,-
b. Rata-rata panen dalam satu musim tanam 5 ton/ 0,5 Ha Sawah
c. Pendapatan ke 4 Petani dalam satu kali musim tanam ±Rp. 8.970.000,-

2. Pengepul/Penggilingan
a. Modal Transportasi pengepul/penggilingan:
BBM Kendaraan (Mobil) Rp. 3.150.000,-
Sewa Mobil/ Angkut (Naik turun gabah) Rp. 1.000.000,-
b. Rata-rata pembelian beras 50 ton
c. Harga beli beras dari petani Rp.7.300/kg
d. Harga jual beras ke pengecer besar Rp. 7.500/kg
3. Pengecer
a. Harga beli beras dari pengepul/ penggilingan Rp. 7500/kg
b. Biaya Transport
BBM Rp. 200.000,-
Sewa mobil Rp. 250.000,-
c. Biaya pengemasan Rp. 600.000,-
d. Biaya Bongkar Muat Rp. 600.000,-
e. Rata-rata penjualan 6 ton/ minggu
f. Harga jual ke konsumen Rp. 7.950,- /kg
III. HASIL ANALISA

3.1 Hasil analisa Rantai Nilai Padi di wilayah DI way ilian balak

Dari hasil survei langsung rantai nilai komoditas padi yang dilakukan di DI way ilian balak
dilakukan dengan pengisian kuisioner yang terdiri dari beberapa narasumber yang terkait
dalam rantai distribusi padi. Masing-masing yaitu petani, pengepul/penggilingan, pengecer
dan konsumen, yang terdiri dari, petani 4 responden, pengepul 2 responden, penggilingan 2
responden, pengecer 2 responden dan konsumen 3 responden.
Untuk responden petani yaitu :
1. Bapak Sukian
2. Bapak Sumarsono
3. Bapak Kasro Saputra
4. Bapak Ponimin
Responden pengepul dan penggilingan merupakan narasumber yang sama, karena di
DI way ilian balak penggilingan juga bertindak sebagai pengepul, yaitu:
1. Bapak Sukiryo
2. Bapak Siswoko
Responden Pengecer yaitu:
1. Bapak Rasmono
2. Bapak Ade Warsito
Responden Konsumen yaitu:
1. Bapak A. Basir
2. Bapak Cipto Subowo
3. Bapak Kodiran
4. Bapak Hasani

Dari tingkat petani di aliran DI way ilian balak dengan luasan lahan ±196,07 Ha. Jika
menghasilkan tanaman yang baik dan petani menjual hasil panen dalam bentuk beras
dalam kondisi standar (menurut pengepul) dengan harga 7300/kg adalah kurang lebih
Rp. 3.517.495.800,-. Akan tetapi permasalahannya tidak setiap musim panen petani
mendapatkan hasil yang sama, ditambah lagi dengan biaya saprodi yang mengalami
kenaikan, panen raya dan lain sebagainya mengakibatkan harga beras pun kerap tak
menentu, kerap kali terjadi penurunan harga.

Petani di DI way ilian balak menjual hasil panen dalam bentuk beras ke pengepul dengan
harga Rp.7.300,- /kg. Biasanya pengepul membeli gabah milik petani 50 ton dalam satu
kali musim tanam, setelah beras dibeli oleh pengepul, biasanya pengepul juga menjual
beras langsung ke konsumen namun sebagian juga ada permintaan dari pengecer besar/
pengecer kecil, penggilingan menjual beras kepada pengecer dengan harga Rp.7.500/kg
sedangakn menjual ke konsumen dengan harga Rp.7.950/kg.

Jika dilihat dari Tabel analisa margin pemasaran pihak pengecer lah yang mendapatkan
keuntungan lebih besar, margin pemasaran yang diperoleh oleh pihak
penggilingan/pengepul sebesar Rp. 122 /kg dan margin keuntungan pengecer sebesar
Rp.175 /kg. Namun jika dilihat dari awal siklus rantai nilai dari petani sampai ke tangan
konsumen petani mendapat keuntungan dari usaha tani sebesar Rp. 1.794,- /kg. Hal
tersebut dikarenakan petani menjual pengepul dalam bentuk beras. Sehingga petani bisa
mendapatkan keuntungan secara maksimal dari usaha tani.

Untuk analisis konsumen rata-rata beras yang dikeluarkan untuk kebutuhan makan selama
satu bulan ±28 kg untuk jumlah 4 orang didalam sebuah keluarga. Dengan biaya
pengeluaran untuk membeli beras Rp.212.800,- sedangkan untuk keluarga yang terdiri dari
5-6 orang maka beras yang dikeluarkan sebesar ±55 kg dengan biaya untuk membeli beras
sebesar Rp.418.000,- dengan harga beras yang sama yaitu Rp.7.600,- /kg

3.2 Kesimpulan hasil analisa Rantai Nilai

Dari hasil analisa rantai nilai yang di lakukan di daerah aliran DI way ilian balak didapat
kesimpulan yaitu dalam distribusi rantai nilai komoditas padi petani mendapatkan
keuntungan yang paling besar, karena petani menjual hasil panennya dalam bentuk beras
sehingga mendapat keuntungan maksimal. Sedangkan pengepul dan pengecer
mendapatkan keuntungan yang hampir sama. Rata-rata konsumsi beras yang dibutuhkan
oleh konsumen (keluarga) di daerah aliran DI way ilian balak ±42kg /bulan.
V. PENUTUP

Dalam siklus rantai nilai komoditas padi di daerah aliran DI way ilian balak sudah cukup
baik. Karena petani menjual hasil panennya dalam bentuk beras. Sehingga petani bisa
mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha taninya. Untuk menghasilkan uang
harian atau tambahan selama periode tanam petani dapat menanam sayur-sayuran di
pekarangan rumah atau dapat memproduksi mie so’on dari sebagian beras hasil panennyaa
sehingga petani mendapatkan nilai tambah lagi dalam usaha taninya. Untuk kemajuan
petani bisa juga mengembangkan produk beras organik sehingga mempunyai harga jual
yang lebih tinggi. Karena petani di daerah aliran DI way ilian balak sudah memulai awalan
yang baik yaitu menjual hasil panennya dalam bentuk beras bukan dalam bentuk gabah
(GKP/GKG). Tentunya hal tersebut bisa terwujud apabila ada dukungan dari pemerintah
setempat atau Dinas terkait.
LAMPIRAN
Foto Kegiatan Survei Rantai Nilai di DI Way Ilian Balak

Bagan Rantai Nilai

Petani

Rp. 7300,- beras

Pengepul & Penggilingan

Rp. 7500,-

Pengecer

Rp. 7950,-
konsumen

Anda mungkin juga menyukai