Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bayi merupakan anugerah terindah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia.
Bagi sebagian manusia mungkin melakukan perawatan bayi sangatlah susah, jika mereka
hanya memikirkan banyaknya pengeluaran yang akan diberikan kepada sang bayi. Tapi jika
kita fikirkan secara logis, merawat bayi sangatlah mudah. Dengan hanya memberikan ASI
kepada bayi, tidak perlu membutuhkan banyak pengeluaran dan tenaga.
Merawat bayi tidak memerlukan keahlian khusus, hanya perlu sedikit pengetahuan dasar,
pemikiran logis, serta kemauan mencari pertolongan dan nasihat. Salah satu cara merawat
bayi adalah dengan cara menyusui. Menyusui harus dipelajari dan ibu harus mencari
dukungan, serta nasihat dari keluarga, teman yang memiliki bayi, juga bidan atau peninjau
kesehatan. Yang paling penting, ibu akan mempelajari dari bayi ibu, dengan memahami
sinyal-sinyalnya dan menemukan bagaimana merespons sinyal tersebut. Selama 72 jam
setelah kelahiran, payudara menghasilkan cairan encer dan kuning yang disebut kolostrum,
cairan yang terdiri dari air, protein dan mineral. Kolostrum mengandung antibodi yang
melindungi bayi terhadap berbagai infeksi saluran pencernaan dan pernafasan.
Menurut ahli parenting Dr. Mirriam Stoppard, selama beberapa hari pertama, bayi harus
menyusu secara teratur, untuk mendapat kolostrum sekaligus terbiasa dengan payudara.
Begitu payudara ibu menghasilkan air susu, ibu mungkin akan terkejut dengan bentuk air
susu yang encer. Saat bayi mengisap, air susu pertama yang dia dapatkan (foremilk) bersifat
encer dan menghilangkan haus. Setelah itu, barulah keluar hindmilk, yang kaya akan lemak
dan protein
Pemberdayaan masyarakat pada program ASI eksklusif sangat penting untuk
mencapai kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas sering disebut
sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dalam
mencapai sasaran dan target yang strategis sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam
menciptakan dan melestarikan perilaku hidup sehat masyarakat. Saat ini derajat kesehatan
masyarakat masih belum optimal dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan faktor genetika (Kemenkes RI, 2011). Agar dapat mempersiapkan manusia yang
berkualitas tersebut, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam
kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak
yang sehat, cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Selain memperhatikan gizi
bayi maka perlu memelihara gizi ibu terutama masa hamil dan menyusui.
Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik selain dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik juga akan memberi air susu ibu (ASI) yang cukup untuk bayinya. ASI
merupakan makanan bergizi yang paling lengkap, aman, hygienis dan murah. ASI juga
meningkatkan keakraban ibu dan anak yang bersifat menambah kepribadian anak dikemudian
hari. Itulah sebabnya ASI terbaik untuk bayi. Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini dikarenakan
memberikan dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Didukung pula konferensi
tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak menyepakati bahwa semua keluarga harus
mengetahui arti penting mendukung dalam tugas pemberian ASI saja selama enam bulan
untuk perempuan pada kehidupan pertama bagi anak (Kemenkes RI, 2013).
Dari berbagai studi dan pengamatan menunjukkan bahwa dewasa ini terdapat
kecenderungan penurunan penggunaan ASI dan mempergunakan pemberian ASI dengan susu
formula di masyarakat. Dengan kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan
peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan susu buatan
serta luasnya distribusi susu buatan terdapat kecenderungan menurunnya kesediaan menyusui
maupun lamanya menyusui baik dipedesaan dan diperkotaan. Menurunnya jumlah ibu yang
menyusui sendiri bayinya pada mulanya terdapat pada kelompok ibu di kota-kota terutama
pada keluarga berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar sampai ke desa-desa meskipun
menyadari pentingnya pemberian ASI tetapi budaya modern dan kekuatan ekonomi yang
semakin meningkat telah mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air
susu buatan sebagai jalan keluarnya. Meningkatnya lama pemberian ASI dan semakin
meningkatnya pemberian susu botol menyebabkan kerawanan gizi pada bayi dan balita. ASI
mengandung zat antibodi yang disebut sebagai IgA yang berperan sebagai sistem pertahanan
dinding saluran pencernaan terhadap infeksi. Telah dibuktikan bahwa bayi yang mendapatkan
ASI ekslusif mempunyai kadar antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
mendapatkan susu formula. Oleh karena itu, daya tahan tubuh terhadap infeksi bakteri
patogen pada bayi dengan ASI lebih besar dibandingkan dengan bayi dengan susu formula.
A. Definisi ASI
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologisosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur
zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang
memenuhikebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama
ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak
dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
WHO menilai ASI adalah sumber gizi terbaik bagi bayi dan batita atau bayi di bawah usia
tiga tahun. WHO mengatakan ASI memberi manfaat kesehatan seumur hidup, orang yang
pernah mendapat ASI sewaktu bayi memiliki kemungkinan lebih kecil menghadapi masalah
berat badan atau obesitas dalam hidupnya kelak. Mereka juga kurang rentan terhadap
diabetes dan tampil lebih baik dalam uji kecerdasan.ASI adalah satu-satunya dari semua jenis
susu yang trersedia dan paling cocok di konsumsi oleh bayi, oleh karena susu tersebut, secara
unik, telah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Air susu ibu mengandung antibodi
bakterial dan viral termasuk konsentransi antibodi secretorik Ig A yang relative tinggi.
Bayi yang mendapatkan ASI, yang mempunyai titer anti poliomyelitis dalam darah,
mereka, secara relative akan kebal terhadap infeksi yang ditimbulkan oleh faksin virus
poliomyelitis hidup yang telah di encerkan. Pengaruh tersebut akan terlihat sangat menonjol
pada periode neonatus, tetapi nampaknya tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada
imunisasi aktif, yang akan dikerjakan jika bayi tersebut telah mencapai usia 2, 4 & 6 bulan.
Telah pula dapat diperlihatkan bahwa pertumbuhan virus-virus yang menyebabkan timbulnya
parotitis epidemica, influenza, vaksinia dan B encephalitis jepang dapat dihambat oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam ASI. Antibody yang di telan yang berasal dari kolostrum dan ASI
dapat memberikan kekebalan saluran penceran makanan lokal terhadap organisme yang
memasuki tubuh melalui jalan tersebut.
Para ahli anak di seluruh dunia telah mengadakan penelitian terhadap keunggulan ASI.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi atau
susu buatan lainnya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI secara
khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernafasan dan pencernaan. Hal itu
disebabkan oleh zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung
melawan serangan penyakit. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa di dalam ASI
terdapat unsur-unsur yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit
menular dan membantunya agar bekerja dengan benar.
ASI juga merupakan sumber laktoferin, yaitu protein air dadih yang mengikat zat besi.
Bahan ini secara normal, sepertiga jenuh dengan zat besi serta mempunyai pengaruh yang
menghambat atas pertumbuhan E coli dalam usus. Tinja bayi yang mendapatkan ASI
mempunyai pH yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pH tinja pada anak-anak yang
mendapatkan air susu sapi kandungan bakteri yang terdapat pada tinja bayi yang
mendapatkan ASI terutama sakali adalah kelompok laktobasilus berlawanan dengan
kelompok koliform yang terdapat menonjol dalam tinja bayi yang diberi makanan secara
artificial. ASI mengandung suatu faktor pertumbuhan yang akan memberikan kemudahan
kepada pengkolonisasian usus oleh lactobacillus bifidus. Flora usus pada bayi yang
mendapatkan ASI dapat melindungi mereka terhadap isi infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
beberapa jenis E coli.
Susu yang berasal dari seorang ibu yang mendapatkan susunan makanan yang secara
kuantitatif mencukupi serta berimbang secara semestinya dapat memasok bahan-bahan
makanan yang dibutuhkan oleh bayi yang bersangkutan kecuali mungkin vitamin D, setelah
beberapa bulan dan fluorida. Kendatipun penyediaan air minum umum mengandung cukup
banyak flourida didalamnya, namun sorang bayi yang mendapatkan ASI mungkin sekali
hanya sedikit sekali menerima flourida yang berasal dari tubuh ibu nya, oleh karena itu bayi
harus mendapatkan pemasukan fluoride selama bulan-bulan pertama kehidupannya.
Persediaan cadangan zat besi akan mencukupi untuk memenuki kebutuhan bayi selama 6-9
bulan pertama, pada bayi yang cukup umur. Zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap
dengan baik oleh bayi, oleh karena itu bayi yang mendapat ASI mungkin tidak memerlukan
penambahan zat besi selama tahun pertama kehidupannya. ASI mengandung cukup banyak
persediaan vitamin C untuk dapat memenuhi kebutuhan seorang bayi, dengan catatan bahwa
ibu yang bersangkutan juga mendapatkan vitamin C dengan secukupnya.
2. Pemberian ASI juga dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan oleh karena :
c. Lemak dan protein asi mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran
pencernaan ; asi merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak
mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan asi (obese).
e. Pemberian asi merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk mengeratkan
hubungan ibu dan bayi; dan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang normal
terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
f. Asi merupakan susu buatan alam yang lebih baik daripada susu buatan mana pun oleh
karena mengandung benda penangkis (kolostrum mengandungnya 15 kali lebih banyak
daripada asi), sucihama, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan susu yang sebaik-
baiknya untuk diminum.
B. Pembentukan ASI
1) Laktogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu
payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada
saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi
bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan kolostrum sebelum
lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI
setelah melahirkan nanti.
2) Laktogenesis II
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah
putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua
minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh
ASI sebenarnya
3) Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa
hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol
autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI
banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian
berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi
seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.
Gmbar Cara Kerja Hormon
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa proses bekerjanya hormon dalam
menghasilkan ASI adalah sebagai berikut:
1) Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke
hipotalamus.
c. Hormon – hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai
berikut :
4) Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar
karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron
akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan pada putting susu, terbentuklah prolaktin
oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI makin lancar. Pada proses laktasi terdapat dua reflek
yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan
puting susu dikarenakan isapan bayi.
1) Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi
jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.
Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung
saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin. Faktor pemacu msekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal
pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam
keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting
susu.
Rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hifofisis depan tetapi
juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone oksitosin.
Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng alveolus dan
dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. makin sering menyusui, pengosongan
alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan ASI
makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak
hanya mengganggu proses menyusui tetapi juga mudah terkena infeksi. Faktor-faktor
yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium
bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down
adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut da n cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi adalah refleks menangkap (rooting
refleks), refleks menghisap, refleks menelan.
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah
sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut
dan berusaha menangkap puting susu.
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan
demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan
palatum sehingga ASI keluar.
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
1) ASI stadium I
2) ASI Stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah
kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang / matur. Ciri dari air susu pada
masa peralihan adalah sebagai berikut :
b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.
Teori lain mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu
ke-5. Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah,
sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, Hal ini untuk memenuhi kebutuhan
bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan
lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
ASI stadium III adalah ASI matur, dengan ciri – ciri sebagai berikut :
a) ASI yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya. Komposisi relatif konstan.
Ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada
minggu ke-3 sampai minggu ke-5.
b) Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. Hal ini dikarenaka
ASI merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sapai
usia enam bulan.
c) Cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan warna dari garam
Ca-caseinant, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.
h) ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai enam bulan. Setelah enam bulan bayi mulai dikenalkan
dengan makanan pendamping selain ASI.
f. Jenis ASI
Air susu ibu atau ASI ternyata tidak selalu sama kualitasnya saat keluar, ada yang
bentuknya kental, encer atau bahkan sangat encer. Dari segi warna kadang juga berbeda
– beda, ada yang berwarna putih, putih kekuning – kuningan, dan bahkan juga ada yang
berwarna bening seperti air pada umumnya.
1) Foremilk
Foremilk adalah ASI yang encer yang diproduksi pada awal proses menyusui dengan
kadar air tinggi mengandung banyak protein, laktosa, serta nutrisi lainnya, tetapi rendah
lemak. Foremilk disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada awal menyusui.
Foremilk merupakan ASI yang keluar pada lima menit pertama. ASI ini lebih encer
dibandingkan hindmilk, dihasilkan sangat banyak, dan cocok untuk menghilangkan rasa
haus bayi.
2) Hindmilk
Hindmilk adalah ASI yang mengandung tinggi lemak yang memberikan banyak zat
tenaga/energi dan diproduksi menjelang akhir proses menyusui. Hindmilk keluar setelah
foremilk habis saat menyusui hampir selesai, sehingga bisa dianalogikan seperti
hidangan utama setelah hidangan pembuka. Jenis air susu ini sangat kaya, kental, dan
penuh lemak bervitamin. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali dibanding foremilk. Bayi
memerlukan foremilk dan hindmilk
C. Komposisi ASI
ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai biologis
tertentu, dan mempunyai substansi yang spesifik, sifat itulah yang membedakan ASI dengan
susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar
dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan ibu yang bayinya cukup bulan.
Dengan demikian pengeluaran ASI sudah diatur sehingga sesuai umur kehamilan. ASI
mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5 %, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup
ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang suhu udara panas.
Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental
dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang
mendapat susu formula.
ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam jumlah yang
tepat. ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya dan laktosa
merupakan zat yang diperlukan bagi manusia. ASI mengandung vitamin yang cukup bagi
bayi. Bayi selama 6 bulan tidak memerlukan vitamin tambahan ASI mengandung zat besi
yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini
diserap usus bayi dengan baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekurangan
zat besi. ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas. ASI
mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat .
Hormon prolaktin dari plasenta meningkat selama kehamilan tetapi biasanya ASI
belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau
ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progresteron turun drastis, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Selama kehamilan,
hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih
dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan
pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.
a. Reflek prolaktin
Pada saat bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang.
Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu
hipofise anterior untuk mengeluarkan 14ancer14 prolaktin ke dalam darah, melalui sirkulasi
prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang
disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan , yaitu frekuensi,
intensitas dan lamanya bayi menghisap.
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior
mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan
hormon oksitoksin. Dimana setelah oksitoksin dilepas ke dalam darah akan memacu otot
polos yang mengelilingi alveoli dan ducktus untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu
dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu. Let down reflex dapat dirasakan sebagai
sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tandatanda lain dari let
down reflex adalah tetesan pada payudara lain yang tidak sedang dihisap oleh bayi, reflek ini
dipengaruhi oleh kejiwaan ibu (Kristiyansari, 2010).
2. Komposisi ASI :
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber untuk
otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hamper dua kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
Setelah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
b. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang
terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula terdiri dari protein whey
dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah
diserap oleh usus bayi., sedangkan susu formula lebih banyakmengandung protein casein
yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya 30%
dibanding susu formula yang mengandung protein ini dalam jumlah yang tinggi (80%).
(Badriul, 2008).
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkatJumlahnya. Lemak ASI
berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak
pada 5 menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian. Kadar lemak pada
hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan
kebutuhan energi yang dibutuhkan bayi (Hubertin, 2004).
Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lamak yang ada dalam ASI mengandung lemak
rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna
serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA
(Docoso Hexsaconic Acid) dan Acachidonid acid merupakan komponen penting untuk
meilinasi. Asam linoleat ada di dalam ASI dalam jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI
mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase yang
mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit lemak yang tidak diserap
oleh sistem pencernaan bayi (Hubertin, 2004).
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk
bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang
sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik yang terdapat di
dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang
merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan
pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup .
e. Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan.
Kadar vitamin K di dalam ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang
hanya mendapat ASI berisiko untuk mengalami perdarahan, walaupun angka kejadian
perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang
umumnya dalam bentuk suntikan
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu
dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan
vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eklusif ditambah
dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin K (Badriul, 2008).
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik).
Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E-nyatinggi terutama pada kolostrum dan ASI
transisi awal (Badriul, 2008).
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi
tidak saja vitamin A, tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten (Badriul, 2008). Vitamin
yang larut dalam air Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam
folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap
kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar
vitamin B6, B12 dan asam folatmungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).
a. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari keempat pasca
melahirkan atau setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning
kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung
butiran lemak dan sel-sel epitel . Dibandingkan dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh
payudara, kolostrum mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin,
dan lebih banyak mineral tetapi memiliki gula lemak lebih sedikit. Meskipun demikian
kolostrum mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut korpustel kolostrum,
yang oleh beberapa ahli dianggap merupakan sel-sel epitel yang telah mengalami degenerasi
lemak dan oleh ahli lain dianggap sebagai fagosit mononuklear yang mengandung cukup
banyak lemak. Sekresi kolostrum bertahan selama kurang lebih lima hari, dengan perubahan
menjadi susu matur.
Ciri-ciri kolostrum:
a) Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
b) Mengandung imunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin (A, D,
E, K), lemak, dan rendah laktosa.
c) Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua sampai tiga hari dan diikuti ASI yang
mulai berwarna putih.
Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum, yang diperkirakan ASI
yang kotor, buruk sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata kolostrum sebagai
pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh. Kolostrum banyak mengandung
antibodi dan anti-infeksi serta dapat menumbuhkembangkan flora dalam usus bayi, untuk sap
menerima ASI. Memperhatikan perkembangan pengeluaran ASI, tiada ASI yang tidak
berguna. Alam telah mempersiapkan bayi untuk tumbuh kembang hanya dengan ASI sampai
umur empat bulan.
Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh . Pada
masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi dan protein yang lebih
rendah daripada kolostrum. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan
berubah warna serta komposisinya. Kadar imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan
lemak dan laktosa meningkat.
c. ASI Mature
ASI mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.
ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan
bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih kebiru-biruan (seperti susu krim) dan
mengandung lebih banyak kalori dari pada susu kolostrum ataupun transisi. Air susu yang
mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer.
Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan
air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi.
Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan
membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk.
f. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon
laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.
g. Faktor istirahat.
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan
demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
i. Faktor obat-obatan.
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin
dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-
hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran
ASI.
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi
ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu
yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari
berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat
mempengaruhi produksi ASI.
k. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi. pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Penelitian diluar menunjukkan adanya
hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara
langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang
masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak
perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden
sakit perut yang lebih tinggi.Studi lain mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari
15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari
ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
D. Manfaat ASI
Khasiat kesehatan air susu ibu atau ASI memang telah lama diketahui banyak orang.
Namun kini peneliti menyebutkan ada manfaat ASI yang terbaru yang berhasil mereka
temukan. Dengan adanya penemuan ini, saran untuk memberi bayi dengan ASI daripada susu
formula biasa pun semakin menguat. Seperti yang dilansir dari Daily Mail (29/08), tim
peneliti dari Duke University Medical Center menemukan “bayi yang minum ASI mengalami
pertumbuhan usus yang lebih menyehatkan. Hal ini dikarenakan ASI ternyata mendorong
koloni mikrobiotik flora unik untuk meningkatkan pengembangan sistem imun”.
Dr Parker juga menjelaskan bahwa “hanya ASI yang bisa memberikan manfaat ini”.
Peneliti pun berharap mereka mampu mengembangkan pengganti ASI yang memiliki
komposisi yang hampir sama. Sehingga untuk ibu yang mengalami masalah dengan produksi
ASI, bayinya masih bisa mendapatkan manfaat serupa. Sebelumnya, ada penelitian yang
menyebutkan ASI menurunkan gejala diare, flu, dan infeksi pernapasan pada bayi. Selain itu,
ternyata ASI juga diketahui mampu melawan alergi, diabetes tipe 1, sklerosis ganda, dan
penyakit lainnya.
Sementara itu, pihak Department of Health selama ini sudah menyarankan agar ibu
memberikan ASI pada bayi minimal selama enam bulan. Sayangnya banyak ibu yang
berhenti memberikan ASI pada bayi setelah menyusui tiga bulan saja."Penelitian ini semakin
menguatkan bukti bahwa ASI adalah susu yang paling bernutrisi untuk bayi. Lagipula bayi
yang minum ASI umumnya selalu lebih sehat, demikian juga ibu yang menyusui. Mereka
(ibu) bisa menurunkan risiko kanker. Jadi, selama ASI masih mengalir, sebaiknya bayi diberi
susu dari ibunya sendiri," demikian menurut Dr Gabriela Panayotti dari Duke University
Medical Center. Seluruh hasil penelitian mengenai manfaat terbaru air susu ibu ini pun telah
diterbitkan dalam jurnal Current Nutrition and Food Science.
Berikut merupakan berbagai manfaat ASI selain bagi ibu dan bayi, ASI juga bermanfaat
bagi keluarga dan Negara.
1. Bagi Bayi
Manfaat ASI bagi bayi adalah :
a) Dapat memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas. Jika dibandingkan ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi
dengan ibu yang tidak diberikan penyuluhan, umumnya ibu yang diberi
penyuluhanlah yang banyak memiliki bayi dengan kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir (pada minggu pertama kelahiran). Alasannya adalah karena ibu-ibu yang
tidak diberi penyuluhan, kurang mengetahui tentang ASI dan manfaatnya. Mereka
juga sering menghentikan pemberian ASI kepada bayinya dengan berbagai macam
alasan, entah itu anggapan ASI tidak dapat mengenyangkan bayi, ataupun anggapan
tentang manfaat ASI yang sama dengan susu formula.
b) Mengandung antibody
Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau
daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat
akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi
sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat
kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh
tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin
pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau
daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit
infeksi bakteri, virus dan jamur.
Mekanisme pembentukan antibody pada bayi adalah sebagai berikut: apabila ibu
mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibody dan disalurkan dengan
bantuan jaringan limfosit. Antibody di payudara disebut mammae associated
immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran
pernafasan yang ditransfer disebut Bronchus associated immunocompetent lymphoid
tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut
Associated Immunocompetent lymphoid Tissue (GALT).
c) ASI mengandung komposisi yang tepat
Yang dimaksud ASI mengandung komposisi yang tepat adalah karena ASI berasal
dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yang terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara
alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan
bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan mencukupi
kebutuhan tumbuh bayi hingga usia bayi 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus
mulai mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang, pepaya,
jeruk, tomat dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek (bubur susu dan nasi
tim) karena pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah
dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin
menurun. Tetapi walaupun demikian pemberian ASI juga jangan dihentikan, ASI
dapat terus diberikan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
d) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke
kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun social yang lebih
baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan rasa
nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur
dengan pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan
ikatan dengan ibu. Dapat di contohkan jika seorang ibu sedang membaca atau duduk
di depan komputer saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan
keamanan karena meringkuk di tubuh ibunya.
e) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan
merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. Asi tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
akan mengurangi kemungkinan alergi.
f) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif
akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak
lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf. Menyusui juga membantu
perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood
& Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru,
tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ,
hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka
di sekolah. Penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa
nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin. Tidak hanya itu, penelitian lain yang
dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga sama dengan hasil studi
Harwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang
diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi. Dan
semua penelitian tersebut meyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak
ASI lebih cerdas. Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ
lebih baik.
2. Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan cara menyusui
dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan
mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post
anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi
yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja
(eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami
menstruasi maka ibu diwajibkan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain karena ASI
yang diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan adanya tanda
menstruasi tadi.
b) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu
yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya
secara eksklusif. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih
kecil daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke
berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah besar,
selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak
ini sebenarnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan
lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Dan jika timbunan
lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum
hamil. Menyusui juga membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per hari.
Jumlah kalori ini hampir sama dengan jumlah kalori yang dibuang seseorang jika ia
berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.
d) Ungkapan Kasih Sayang
Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari ibu kepada bayinya.
Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi
menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit. Bayi juga bisa mendengarkan
detak jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.
e) Ibu sehat, cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga
dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut
bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang
menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat
tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah,
menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah
menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar
rencana. Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan
tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah
masa menopause. Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena
kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang
menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi
bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah
dengan memberikan ASI saja kepada bayi bisa menjadi seorang ibu yang santai dan
gembira?
3. Bagi Keluarga
a) Aspek ekonomi
Dengan meberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran keluarga. ASI
tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
b) Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Dan jika bayi menangis tengah
malam, ibu tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan menyusui
bayinya dengan keadaan sambil berbaring, hal ini lebih praktis dari pada memberikan
bayi susu formula.
4. Bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologi
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya
diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
b) Menghemat devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan Nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai
untuk membeli susu formula.
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek
lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial
serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang
mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat
susu formula.
d) Peningkatan Kualitas Generasi Penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang diberi ASI juga memiliki
IQ, EQ dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagai penerus bangsa.
BAB III
A. Definisi IMD
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi semua
kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI yang pertama keluar,
kolostrum, atau yang sering disebut ‘cairan emas’ karena berwarna kekuningan, mengandung
protein dan antibodi yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri
dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit
antara bayi dengan kulit ibu. IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri
menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin
contact) antara kulit ibu dengan kulit bayinya. . Pada proses ini bayi dibiarkan untuk mencari
puting susu ibu. Posisi bayi adalah tengkurap di atas dada ibu. Perlu diingat bahwa dalam
melakukan proses ini tidak ada seorangpun yang boleh menyodorkan puting susu ibu ke
mulut bayi. Dengan instingnya bayi akan bergerak menuju puting ibu dengan sendirinya.
Karena inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan adalah
Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat digunakan pada ibu
yang melakukan kegiatan memberi ASI. Praktek IMD dapat menurunkan angka kematian
bayi baru lahir. Inisiasi menyusu dini disebut sebagai tahap ke empat persalinan yaitu tepat
setelah persalinan sampai satu jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan
posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak dibungkus di
dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan
ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrom atau ASI yang pertama kali
keluar
Di Indonesia pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat Pekan ASI se-Dunia tahun
2007. Pada kesempatan tersebut ibu Presiden Republik Indonesia menghimbau agar para ibu
memberi kesempatan pada bayinya untuk menyusu dalam satu jam pertama setelah
melahirkan. Oleh karena itu, Ibu Negara juga menghimbau semua petugas kesehatan yang
terlibat dalam persalinan, termasuk para dokter dan bidan untuk membantu ibu-ibu
melaksanakan IMD segera setelah melahirkan (Kementrian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat, 2007). IMD menjadi begitu penting untuk dilakukan karena sejak
tahun 2008 dalam Asuhan Persalinan Normal (APN), IMD tersebut merupakan langkah
terakhir yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang membantu persalinan (Depkes,
2008).
Menurut Roesli (2008) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan IMD
adalah :
Bayi yang diletakkan segera di dada ibunya setelah melahirkan akan mendapatkan
kehangatan sehingga dapat menurunkan resiko hypothermia sehingga angka kematian karena
hypothermia dapat ditekan.
Ketika berada di dada ibunya bayi merasa dilindungi dan kuat secara psikis sehingga akan
lebih tenang dan mengurangi stres sehingga pernafasan dan detak jantungnya akan lebih
stabil .
IMD memungkinkan bayi akan kontak lebih dahulu dengan bakteri ibu yang tidak berbahaya
atau ada antinya di ASI ibu, sehingga bakteri tersebut membuat koloni di usus dan kulit bayi
yang akan dapat menyaingi bakteri yang lebih ganas di lingkungan luar.
4). Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling tinggi.
IMD akan merangsang pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI dapat terjadi pada
hari pertama kelahiran. ASI yang keluar pada hari pertama kelahiran mengandung kolostrum
yang memiliki protein dan immunoglobulin dengan konsentrasi paling tinggi. Kolostrum
sangat bermanfaat bagi bayi karena kaya akan antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan
usus dan ketahanan terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi
kelangsunganhidupnya.
Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan mempunyai kesempatan lebih berhasil
menyusu Eksklusif dan mempertahankan menyusu dari pada yang menunda menyusu dini.
8). Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali di dada ibunya.
Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga napas dan denyut
jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrom yang mengandung antibodi dan
merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrom juga mengandung faktor
pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme
dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi.
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit
bayi menurut Roesli (2008) yaitu :
Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi
yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi
kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk
menghangatkan bayi.
2). Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang
terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak
kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarganya terdekat unuk menjaga bayi
sambil memberikan dukungan pada Ibu.
Dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan. Beri
kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang dijahit adalah bagian
bawah tubuh ibu.
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorhea)
7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur Menunda memandikan
bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat
lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih
besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat
ditunda sampai menyusu dini selesai.
Pada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam
waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih
penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding (ikatan kasih sayang).
9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan
lain (cairan prelaktal) Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi
dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi
BAB IV
ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dilakukan secara bertahap jenis, frekuensi, jumlah, konsistensi
hingga anak dapat mengkonsumsi makanan keluarga. Masa peralihan dari ASI ke MP-ASI
disebut sebagai masa penyapihan ( weaning ), hal ini bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi
tumbuh kembang anak.
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif sangat kecil resikonya kekurangan zat besi, meskipun
kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan zat besi yang terdapat dalam ASI lebih
mudah diserap dari pada yang terdapat dalam susu sapi.Memang telah dibuktikan bahwa ASI
merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi,
tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan meningkatkan
kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu lainnya yang memberikan nutrisi
sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu
menyusui memberikan jutaan sel darah putih bagi bayinya, yang membantu dirinya melawan
segala macam penyakit.
Dalam hal kekebalan tubuh ini, prebiotik memiliki peranan signifikan dalam
mendongkrak kekebalan tubuh bayi. Prebiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan,
berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Prebiotik terdapat
pada air susu ibu (ASI). Menurut sebuah sumber, asupan prebiotik dapat mengurangi
kejadian diare dan alergi pada bayi. Oleh sebab itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan
ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri yang
menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus
yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi.
Selain melalui Peraturan Presiden nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif yang
diuraikan dalam bab berikutnya, Menteri Kesehatan Indonesia turut mengupayakan program
ASI Eksklusif salah satunya dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara
Eksklusif pada Bayi di Indonesia untuk mensuseskan Program Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui (LMKM) disebutkan dibawah ini :
Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia 6 bulan dan bukan 4 bulan, hal ini
dikarenakan :
Dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi
berumur 6 bulan. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan
sudah mendapat tambahan susu sapi.
Bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada
usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga
memungknkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem
peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori dalam usus bayi ini
akantertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah
berumur 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.
Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus
memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat
dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat
bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi.
Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada
waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI
kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti
melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar - benar sudah
membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok
dilatih 1 minggu sebelum bekerja.
1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastik, termasuk plastik klip ± 80-100 cc
(untuk 1 kali konsumsi)
2. ASI yang disimpan dalam freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan
lagi setelah 2 hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam
dengan air hangat.
5. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah:
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b) Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/freezer.
c) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.
Merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI secara eksklusif. Walaupun
banyak ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit (2-5%) yang secara biologis
memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang
cukup untuk bayinya.
2. Ibu bekerja
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja, bayi
dapat diberi ASI perah. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pemberian ASI
oleh pekerja wanita telah dituangkan dalam kebijakan Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI pada
tahun 2009.
3. Alasan kosmetik
Survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 1995 pada ibu-ibu Se-
Jabotabek, diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti memberi ASI pada anak adalah
alasan kosmetik. Ini karena mitos yang salah yaitu „menyusui akan mengubah bentuk
payudara menjadi jelek.Sebenarnya yang mengubah bentuk payudara adalah kehamilan
Anggapan tersebut tidak benar, karena dengan menyusui berarti seorang ibu tidak hanya
memberikan makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan emosional, fisik, dan neurologik
yang optimal pula. Dengan demikian, dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan
lebih sehat, lebih tinggi kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosionalnya, lebih
mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya.
5. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu sering didekap dan
dibelai, ternyata salah. Menurut DR. Robert Karen dalam bukunya, The Mystery of Infant-
Mother Bond and It’s Impact on Later Life, anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri,
manja, dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orang tua.
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik
untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk mendinginkan susu
formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat.
Pendapat ini salah, karena pada waktu hamil badan mempersiapkan timbunan lemak untuk
membuat ASI. Timbunan lemak ini akan dipergunakan untuk proses menyusui, sedangkan
wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini.
BAB V
PAYUDARA
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ
ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita
(rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari
linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara
bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar
selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut.
Penting untuk mengetahui anatomi payudara yang berkaitan dengan aktivitas fungsional
dan berbeda pada masa sebelum pubertas,pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan
multipara. Secara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan
subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang menutupi
muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan obliqus eksterna. Bentuk dan
ukuran payudara akan bervariasi menurut aktivitas fungsionilnya seperti apa yang didapatkan
pada masa sebelum pubertas, pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan multipara.
Gambar 1.1 Anatomi Payu Dara
Pada Payudara terdapat puting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat ini
terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung
syaraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos sirkuler. Payudara terdiri
dari 15 – 25 lobus. Masing – masing lobus terdiri dari 20 – 40 lobulus , selanjutnya masing –
masing lobulus terdiri dari 10 – 100 alveoli dan masing – masing dihubungkan dengan
saluran air susu/ sistem duktus.Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
Korpus Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.Lobulus,
yaitu kumpulan dari alveolus.Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20
lobus pada tiap payudara.ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus)
b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Areola Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-
saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar
c. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara..
Puting payudara dikelilingi oleh areola, suatu daerah berpigmen yang ukurannya
bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan pasokan pembuluh darah dan
serat saraf sensorik. Disekitar puting payudara terdapat tuberkel Montgomeri, kelenjar
sebasea yang mengalami hipertrofi dan menjadi menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas
dan memberi perlindungan. Pemakaian sabun dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko
kerusakan puting payudara, terutama kekeringan dan retak. Kepekaan puting payudara dan
daerah di sekitarnya sangat meningakt segera setelah persalinan. Persiapan menyebabkan
influks implus saraf aferen ke hipotalamus yang mengontrol laktasi dan perilaku ibu.
Ada empat masam bentuk puting, yaitu bentuk normal/umum, pendek/datar, panjang
dan terbenam (inverted). Namun, bentuk- bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada
proses laktasi, karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada puting.
Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting
tebenam.
Patofisiologi laktasi tidak hanya diperhatikan dari sisi fungsi glandula mammae dalam
memproduksi air susu, tetapi juga melibatkan proses pertumbuhan glandula mammae dari
saat fetus sampai usia dewasa. Adanya gangguan pada setiap fase pertumbuhan payudara
akan mengurangi atau bahkan meniadakan kapasitas fungsional glandula mammae.
Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dibagi 3 bagian yaitu Pembentukan kelenjar
payudara, Pembentukan air susu dan Pemeliharaan pengeluaran air susu.
Merupakan kondisi radang akut yang nyeri, biasanya terjadi pada minggu pertama
setelah persalinan dengan Staphylococcus aureus sebagai penyebab terbanyak. Mastitis dapat
digolongkan berdasarkan etiologi, yaitu infeksi dan bukan infeksi. Berdasarkan sifat radang,
dapat dibedakan menjadi radang granulomatosa spesifik dan tidak spesifik. Mastitis tidak
spesifik dapat bersifat akut yang apabila tidak tersembuhkan akan masuk ke tahap kronik
membentuk radang granulomatosa dengan atau tanpa sarang abses mikro. Mastitis tidak
spesifik akut paling sering ditemukan saat laktasi akibat fisura puting oleh trauma yang
disebabkan isapan bayi atau karena hygiene yang buruk. Terdapat beberapa contoh jenis
radang misalnya mastitis tuberkulosa, mastitis sifilika, dan mastitis mikotik yang biasanya
berjalan kronik dengan tanda–tanda radang tidak nyata seperti tidak nyeri, bertukak, dan ada
indurasi keras sehingga sering merupakan diagnosis banding karsinoma payudara.
Ektasia duktus mammae ini merupakan proses pelebaran sistem duktus sampai
percabangan duktulus yang disertai fibrosis periduktal dan reaksi radang mononukleus.
Etiologinya tidak diketahui, namun wanita yang mengalami penyakit ini biasanya pernah
melahirkan. Duktus yang melebar, berisi bahan berwarna putih kehijauan yang merupakan
discharge papila. Kelainan ini biasa ditemukan pada wanita yang pernah melahirkan dan
sudah berumur 40–50 tahun. Pada pemeriksaan klinis, kasus yang berat sering dikelirukan
dengan karsinoma mammae karena terdapat discharge papila mamma yang terkadang
bercampur darah. Fibrosis disekitar mamma menyebabkan retraksi papila dan dapat pula
teraba benjolan keras. Meskipun demikian hal tidak berhubungan dengan proses keganasan
tetapi merupakan kelainan radang.
c. Nekrosis Lemak
Penyebab kelainan ini diduga akibat trauma walaupun terkadang riwayat trauma sering
disangkal penderita. Kelainan ini lebih sering ditemui pada wanita obesitas dan setelah
menopause, dimana mamma secara proporsional membesar akibat banyaknya jaringan lemak
berupa benjolan berbatas tegas dan secara klinis mirip karsinoma. Pada pemeriksaan
makroskopis terlihat jaringan yang berwarna kuning disertai perdarahan dan bercak–bercak
kalsifikasi, serta jaringan ikat fibrosa yang banyaknya tergantung dari lamanya lesi. Pada
gambaran mikroskopisnya sama dengan jaringan lemak dewasa yang mengalami nekrosis,
ditemukan kumpulan makrofag dan sel datia yang mengandung lipid, serta terdapat reaksi
limfosit, fibroblas, dan saluran vaskular kecil. Lemak yang mengalami nekrosis dapat
berperan sebagai bahan pengiritasi yang apabila berlangsung lama dapat menimbulkan
radang kronis dan pembentukan jaringan ikat fibrosa.
Kelainan ini paling sering ditemukan, bersifat jinak dan non–neoplastik tetapi
memiliki hubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya keganasan. Fibrokistik payudara
ditandai dengan rasa nyeri dan benjolan yang ukurannya berubah–ubah. Benjolan ini
membesar sebelum periode menstruasi serta mengeluarkan cairan puting yang tidak normal.
Pada periode menjelang menopause, sifat benjolan pada kelainan ini tidak berbatas tegas dan
kenyal seperti karet. Penyebab pasti dari fibrokistik payudara belum diketahui, tetapi
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Apabila estrogen di dalam aliran darah kadarnya
memuncak sewaktu pertengahan siklus tepat sebelum ovulasi, payudara menjadi bengkak,
penuh, dan terasa berat. Gejala ini memburuk pada awal periode menstruasi terutama pada
wanita 40–45 tahun dan menurun jelas pasca menopause. Sehingga, perubahan kistik
disimpulkan akibat ketidakseimbangan antara hiperplasia epitel, bersama dengan dilatasi
duktus dan lobulus yang terjadi pada setiap siklus menstruasi.
G. Neoplasma Jinak
Neoplasma merupakan sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga bentuk dan struktur sel ini
berbeda dengan sel normal. Sifat sel tumor ini bergantung pada besarnya penyimpangan
bentuk dan fungsi, autonominya dalam sifat pertumbuhan, dan kemampuan dalam
berinfiltrasi serta bermetastasis. Neoplasma dapat bersifat ganas dan jinak. Neoplasma ganas
atau kanker tumbuh secara tidak terkendali, menginfiltrasi ke jaringan sekitar sekaligus
merusaknya, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain yang dapat disebut sebagai metastasis.
Sedangkan neoplasma jinak memiliki batas tegas dan tidak infiltratif, tidak merusak, serta
tidak bermetastasis, tetapi dapat bersifat ekspansif, yaitu dapat terus membesar sehingga
menekan jaringan sekitarnya
Etiologi neoplasma belum diketahui secara pasti, tetapi bersifat multifaktorial. Terdapat
faktor endogen yaitu epigenetik dan heredofamilial, hormonal, status imun, nullipara, aging,
stress berat. Faktor endogen seperti heredofamilial berkaitan erat dengan mutasi gen breast
cancer 1 (BRCA 1) pada kromosom 17q21.3 dan BRCA 2 pada kromosom 13q12–13 serta
mutasi germ-line dalam TP–53. Gen ini berperan sebagai DNA repair dan gen supresor tetapi
inaktif atau terdapat defek. Sedangkan faktor eksogen seperti faktor konsumtif berupa
defisiensi protein, vitamin A, antioksidan, dan diet tinggi lemak. Selain itu terapi sulih
hormon, trauma, perokok, dan obesitas memiliki faktor resiko mengalami fibroadenoma.
a. Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus atau duktus
terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu FAM intrakanalikuler
atau stroma yang tumbuh mendesak kanalikulus pada sistem duktulus intralobulus dan FAM
perikanalikuler atau stroma yang tumbuh proliferatif mengitari sistem kanalikulus sistem
duktulus intralobulus. Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan,
lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai dengan empat
sentimeter, dan banyak ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada
penderita yang right handed. Benjolan ini dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah
pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara
makroskopik, benjolan ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi tajam dan
permukaannya putih keabuan sampai merah muda serta homogen. Sedangkan secara
mikroskopik, terdapat susunan lobulus perikanalikular yang mengandung stroma padat dan
epitel proliferatif.
b. Papiloma Duktus
Papiloma duktus lebih jarang ditemukan dibandingkan fibroadenoma dan lesi ini
banyak ditemukan pada wanita usia pertengahan. Sekitar 80% kasus papiloma duktus
terdapat discharge serous yang sering bercampur darah dan dapat teraba adanya benjolan.
Tumor ini berasal dari epitel duktus yang memiliki lesi soliter tumbuh didalam duktus yang
besar, sampai 40 mm dari papila. Lesi ini terlihat sebagai struktur panjang berkelok–kelok
tumbuh sepanjang duktus yang menyebabkan distensi duktus sehingga memiliki bentuk mirip
kista dan merupakan lesi prekanker.
c. Tumor filoides
Secara mikroskopik memiliki pola pertumbuhan seperti FAM tipe intrakanalikuler dengan
stroma yang sangat seluler, tumbuh cepat, dapat disertai pembentukan radang pada kulit
akibat desakan, sehingga menimbulkan nekrosis iskemik pada kulit. Berdasarkan gejala
klinik yang ditimbulkan dan insidensi terbanyak yaitu 40 tahun yang merupakan diagnosis
banding karsinoma payudara.
H. Neoplasma Ganas
Neoplasma ganas parenkim payudara terdiri atas dua golongan, yaitu karsinoma duktal
yang berasal dari sistem duktus dan karsinoma lobular yang berasal dari asinus kelenjar
payudara. Insidensi karsinoma duktal invasif mencapai 70–80% dengan subtipe
papilotubular, solid tubular, dan skirus dengan prognosis masing–masing baik, kurang baik,
buruk. Sedangkan karsinoma lobular invasif sekitar 20% dari seluruh keganasan payudara
dan memiliki 3 jenis yaitu jenis sel kecil, jenis sel besar, dan atypical invasive lobular
carcinoma. Banyak faktor yang memungkinkan seorang wanita menderita penyakit kanker,
beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
a. Keluarga
Kemungkinan seorang wanita menderita kanker payudara dua sampai tiga kali lebih
besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Kemungkinan ini lebih besar bila ibu dan saudaranya menderita kanker sebelum masa
menopause.
b. Usia
Resiko terkena kanker meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker
payudara jarang menyerang wanita yang berusia kurang dari 30 tahun. Setelah umur 30
tahun, resiko meningkat secara tetap sepanjang usia, tetapi setelah masa menopause kurva
yang melonjak pada masa sebelum menopause hampir mendatar.
c. Hormon
d. Virus
Pada tikus, terdapat bukti bahwa virus yang menyebabkan tumor ditularkan lewat air
susu ibu atau yang disebut faktor Bittner. Tetapi, hubungan ini masih belum jelas
hubungannya terhadap manusia.
e. Radiasi Pengion
Radiasi pengion ke dada meningkatkan resiko kanker payudara tergantung dari besar
dosis radiasi, waktu sejak pajanan awal, dan usia. Tetapi dosis radiasi rendah pada penapisan
mammografi hampir tidak berefek pada insidensi kanker payudara.
f. Faktor lain
Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda, menopause diatas umur 50 tahun,
tidak menikah, tidak menyusui, dan melahirkan anak pertama diatas 35 tahun. Adapun gejala
dari neoplasma ganas yaitu terdapat benjolan yang keras dan tidak nyeri pada payudara.
Benjolan itu awalnya kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit serta
menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting susu. Kulit dan puting susu menjadi
retraksi, bewarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk yang mengkerut. Lesi ini semakin lama akan semakin membesar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah
berdarah. Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria
operabilitas Heagensen, yaitu sebagai berikut :
a) Terdapat edema luas yang lebih dari sepertiga luas kulit payudara.
b) Adanya nodul satelit pada kulit payudara.
c) Kanker payudara jenis mastitis kasinomatosa.
d) Terdapat model parasternal dan nodul supraklavikula.
e) Adanya edema lengan dan metastase jauh.
f) Serta terdapat dua dari tanda–tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Pada klasifikasi Klinik Kolumbia yang dirumuskan oleh Heagensen terdapat stadium pada
kanker payudara lanjut dengan mengetahui kriteria inoperabilitas, yaitu :
Stadium I : tanpa edema kulit, ulserasi atau fiksasi padat tumor ke dinding dada, nodul
limfatik aksila tidak terlibat secara klinik.
Stadium II : tanpa edema kulit, ulserasi atau fiksasi padat tumor ke dinding dada.
Nodul limfatik terlibat secara klinis, tetapi diameter transversa kurang dari 2,5 cm dan
tidak terfiksasi ke kulit di atasnya.
Stadium III : terdapat salah satu dari lima tanda buruk karsinoma payudara lanjut:
Edema kulit yang luasnya terbatas yaitu melibatkan kurang dari sepertiga
kulit di atas payudara
Ulserasi kulit
Fiksasi padat tumor ke dinding dada
Keterlibatan masif nodul limfatik aksila dengan ukuran 2,5 cm atau lebih
dalam diameter transversa
Fiksasi nodul limfatik aksila pada kulit di atasnya atau struktur profunda
aksila.
Stadium IV : semua indikasi lain dari karsinoma payudara lebih lanjut, mencakup :
T1 Tumor <2 cm
T2 Tumor 2–5 cm
T3 Tumor >5 cm
T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding thoraks atau ke mkulit
dengan tanda edema, tukak atau peau d’ orange
b) Nodule atau keterlibatan kelenjar getah bening (N)
NX Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
N0 Tidak teraba kelenjar axilla
N1 Teraba kelenjar axilla homolateral yang tidak melekat
N2 Teraba kelenjar axilla homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
N3 Terdapat kelenjar mamaria internal homolateral
c) Metastase jauh (M)
MX Tidak dapat ditentukan metastase jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraklavikula Dengan
tahapan stadium :
Stadium 0 (Tis, N0, M0) DCIS yang termasuk penyakit paget pada
puting payudara dan LCIS.
Stadium I (T1, N0, M0) Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm
atau kurang serta kelenjar getah bening negatif.
Stadium IIA (T0, N1, M0), (T1, N1, M0), (T2, N0, M0) Karsinoma
invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai dengan metastasis
ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm
tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif.
Stadium IIB (T2, N1, M0), (T3, N0, M0) Karsinoma invasif
berukuran garis tengah lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm
dengan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif
berukuran lebih dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.
Stadium IIIA (T0, N2, M0), (T1 atau T2, N2, M0), (T3, N1 atau
N2, M0) Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar
getah bening terfiksasi dengan invasi ekstranodus yang meluas
diantara kelenjar getah bening atau karsinoma berdiameter lebih
dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi.
Stadium IIIB (T4, N1 atau N2 dan N3, M0) Karsinoma inflamasi
yang menginvasi dinding dalam, karsinoma yang mengivasi kulit,
karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan
metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral.
Stadium IV (T1–T4, N1–N4, M1) Metastatis ke tempat jauh (De
Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
(Sum
ber : Samsuhidajat, 2005)
I. Prosedur diagnostik
a. Anamnesis
Anamnesis harus diawali dengan pencatatan identitas pasien secara lengkap, keluhan
apa yang mendasari penderita untuk datang ke dokter. Keluhan ini dapat berupa massa di
payudara yang berbatas tegas atau tidak, benjolan dapat digerakkan dari dasar atau melekat
pada jaringan di bawahnya, adanya nyeri, cairan dari puting, adanya retraksi puting payudara,
kemerahan, ulserasi sampai dengan pembengkakan kelenjar.
(Sum
ber : Cross, 2010).
Perlu ditanyakan pula riwayat penyakit terdahulu hingga riwayat penyakit sekarang.
Tumor mulai dirasakan sejak kapan, cepat membesar atau tidak terasa sakit atau tidak.
Anamnesis penderita kelainan payudara harus disertai pula dengan riwayat keluarga, riwayat
kehamilan maupun riwayat ginekologi.
J. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pasien diminta duduk tegak atau berbaring atau kedua duanya, kemudian perhatikan bentuk
kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi adanya kulit berbintik seperti kulit
jeruk, ulkus dan benjolan.
b. Palpasi
Palpasi lebih baik dilakukan berbaring dengan bantal tipis dipunggung sehingga
payudara terbentang rata. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau oleh
klinisi menggunakan telapak jari tangan yang digerakan perlahan–lahan tanpa tekanan pada
setiap kuadran payudara. Benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring kadang lebih
mudah ditemukan pada posisi duduk. Perabaan aksila pun lebih mudah dilakukan dalam
posisi duduk. Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran cairan,
darah, atau nanah. Cairan yang keluar dari kedua puting susu harus dibandingkan. Teknik
palpasi tersaji pada gambar dibawah ini.
(Sumber: www.breastexams.net)
Terdapat tanda atau gejala dari hasil pemeriksaan fisik yang dapat menunjukkan bentuk lesi
mamma, seperti pada tabel di bawah ini
K. Pemeriksaan Penunjang
Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22–25 gauge
melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan dari kista payudara
atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada payudara. Setelah dilakukan
FNAB, material sel yang diambil dari payudara akan diperiksa di bawah mikroskop yang
sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengecatan sampel. Sebelum dilakukan pengambilan
jaringan, terlebih dulu dilakukan pembersihan pada kulit payudara yang akan diperiksa.
Apabila benjolan dapat diraba maka jarum halus tersebut di masukan ke daerah benjolan
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar Pemeriksaan Pemeriksaan FNAB
Apabila benjolan tidak dapat diraba, prosedur FNAB akan dilakukan dengan panduan
dari sistem pencitraan yang lain seperti mammografi atau USG. Setelah jarum dimasukkan
ke dalam bagian payudara yang tidak normal, maka dilakukan aspirasi melalui jarum tersebut
Pada prosedur FNAB seringkali tidak dilakukan pembiusan lokal karena prosedur anastesi
lebih memberikan rasa sakit dibandingkan pemeriksaan FNAB itu sendiri. Selain itu, lidokain
yang digunakan sebagai bahan anestesi bisa menimbulkan artefak yang dapat terlihat pada
pemeriksaan mikroskopis. Hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang
letaknya superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable,
dengan indikasi:
Prosedur FNAB memiliki beberapa keuntungan antara lain FNAB adalah metode
tercepat dan termudah dibandingkan biopsi eksisi maupun insisi payudara. Hasil dapat
diperoleh dengan cepat sehingga pasien dapat segera mendapatkan terapi selanjutnya.
Keuntungan lain dari metode ini adalah biaya pemeriksaan lebih murah, rasa cemas dan stress
pasien lebih singkat dibandingkan metode biopsi.
Kekurangan dari metode ini hanya mengambil sangat sedikit jaringan atau sel
payudara sehingga hanya dapat menghasilkan diagnosis berdasarkan keadaan sel. Dari
kekurangan tersebut, FNAB tidak dapatmenilai luasnya invasi tumor dan terkadang subtipe
kanker tidak dapat diidentifikasi sehingga dapat terjadi negatif palsu.
b. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang sangat halus
maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil jaringan. Kemudian jaringan yang
diperoleh menggunakan metode insisi maupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan
Hematoxylin dan Eosin. Metode biopsi eksisi maupun insisi ini merupakan pengambilan
jaringan yang dicurigai patologis disertai pengambilan sebagian jaringan normal sebagai
pembandingnya. Tingkat keakuratan diagnosis metode ini hampir 100% karena pengambilan
sampel jaringan cukup banyak dan kemungkinan kesalahan diagnosis sangat kecil. Tetapi
metode ini memiliki kekurangan seperti harus melibatkan tenaga ahli anastesi, mahal,
membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama karena harus di insisi, menimbulkan bekas
berupa jaringan parut yang nantinya akan mengganggu gambaran mammografi, serta dapat
terjadi komplikasi berupa perdarahan dan infeksi.
mediolateral oblik. Nilai ketepatan USG untuk lesi kistik adalah 90-95%, sedangkan untuk
lesi solid seperti FAM adalah 75–85%. Untuk mengetahui tumor ganas nilai ketepatan
diagnostik USG hanya 62–78% sehingga masih diperlukan pemeriksaan lainnya untuk
menentukan keganasan pada payudara.
BAB VI
MENYUSUI
A. Definisi Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi
memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan
proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal
namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan
dari lingkungan keluarga terutama suami. Menyusui juga diartikan suatu seni yang harus
dipelajari kembali, untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan
biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang
menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami. Menyusui, artinya memberikan
makanan kepada bayi yang langsung dari payudara.
Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Walupun demikian dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan
menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan cara yang paling sehat. Dengan
menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang
sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil,
perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik.
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan
dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi,
imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya.
menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan
seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang gizi, menyusui
merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. ), yang mengatakan
menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia seorang ibu. Menyusui secara
ekslusif merupakan cara pemberian makan yang alamiah, namun seringkali ibu-ibu kurang
mendapat informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila
timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.
Sebagian besar mungkin ibu-ibu sudah mengetahui tentang manfaat ASI. Walaupun
mungkin mereka belum bisa menerapkan pemberian ASI secara eksklusif kepada bayinya.
Terkadang pada saat menyusui bayinya ibu hanya sekedar menyusukan saja tanpa
mengetahui apakah bayinya menyusui secara efektif atau tidak. Untuk mengetahui apakah
seorang bayi sudah menyusui secara efektif,terdapat tanda-tanda yang bisa ibu lihat secara
langsung, yaitu:
a. Bayi terbuka matanya lebar-lebar seperti menguap, dengan lidahnya ke bawah dan ke
depan persis sebelum ia merapatkan mulutnya di payudara ibu.
b. Ia menarik putting dan sebagian besar areola masuk ke dalam mulutnya.
c. Dagunya melekuk pada payudara ibu dan hidungnya menyentuh susu ibu.
d. Bibirnya di pinggir dan lidahnya menjulur di atas gusi bawahnya.
e. Rahangnya bergerak secara ritmis ketika bayi disusui.
f. Bayi mulai disusui dengan singkat dan cepat. Begitu susu mengendur, ia menyelesaikan
ke dalam corak yang lambat dengan penuh susu dan jeda waktu yang singkat.
g. Ibu akan merasa mendengar bayi menelan susu ibu. Pada hari-hari pertama sebelum susu
penuh, bayi mungkin butuh disusui 5 hingga 10 kali sebelum bayi mendapatkan susu
yang cukup untuk ditelan. Begitu susu penuh, ibu bisa mendengarnya menelan setiap saat
bayi menghisap.
C. Cara Menyusui Yang Benar
Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu juga
harus mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui bayi, ada
beberapa cara yang harus diketahui seorang ibu tentang cara menyusui yang benar, yaitu:
Cara Menyusui dengan sikap duduk
a) Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan kursi yang rendah
agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian di oleskan di putting susu
dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembapan putting susu.
c) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu dengan cara:
a) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b) Satu tangan bayi diletakkan dibelakan badan ibu dan yang satu di depan.
c) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
d) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
e) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
b) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan
payudara bagian atas areola.
Sumber Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 1 (Cara meletakkan Bayi yang benar)
Sumber Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 2 (Cara memegang Payudara yang Benar)
c) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
Sumber Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 3 (Cara Merangsang Mulut Bayi yang Benar)
d) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
b) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu di pegang atau di sanggah
lagi
Sumber: Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 4: Teknik Menyusui yang Benar
Melepaskan Isapan Bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti
menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi:
a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
b) Dagu bayi ditekan ke bawah.
Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan
Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola disekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi:
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya di
tepuk perlahan-lahan.
b) Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap
punggung bayi sampai bayi bersendawa.
Sumber Gambar: aufalactababy.com
Sumber Gambar: babyorchestra.wordpres.com
Gambar. 5 (Posisi Menyusui yang Benar)
Berikut adalah formulir ringakasan 5 kunci pokok untuk menilai proses menyusui ibu
dan bayi berjalan dengan baik, yang disingkat dengn BREAST, yaitu Body position
(posisi badan), response (respon), emotional bonding (ikatan emosi), anatomy (anatomi),
suckling (menghisap) dan time (waktu) yang dipakai untuk menghisap.
Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai
keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif.
Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada
payudara yang tepat. Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat penting. Ada banyak cara
untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung.
Sebelum menyusui ibu harus mengetahui bagaimana memegang bayi. Dalam memegang
bayi pastikan ibu melakukan 4 butir kunci sebagai berikut :
a. Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis yaitu, bayi tidak dapat menete atau
menghisap dengan mudah apabila kepalanya bergeser atau melengkung.
b. Muka bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap puting yaitu seluruh badan
bayi menghadap badan ibu. Ia harus menjauhi secukupnya sekedar dapat melihat.
c. Posisi ini adalah yang terbaik untuk bayi, untuk menghisap payudara, karena sebagian
puting sedikit mengarah ke bawah (apabila ia menghadap ibu sepenuhnya mungkin ia tidak
tepat pada payudara).
d. Ibu harus memegang bayi dekat pada ibu.
Apabila bayi baru lahir, ia harus menopang bokong bukan hanya kepala dan bahu merupakan
hal yang penting untuk bayi baru lahir. Untuk bayi lebih besar menopang bagian atas
tubuhnya biasanya cukup.
Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk, posisi
menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football (mengepit) dan
posisi berbaring miring.
Posisi Berdiri
Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman saat
menyusu. Adapun cara menyusui dengan posisi berdiri :
a) Bayi digendong dengan kain atau alat penggendong bayi;
b) Saat menyusui sebaiknya tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi merasa
tenang dan tidak terputus saat menyusu
c) Lekatkan badan bayi ke dada ibu dengan meletakkan tangan bayi di belakang atau
samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusu.
Sumber: lendraandrian.com
Gambar. 7 Posisi Menyusui dengan Berdiri
Posisi Rebahan
Posisi menyusui dengan rebahan dapat dilakukan dengan cara :
a) Ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran
tempat tidur atau dapat diganjal dengan bantal
b) Kedua kaki ibu berada lurus di atas tempat tidur;
c) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara;
d) Ibu menyangga bayi secara merata dari kepala, bahu hingga pantatnya;
e) Posisikan paha ibu turut membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau kurang
dapat ditambah dengan bantal
Sumber: creasoft.wordpress.com
Gambar. 8 (Posisi Menyusui dengan Rebahan)
Posisi duduk
Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk yaitu:
a) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu;
b) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu;
c) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan;
d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara;
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Sumber: formomsandbaby.blogspot.com
Gambar. 9 (Posisi Menyusui dengan Duduk)
Posisi menggendong (The Cradle Hold)
Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik untuk
bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui bayi dengan
posisi Madonna (menggendong):
a) Peluk bayi dan kepala bayi pada lekuk siku tangan;
b) Jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku
tangan kanan dan bokongnya pada telapak tangan kanan
c) Arahkan badan bayi sedemikian rupa sehingga kuping bayi berada pada satu garis
lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (berbaring menyamping dengan muka,
perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu)
d) Tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah
merangkul badan ibu sehingga mempermudah mulut bayi mencapai payudara
e) Tangan kiri ibu memegang payudaranya jika diperlukan
Sumber: anakbayibalita.wordpress.com
Gambar. 10 (Posisi menyusui dengan Menggendong)
Terkadang masih banyak ibu yang meragukan apakah ASI yang diberikan kepada
bayi telah cukup atau tidak. Banyak ibu beranggapan jika bayi tertidur pada saat
menyusui maka bayi sudah bisa dikatakan cukup ASI. Bayi dikatakan cukup ASI bisa
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
a Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8-10
kali pada 2-3 minggu pertama.
b Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda
pada hari kelima setelah lahir.
c Bayi akan buang air kecil (BAK) setidaknya 6-8 kali sehari.
d Ibu dapat mendengarkan pada saat bayimenelan ASI
e Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
f Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal
g Pertumbuhan Berat Badan (BB) bayi dan Tinggi Badan (TB) sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
h Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang
usianya).
i Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.
j Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.
Dengan tanda-tanda yang tertulis di atas sudahlah jelas bahwa bayi dikatakan cukup
ASI tidak hanya dilihat dari ia tertidur pulas, tetapi dari berbagai macam faktor yang bisa
dilihat pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.
ASI memang merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Tidak dipungkiri lagi
begitu banyak manfaat bagi sang bayi jika meminum ASI, lebih-lebih jika bayi diberikan
ASI secara Eksklusif. Salah satu manfaat ASI yang paling kita ketahui adalah ASI dapat
menyembuhkan beberapa penyakit yang ada pada bayi.
Adapun penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan dengan pemberian ASI adalah:
a. Gangguan dan radang mata
Bayi mungkin pernah menghadapi radang mata. Jika hal tersebut terjadi, ibu
janganlah khawatir, karena radang tersebut dapat diobati menggunakan ASI. Dengan
cara teteskan beberapa tetes ASI ke mata bayi. Ulangi sesering mungkin. Cara ini
bisa diterapkan pada anak-anak maupun orang dewasa.
b. Bintil-bintil pada kulit
Pada bayi sering terdapat bintil-bintil pada kulit. Entah itu pada leher, lipatan
lengan, punggung ataupun kaki. Bintil-bintil ini dapat diobati dengan ASI. Oleskan
ASI langsung pada kulit yang teriritasi, gosok pelan-pelan, biarkan kering sendiri.
c. Radang kulit yang disebabkan oleh Jamur
Selain biintil-bintil pada kulit, terkadang juga terdapat radang pada kulit bayi yang
disebabkan oleh jamur. Hal ini juga dapat diobati dengan ASI. Dengan cara
mengoleskan ASI pada radang kulit dan biarkan kering sendiri.
d. Pernafasan yang tersumbat
Pada bayi sering terjadi gangguan pernafasan. Obat tetes hidung biasa terlalu
keras untuk bayi. Apabila hidung anak anda tersumbat, teteskan lima sampai tujuh
tetes ASI, yang diambil langsung dari ibunya, ke dalam satu lubang hidung bayi.
Tunggu selama 15 menit dan lakukan lagi ke lubang hidung lainnya. Jangan lakukan
pada kedua lubang hidung sekaligus.
Itulah beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan ASI. Jadi jika bayi ibu
mengalami hal yang tersebut diatas, janganlah terlalu panik, karena semua itu dapat
teratasi dengan hal yang sangat mudah yaitu menggunakan ASI.
BAB VII
Masalah Dalam Menyusui
Ada beberapa masalah menyusui yang sering ditemui pada ibu, yaitu:
1. Kurang Informasi
Akibat kurang informasi, banyak ibu yang menganggap susu formula sama
baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat
memberikan susu formula jika merasa ASI-nya kurang. Selain itu ibu juga kurang
mengetahui bagaimana cara pemberian ASI secara efektif dan apa saja manfaat yang
dapat diperoleh ibu jika ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Bagi ibu-
ibu yang belum mengetahui manfaat ASI secara benar, cobalah untuk mengikuti
seminar-seminar ataupun penyuluhan tentang ASI agar pengetahuan ibu tentang ASI
menjadi bertambah dan ibu beralih untuk memberikan ASI kepada bayinya sampai 6
bulan.
2. Putting susu yang pendek / terbenam
Ada beberapa bentuk putting susu, panjang, pendek dan datar atau terbenam.
Dengan kehamilan, biasanya putting menjadi lentur. Namun, memang ada juga yang
sampai bersalin putting susu belum juga keluar. Banyak ibu langsung menganggap
hilang peluangnya untuk menyusui. Padahal, putting hanya kumpulan muara saluran
ASI dan tidak mengandung ASI. ASI disimpan di sinus laktiferus yang terletak di
daerah areola mammae. Jadi, untuk mendapatkan ASI, areola mammae yang perlu
dimasukkan ke dalam mulut bayi agar isapan dan gerakan lidah dapat memerah ASI
keluar.
Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu
dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun
putting susu yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar
mengalami kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang
tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. Bila dijumpai putting susu datar,
dilakukan :
a) Usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik putting susu dengan jari
telunjuk dan jari jempol, atau dengan menggunakan pompa putting susu.
b) Jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada
bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika memasukkan
putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu
dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan
putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.
Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola
sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang
menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu.
Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat
kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya.
Bila dijumpai putting susu terbenam, ada beberapa penanganannya adalah:
a) Lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu
jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang
berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).
b) Dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah
dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu
menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba
mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan
produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama
ibu mencoba dengan cara seperti ini.
3. Payudara bengkak
Tiga hari pasca-persalinan payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara
sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena sakit ibu malah berhenti
menyusui, kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan mengilatnya payudara
dan ibu mengalami demam.
Penyebab payudara bengkak adalah :
a) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b) Produksi ASI berlebihan
c) Terlambat menyusui
d) Pengeluaran ASI yang jarang
e) Waktu menyusui yang terbatas
Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah:
a) Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI
keluar dan tidak demam
b) Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit
mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan
biasa demam setelah 24 jam
Untuk menghindari dan mengatasi payudara bengkak, berilah ASI pada bayi
segera setelah lahir dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal. Jika produksi ASI
melebihi kebutuhan bayi, keluarkan ASI dengan jalan diperah. Jangan berikan
minuman lain kepada bayi dan lakukan perawatan payudara pasca persalinan seperti
pemijatan.
Untuk merangsang refleks oksitosin maka dilakukan:
a) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b) Ibu harus rileks
c) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
d) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
e) Stimulasi payudara dan puting
f) Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema
g) Memakai BH yang sesuai
h) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik
Cara mengatasi payudara bengkak adalah:
a) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa
ASI yang efektif
c) Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres
hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan
punggung
d) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.
e) Untuk mengurangi rasa sakit yang tidak tertahankan dan demam akibat
pembengkakan selain mengompres, makanlah obat penurun demam dan
pengurang rasa sakit.
Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur angsur atau
sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau
bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya. Atau dari keduanya dengan
berbagai alasan. Menyapih adalah proses bertahap yaitu mula-mula dengan mengurangi
frekuensi pemberian ASI, sampai dengan berhentinya proses pemberian ASI. Menyapih atau
menghentikan bayi menyusu dari payudara dapat menjadi masa yang emosional, tidak hanya
bagi bayi, tapi juga bagi ibu. Bukan saja karena selanjutnya akan ada perubahan cara bayi
mendapatkan nutrisi, tapi terlebih karena kebanyakan bayi mendapat ketenangan dengan
menyusu langsung dari payudara ibunya.
Cara-cara menyapih yang benar, beberapa ahli laktasi menyarankan hal hal
berikut ini:
a.Lakukan proses menyapih ini secara perlahan. Misalnya dengan mengurangi frekuensi
menyusu dari 5 kali menjadi 3 atau 4 kali. Lakukan bertahap sampai akhirnya berhenti
sama sekali.
b. Alihkan perhatian si anak dengan melakukan hal lain. Bernyanyilah dan bermain
bersamanya, sehingga anak tidak ingat saatnya menyusu pada mama.
c. Komunikasikan hal ini dengan anak. Jangan takut anak anak tidak mengerti dengan
keinginan anda untuk menyapihnya. Berikan pengertian yang baik dan dengan
komunikasi yang mudah dicerna olehnya. Walau masih kecil tapi ia mengerti kata kata
dari orang dilingkungannya.
d. Jangan menyapih anak ketika ia tidak sehat, atau sedang merasa sedih, kesal atau
marah. Hal itu akan membuat anak anda merasa anda tidak menyayangi dirinya.
e. Hindari menyapih anak dari menyusui ke pacifier (empeng) atau botol susu. Selalu
bina komunikasi dengan sang anak. Mintalah bantuan dari sang Ayah untuk melengkapi
komunikasi dengan anak dan sebagai figure pendamping ibu.
f. Jangan menyapihnya secara mendadak dan langsung, hal itu akan membuat perasaan
anak anda terguncang.
g. Jangan menipu anak anda dengan cara mengoleskan jamu di putting saat menyusui
atau apapun yang membuat rasanya tidak nyaman. Pemaksaan seperti itu akan membuat
hubungan batin anak dan ibu menjadi rusak.
Tidak pernah ada waktu yang pasti kapan sebaiknya anak disapih dari ibunya. Menurut
WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan
tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dg makanan tambahan hingga umur 2 th atau
lebih.
Ada juga ibu ibu yang menyapih anaknya ketika usia 1 -2 tahun, bahkan ada yang diusia
4 tahun.Tidak benar jika anak yang terlalu lama disusui akan membuatnya manja dan tidak
mandiri. ASI akan membuat anak dekat dengan orang tuanya dan hal itu memang sangat
dibutuhkan sang anak dan membuatnya merasa penuh dengan kasih sayang. Kemandirian
adalah hal yang diajarkan oleh orang tuanya, bukan karena selalu disusui ASI.
B. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan proses integral dari daur reproduksi dan
mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus
sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan
secara bertahap sesuai umur dan kondisi yaitu terdiri dari proses:
1. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara.
Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum pubertas, saat pubertas, masa
siklus menstruasi dan masa kehamilan. Pada masa kehamilan terjadi peningkatan
yang jelas dari duktulus yang baru, percabangan dan lobulus yang dipengaruhi oleh
hormon placenta dan korpus luteum. Hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen placenta, korionik gonadotropin, insulin,
kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid dan hormon pertumbuhan. Pada usia 3
bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan
progesteron, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitasnya dalam pembuatan
kolostrum yang ditekan. Setelah bayi lahir estrogen dan progesteron akan menurun
drastis dan prolaktin akan meningkat, oxytosin (hipofise posterior) meningkat bila ada
rangsang hisap, sel mioepitelium buah dada berkontraksi.
2. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI
Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu reflek Prolaktin dan refleks oxytosin atau
“let down refleks”
Gambar Proses Pembentukan ASI
C. Refleks Laktasi
Dimasa laktasi, terdapat dua mekanisme reflex pada ibu yaitu reflex prolaktin
dan reflex oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus
(khususnya pada masa nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis reflex, yaitu:
1. Refleks mencari putting susu (rooting reflex)
Bayi akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi
akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap
benda yang disentuhkan tersebut.
2. Refleks Menghisap (Sucking reflex)
Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menimbulkan reflex
menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan putting susu ibu tertekan gusi,
lidah dan langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI
terpancar keluar.
3. Refleks Menelan (Swallowing reflex)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot di daerah mulut dan
faring untuk mengaktifkan reflex menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung
bayi.
D. Pemeliharaan Laktasi
Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak disusui maka
penyediaan air susu tidak akan dimulai. Apabila seorang ibu dengan bayi kembar
menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan tetap cukup untu
ke dua bayi tersebut. Makin sering bayi disusukan, penyediaan air susu juga makin
banyak.
Dua faktor yang mempengaruhi pemeliharaan laktasi adalah:
1. Rangsangan, yaitu sebagai respon dari pengisapan yang memacu pembentukan
air susu yang lebih banyak. Dan apabila bayi tidak dapat menyusu sejak awal maka
ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan
pompa payudara. Akan tetapi, pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan
yang jauh lebih besar dibandingkan kedua cara tersebut.
2. Pengosongan sempurna payudara
Bayi sebaiknya mengosongkan payudara sebelum diberikan payudara yang
lain. Apabila payudara tidak mengosongkan yang kedua, maka pada pemberian air
susu yang berikutnya payudara kedua ini yang diberikan pertama kali. Apabila
diinginkan agar bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi perlu diberikan air susu
pertama (foremilk) dan air susu kedua (hind-milk) untuk sekali minum. Hal ini hanya
dapat dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.
BAB IX
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
A. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan in dilakukan dengan menggunakan
cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI
adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan,
sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit, puttting berisik dan
pengeluaran cairan atau nanah dan darah. American Cancer Society merekomendasikan agar
sejak usia 20 tahun, kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai
usia 40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun
sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi keganasannya
sangat kecil.
SADARI atau periksa payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah
penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan
efektif untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal yang tidak normal
pada payudara. Sebaiknya jangan tunggu ada benjolan di payudara karena jika hal itu sudah
terjadi, maka kemungkinan menderita kanker payudara stadium 1 lebih besar. Pemeriksaan
melalui ultrasonografi dan mamografi harus dilakukan secara berkala. Untuk wanita yang
berusia 50 tahun ke atas, disarankan setiap tahun. Sementara yang berumur di bawah itu, bisa
tiga tahun sekali. Meski begitu, jika ada benjolan, yang terdeteksi kanker payudara dari lima
wanita yang merasa ada benjolan paling hanya satu.
Pemeriksaan tidak tepat dilakukan pada menjelang dan sewaktu menstruasi SADARI
optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu
retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, membengkak
sehingga jika ada pemebengkakan akan lebih mudah ditemukan.
Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau Breast Self
Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker payudara waktu pelaksanaan
SADARI sebagai berikut:
6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada
Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara
dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian
karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk
meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir
85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan
benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana
yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara.
D. Tujuan SADARI
1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk mencegah kanker
payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium
awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker
payudara.
2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada stadium awal
akan memberikan harapan hidup lebih lama.
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu
yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus
haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang
sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih dari 5
menit. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payuadara sendiri) pada
saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid di rumah
secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi
benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
kurang atau lebih.
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan cermin dengan
kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari
payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara
melakukan :
Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit payudara
didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah
disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran satu dengan
yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata
payudara berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika
payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang
berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan
warna memerah, kasar, dan terasa sakit.
Gambar Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan
Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud untuk
melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya atau kelainan
pada kedua payudara. Kembali amati perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti
perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit
menjadi kasar.
Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke
kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Gambar Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis
tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.
Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-
lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian
bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan
dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke samping dan
rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
a Semasa Mandi
Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara mendatar
perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan kanan untuk
memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa
dan cari bila terdapat gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.
Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari
sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk
menegangkan otot dada dan menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti
segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat
kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting
dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau
mengandungi darah.
c Berbaring
Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan dan
tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda mendatar dan bergerak
perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas
satu putaran, jari digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk
memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara
sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di
belakang kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di
sepanjang atas tulang selangka.
Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari
(Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Skrining dan deteksi dini dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah
menstruasi akan medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi di
payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang menunjukkan
suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat menandakan adanya kanker
payudara tanda-tanda khusus kanker payudara sebagai berikut:
1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya tanpa rasa sakit
walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa tidak nyaman.
3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat kerutan-kerutan
pada kulit payudara.
4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.
5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting susu (jarang-
jarang).
6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda yang berbintik-bintik
adalah tanda meningkatnya penyakit.
7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika ditekan tidak bergerak
pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu payudara.
8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu
10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal, terasa bakar, dan
tertarik ke dalam
SADARI baru dilakukan oleh sebagian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25%
sampai 30% wanita yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur
setiap bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan
menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah untuk
melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang
kita temui adalah masalah yang ringan, bisa diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan
dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan membuat benjolan
menegcil, sebaliknya justru dapat membuat masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini
merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter
yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Biopsi, suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah sekitar
benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dilakukan tes, dicari adanya
perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker. Benjolan atau perubahan yang
ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan kanker) atau ganas (kanker) dan jika
kanker payudara dapat lebih dini maka wanita kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih
baik serta banyak terapi untuk kanker payudara.
c. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala gejala kanker
payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini memakan waktu lebih lama
karena gambar yang diambil juga lebih banyak.
KANKER PAYUDARA
Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan berisiko 1,5 kali
lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat
badan normal.
8. Perubahan payudara
Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi radiasi di dada
(termasuk payudara) akan memiliki kenaikan risiko terkena kanker payudara.
Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko untuk
terkena kanker payudara di kemudian hari.
Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau
estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan
memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara.
Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara
karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan
sehingga lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.
Mengkonsumsi junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat gemuk
tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan
meningkat apalagi tidak diimbangi dengan olahraga sehingga akan berlanjut pada
resistansi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat
yang mengandung gula menjadi meningkat. Insulin yang dihasilkan pun bertambah
seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan
berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan
menstruasi lebih cepat.
Stadium kanker dapat ditentukan setelah tes-tes yang dilakukan dokter sudah
komplit atau selesai. Stadium dalam kanker adalah untuk menggambarkan kondisi
kanker, yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya
terhadap organ tubuh yang lain. Dengan mengetahui stadium kanker ini merupakan salah
satu cara untuk membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai untuk
pasien. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium dan salah satu cara yang sering
dipergunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker adalah sistem TNM. Sistem
TNM ini juga direkomendasikan oleh UICC / AJCC. UICC adalah International Union
Against Cancer dari WHO atau World Health Organization. Sistem TNM ini
menggunakan tiga kriteria untuk menentukan stadium kanker, yaitu :
1. (T, Tumor), tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya.
2. (N, Node), kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar
kekelenjar getah bening disekitarnya.
3. (M, Metastasis), kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain.
Stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM sebagai berikut :
T (Tumor Size), ukuran tumor
T0 : tidak diketemukan tumor primer
T1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T4 : ukuran tumor berapa saja tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya. Dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjoaln kecil di kulit luar tumor utama.
N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb)
N0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
N1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum.
M (Metastasis), penyebaran jauh
M× : metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T,N,M didperoleh, kemudian ketiga faktor tersebut
digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /
T2 N2 M0
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium III C : Tiap T N3 M0
Stadium IV : Tiap T-Tiap N –M1
Stadiu Keterangan
m
0 Stadium ini disebut kanker payudara non-invasif. Ada dua tipe yaitu
DCIS (ductal carcinoma in situ) dan LCIS (lobular carcinoma in situ).
I Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak
menyerang kelenjar getah bening.
II Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar
getah bening.
III Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan benjolan sudah
menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah, dan bernanah.
IV Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti
paru-paru, hati, tulang, atau otak.
( Kristianasari : 2010)
GRADE
Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana bentuk
sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal dan untuk mengetahui
Grade Kanker, sampel-sampel hasil biopsy dipelajari dibawah microscope. Ini akan
memberi petunjuk pada tim dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang pada diri
seseorang.
Grade pada kanker payudara :
Grade 1
Ini merupakan grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam perkembangannya
dan biasanya tidak menyebar.
Grade 2
Merupakan grade tingkat sedang.
Grade 3
Merupakan grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat dan biasanya
menyebar.
Pencegahan primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat
melalui upaya untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko.
Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini, SADARI serta melaksanakan pola hidup
sehat untuk mencegah penyakit kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Pada setiap wanita yang normal serta memiliki siklus haid normal, mereka
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan ini dilakukan dengan
melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang diklaim memiliki
akurasi 90% tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat
itu tidak baik karena merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Sehingga mammografi dengan pertimbangan.
Pencegahan tertier
Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Dengan penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadium kanker payudara dengan tujuan untuk mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penyakit serta
meneruskan pengobatan.
1. Tomat
Bahan makanan ini banyak mengandung likopen yang berkhasiat untuk menurunkan
resiko kanker payudara.
2. Alpukat
Alpukat tinggi akan kadar asam oleat yang bermanfaat untuk mencegah kanker
payudara.
3. Blueberry
Menurut studi, fitokimia pada blueberry dapat menghentikan pertumbuhan dan
penyebaran kanker payudara. Buah beery merupakan pelawan kanker yang tangguh
karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
4. Kunyit
Kunyit dapat membantu mencegah penyebaran kanker payudara.
5. Teh hijau
Dengan minum teh hijau dapat menurunkan risiko kanker payudara dan mencegah
penyebaran pada wanita yang sudah terkena. Hal ini karena zat katekin yang
terkandung dalam teh hijau.
6. Brokoli
Bahan makanan ini mengandung indol-3-karbonal yang melawan kanker payudara
dengan mengubah estrogen yang menyebabkan kanker menjadi zat pelindung
pencegah kanker.
7. Kembang kol
Seperti halnya brokoli mengandung indol-3-karbonal yang dapat melawan kanker
payudara.
8. Bawang putih
Bawang putih dapat menghilangkan sel-sel kanker payudara. Bawang putih yang
dimasak dengan daging dapat mengurangi kadar karsinogenik dalam daging yang
dapat menyebabkan kanker payudara.
9. Bayam
Studi membuktikan bahwa wanita yang mengkonsumsi bayam dua kali semingu
memiliki setengah risiko kanker payudara dibandingkan yang tidak mengkonsumsi.
10. Buah Delima
Pada buah delima kaya akan asam elagik yang dapat memperlambat pertumbuhan sel
kanker serta dapat menonaktifkan senyawa penyebab kanker.
11. Rumput Laut
Rumput laut dapat menurunkan kadar estradiol dan memiliki sifat phytoestrogenic.
Rumput laut mengandung chlorophylones, asam lemak yang membantu mencegah
kanker payudara.
12. Sayuran
Sayuran seperti kubis dan kembang kol mengandung fitonutrien yang dapat
menghambat metabolisme karsinogen dan merangsang tubuh untuk memproduksi
enzim detoksifikasi.
13. Kenari
Kenari mengandung berlimpah asam omega-3, pitosterol dan antioksidan alami, kenari
untuk membuat makanan anti-kanker payudara yang ideal.
C. Deteksi Dini
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang
dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan secara klinis (pemeriksaan fisik), maupun
dengan pemeriksaan penunjang. Adapun deteksi dini kanker payudara, yaitu:
SADARI
Dengan melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri, kanker
payudara dapat ditemukan secara dini serta dengan dilakukannya pemeriksaan klinik
dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-
30%. Alangkah baiknya jika semua wanita sebaiknya melakukan SADARI setiap
bulan dan segera memperiksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan pada
payudara. SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat untuk
menerapkannya. Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan
sekitar 5% ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal,
pada sebagian besar kanker payudara (66%), berupa massa keras atau kokoh, tidak
lunak, batas tidak tegas. Pada 11% kasus tanda yang timbul berupa massa di payudara
yang nyeri. Tanda klinis lain yang biasa terjadi adalah discharge puting (90%), edema
lokal (4%), retraksi puting (3%). Gejala awal berupa gatal, nyeri, pembesaran,
kemerahan
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara
sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus
mengeluarkan biaya. American Cancer Society dalam proyek skrening kanker
payudara menganjurkan pemeriksaan SADARI walaupun tidak dijumpai keluhan
apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-
30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukannya minat dan
kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta
menjaga kualitas hidup untuk lebih baik.
SADARI optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus
menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan
lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah
ditemukan. Manfaat dari SADARI yaitu, dapat mendeteksi ketidaknormalan atau
perubahan yang terjadi pada payudara. serta untuk mengetahui benjolan yang
memungkinan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah kunci
untuk menyelamatkan hidup.
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan SADARI adalah pada saat wanita sejak
pertama mengalami haid.
Adapun tahap–tahap melakukan SADARI, yaitu :
a.) Tahap awal, berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Perhatikan
kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting,
pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit.
b.) Angkatlah kedua tangan ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan. Pada
kedua payudara atau puting.
c.) Kedua tangan diletakakkan di pinggang agak membungkuk ke arah cermin sambil
menarik bahu dan siku ke arah depan. Periksa kembali, apakah ada perubahan atau
kelainan pada kedua payudara atau puting.
d.) Angkatlah lengan kanan, dengan menggunakan 3-4 jari tangan kiri untuk
memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh.
Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk
lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar
payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh
payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak,
termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap benjolan yang tidak biasa
atau benjolan di bawah kulit.
e.) Dengan kedua tangan, pijat puting payudara kanan dan tekan payudara untuk
melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting payudara. Lakukan
hal yang sama pada payudara kiri.
f.) Mengulangi langkah (d) dan (e) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat
dengan permukaan rata, berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan
bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi ini
menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah.
Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (d) dan (e). Lakukan
pula pada payudara kiri.
Berbaring
Berbaring & letakan sebuah bantal kecil dibawah pundak kanan (Untuk
memeriksa payuadara kiri). Letakan tangan kanan anda dibawah kepala. Cara
pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang sama untuk
pemeriksaan payudara kanan.
Mammografi
Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui
pemeriksaan Mammografi, angka kematian karena kanker payudara dapat diturunkan
sampai dengan 30%. Metode Mammografi, Sinar X yang dipancarkan sangat kecil,
sehingga metode ini relatif aman, dan pelaksanaannya relatif mudah. Mammografi
merupakan suatu tes yang aman yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada
payudara wanita.
Mammografi biasanya digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan
kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
Beberapa negara telah menyarankan melakukan mammografi rutin (1-5 tahun sekali)
bagi wanita yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk
mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin. Tes ini dilakukan dengan
menggunakan mesin khusus dengan sinar X dosis rendah untuk mengambil gambar
kedua payudara. Hasil dari tes ini direkam dalam suatu film sinar X atau langsung
menuju komputer untuk dilihat seorang ahli radiologi. Dengan mammogram
memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih jelas benjolan pada payudara dan
perubahan pada jaringan payudara. Selain itu, mammogram dapat menunjukkan
benjolan kecil atau pertumbuhan yang tidak teraba baik oleh wanita itu sendiri atau
dokter yang memeriksa. Jika dokter menemukan suatu benjolan maka dokter akan
melakukan tes-tes lainnya seperti usg atau biopsi.
Biopsi adalah suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari
benjolan dan daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan tes, dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker.
Benjolan atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan
kanker) atau ganas (kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih dini maka wanita
kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak terapi untuk kanker
payudara.
Skrining mammografi yang dilakukan pada wanita yang tidak mempunyai
gejala-gejala kanker payudara dan ketika usia sudah mencapai 40 tahun sebaiknya
melakukan mammografi setiap satu atau dua tahun sekali.
Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala-
gejala kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram
ini memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih
banyak.
Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan
menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidk menunjukkan
bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan
film sinar x.
Prosedur Pemeriksaan mammografi
Ketika akan melakukan mammografi, pasien jangan menggunakan deodorant dahulu
pada ketiak ataupun bedak pada ketiak ataupun lengan dan payudara karena dapat
mengaburkan hasil pemeriksaan berupa spots atau bintik kalsium.
Pasien berdiri di depan mesin sinar X khusus. Teknisi radiologi meletakkan payudara
anda (satu persatu) diantara dua bidang plastik. Bidang ini kemudian menekan
payudara untuk meratakannya. Pasien akan merasakan tekanan pada payudara selama
beberapa detik dan akan menimbulkan ketidaknyamanan karena mungkin merasa
diperas atau dijepit tetapi semakin rata payudara maka makin baik gambarnya.
Biasanya sering diambil dua gambar dari masing-masing payudara, satu dari samping
dan satu dari atas. Pemeriksaan mammografi ini memakan waktu sekitar 15 menit dari
awal sampai terakhir.
Dari hasil pemeriksaan mammografi didapatkan film (mammogram) yang dapat
diinterpretasi oleh dokter ahli radiologi atau dokter bedah. Dari hasil mammografi
didaptkan perubahan yang terlihat dari mammogram, yaitu Mikrokalsifikasi berupa
deposit-deposit kecil kalsium yang terdapat dalam jaringan payudara yang terlihat
sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi dicurigai
sebagai tanda kanker adalah titik-titik yang sangat kecil dan titik-titik tersebut
berkumpul dalam suatu kelompok atau yang biasa disebut cluster. Massa yang tampak
pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bahkan bukan kanker, tetapi
untuk memastikannya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa
padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).
Seperti halnya tes medis lainnya, mammografi juga memiliki keterbatasan, antara lain
:
Negatif palsu dapat terjadi artinya semua terlihat dalam kondisi normal tetapi
sebenarnya terdapat keabnormalan. Negatif palsu ini jarang terjadi, biasanya
terjadi pada wanita yang lebih muda lebih cenderung mendapatkan hasil
mammogram negatif palsu daripada wanita yang lebih tua. Hal ini disebabkan
karen ajaringan payudara lebih padat sehingga adanya kanker lebih sulit terlihat.
Positif palsu dapat terjadi. Pada posit palsu terjadi ketika hasil mammogram
menunjukkan adanya kanker walaupun sebenarnya itu tidak ada, Sama seperti
halnya negatif palsu, positif palsu juga sering terjadi pada wanita yang lebih
muda.
BAB XII
Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.
Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker payudara ketika sudah
stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran
akan deteksi dini. Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi
(antibodi). Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu :
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan
penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli
bedah dapat mengangkat tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantinya
dengan jaringan otot lain (lumpectomy) sedangkan mastektomi merupakan operasi
pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi, yaitu :
Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara
(lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan peberian radioterapi.
Lumpectomy ini biasanya direkomandasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Total Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja
bukan kelenjar di ketiak / axilla.
Modified Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, dan tulag iga serta
benjolan di sekitar ketiak. Setelah dilakukan masektomi pasien akan merasakan
dinding dada nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga bisa dirasakan di
bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak. Keluhan umum lainnya yang dirasakan
termasuk nyeri tertusuk/tajam, rasa gatal tak tertahankan atau mati rasa.
Tujuan dari pembedahan adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan
pembedahan biasanya di ikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau
kemoterapi. Setiap pasien memiliki pilihan untuk rawat jalan atau dirawat di rumah
sakit. Anestesi umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan
kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga untuk operasi
konservasi payudara. Sebelum dilakukan pembedahan pasien harus di infus untuk
memberikan obat-obatan yang mungkin diperlukan selama pembedahan serta pasien
akan terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin memiliki tekanan
darah pada manset lengan sehingga irama jantung dan tekanan darah dapat diperiksa
selama tindakan. Lamanya operasi akan tergantung pada jenis operasi yang
dilakukan. Setelah selesai operasi, pasien akan di bawa ke ruang pemulihan untuk
dipantau tanda-tanda vital, seperti (tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan)
serta keseluruhan keadaan pasca operasi hingga stabil.
Contohnya, wanita yang menjalani mastektomi biasanya tinggal di rumah
sakit selama 1 atau 2 malam dan kemudian pulang.
Banyak wanita yang menjalani lumpektomi atau mastektomi terkejut dengan
minimnya rasa sakit yang mereka rasakan di daerah payudara. tetapi mereka kurang
senang dengan rasa aneh seperti mati rasa, tertarik/tercubit di daerah ketiak. Setelah
pembedahan hal ynag perlu diperhatikan oleh pasien adalah cara merawat dan
menutup luka, mengetahui tanda-tanda infeksi, dan kapan boleh mulai menggerakan
lengan untuk mencegah kekauan serta untuk beraktivita
Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi radiasi ini
bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada
beberapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus kanker lain dapat
digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau sesudah operasi yang
tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi. Dapat juga, terapi ini
digunakan bersamaan dengan kemoterapi.
Terapi radiasi juga bertujuan untuk mencegah agar kanker tidak muncul di
area lain. Bila suatu jenis kanker diketahui menyebar ke area tertentu, dokter sering
beranggapan bahwa kemungkinan beberapa sel kanker telah menyebar kesana,
meskipun imaging scan (CT atau MRI) tidak menunjukkan adanya tumor. Sehingga
pada area itu kemungkinan akan dilakukan treatment untuk mencegah agar sel
tersebut tidak berubah menjadi tumor. Selain itu terapi radiasi juga dapat mengobati
gejala-gejala pada kanker stadium lanjut. Ada beberapa kanker yang mungkin telah
menyebar jauh dari perkiraan pengobatan akan tetapi bukan berarti kanker itu tidak
bisa diobati agar pasien merasa lebih baik. Terapi radiasi ini bisa untuk
membebaskan dari rasa sakit, masalah pada pemasukkan makanan, bernafas atau
pada usus besar, yang semua itu disebabkan oleh kanker yang sudah pada stadium
lanjut. Cara tersebut biasa dinamakan palliative radiation. Tetapi terapi radiasi ini
memberikan efek yang kurang baik bagi tubuh seperti badan terasa lemas, nafsu
makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi gelap serta Hb dan
leukosit cenderung menurun.
Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Karena ketika
elektron-elektron keluar dari atom dan menembus jaringan maka akan membentuk
ion-ion (atom yang telah memperoleh aliran listrik melalui tambahan atau ketika
kehilangan elektron) di dalam sel dari jaringan. Hal ini dapat membunuh sel atau
merubah gen. Bentuk lain dari radiasi, diantaranya adalah gelombang radio,
gelombang micro atau gelombang cahaya yang disebut non-ionizing. Sedangkan
jenis ini tidak mempunyai energi yang besar dan tidak bisa meng-ionize sel.
Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu,
selama 6-7 minggu berturut-turut tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan
penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi terapi radiasi
untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang
bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu, setiap kali hanya berlangsung
1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih
seperti menjalani foto Rontgen (X-ray). Namun selama menjalani terapi penderita
harus diam, tidak bergerak sama sekali agar pancaran radiasinya tepat mengenai
sasaran.
Terapi Hormon
Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka
hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir. Hal ini biasa dikenal sebagai’ Therapy anti-estrogen’ yang sistem
kerjanya untuk memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara. Estrogen merupakan salah satu penyebab terjadinya
kanker payudara. Hormon estrogen merupakan hormon kelamin sekunder yang
berfungsi membentuk dan mematangkan organ kelamin wanita, salah satunya
payudara selama masa pubertas serta memicu pertumbuhan dan pematangan sel di
organ wanita yang disebut sel duct, kemudian sel duct ini akan membelah secara
normal. Dimana saat terjadi pematangan sel duct merupakan saat yang paling rentan
terkena mutasi. Jika ada satu sel yang mengalami mutasi akibat faktor keturunan,
radiasi, radikal bebas, dll. Maka sel tersebut dapat membelah secara berlebihan yang
seterusnya akan berkembang menjadi kanker. Sehingga tujuan dari terapi hormon ini
untuk mencegah estrogen dalam mempengaruhi atau memperparah sel kanker yang
bersarang dalam tubuh.
Kemoterapi
Yaitu proses pemberian obat-obatan anti kanker dapat secara oral
(diminum) dan intravenous (diinfuskan). Untuk oral biasanya diberikan selama 2
minggu, istirahat 1 minggu dan kalau lewat infus 6 kali kemo jaraknya 3 minggu
untuk yang full dosse. Biasanya tidak perlu menginap di rumah sakit apabila satu
jam setelah kemo tidak mengalami efek apapun. Apabila di rumah mengalami mual
–mual sedikit biasanya akan hilang setelah istirahat.
Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk
jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan untuk mengurangi risiko
timbulnya kembali kanker payudara. Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel
kanker dapat melepaskan diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran
darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan gejala, mereka tidak muncul pada sinar-X, dan
mereka tidak dapat dirasakan pada saat pemeriksaan fisik. Tetapi jika mereka
memiliki peluang untuk tumbuh, mereka bisa membentuk tumor baru di tempat lain
dalam tubuh. Kemoterapi adjuvant ini dapat diberikan untuk mencari dan
membunuh sel-sel ini.
Neoadjuvant kemoterapi merupakan kemoterapi yang diberikan sebelum
operasi. Manfaat utamanya adalah untuk mengecilkan kanker yang berukuran besar
sehingga mereka cukup kecil untuk operasi pengangkatan (lumpektomi). Adapula
keuntungan lain yang mungkin adalah bahwa dokter dapat melihat bagaimana
kanker merespon kemoterapi. Jika tumor tidak menyusut, maka obat yang berbeda
mungkin diperlukan.
Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut, kemo juga dapat
digunakan sebagai pengobatan utama untuk wanita dengan kanker yang telah
menyebar di luar payudara dan daerah ketiak pada waktu ditemukan, atau jika
kankernya menyebar setelah pengobatan pertama. Obat kemoterapi digunakan baik
pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan
pembedahan). Obat kemoterapi ini bisa digunakan secara tunggal ataupun
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti
kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja. Efek dari kemoterapi ini pasien akan mengalami rasa
mual dan muntah, rambut menjadi rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan ketika kemoterapi, hilangnya nafsu makan, perubahan dalam siklus
menstruasi, menjadi mudah lelah karena rendahnya jumlah sel darah merah, terasa
ngilu pada tulang-tulang serta kuku dan kulit menghitam, kadang kulit kering.
Perubahan dalam siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping
kemoterapi. Efek samping permanen dapat mencakup perubahan menopause lebih
awal dan tidak dapat hamil (infertilitas) serta neuropati, ada beberapa obat yang
dipakai untuk mengobati kanker payudara dapat merusak saraf. Hal ini terkadang
dapat menyebabkan gejala (terutama di tangan dan kaki) seperti nyeri, terbakar atau
kesemutan, sensitive terhadap dingin atau panas. Hal ini akan hilang setelah
pengobatan berhenti ataupun dapat bertahan lama pada beberapa wanita.
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari obat-obat tertentu akan lebih
efektif daripad