Anda di halaman 1dari 150

BAB I PENDAHULUAN

Bayi merupakan anugerah terindah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia.
Bagi sebagian manusia mungkin melakukan perawatan bayi sangatlah susah, jika mereka
hanya memikirkan banyaknya pengeluaran yang akan diberikan kepada sang bayi. Tapi jika
kita fikirkan secara logis, merawat bayi sangatlah mudah. Dengan hanya memberikan ASI
kepada bayi, tidak perlu membutuhkan banyak pengeluaran dan tenaga.
Merawat bayi tidak memerlukan keahlian khusus, hanya perlu sedikit pengetahuan dasar,
pemikiran logis, serta kemauan mencari pertolongan dan nasihat. Salah satu cara merawat
bayi adalah dengan cara menyusui. Menyusui harus dipelajari dan ibu harus mencari
dukungan, serta nasihat dari keluarga, teman yang memiliki bayi, juga bidan atau peninjau
kesehatan. Yang paling penting, ibu akan mempelajari dari bayi ibu, dengan memahami
sinyal-sinyalnya dan menemukan bagaimana merespons sinyal tersebut. Selama 72 jam
setelah kelahiran, payudara menghasilkan cairan encer dan kuning yang disebut kolostrum,
cairan yang terdiri dari air, protein dan mineral. Kolostrum mengandung antibodi yang
melindungi bayi terhadap berbagai infeksi saluran pencernaan dan pernafasan.
Menurut ahli parenting Dr. Mirriam Stoppard, selama beberapa hari pertama, bayi harus
menyusu secara teratur, untuk mendapat kolostrum sekaligus terbiasa dengan payudara.
Begitu payudara ibu menghasilkan air susu, ibu mungkin akan terkejut dengan bentuk air
susu yang encer. Saat bayi mengisap, air susu pertama yang dia dapatkan (foremilk) bersifat
encer dan menghilangkan haus. Setelah itu, barulah keluar hindmilk, yang kaya akan lemak
dan protein
Pemberdayaan masyarakat pada program ASI eksklusif sangat penting untuk
mencapai kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas sering disebut
sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dalam
mencapai sasaran dan target yang strategis sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam
menciptakan dan melestarikan perilaku hidup sehat masyarakat. Saat ini derajat kesehatan
masyarakat masih belum optimal dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan faktor genetika (Kemenkes RI, 2011). Agar dapat mempersiapkan manusia yang
berkualitas tersebut, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam
kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak
yang sehat, cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Selain memperhatikan gizi
bayi maka perlu memelihara gizi ibu terutama masa hamil dan menyusui.

Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik selain dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik juga akan memberi air susu ibu (ASI) yang cukup untuk bayinya. ASI
merupakan makanan bergizi yang paling lengkap, aman, hygienis dan murah. ASI juga
meningkatkan keakraban ibu dan anak yang bersifat menambah kepribadian anak dikemudian
hari. Itulah sebabnya ASI terbaik untuk bayi. Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini dikarenakan
memberikan dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Didukung pula konferensi
tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak menyepakati bahwa semua keluarga harus
mengetahui arti penting mendukung dalam tugas pemberian ASI saja selama enam bulan
untuk perempuan pada kehidupan pertama bagi anak (Kemenkes RI, 2013).

UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI


eksklusif. Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif memudahkan terjalin ikatan kasih sayang yang
mesra antara ibu dan bayi baru lahir merupakan keuntungan awal dari menyusui secara
eksklusif. Sehingga pedoman ini sangat diperlukan untuk membantu ibu menyusui dan
kiranya memberikan kemudahan bagi ibu menyusui untuk melaksanakan pemberian ASI
eksklusif, selanjutnya dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif cakupan ASI eksklusif.
Dasar hukum pemberian Asi Eksklusif, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif.  PP tentang pemberian ASI eksklusif ini  merupakan  penjabaran dari Undang-
undang Kesehatan  Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 129, ayat 1 “Pemerintah
bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk
mendapatkan ASI secara eksklusif”. Dan ayat 2 : “ketentuan lebih lanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah” (Kemenkes RI, 2012).

Dari berbagai studi dan pengamatan menunjukkan bahwa dewasa ini terdapat
kecenderungan penurunan penggunaan ASI dan mempergunakan pemberian ASI dengan susu
formula di masyarakat. Dengan kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan
peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan susu buatan
serta luasnya distribusi susu buatan terdapat kecenderungan menurunnya kesediaan menyusui
maupun lamanya menyusui baik dipedesaan dan diperkotaan. Menurunnya jumlah ibu yang
menyusui sendiri bayinya pada mulanya terdapat pada kelompok ibu di kota-kota terutama
pada keluarga berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar sampai ke desa-desa meskipun
menyadari pentingnya pemberian ASI tetapi budaya modern dan kekuatan ekonomi yang
semakin meningkat telah mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air
susu buatan sebagai jalan keluarnya. Meningkatnya lama pemberian ASI dan semakin
meningkatnya pemberian susu botol menyebabkan kerawanan gizi pada bayi dan balita. ASI
mengandung zat antibodi yang disebut sebagai IgA yang berperan sebagai sistem pertahanan
dinding saluran pencernaan terhadap infeksi. Telah dibuktikan bahwa bayi yang mendapatkan
ASI ekslusif mempunyai kadar antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
mendapatkan susu formula. Oleh karena itu, daya tahan tubuh  terhadap infeksi bakteri
patogen pada bayi dengan ASI lebih besar dibandingkan dengan bayi dengan susu formula.

BAB II ASI (Air Susu Ibu)

A. Definisi ASI

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologisosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur
zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang
memenuhikebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama
ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak
dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).

WHO menilai ASI adalah sumber gizi terbaik bagi bayi dan batita atau bayi di bawah usia
tiga tahun. WHO mengatakan ASI memberi manfaat kesehatan seumur hidup, orang yang
pernah mendapat ASI sewaktu bayi memiliki kemungkinan lebih kecil menghadapi masalah
berat badan atau obesitas dalam hidupnya kelak. Mereka juga kurang rentan terhadap
diabetes dan tampil lebih baik dalam uji kecerdasan.ASI adalah satu-satunya dari semua jenis
susu yang trersedia dan paling cocok di konsumsi oleh bayi, oleh karena susu tersebut, secara
unik, telah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Air susu ibu mengandung antibodi
bakterial dan viral termasuk konsentransi antibodi secretorik Ig A yang relative tinggi.
Bayi yang mendapatkan ASI, yang mempunyai titer anti poliomyelitis dalam darah,
mereka, secara relative akan kebal terhadap infeksi yang ditimbulkan oleh faksin virus
poliomyelitis hidup yang telah di encerkan. Pengaruh tersebut akan terlihat sangat menonjol
pada periode neonatus, tetapi nampaknya tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada
imunisasi aktif, yang akan dikerjakan jika bayi tersebut telah mencapai usia 2, 4 & 6 bulan.
Telah pula dapat diperlihatkan bahwa pertumbuhan virus-virus yang menyebabkan timbulnya
parotitis epidemica, influenza, vaksinia dan B encephalitis jepang dapat dihambat oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam ASI. Antibody yang di telan yang berasal dari kolostrum dan ASI
dapat memberikan kekebalan saluran penceran makanan lokal terhadap organisme yang
memasuki tubuh melalui jalan tersebut.

Para ahli anak di seluruh dunia telah mengadakan penelitian terhadap keunggulan ASI.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi atau
susu buatan lainnya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI secara
khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernafasan dan pencernaan. Hal itu
disebabkan oleh zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung
melawan serangan penyakit. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa di dalam ASI
terdapat unsur-unsur yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit
menular dan membantunya agar bekerja dengan benar.

ASI juga merupakan sumber laktoferin, yaitu protein air dadih yang mengikat zat besi.
Bahan ini secara normal, sepertiga jenuh dengan zat besi serta mempunyai pengaruh yang
menghambat atas pertumbuhan E coli dalam usus. Tinja bayi yang mendapatkan ASI
mempunyai pH yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pH tinja pada anak-anak yang
mendapatkan air susu sapi kandungan bakteri yang terdapat pada tinja bayi yang
mendapatkan ASI terutama sakali adalah kelompok laktobasilus berlawanan dengan
kelompok koliform yang terdapat menonjol dalam tinja bayi yang diberi makanan secara
artificial. ASI mengandung suatu faktor pertumbuhan yang akan memberikan kemudahan
kepada pengkolonisasian usus oleh lactobacillus bifidus. Flora usus pada bayi yang
mendapatkan ASI dapat melindungi mereka terhadap isi infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
beberapa jenis E coli.

Susu yang berasal dari seorang ibu yang mendapatkan susunan makanan yang secara
kuantitatif mencukupi serta berimbang secara semestinya dapat memasok bahan-bahan
makanan yang dibutuhkan oleh bayi yang bersangkutan kecuali mungkin vitamin D, setelah
beberapa bulan dan fluorida. Kendatipun penyediaan air minum umum mengandung cukup
banyak flourida didalamnya, namun sorang bayi yang mendapatkan ASI mungkin sekali
hanya sedikit sekali menerima flourida yang berasal dari tubuh ibu nya, oleh karena itu bayi
harus mendapatkan pemasukan fluoride selama bulan-bulan pertama kehidupannya.
Persediaan cadangan zat besi akan mencukupi untuk memenuki kebutuhan bayi selama 6-9
bulan pertama, pada bayi yang cukup umur. Zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap
dengan baik oleh bayi, oleh karena itu bayi yang mendapat ASI mungkin tidak memerlukan
penambahan zat besi selama tahun pertama kehidupannya. ASI mengandung cukup banyak
persediaan vitamin C untuk dapat memenuhi kebutuhan seorang bayi, dengan catatan bahwa
ibu yang bersangkutan juga mendapatkan vitamin C dengan secukupnya.

1. Faktor penting yang berpengaruh dalam pemberian ASI:


a. Keadaan jiwa yang bahagia dan santai
b. Kekhawatiran serta ketidak bahagiaan adalah cara yang paling berpengaruh dalam
menurunnya atau bahkan meniadakan sama sekali sekresi buah dada.
c. Keletihan
Menghindarkan keletihan juga sangat berpengaruh dalam pemberian ASI, oleh karena
itu seorang ibu yang baru saja melahirkan membutuhkan latihan serta kegiatan fisik,
sehingga dengan demikian ia akan mendapatkan perasaan sehat dan kesejahteraan
fisik.
d. Kebersihan
Minimal dalam satu hari buah dada harus dicuci dengan bersih. Kalau sabun yang
digunakan mengering pada puting susu dan daerah areola maka pemakaiannya harus
dihentikan. Sama sekali tidak diperkenakan menggunakan asam borat. Beberapa
orang ibu akan merasa lebih nyaman, kalau mereka dapat memakai bra yang benar-
benar cocok siang dan malam. Batasan mangkok-mangkok bra yang terbuat dari
plastik hendaknya disingkirkan. Lapisan bra yang sifatnya menyerap (yang dapat
dibeli dipasaran) atau sapu tangan yang bersih dan dapat ditempatkan dalam bra untuk
dapat menyerap susu yang mesih terus keluar.
e. Susunan makanan atau diet
Susunan makanan yang diberikan kepada ibu yang baru melahirkan hendaknya
mengandung cukup banyak kalori untuk dapat mengkompensasikan yang disekresikan
di dalam air susu maupun yang diperlukan untuk menghasilkan susu tersebut. Tidak
ada sesuatu bahan makanan yang perlu disingkirkan dari susunan makanan ibu,
kecuali bahan makanan yang bersangkutan dengan jelas menyebabkan timbulnya
gangguan pada bayi. Kalau masih memungkinkan, maka seorang ibu yang sedang
menyusui, sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan, oleh karena banyak sediaan
obat yang mempunyai pengaruh buruk yang akan merugikan bayi.
f. Pengobatan
Obat menggunakan bahan-bahan seperti antitiroid, lithium, bahan-bahan anti kanker,
isoniazid dan fenidion merupakan kontraindikasi untuk diberikan kepada para ibu.

2. Pemberian ASI juga dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan oleh karena :

a. Asi yang pertama (kolostrum) mengandung beberapa benda penangkis (anti-body)


yang dapat mencegah infeksi pada bayi.

b. Bayi yang minum ASI jarang menderita gastroenteritis.

c. Lemak dan protein asi mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran
pencernaan ; asi merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak
mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan asi (obese).

d. Kemungkinan bayi menderita kejang oleh karena hipokalsemia sangat sedikit.

e. Pemberian asi merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk mengeratkan
hubungan ibu dan bayi; dan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang normal
terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.

f. Asi merupakan susu buatan alam yang lebih baik daripada susu buatan mana pun oleh
karena mengandung benda penangkis (kolostrum mengandungnya 15 kali lebih banyak
daripada asi), sucihama, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan susu yang sebaik-
baiknya untuk diminum.

B. Pembentukan ASI

a. Proses Pembentukan Laktogen

1) Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu
payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada
saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi
bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan kolostrum sebelum
lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI
setelah melahirkan nanti.

2) Laktogenesis II

Saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron,


estrogen, dan human placental lactogen (HPL) secara tiba-tiba, tetapi hormon prolaktin
tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase
Laktogenesis II. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat,
memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan
tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk
memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI
lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga
terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda
biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam
setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-
73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak
langsung setelah melahirkan.

Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah
putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua
minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh
ASI sebenarnya

3) Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa
hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol
autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI
banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian
berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi
seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.

b. Hormon yang Mempengaruhi Pembentukan ASI

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.
Gmbar Cara Kerja Hormon

(Sumber : Ramona, 2013)

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa proses bekerjanya hormon dalam
menghasilkan ASI adalah sebagai berikut:

1) Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke
hipotalamus.

2) Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan prolaktin.


3) Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari
merangsang kelenjar – kelenjar susu di payudara.

c. Hormon – hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai
berikut :

1) Progesteron: memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan


estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-
besaran

2) Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen


menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.
Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon
estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

3) Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam fisiologi


laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh glandula pituitari.
Hormon ini memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI. Kadar hormon ini
meningkat selama kehamilan. Kerja hormon prolaktin dihambat oleh hormon plasenta.
Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan membuat kadar
estrogen dan progesteron berangsur – ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan
dan diaktifkannya prolaktin.

4) Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.

5) Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta


mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan
areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap
memproduksi ASI.

d. Refleks dalam Proses Laktasi

Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar
karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron
akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan pada putting susu, terbentuklah prolaktin
oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI makin lancar. Pada proses laktasi terdapat dua reflek
yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan
puting susu dikarenakan isapan bayi.

1) Refleks Prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi
jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.
Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung
saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin. Faktor pemacu msekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal
pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam
keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting
susu.

2) Refleks Aliran (let down reflex)

Rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hifofisis depan tetapi
juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone oksitosin.
Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng alveolus dan
dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. makin sering menyusui, pengosongan
alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan ASI
makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak
hanya mengganggu proses menyusui tetapi juga mudah terkena infeksi. Faktor-faktor
yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium
bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down
adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut da n cemas.

C. Refleks dalam Mekanisme Isapan

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi adalah refleks menangkap (rooting
refleks), refleks menghisap, refleks menelan.

1) Refleks Menangkap (Rooting Refleks)

Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah
sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut
dan berusaha menangkap puting susu.

2) Refleks Menghisap (Sucking Refleks)

Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan
demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan
palatum sehingga ASI keluar.

3) Refleks Menelan (Swallowing Refleks)

Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

Air Susu Ibu (ASI)

e. ASI Menurut Stadium Laktasi

1) ASI stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama


dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada empat hari pertama setelah
persalinan. Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan.
Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan
sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan
mikonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima
ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam. Jumlah energi
dalam kolostrum hanya 56 Kal /100 ml kolostrum dan pada hari pertama bayi
memerlukan 20-30 CC. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan
dengan kandungan protein dalam susu matur, Sedangkan kandungan karbohidratnya
lebih rendah dibandingkan ASI matur.

2) ASI Stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah
kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang / matur. Ciri dari air susu pada
masa peralihan adalah sebagai berikut :

a) Peralihan ASI dari kolostrum hingga menjadi matur

b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.

Teori lain mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu
ke-5. Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah,

sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, Hal ini untuk memenuhi kebutuhan
bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan
lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

3) ASI Stadium III

ASI stadium III adalah ASI matur, dengan ciri – ciri sebagai berikut :

a) ASI yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya. Komposisi relatif konstan.
Ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada
minggu ke-3 sampai minggu ke-5.

b) Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. Hal ini dikarenaka
ASI merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sapai
usia enam bulan.

c) Cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan warna dari garam
Ca-caseinant, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.

d) Tidak menggumpal jika dipanaskan

e) Terdapat faktor antimikrobial.

f) Interferon producting cell.


g) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah, dan adanya faktor bifidus.

h) ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai enam bulan. Setelah enam bulan bayi mulai dikenalkan
dengan makanan pendamping selain ASI.

f. Jenis ASI

Air susu ibu atau ASI ternyata tidak selalu sama kualitasnya saat keluar, ada yang
bentuknya kental, encer atau bahkan sangat encer. Dari segi warna kadang juga berbeda
– beda, ada yang berwarna putih, putih kekuning – kuningan, dan bahkan juga ada yang
berwarna bening seperti air pada umumnya.

1) Foremilk

Foremilk adalah ASI yang encer yang diproduksi pada awal proses menyusui dengan
kadar air tinggi mengandung banyak protein, laktosa, serta nutrisi lainnya, tetapi rendah
lemak. Foremilk disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada awal menyusui.
Foremilk merupakan ASI yang keluar pada lima menit pertama. ASI ini lebih encer
dibandingkan hindmilk, dihasilkan sangat banyak, dan cocok untuk menghilangkan rasa
haus bayi.

2) Hindmilk

Hindmilk adalah ASI yang mengandung tinggi lemak yang memberikan banyak zat
tenaga/energi dan diproduksi menjelang akhir proses menyusui. Hindmilk keluar setelah
foremilk habis saat menyusui hampir selesai, sehingga bisa dianalogikan seperti
hidangan utama setelah hidangan pembuka. Jenis air susu ini sangat kaya, kental, dan
penuh lemak bervitamin. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali dibanding foremilk. Bayi
memerlukan foremilk dan hindmilk

C. Komposisi ASI

ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai biologis
tertentu, dan mempunyai substansi yang spesifik, sifat itulah yang membedakan ASI dengan
susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar
dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan ibu yang bayinya cukup bulan.
Dengan demikian pengeluaran ASI sudah diatur sehingga sesuai umur kehamilan. ASI
mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5 %, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup
ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang suhu udara panas.
Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental
dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang
mendapat susu formula.

ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam jumlah yang
tepat. ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya dan laktosa
merupakan zat yang diperlukan bagi manusia. ASI mengandung vitamin yang cukup bagi
bayi. Bayi selama 6 bulan tidak memerlukan vitamin tambahan ASI mengandung zat besi
yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini
diserap usus bayi dengan baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekurangan
zat besi. ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas. ASI
mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat .

1. Proses terbentuknya ASI

Hormon prolaktin dari plasenta meningkat selama kehamilan tetapi biasanya ASI
belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau
ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progresteron turun drastis, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Selama kehamilan,
hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih
dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan
pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.

Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah


prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang
sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat
perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dari hipofisis, sehingga sekresi ASI
semakin lancar. Dua reflek yang sangat penting dalam proses laktasi adalah reflek prolaktin
dan reflek aliran (let down reflex).

a. Reflek prolaktin
Pada saat bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang.
Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu
hipofise anterior untuk mengeluarkan 14ancer14 prolaktin ke dalam darah, melalui sirkulasi
prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang
disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan , yaitu frekuensi,
intensitas dan lamanya bayi menghisap.

b. Reflek aliran (let down reflex)

Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior
mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan
hormon oksitoksin. Dimana setelah oksitoksin dilepas ke dalam darah akan memacu otot
polos yang mengelilingi alveoli dan ducktus untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu
dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu. Let down reflex dapat dirasakan sebagai
sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tandatanda lain dari let
down reflex adalah tetesan pada payudara lain yang tidak sedang dihisap oleh bayi, reflek ini
dipengaruhi oleh kejiwaan ibu (Kristiyansari, 2010).

2. Komposisi ASI :

a. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber untuk
otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hamper dua kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
Setelah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.

b. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang
terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula terdiri dari protein whey
dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah
diserap oleh usus bayi., sedangkan susu formula lebih banyakmengandung protein casein
yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya 30%
dibanding susu formula yang mengandung protein ini dalam jumlah yang tinggi (80%).
(Badriul, 2008).
c. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkatJumlahnya. Lemak ASI
berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak
pada 5 menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian. Kadar lemak pada
hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan
kebutuhan energi yang dibutuhkan bayi (Hubertin, 2004).

Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lamak yang ada dalam ASI mengandung lemak
rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna
serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA
(Docoso Hexsaconic Acid) dan Acachidonid acid merupakan komponen penting untuk
meilinasi. Asam linoleat ada di dalam ASI dalam jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI
mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase yang
mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit lemak yang tidak diserap
oleh sistem pencernaan bayi (Hubertin, 2004).

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk
bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang
sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik yang terdapat di
dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang
merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan
pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup .

e. Vitamin

 Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan.
Kadar vitamin K di dalam ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang
hanya mendapat ASI berisiko untuk mengalami perdarahan, walaupun angka kejadian
perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang
umumnya dalam bentuk suntikan

 Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu
dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan
vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eklusif ditambah
dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin K (Badriul, 2008).

 Vitamin E

Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik).
Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E-nyatinggi terutama pada kolostrum dan ASI
transisi awal (Badriul, 2008).

 Vitamin A

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi
tidak saja vitamin A, tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten (Badriul, 2008). Vitamin
yang larut dalam air Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam
folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap
kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar
vitamin B6, B12 dan asam folatmungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).

3. Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas:

a. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari keempat pasca
melahirkan atau setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning
kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung
butiran lemak dan sel-sel epitel . Dibandingkan dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh
payudara, kolostrum mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin,
dan lebih banyak mineral tetapi memiliki gula lemak lebih sedikit. Meskipun demikian
kolostrum mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut korpustel kolostrum,
yang oleh beberapa ahli dianggap merupakan sel-sel epitel yang telah mengalami degenerasi
lemak dan oleh ahli lain dianggap sebagai fagosit mononuklear yang mengandung cukup
banyak lemak. Sekresi kolostrum bertahan selama kurang lebih lima hari, dengan perubahan
menjadi susu matur.

Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental , lengket dan berwarna


kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel
darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih
mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin
(IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir
bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran
kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi
yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum juga
merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang
baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan
datang. Antibody mudah ditemukan dalam kolostrum. Kandungan immunoglobulin A
mungkin memberikan perlindungan kepada neonatus melawan infeksi enteric. Faktor-faktor
kekebalan hospes lainnya, juga immunoglobulin-immunoglobulin, terdapat didalam
kolostrum manusia dan air susu. Faktor ini meliputi komponen komplemen, makrofag,
limfosit, laktoferin, laktoperoksidase, dan lisozim.

 Ciri-ciri kolostrum:
a) Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
b) Mengandung imunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin (A, D,
E, K), lemak, dan rendah laktosa.
c) Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua sampai tiga hari dan diikuti ASI yang
mulai berwarna putih.

 Manfaat kolostrum adalah sebagai berikut :


d) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima
makanan.
e) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
f) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit
infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan.

Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum, yang diperkirakan ASI
yang kotor, buruk sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata kolostrum sebagai
pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh. Kolostrum banyak mengandung
antibodi dan anti-infeksi serta dapat menumbuhkembangkan flora dalam usus bayi, untuk sap
menerima ASI. Memperhatikan perkembangan pengeluaran ASI, tiada ASI yang tidak
berguna. Alam telah mempersiapkan bayi untuk tumbuh kembang hanya dengan ASI sampai
umur empat bulan.

b. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh . Pada
masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi dan protein yang lebih
rendah daripada kolostrum. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan
berubah warna serta komposisinya. Kadar imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan
lemak dan laktosa meningkat.

c. ASI Mature

ASI mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.
ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan
bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih kebiru-biruan (seperti susu krim) dan
mengandung lebih banyak kalori dari pada susu kolostrum ataupun transisi. Air susu yang
mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer.
Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan
air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi.
Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan
membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk.

Komposisi Kandungan ASI


Kandungan Kolostrum Transisi ASI Mature
Energi (kg kla) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immuglobulin:
IgA (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
IgG (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
IgM (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosim (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
( Sumber : Kristianasari, 2010)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI


Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah sama setiap
waktunya. Dikatakan bahwa, volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu. Pada hari-hari
pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan puting susu cukup adekuat, maka akan dihasilkan
secara bertahap 10-100ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi
sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml/hari. Produksi ASI mulai menurun 500-700 ml setelah
6 bulan pertama, 400-600 ml pada 6 bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-500 ml
pada tahun kedua usia anak.Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550-
1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu
secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi
ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang
cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah
kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum
lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/ hari.
bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui :
1. Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
2. Yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kool, sawi dan daun bawang.
3. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
b. Ketenangan jiwa dan fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan
tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan
menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI
yang baik harus dalam keadaan tenang.
c. Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan
karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
d. Perawatan payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan
hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin.
e. Anatomis buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun berkurang. Dengan demikian
produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan dari
pembuluh darah akan berkurang.

f. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon
laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.

g. Faktor istirahat.
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan
demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.

h. Faktor isapan anak.


Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak
berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang.

i. Faktor obat-obatan.
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin
dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-
hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran
ASI.

j. Stres dan Penyakit Akut.

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi
ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu
yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari
berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat
mempengaruhi produksi ASI.
k. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi. pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Penelitian diluar menunjukkan adanya
hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara
langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang
masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak
perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden
sakit perut yang lebih tinggi.Studi lain mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari
15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari
ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.

D. Manfaat ASI

Khasiat kesehatan air susu ibu atau ASI memang telah lama diketahui banyak orang.
Namun kini peneliti menyebutkan ada manfaat ASI yang terbaru yang berhasil mereka
temukan. Dengan adanya penemuan ini, saran untuk memberi bayi dengan ASI daripada susu
formula biasa pun semakin menguat. Seperti yang dilansir dari Daily Mail (29/08), tim
peneliti dari Duke University Medical Center menemukan “bayi yang minum ASI mengalami
pertumbuhan usus yang lebih menyehatkan. Hal ini dikarenakan ASI ternyata mendorong
koloni mikrobiotik flora unik untuk meningkatkan pengembangan sistem imun”.

Dr Parker juga menjelaskan bahwa “hanya ASI yang bisa memberikan manfaat ini”.
Peneliti pun berharap mereka mampu mengembangkan pengganti ASI yang memiliki
komposisi yang hampir sama. Sehingga untuk ibu yang mengalami masalah dengan produksi
ASI, bayinya masih bisa mendapatkan manfaat serupa. Sebelumnya, ada penelitian yang
menyebutkan ASI menurunkan gejala diare, flu, dan infeksi pernapasan pada bayi. Selain itu,
ternyata ASI juga diketahui mampu melawan alergi, diabetes tipe 1, sklerosis ganda, dan
penyakit lainnya.

Sementara itu, pihak Department of Health selama ini sudah menyarankan agar ibu
memberikan ASI pada bayi minimal selama enam bulan. Sayangnya banyak ibu yang
berhenti memberikan ASI pada bayi setelah menyusui tiga bulan saja."Penelitian ini semakin
menguatkan bukti bahwa ASI adalah susu yang paling bernutrisi untuk bayi. Lagipula bayi
yang minum ASI umumnya selalu lebih sehat, demikian juga ibu yang menyusui. Mereka
(ibu) bisa menurunkan risiko kanker. Jadi, selama ASI masih mengalir, sebaiknya bayi diberi
susu dari ibunya sendiri," demikian menurut Dr Gabriela Panayotti dari Duke University
Medical Center. Seluruh hasil penelitian mengenai manfaat terbaru air susu ibu ini pun telah
diterbitkan dalam jurnal Current Nutrition and Food Science.
Berikut merupakan berbagai manfaat ASI selain bagi ibu dan bayi, ASI juga bermanfaat
bagi keluarga dan Negara.
1. Bagi Bayi
Manfaat ASI bagi bayi adalah :
a) Dapat memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas. Jika dibandingkan ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi
dengan ibu yang tidak diberikan penyuluhan, umumnya ibu yang diberi
penyuluhanlah yang banyak memiliki bayi dengan kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir (pada minggu pertama kelahiran). Alasannya adalah karena ibu-ibu yang
tidak diberi penyuluhan, kurang mengetahui tentang ASI dan manfaatnya. Mereka
juga sering menghentikan pemberian ASI kepada bayinya dengan berbagai macam
alasan, entah itu anggapan ASI tidak dapat mengenyangkan bayi, ataupun anggapan
tentang manfaat ASI yang sama dengan susu formula.
b) Mengandung antibody
Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau
daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat
akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi
sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat
kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh
tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin
pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau
daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit
infeksi bakteri, virus dan jamur.
Mekanisme pembentukan antibody pada bayi adalah sebagai berikut: apabila ibu
mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibody dan disalurkan dengan
bantuan jaringan limfosit. Antibody di payudara disebut mammae associated
immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran
pernafasan yang ditransfer disebut Bronchus associated immunocompetent lymphoid
tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut
Associated Immunocompetent lymphoid Tissue (GALT).
c) ASI mengandung komposisi yang tepat
Yang dimaksud ASI mengandung komposisi yang tepat adalah karena ASI berasal
dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yang terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara
alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan
bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan mencukupi
kebutuhan tumbuh bayi hingga usia bayi 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus
mulai mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang, pepaya,
jeruk, tomat dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek (bubur susu dan nasi
tim) karena pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah
dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin
menurun. Tetapi walaupun demikian pemberian ASI juga jangan dihentikan, ASI
dapat terus diberikan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
d) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke
kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun social yang lebih
baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan rasa
nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur
dengan pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan
ikatan dengan ibu. Dapat di contohkan jika seorang ibu sedang membaca atau duduk
di depan komputer saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan
keamanan karena meringkuk di tubuh ibunya.
e) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan
merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. Asi tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
akan mengurangi kemungkinan alergi.
f) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif
akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak
lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf. Menyusui juga membantu
perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood
& Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru,
tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ,
hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka
di sekolah. Penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa
nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin. Tidak hanya itu, penelitian lain yang
dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga sama dengan hasil studi
Harwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang
diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi. Dan
semua penelitian tersebut meyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak
ASI lebih cerdas. Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ
lebih baik.

2. Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan cara menyusui
dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan
mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post
anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi
yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja
(eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami
menstruasi maka ibu diwajibkan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain karena ASI
yang diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan adanya tanda
menstruasi tadi.
b) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu
yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya
secara eksklusif. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih
kecil daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke
berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah besar,
selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak
ini sebenarnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan
lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Dan jika timbunan
lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum
hamil. Menyusui juga membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per hari.
Jumlah kalori ini hampir sama dengan jumlah kalori yang dibuang seseorang jika ia
berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.
d) Ungkapan Kasih Sayang
Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari ibu kepada bayinya.
Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi
menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit. Bayi juga bisa mendengarkan
detak jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.
e) Ibu sehat, cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga
dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut
bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang
menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat
tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah,
menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah
menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar
rencana. Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan
tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah
masa menopause. Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena
kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang
menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi
bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah
dengan memberikan ASI saja kepada bayi bisa menjadi seorang ibu yang santai dan
gembira?
3. Bagi Keluarga
a) Aspek ekonomi
Dengan meberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran keluarga. ASI
tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
b) Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Dan jika bayi menangis tengah
malam, ibu tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan menyusui
bayinya dengan keadaan sambil berbaring, hal ini lebih praktis dari pada memberikan
bayi susu formula.

4. Bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologi
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya
diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
b) Menghemat devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan Nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai
untuk membeli susu formula.
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek
lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial
serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang
mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat
susu formula.
d) Peningkatan Kualitas Generasi Penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang diberi ASI juga memiliki
IQ, EQ dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagai penerus bangsa.

BAB III

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

A. Definisi IMD

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi semua
kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI yang pertama keluar,
kolostrum, atau yang sering disebut ‘cairan emas’ karena berwarna kekuningan, mengandung
protein dan antibodi yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.

Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri
dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit
antara bayi dengan kulit ibu. IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri
menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin
contact) antara kulit ibu dengan kulit bayinya. . Pada proses ini bayi dibiarkan untuk mencari
puting susu ibu. Posisi bayi adalah tengkurap di atas dada ibu. Perlu diingat bahwa dalam
melakukan proses ini tidak ada seorangpun yang boleh menyodorkan puting susu ibu ke
mulut bayi. Dengan instingnya bayi akan bergerak menuju puting ibu dengan sendirinya.
Karena inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan adalah
Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat digunakan pada ibu
yang melakukan kegiatan memberi ASI. Praktek IMD dapat menurunkan angka kematian
bayi baru lahir. Inisiasi menyusu dini disebut sebagai tahap ke empat persalinan yaitu tepat
setelah persalinan sampai satu jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan
posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak dibungkus di
dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan
ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrom atau ASI yang pertama kali
keluar

Di Indonesia pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat Pekan ASI se-Dunia tahun
2007. Pada kesempatan tersebut ibu Presiden Republik Indonesia menghimbau agar para ibu
memberi kesempatan pada bayinya untuk menyusu dalam satu jam pertama setelah
melahirkan. Oleh karena itu, Ibu Negara juga menghimbau semua petugas kesehatan yang
terlibat dalam persalinan, termasuk para dokter dan bidan untuk membantu ibu-ibu
melaksanakan IMD segera setelah melahirkan (Kementrian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat, 2007). IMD menjadi begitu penting untuk dilakukan karena sejak
tahun 2008 dalam Asuhan Persalinan Normal (APN), IMD tersebut merupakan langkah
terakhir yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang membantu persalinan (Depkes,
2008).

B. Cara melakukan IMD


1) Dianjurkan agar suami/keluarga menemani ibu saat bersalin.
2) Hindari penggunaan obat kimia karena khawatir masuk ke ASI jam-jam pertama yang
dikonsumsi bayi.
3) Keringkan bayi terutama kepala, tapi jangan menghilangkan lemak putih (verniks)
terutama di tangan.
4) Bayi diletakkan tengkurap di dada ibu dengan mata setinggi puting.
5) Keduanya tidak memakai baju, tapi boleh diselimuti setelah bersentuhan kulitnya.
6) Ibu dianjurkan menyentuh bayinya untuk merangsang mencari putting.
7) Bayi bergerak mencari puting ibunya.
8) IMD berlangsung 1 jam. Jika sebelum 1 jam sudah berhasil, maka teruskan hingga 1
jam. Jika lewat 1 jam dan belum berhasil, maka dekatkan bayi ke puting tapi jangan
masukkan ke mulutnya. Tambah waktu IMD 30 menit – 1 jam.
9) Tindakan lain seperti mengukur & menimbang bayi, memberi vitamin K, memberi
tetes mata, ditunda hingga IMD selesai.
10) Proses IMD harus dilakukan apapun metode persalinannya.
11) ASI diberi tanpa tambahan zat lain kecuali ada indikasi secara medis.
12) Usahakan pula untuk rawat gabung dalam 24 jam pertama.
C. Manfaat IMD

Menurut Roesli (2008) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan IMD
adalah :

1). Menurunkan resiko kedinginan ( hypothermia).

Bayi yang diletakkan segera di dada ibunya setelah melahirkan akan mendapatkan
kehangatan sehingga dapat menurunkan resiko hypothermia sehingga angka kematian karena
hypothermia dapat ditekan.

2). Membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.

Ketika berada di dada ibunya bayi merasa dilindungi dan kuat secara psikis sehingga akan
lebih tenang dan mengurangi stres sehingga pernafasan dan detak jantungnya akan lebih
stabil .

3). Bayi akan memiliki kemampuan melawan bakteri.

IMD memungkinkan bayi akan kontak lebih dahulu dengan bakteri ibu yang tidak berbahaya
atau ada antinya di ASI ibu, sehingga bakteri tersebut membuat koloni di usus dan kulit bayi
yang akan dapat menyaingi bakteri yang lebih ganas di lingkungan luar.

4). Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling tinggi.

IMD akan merangsang pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI dapat terjadi pada
hari pertama kelahiran. ASI yang keluar pada hari pertama kelahiran mengandung kolostrum
yang memiliki protein dan immunoglobulin dengan konsentrasi paling tinggi. Kolostrum
sangat bermanfaat bagi bayi karena kaya akan antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan
usus dan ketahanan terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi
kelangsunganhidupnya.

5). Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif

Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan mempunyai kesempatan lebih berhasil
menyusu Eksklusif dan mempertahankan menyusu dari pada yang menunda menyusu dini.

6). Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah pendarahan


Sentuhan, kuluman dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang sekresi hormon
oksitosin yang penting untuk menyebabkan rahim kontraksi yang membantu pengeluaran
plasenta dan mengurangi pendarahan sehingga mencegah anemia, merangsang hormon lain
yang membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayinya serta merangsang pengaliran
ASI dari payudara.

7). Membantu bayi agar memiliki keahlian makan di waktu selanjutnya.

8). Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali di dada ibunya.

 manfaat bagi Ibu

Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitoksin. Oksitoksin


menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta dan mencegah
perdarahan. Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon lain yang menyebabkan ibu
merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan encer.

 Manfaat bagi Bayi

Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga napas dan denyut
jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrom yang mengandung antibodi dan
merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrom juga mengandung faktor
pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme
dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi.

D. Penghambat Inisiasi Menyusui Dini

Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit
bayi menurut Roesli (2008) yaitu :

1). Bayi kedinginan

Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi
yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi
kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk

menghangatkan bayi.
2). Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang
terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak
kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.

3. Tenaga Kesehatan kurang tersedia

Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarganya terdekat unuk menjaga bayi
sambil memberikan dukungan pada Ibu.

4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk

Dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan. Beri
kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.

5. Ibu harus dijahit

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang dijahit adalah bagian
bawah tubuh ibu.

6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorhea)

harus segera diberikan setelah lahir

7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur Menunda memandikan
bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat
lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih
besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat
ditunda sampai menyusu dini selesai.

8. Bayi kurang siaga

Pada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam
waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih
penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding (ikatan kasih sayang).

9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan
lain (cairan prelaktal) Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi
dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi

BAB IV

ASI Eksklusif

A. Definisi ASI Eksklusif


Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1 diterangkan “Air Susu
Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain”. Semula Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu
menyusui bayinya hingga usia empat bulan. Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai
ASI eksklusif, Menkes 11 lewat Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan
pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dilakukan secara bertahap jenis, frekuensi, jumlah, konsistensi
hingga anak dapat mengkonsumsi makanan keluarga. Masa peralihan dari ASI ke MP-ASI
disebut sebagai masa penyapihan ( weaning ), hal ini bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi
tumbuh kembang anak.

Bayi yang mendapat ASI Eksklusif sangat kecil resikonya kekurangan zat besi, meskipun
kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan zat besi yang terdapat dalam ASI lebih
mudah diserap dari pada yang terdapat dalam susu sapi.Memang telah dibuktikan bahwa ASI
merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi,
tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan meningkatkan
kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu lainnya yang memberikan nutrisi
sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu
menyusui memberikan jutaan sel darah putih bagi bayinya, yang membantu dirinya melawan
segala macam penyakit.

Dalam hal kekebalan tubuh ini, prebiotik memiliki peranan signifikan dalam
mendongkrak kekebalan tubuh bayi. Prebiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan,
berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Prebiotik terdapat
pada air susu ibu (ASI). Menurut sebuah sumber, asupan prebiotik dapat mengurangi
kejadian diare dan alergi pada bayi. Oleh sebab itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan
ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri yang
menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus
yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi.
Selain melalui Peraturan Presiden nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif yang
diuraikan dalam bab berikutnya, Menteri Kesehatan Indonesia turut mengupayakan program
ASI Eksklusif salah satunya dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara
Eksklusif pada Bayi di Indonesia untuk mensuseskan Program Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui (LMKM) disebutkan dibawah ini :

 Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian


Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua
petugas.
 Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk
menerapkan kebijakan tersebut;
 Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2
tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
 Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang
dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui
setelah 30 menit ibu sadar.
 Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan
menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis. Tidak memberikan
makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
 Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari
 Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan
frekuensi menyusui
 Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI
 Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu
kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana
Pelayanan Kesehatan.
LMKM tersebut menggambarkan adanya perhatian khusus oleh pemerintah dengan target
pada pelayanan kesehatan. melalui LMKM diharapkan mampu menjadi salah satu langkah
yang baik guna suksesnya program ASI Eksklusif.

Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia 6 bulan dan bukan 4 bulan, hal ini
dikarenakan :

 Dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi
berumur 6 bulan. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan
sudah mendapat tambahan susu sapi.
 Bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada
usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga
memungknkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem
peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori dalam usus bayi ini
akantertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah
berumur 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.

Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus
memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat
dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat
bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi.
Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada
waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI
kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti
melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar - benar sudah
membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok
dilatih 1 minggu sebelum bekerja.

WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan


memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:
1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama lebih kurang 1 jam segera setelah kelahiran
bayi.
2. ASI Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman.
3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari selama 24
jam.
4. ASI sebaiknya diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, ataupun dot.
Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan, ibu bekerja harus tetap
memberikan ASI-nya dan jika memungkinkan, bayi dapat dibawa di tempat kerja.
Apabila tidak memungkinkan, ASI dapat diperah kemudia disimpan.
B. Cara penyimpanan ASI:

1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastik, termasuk plastik klip ± 80-100 cc
(untuk 1 kali konsumsi)
2. ASI yang disimpan dalam freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan
lagi setelah 2 hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam
dengan air hangat.
5. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah:
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b) Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/freezer.
c) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.

C. Hambatan Menyusui Secara Eksklusif Pada Ibu

Hambatan ibu untuk menyusui terutama secara eksklusif sangat bervariasi.Namun,


yang paling sering dikemukakan sebagai berikut (Roesli, 2005):

1. ASI tidak cukup

Merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI secara eksklusif. Walaupun
banyak ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit (2-5%) yang secara biologis
memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang
cukup untuk bayinya.

2. Ibu bekerja

Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja, bayi
dapat diberi ASI perah. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pemberian ASI
oleh pekerja wanita telah dituangkan dalam kebijakan Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI pada
tahun 2009.

3. Alasan kosmetik

Survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 1995 pada ibu-ibu Se-
Jabotabek, diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti memberi ASI pada anak adalah
alasan kosmetik. Ini karena mitos yang salah yaitu „menyusui akan mengubah bentuk
payudara menjadi jelek.Sebenarnya yang mengubah bentuk payudara adalah kehamilan

4. Adanya anggapan bahwa tidak diberi ASI bayi tetap tumbuh

Anggapan tersebut tidak benar, karena dengan menyusui berarti seorang ibu tidak hanya
memberikan makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan emosional, fisik, dan neurologik
yang optimal pula. Dengan demikian, dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan
lebih sehat, lebih tinggi kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosionalnya, lebih
mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya.

5. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja

Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu sering didekap dan
dibelai, ternyata salah. Menurut DR. Robert Karen dalam bukunya, The Mystery of Infant-
Mother Bond and It’s Impact on Later Life, anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri,
manja, dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orang tua.

6. Susu formula lebih praktis

Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik
untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk mendinginkan susu
formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat.

7. Takut badan tetap gemuk

Pendapat ini salah, karena pada waktu hamil badan mempersiapkan timbunan lemak untuk
membuat ASI. Timbunan lemak ini akan dipergunakan untuk proses menyusui, sedangkan
wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini.
BAB V

PAYUDARA

A. Definisi Payu Dara

Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ
ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita
(rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari
linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara
bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar
selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut.

Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing


mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh
jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di
antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat
jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara,
yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur
penyokong dan memberi rangka untuk payudara.14 Jaringan ikat memisahkan payudara dari
otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior.

B. Anatomi Payu Dara

Penting untuk mengetahui anatomi payudara yang berkaitan dengan aktivitas fungsional
dan berbeda pada masa sebelum pubertas,pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan
multipara. Secara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan
subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang menutupi
muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan obliqus eksterna. Bentuk dan
ukuran payudara akan bervariasi menurut aktivitas fungsionilnya seperti apa yang didapatkan
pada masa sebelum pubertas, pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan multipara.
Gambar 1.1 Anatomi Payu Dara

(Sumber: Kristianasari, 2010)

Pada Payudara terdapat puting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat ini
terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung
syaraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos sirkuler. Payudara terdiri
dari 15 – 25 lobus. Masing – masing lobus terdiri dari 20 – 40 lobulus , selanjutnya masing –
masing lobulus terdiri dari 10 – 100 alveoli dan masing – masing dihubungkan dengan
saluran air susu/ sistem duktus.Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

Korpus Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.Lobulus,
yaitu kumpulan dari alveolus.Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20
lobus pada tiap payudara.ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus)
b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

Areola Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-
saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar
c. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara..

Puting payudara dikelilingi oleh areola, suatu daerah berpigmen yang ukurannya
bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan pasokan pembuluh darah dan
serat saraf sensorik. Disekitar puting payudara terdapat tuberkel Montgomeri, kelenjar
sebasea yang mengalami hipertrofi dan menjadi menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas
dan memberi perlindungan. Pemakaian sabun dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko
kerusakan puting payudara, terutama kekeringan dan retak. Kepekaan puting payudara dan
daerah di sekitarnya sangat meningakt segera setelah persalinan. Persiapan menyebabkan
influks implus saraf aferen ke hipotalamus yang mengontrol laktasi dan perilaku ibu.

Ada empat masam bentuk puting, yaitu bentuk normal/umum, pendek/datar, panjang
dan terbenam (inverted). Namun, bentuk- bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada
proses laktasi, karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada puting.
Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting
tebenam.

Gambar Puting Payu Dara


(Sumber: Wiji, 2012)

C. Patofisiologi Payu Dara

Patofisiologi laktasi tidak hanya diperhatikan dari sisi fungsi glandula mammae dalam
memproduksi air susu, tetapi juga melibatkan proses pertumbuhan glandula mammae dari
saat fetus sampai usia dewasa. Adanya gangguan pada setiap fase pertumbuhan payudara
akan mengurangi atau bahkan meniadakan kapasitas fungsional glandula mammae.
Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dibagi 3 bagian yaitu Pembentukan kelenjar
payudara, Pembentukan air susu dan Pemeliharaan pengeluaran air susu.

D. Pembentukan kelenjar payudara


a. Sebelum Pubertas
Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati
pertumbuhan yang cepatdari system duktus terutama di bawah pengaruh hormon
estrogen sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga
ikut berperan adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise anterior.
Hormon yang kurang berperan adalah hormone adrenalin,tiroid, paratiroid dan
hormone pertumbuhan.
b. Masa Pubertas
Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan system
duktus,proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yamg terletak pada
ujung –ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan
membentuk septum interlobalir.
c. Masa siklus menstruasi
Perubahan kelenjar peyudara wanita dewasa berhubungan siklus mentruasi dan
pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus tsb seperti estrogen dan
progrsteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormone tersebut
meningkat maka akan terjadi edema lobulus , secara klinik payudara dirasakan berat
dan penuh.Setelah menstruasi kadar estrogen dan progesterone,berkurang. Yang
bekerja hanya prolaktin saja. Oedem berkurang sehingga besar payudara berkurang
juga. Hal ini menyebabkan payudara selalu tambah besar pada tiap siklus ovulasi
mulai dari permulaan menstruasi sampai umur 30 tahun
d. Masa Kehamilan.
Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,
percabangan percabangan dan lobulus,yang dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
korpus luteum. Hormon yang membantu mempercepat pertumbuhan adalah
prolaktin,laktogen plasenta, korioni gonadotropin,insulin,kortisol,paratiroid dan
hormon pertumbuhan.
e. Pada 3 bulan Kehamilan
Prolaktin dari adeno hipofise mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan
air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih di hambat oleh
estrogen dan progesterone.tetapi jumlah prolaktim meningkat hanya aktifitas dalam
pembuatan kolustrum yang ditekan.
f. Pada Trimester kedua Kehamilan
Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan dari
rangsangan hormone terhadap pengeluaran air susu telah didemontrasikan
kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana
bayinya meninggal , tetap keluar kolostrum.
E. Lesi Akibat Infeksi Payudara
a. Mastitis

Merupakan kondisi radang akut yang nyeri, biasanya terjadi pada minggu pertama
setelah persalinan dengan Staphylococcus aureus sebagai penyebab terbanyak. Mastitis dapat
digolongkan berdasarkan etiologi, yaitu infeksi dan bukan infeksi. Berdasarkan sifat radang,
dapat dibedakan menjadi radang granulomatosa spesifik dan tidak spesifik. Mastitis tidak
spesifik dapat bersifat akut yang apabila tidak tersembuhkan akan masuk ke tahap kronik
membentuk radang granulomatosa dengan atau tanpa sarang abses mikro. Mastitis tidak
spesifik akut paling sering ditemukan saat laktasi akibat fisura puting oleh trauma yang
disebabkan isapan bayi atau karena hygiene yang buruk. Terdapat beberapa contoh jenis
radang misalnya mastitis tuberkulosa, mastitis sifilika, dan mastitis mikotik yang biasanya
berjalan kronik dengan tanda–tanda radang tidak nyata seperti tidak nyeri, bertukak, dan ada
indurasi keras sehingga sering merupakan diagnosis banding karsinoma payudara.

b. Ektasia Duktus Mammae

Ektasia duktus mammae ini merupakan proses pelebaran sistem duktus sampai
percabangan duktulus yang disertai fibrosis periduktal dan reaksi radang mononukleus.
Etiologinya tidak diketahui, namun wanita yang mengalami penyakit ini biasanya pernah
melahirkan. Duktus yang melebar, berisi bahan berwarna putih kehijauan yang merupakan
discharge papila. Kelainan ini biasa ditemukan pada wanita yang pernah melahirkan dan
sudah berumur 40–50 tahun. Pada pemeriksaan klinis, kasus yang berat sering dikelirukan
dengan karsinoma mammae karena terdapat discharge papila mamma yang terkadang
bercampur darah. Fibrosis disekitar mamma menyebabkan retraksi papila dan dapat pula
teraba benjolan keras. Meskipun demikian hal tidak berhubungan dengan proses keganasan
tetapi merupakan kelainan radang.

c. Nekrosis Lemak

Penyebab kelainan ini diduga akibat trauma walaupun terkadang riwayat trauma sering
disangkal penderita. Kelainan ini lebih sering ditemui pada wanita obesitas dan setelah
menopause, dimana mamma secara proporsional membesar akibat banyaknya jaringan lemak
berupa benjolan berbatas tegas dan secara klinis mirip karsinoma. Pada pemeriksaan
makroskopis terlihat jaringan yang berwarna kuning disertai perdarahan dan bercak–bercak
kalsifikasi, serta jaringan ikat fibrosa yang banyaknya tergantung dari lamanya lesi. Pada
gambaran mikroskopisnya sama dengan jaringan lemak dewasa yang mengalami nekrosis,
ditemukan kumpulan makrofag dan sel datia yang mengandung lipid, serta terdapat reaksi
limfosit, fibroblas, dan saluran vaskular kecil. Lemak yang mengalami nekrosis dapat
berperan sebagai bahan pengiritasi yang apabila berlangsung lama dapat menimbulkan
radang kronis dan pembentukan jaringan ikat fibrosa.

F. Kelainan Akibat Ketidakseimbangan Hormon

Kelainan ini paling sering ditemukan, bersifat jinak dan non–neoplastik tetapi
memiliki hubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya keganasan. Fibrokistik payudara
ditandai dengan rasa nyeri dan benjolan yang ukurannya berubah–ubah. Benjolan ini
membesar sebelum periode menstruasi serta mengeluarkan cairan puting yang tidak normal.
Pada periode menjelang menopause, sifat benjolan pada kelainan ini tidak berbatas tegas dan
kenyal seperti karet. Penyebab pasti dari fibrokistik payudara belum diketahui, tetapi
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Apabila estrogen di dalam aliran darah kadarnya
memuncak sewaktu pertengahan siklus tepat sebelum ovulasi, payudara menjadi bengkak,
penuh, dan terasa berat. Gejala ini memburuk pada awal periode menstruasi terutama pada
wanita 40–45 tahun dan menurun jelas pasca menopause. Sehingga, perubahan kistik
disimpulkan akibat ketidakseimbangan antara hiperplasia epitel, bersama dengan dilatasi
duktus dan lobulus yang terjadi pada setiap siklus menstruasi.

G. Neoplasma Jinak

Neoplasma merupakan sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga bentuk dan struktur sel ini
berbeda dengan sel normal. Sifat sel tumor ini bergantung pada besarnya penyimpangan
bentuk dan fungsi, autonominya dalam sifat pertumbuhan, dan kemampuan dalam
berinfiltrasi serta bermetastasis. Neoplasma dapat bersifat ganas dan jinak. Neoplasma ganas
atau kanker tumbuh secara tidak terkendali, menginfiltrasi ke jaringan sekitar sekaligus
merusaknya, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain yang dapat disebut sebagai metastasis.
Sedangkan neoplasma jinak memiliki batas tegas dan tidak infiltratif, tidak merusak, serta
tidak bermetastasis, tetapi dapat bersifat ekspansif, yaitu dapat terus membesar sehingga
menekan jaringan sekitarnya

Etiologi neoplasma belum diketahui secara pasti, tetapi bersifat multifaktorial. Terdapat
faktor endogen yaitu epigenetik dan heredofamilial, hormonal, status imun, nullipara, aging,
stress berat. Faktor endogen seperti heredofamilial berkaitan erat dengan mutasi gen breast
cancer 1 (BRCA 1) pada kromosom 17q21.3 dan BRCA 2 pada kromosom 13q12–13 serta
mutasi germ-line dalam TP–53. Gen ini berperan sebagai DNA repair dan gen supresor tetapi
inaktif atau terdapat defek. Sedangkan faktor eksogen seperti faktor konsumtif berupa
defisiensi protein, vitamin A, antioksidan, dan diet tinggi lemak. Selain itu terapi sulih
hormon, trauma, perokok, dan obesitas memiliki faktor resiko mengalami fibroadenoma.

a. Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak yang paling banyak


ditemukan. Menurut penelitian di New York, FAM terdapat pada ¼ kasus karsinoma, dengan
frekuensi enam kali lebih banyak dibanding papiloma duktus. Insidensi tertinggi tumor ini
terjadi pada dekade tiga meskipun dapat timbul terutama pada usia setelah pubertas.
Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute (2010), FAM umumnya terjadi pada
wanita dengan usia 21–25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50 tahun. Sampai
saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil
penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain
riwayat perkawinan yang dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan,
paritas dan riwayat menyusui anak.

Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus atau duktus
terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu FAM intrakanalikuler
atau stroma yang tumbuh mendesak kanalikulus pada sistem duktulus intralobulus dan FAM
perikanalikuler atau stroma yang tumbuh proliferatif mengitari sistem kanalikulus sistem
duktulus intralobulus. Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan,
lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai dengan empat
sentimeter, dan banyak ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada
penderita yang right handed. Benjolan ini dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah
pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara
makroskopik, benjolan ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi tajam dan
permukaannya putih keabuan sampai merah muda serta homogen. Sedangkan secara
mikroskopik, terdapat susunan lobulus perikanalikular yang mengandung stroma padat dan
epitel proliferatif.
b. Papiloma Duktus

Papiloma duktus lebih jarang ditemukan dibandingkan fibroadenoma dan lesi ini
banyak ditemukan pada wanita usia pertengahan. Sekitar 80% kasus papiloma duktus
terdapat discharge serous yang sering bercampur darah dan dapat teraba adanya benjolan.
Tumor ini berasal dari epitel duktus yang memiliki lesi soliter tumbuh didalam duktus yang
besar, sampai 40 mm dari papila. Lesi ini terlihat sebagai struktur panjang berkelok–kelok
tumbuh sepanjang duktus yang menyebabkan distensi duktus sehingga memiliki bentuk mirip
kista dan merupakan lesi prekanker.

c. Tumor filoides

Secara mikroskopik memiliki pola pertumbuhan seperti FAM tipe intrakanalikuler dengan
stroma yang sangat seluler, tumbuh cepat, dapat disertai pembentukan radang pada kulit
akibat desakan, sehingga menimbulkan nekrosis iskemik pada kulit. Berdasarkan gejala
klinik yang ditimbulkan dan insidensi terbanyak yaitu 40 tahun yang merupakan diagnosis
banding karsinoma payudara.

H. Neoplasma Ganas

Neoplasma ganas parenkim payudara terdiri atas dua golongan, yaitu karsinoma duktal
yang berasal dari sistem duktus dan karsinoma lobular yang berasal dari asinus kelenjar
payudara. Insidensi karsinoma duktal invasif mencapai 70–80% dengan subtipe
papilotubular, solid tubular, dan skirus dengan prognosis masing–masing baik, kurang baik,
buruk. Sedangkan karsinoma lobular invasif sekitar 20% dari seluruh keganasan payudara
dan memiliki 3 jenis yaitu jenis sel kecil, jenis sel besar, dan atypical invasive lobular
carcinoma. Banyak faktor yang memungkinkan seorang wanita menderita penyakit kanker,
beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:

a. Keluarga

Kemungkinan seorang wanita menderita kanker payudara dua sampai tiga kali lebih
besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Kemungkinan ini lebih besar bila ibu dan saudaranya menderita kanker sebelum masa
menopause.

b. Usia
Resiko terkena kanker meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker
payudara jarang menyerang wanita yang berusia kurang dari 30 tahun. Setelah umur 30
tahun, resiko meningkat secara tetap sepanjang usia, tetapi setelah masa menopause kurva
yang melonjak pada masa sebelum menopause hampir mendatar.

c. Hormon

Pertumbuhan kanker dipengaruhi oleh hormon estrogen yang merangsang


pembentukan faktor pertumbuhan oleh sel kanker di sel epitel normal. Pada epitel payudara
terdapat reseptor estrogen dan progesteron yang mungkin berinteraksi dengan promotor
pertumbuhan, seperti transforming growth factor alfa yang berkaitan dengan faktor
pertumbuhan epitel, platelet–derived growth factor, dan faktor pertumbuhan fibroblast yang
dikeluarkan oleh sel kanker payudara untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin
perkembangan tumor.

d. Virus

Pada tikus, terdapat bukti bahwa virus yang menyebabkan tumor ditularkan lewat air
susu ibu atau yang disebut faktor Bittner. Tetapi, hubungan ini masih belum jelas
hubungannya terhadap manusia.

e. Radiasi Pengion

Radiasi pengion ke dada meningkatkan resiko kanker payudara tergantung dari besar
dosis radiasi, waktu sejak pajanan awal, dan usia. Tetapi dosis radiasi rendah pada penapisan
mammografi hampir tidak berefek pada insidensi kanker payudara.

f. Faktor lain

Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda, menopause diatas umur 50 tahun,
tidak menikah, tidak menyusui, dan melahirkan anak pertama diatas 35 tahun. Adapun gejala
dari neoplasma ganas yaitu terdapat benjolan yang keras dan tidak nyeri pada payudara.
Benjolan itu awalnya kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit serta
menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting susu. Kulit dan puting susu menjadi
retraksi, bewarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk yang mengkerut. Lesi ini semakin lama akan semakin membesar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah
berdarah. Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria
operabilitas Heagensen, yaitu sebagai berikut :

a) Terdapat edema luas yang lebih dari sepertiga luas kulit payudara.
b) Adanya nodul satelit pada kulit payudara.
c) Kanker payudara jenis mastitis kasinomatosa.
d) Terdapat model parasternal dan nodul supraklavikula.
e) Adanya edema lengan dan metastase jauh.
f) Serta terdapat dua dari tanda–tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Pada klasifikasi Klinik Kolumbia yang dirumuskan oleh Heagensen terdapat stadium pada
kanker payudara lanjut dengan mengetahui kriteria inoperabilitas, yaitu :

Stadium I : tanpa edema kulit, ulserasi atau fiksasi padat tumor ke dinding dada, nodul
limfatik aksila tidak terlibat secara klinik.

Stadium II : tanpa edema kulit, ulserasi atau fiksasi padat tumor ke dinding dada.
Nodul limfatik terlibat secara klinis, tetapi diameter transversa kurang dari 2,5 cm dan
tidak terfiksasi ke kulit di atasnya.

Stadium III : terdapat salah satu dari lima tanda buruk karsinoma payudara lanjut:

 Edema kulit yang luasnya terbatas yaitu melibatkan kurang dari sepertiga
kulit di atas payudara
 Ulserasi kulit
 Fiksasi padat tumor ke dinding dada
 Keterlibatan masif nodul limfatik aksila dengan ukuran 2,5 cm atau lebih
dalam diameter transversa
 Fiksasi nodul limfatik aksila pada kulit di atasnya atau struktur profunda
aksila.

Stadium IV : semua indikasi lain dari karsinoma payudara lebih lanjut, mencakup :

 Kombinasi dua atau lebih dari lima tanda buruk stadium C


 Edema luas kulit yang melibatkan lebih dari sepertiga kulit di atas payudara
 Nodulus kulit satelit
 Jenis karsinoma peradangan
 Nodul limfatik supraklavikula terlibat secara klinik
 Metastasis mamma interna perlu dibuktikan oleh tumor parasternalis
 Edema lengan
 Metastasis jauh

Selain itu, terdapat klasifikasi Tumor Nodul Metastasis (TNM). Klasifikasi


penyebaran TNM berdasarkan “The American Joint Committee on Cancer Staging & End
Result Reporting”:

a) Tumor primer (T)

TX Tumor primer tidak dapat ditentukan Tis Karsinoma in situ dan


penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor, T0 Tidak ada bukti tumor
primer

 T1 Tumor <2 cm
 T2 Tumor 2–5 cm
 T3 Tumor >5 cm
 T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding thoraks atau ke mkulit
dengan tanda edema, tukak atau peau d’ orange
b) Nodule atau keterlibatan kelenjar getah bening (N)
 NX Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
 N0 Tidak teraba kelenjar axilla
 N1 Teraba kelenjar axilla homolateral yang tidak melekat
 N2 Teraba kelenjar axilla homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
 N3 Terdapat kelenjar mamaria internal homolateral
c) Metastase jauh (M)
 MX Tidak dapat ditentukan metastase jauh
 M0 Tidak ada metastasis jauh
 M1 Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraklavikula Dengan
tahapan stadium :
 Stadium 0 (Tis, N0, M0) DCIS yang termasuk penyakit paget pada
puting payudara dan LCIS.
 Stadium I (T1, N0, M0) Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm
atau kurang serta kelenjar getah bening negatif.
 Stadium IIA (T0, N1, M0), (T1, N1, M0), (T2, N0, M0) Karsinoma
invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai dengan metastasis
ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm
tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif.
 Stadium IIB (T2, N1, M0), (T3, N0, M0) Karsinoma invasif
berukuran garis tengah lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm
dengan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif
berukuran lebih dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.
 Stadium IIIA (T0, N2, M0), (T1 atau T2, N2, M0), (T3, N1 atau
N2, M0) Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar
getah bening terfiksasi dengan invasi ekstranodus yang meluas
diantara kelenjar getah bening atau karsinoma berdiameter lebih
dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi.
 Stadium IIIB (T4, N1 atau N2 dan N3, M0) Karsinoma inflamasi
yang menginvasi dinding dalam, karsinoma yang mengivasi kulit,
karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan
metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral.
 Stadium IV (T1–T4, N1–N4, M1) Metastatis ke tempat jauh (De
Jong & Sjamsuhidajat, 2005).

Adapun prognosis pasien kanker payudara berdasarkan stadiumnya tersaji di bawah


ini:

Tabel Prognosis Pasien Kanker Payudara

(Sum
ber : Samsuhidajat, 2005)
I. Prosedur diagnostik

a. Anamnesis

Anamnesis harus diawali dengan pencatatan identitas pasien secara lengkap, keluhan
apa yang mendasari penderita untuk datang ke dokter. Keluhan ini dapat berupa massa di
payudara yang berbatas tegas atau tidak, benjolan dapat digerakkan dari dasar atau melekat
pada jaringan di bawahnya, adanya nyeri, cairan dari puting, adanya retraksi puting payudara,
kemerahan, ulserasi sampai dengan pembengkakan kelenjar.

Terdapat kemungkinan patologis yang menyebabkan terdapatnya lesi klinis pada


payudara wanita dari berbagai umur, seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel Hubungan Umur dengan Keadaan Lesi

(Sum
ber : Cross, 2010).

Perlu ditanyakan pula riwayat penyakit terdahulu hingga riwayat penyakit sekarang.
Tumor mulai dirasakan sejak kapan, cepat membesar atau tidak terasa sakit atau tidak.
Anamnesis penderita kelainan payudara harus disertai pula dengan riwayat keluarga, riwayat
kehamilan maupun riwayat ginekologi.

J. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi
Pasien diminta duduk tegak atau berbaring atau kedua duanya, kemudian perhatikan bentuk
kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi adanya kulit berbintik seperti kulit
jeruk, ulkus dan benjolan.

b. Palpasi

Palpasi lebih baik dilakukan berbaring dengan bantal tipis dipunggung sehingga
payudara terbentang rata. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau oleh
klinisi menggunakan telapak jari tangan yang digerakan perlahan–lahan tanpa tekanan pada
setiap kuadran payudara. Benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring kadang lebih
mudah ditemukan pada posisi duduk. Perabaan aksila pun lebih mudah dilakukan dalam
posisi duduk. Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran cairan,
darah, atau nanah. Cairan yang keluar dari kedua puting susu harus dibandingkan. Teknik
palpasi tersaji pada gambar dibawah ini.

Gasmbar Teknik Palpasi

(Sumber: www.breastexams.net)

Terdapat tanda atau gejala dari hasil pemeriksaan fisik yang dapat menunjukkan bentuk lesi
mamma, seperti pada tabel di bawah ini

Tabel Tanda hasil pemeriksaan fisik


(
Sumber: Cross, 2010).

K. Pemeriksaan Penunjang

a. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)

Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22–25 gauge
melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan dari kista payudara
atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada payudara. Setelah dilakukan
FNAB, material sel yang diambil dari payudara akan diperiksa di bawah mikroskop yang
sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengecatan sampel. Sebelum dilakukan pengambilan
jaringan, terlebih dulu dilakukan pembersihan pada kulit payudara yang akan diperiksa.
Apabila benjolan dapat diraba maka jarum halus tersebut di masukan ke daerah benjolan
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar Pemeriksaan Pemeriksaan FNAB

( Sumber :David, 2010).

Apabila benjolan tidak dapat diraba, prosedur FNAB akan dilakukan dengan panduan
dari sistem pencitraan yang lain seperti mammografi atau USG. Setelah jarum dimasukkan
ke dalam bagian payudara yang tidak normal, maka dilakukan aspirasi melalui jarum tersebut
Pada prosedur FNAB seringkali tidak dilakukan pembiusan lokal karena prosedur anastesi
lebih memberikan rasa sakit dibandingkan pemeriksaan FNAB itu sendiri. Selain itu, lidokain
yang digunakan sebagai bahan anestesi bisa menimbulkan artefak yang dapat terlihat pada
pemeriksaan mikroskopis. Hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang
letaknya superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable,
dengan indikasi:

 Membedakan tumor kistik, solid dan peradangan


 Diagnosis prabedah kanker sebagai pengganti diagnosis potong beku
intraoperatif
 Diagnosis pertama pada wanita muda yang kurang dari 30 tahun dan wanita
lanjut usia
 Payudara yang telah dilakukan beberapa kali biopsi diagnostik
 Penderita yang menolak operasi atau anestesi
 Nodul–nodul lokal atau regional setelah operasi mastektomi
 Kasus kanker payudara stadium lanjut yang sudah inoperabel
 Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitian (Lestadi, 2004).

Prosedur FNAB memiliki beberapa keuntungan antara lain FNAB adalah metode
tercepat dan termudah dibandingkan biopsi eksisi maupun insisi payudara. Hasil dapat
diperoleh dengan cepat sehingga pasien dapat segera mendapatkan terapi selanjutnya.
Keuntungan lain dari metode ini adalah biaya pemeriksaan lebih murah, rasa cemas dan stress
pasien lebih singkat dibandingkan metode biopsi.

Kekurangan dari metode ini hanya mengambil sangat sedikit jaringan atau sel
payudara sehingga hanya dapat menghasilkan diagnosis berdasarkan keadaan sel. Dari
kekurangan tersebut, FNAB tidak dapatmenilai luasnya invasi tumor dan terkadang subtipe
kanker tidak dapat diidentifikasi sehingga dapat terjadi negatif palsu.

b. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang sangat halus
maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil jaringan. Kemudian jaringan yang
diperoleh menggunakan metode insisi maupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan
Hematoxylin dan Eosin. Metode biopsi eksisi maupun insisi ini merupakan pengambilan
jaringan yang dicurigai patologis disertai pengambilan sebagian jaringan normal sebagai
pembandingnya. Tingkat keakuratan diagnosis metode ini hampir 100% karena pengambilan
sampel jaringan cukup banyak dan kemungkinan kesalahan diagnosis sangat kecil. Tetapi
metode ini memiliki kekurangan seperti harus melibatkan tenaga ahli anastesi, mahal,
membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama karena harus di insisi, menimbulkan bekas
berupa jaringan parut yang nantinya akan mengganggu gambaran mammografi, serta dapat
terjadi komplikasi berupa perdarahan dan infeksi.

c. Mammografi dan Ultrasonografi

Mammografi dan ultrasonografi berperan dalam membantu diagnosis lesi payudara


yang padat palpable maupun impalpable serta bermanfaat untuk membedakan tumor solid,
kistik dan ganas. Teknik ini merupakan dasar untuk program skrinning sebagai alat bantu
dokter untuk mengetahui lokasi lesi dan sebagai penuntun FNAB. Menurut Muhartono
(2012), FNAB yang dipandu USG untuk mendiagnosis tumor payudara memiliki sensitivitas
tinggi yaitu 92% dan spesifisitas 96%.

Pemeriksaan ini mempergunakan linear scanner dengan transduser berfrekuensi 5 MHz.


Secara sistematis, scanning dimulai dari kuadran medial atas dan bawah dilanjutkan ke
kuadran lateral atas dan bawah dengan film polaroid pada potongan kraniokaudal dan

mediolateral oblik. Nilai ketepatan USG untuk lesi kistik adalah 90-95%, sedangkan untuk
lesi solid seperti FAM adalah 75–85%. Untuk mengetahui tumor ganas nilai ketepatan
diagnostik USG hanya 62–78% sehingga masih diperlukan pemeriksaan lainnya untuk
menentukan keganasan pada payudara.

BAB VI

MENYUSUI

A. Definisi Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi
memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan
proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal
namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan
dari lingkungan keluarga terutama suami. Menyusui juga diartikan suatu seni yang harus
dipelajari kembali, untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan
biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang
menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami. Menyusui, artinya memberikan
makanan kepada bayi yang langsung dari payudara.

Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Walupun demikian dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan
menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan cara yang paling sehat. Dengan
menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang
sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil,
perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik.

Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan
dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi,
imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya.
menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan
seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang gizi, menyusui
merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. ), yang mengatakan
menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia seorang ibu. Menyusui secara
ekslusif merupakan cara pemberian makan yang alamiah, namun seringkali ibu-ibu kurang
mendapat informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila
timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.

B. Tanda-tanda Bayi Menyusui secara Efektif

Sebagian besar mungkin ibu-ibu sudah mengetahui tentang manfaat ASI. Walaupun
mungkin mereka belum bisa menerapkan pemberian ASI secara eksklusif kepada bayinya.
Terkadang pada saat menyusui bayinya ibu hanya sekedar menyusukan saja tanpa
mengetahui apakah bayinya menyusui secara efektif atau tidak. Untuk mengetahui apakah
seorang bayi sudah menyusui secara efektif,terdapat tanda-tanda yang bisa ibu lihat secara
langsung, yaitu:

a. Bayi terbuka matanya lebar-lebar seperti menguap, dengan lidahnya ke bawah dan ke
depan persis sebelum ia merapatkan mulutnya di payudara ibu.
b. Ia menarik putting dan sebagian besar areola masuk ke dalam mulutnya.
c. Dagunya melekuk pada payudara ibu dan hidungnya menyentuh susu ibu.
d. Bibirnya di pinggir dan lidahnya menjulur di atas gusi bawahnya.
e. Rahangnya bergerak secara ritmis ketika bayi disusui.
f. Bayi mulai disusui dengan singkat dan cepat. Begitu susu mengendur, ia menyelesaikan
ke dalam corak yang lambat dengan penuh susu dan jeda waktu yang singkat.
g. Ibu akan merasa mendengar bayi menelan susu ibu. Pada hari-hari pertama sebelum susu
penuh, bayi mungkin butuh disusui 5 hingga 10 kali sebelum bayi mendapatkan susu
yang cukup untuk ditelan. Begitu susu penuh, ibu bisa mendengarnya menelan setiap saat
bayi menghisap.
C. Cara Menyusui Yang Benar

Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu juga
harus mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui bayi, ada
beberapa cara yang harus diketahui seorang ibu tentang cara menyusui yang benar, yaitu:
 Cara Menyusui dengan sikap duduk
a) Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan kursi yang rendah
agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian di oleskan di putting susu
dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembapan putting susu.
c) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu dengan cara:
a) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b) Satu tangan bayi diletakkan dibelakan badan ibu dan yang satu di depan.
c) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
d) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
e) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
b) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan
payudara bagian atas areola.

Sumber Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 1 (Cara meletakkan Bayi yang benar)
Sumber Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 2 (Cara memegang Payudara yang Benar)
c) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

Sumber Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 3 (Cara Merangsang Mulut Bayi yang Benar)

d) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
b) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu di pegang atau di sanggah
lagi
Sumber: Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/Chapter%20II.pdf.
Gambar. 4: Teknik Menyusui yang Benar
 Melepaskan Isapan Bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti
menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi:
a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
b) Dagu bayi ditekan ke bawah.
 Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan
 Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola disekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
 Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi:
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya di
tepuk perlahan-lahan.
b) Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap
punggung bayi sampai bayi bersendawa.
Sumber Gambar: aufalactababy.com
Sumber Gambar: babyorchestra.wordpres.com
Gambar. 5 (Posisi Menyusui yang Benar)

Sumber Gambar: babyorchestra.wordpres.com


Gambar. 6 Perbandingan Posisi Menyusui yang Benar dan yang Salah

Berikut adalah formulir ringakasan 5 kunci pokok untuk menilai proses menyusui ibu
dan bayi berjalan dengan baik, yang disingkat dengn BREAST, yaitu Body position
(posisi badan), response (respon), emotional bonding (ikatan emosi), anatomy (anatomi),
suckling (menghisap) dan time (waktu) yang dipakai untuk menghisap.

Tabel, 5 Kunci Pokok untuk Menilai Proses Menyusui


Tanda-tanda bahwa Tanda-tanda
pemberian ASI Kemungkinan adanya
berjalan dengan Baik Kesulitan
Body Position - Ibu santai dan nyaman - Bahu tegang,
(Posisi Tubuh) condong ke arah bayi
- Badan bayi dekat, - Badan bayi jauh dari
menghadap payudara badan ibu
- Kepala bayi
menyentuh payudara - Leher bayi berpaling
- Dagu bayi menyenyuh
payudara (belakang - Dagu tidak
bayi ditopang) menyentuh payudara
(hanya bahu atau
kepala yang ditopang.
Response (Repon) - Bayi menyentuh - Tidak ada respon
payudara ketika ia terhadap payudara
lapar (bayi mencari (tidak ada
payudara) penelusuran)
- Bayi mencari - Bayi tidak berminat
payudara dengan untuk menyusu.
lidah.
- Bayi tenang dan siap - Bayi gelisah atau
pada payudara. menangis.
- Tanda-tanda pancaran - Bayi menghindar /
susu (keluar setelah tergelincir dari
ada rasa sakit). payudara
Emotional - Pelukan yang mantap - Pelukan tidak mantap
Bonding (Ikatan dan percaya diri. dan gugup.
Emosi) - Perhatian terhadap
muka dari si ibu. - Tidak ada kontak
- Banyak sentuhan mata ibu-bayi
belaian dari ibu. - Sedikit sentuhan atau
menggoyang atau
menggendong bayi.
Anatomy - Payudara lembek - Payudara bengkak.
(Anatomi) setelah menyusui.
- Putting menonjol - Putting rata atau
keluar, memanjang. masuk ke dalam.
- Kulit tampak sehat. - Fisura atau
kemerahan pada kulit.
- Payudara tampak
- Payudara tampak meregang atau
membulat sewaktu tertarik.
menyusui.
Suckling - Mulut terbuka lebar. - Mulut tidak terbuka
(Menghisap) lebar, mengarah ke
depan.
- Bibir berputar keluar. - Bibir bawah berputar
- Lidah berlekuk sekitar ke bawah.
payudara. - Lidah bayi tidak
- Pipi membulat. tampak.
- Pipi tegang dan
- Lebih banyak areola di tertarik ke dalam.
atas mulut bayi. - Lebih banyak areola
di bawah mulut bayi.
- Menghisap pelan dan - Dapat mnghisap
dalam, diselingi cepat.
istirahat.
- Dapat melihat atau - Dapat mendengar
mendengar kecapan atau klikan.
tegukannya.
Time (Lamanya - Bayi melepaskan - Ibu melepaskan bayi
Menghisap) payudara. dari payudara.
(Sumber : Resoiratory USU, 2011)

Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai
keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif.
Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada
payudara yang tepat. Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat penting. Ada banyak cara
untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung.
Sebelum menyusui ibu harus mengetahui bagaimana memegang bayi. Dalam memegang
bayi pastikan ibu melakukan 4 butir kunci sebagai berikut :
a. Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis yaitu, bayi tidak dapat menete atau
menghisap dengan mudah apabila kepalanya bergeser atau melengkung.
b. Muka bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap puting yaitu seluruh badan
bayi menghadap badan ibu. Ia harus menjauhi secukupnya sekedar dapat melihat.
c. Posisi ini adalah yang terbaik untuk bayi, untuk menghisap payudara, karena sebagian
puting sedikit mengarah ke bawah (apabila ia menghadap ibu sepenuhnya mungkin ia tidak
tepat pada payudara).
d. Ibu harus memegang bayi dekat pada ibu.
Apabila bayi baru lahir, ia harus menopang bokong bukan hanya kepala dan bahu merupakan
hal yang penting untuk bayi baru lahir. Untuk bayi lebih besar menopang bagian atas
tubuhnya biasanya cukup.
Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk, posisi
menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football (mengepit) dan
posisi berbaring miring.

 Posisi Berdiri
Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman saat
menyusu. Adapun cara menyusui dengan posisi berdiri :
a) Bayi digendong dengan kain atau alat penggendong bayi;
b) Saat menyusui sebaiknya tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi merasa
tenang dan tidak terputus saat menyusu
c) Lekatkan badan bayi ke dada ibu dengan meletakkan tangan bayi di belakang atau
samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusu.
Sumber: lendraandrian.com
Gambar. 7 Posisi Menyusui dengan Berdiri
 Posisi Rebahan
Posisi menyusui dengan rebahan dapat dilakukan dengan cara :
a) Ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran
tempat tidur atau dapat diganjal dengan bantal
b) Kedua kaki ibu berada lurus di atas tempat tidur;
c) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara;
d) Ibu menyangga bayi secara merata dari kepala, bahu hingga pantatnya;
e) Posisikan paha ibu turut membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau kurang
dapat ditambah dengan bantal

Sumber: creasoft.wordpress.com
Gambar. 8 (Posisi Menyusui dengan Rebahan)
 Posisi duduk
Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk yaitu:
a) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu;
b) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu;
c) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan;
d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara;
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Sumber: formomsandbaby.blogspot.com
Gambar. 9 (Posisi Menyusui dengan Duduk)
 Posisi menggendong (The Cradle Hold)
Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik untuk
bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui bayi dengan
posisi Madonna (menggendong):
a) Peluk bayi dan kepala bayi pada lekuk siku tangan;
b) Jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku
tangan kanan dan bokongnya pada telapak tangan kanan
c) Arahkan badan bayi sedemikian rupa sehingga kuping bayi berada pada satu garis
lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (berbaring menyamping dengan muka,
perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu)
d) Tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah
merangkul badan ibu sehingga mempermudah mulut bayi mencapai payudara
e) Tangan kiri ibu memegang payudaranya jika diperlukan
Sumber: anakbayibalita.wordpress.com
Gambar. 10 (Posisi menyusui dengan Menggendong)

 Posisi menggendong menyilang (transisi)


Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan mulutnya ke puting
susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi kecil. Posisi ini juga baik
untuk bayi yang sedang sakit. Cara menyusui bayi dengan posisi menggendong
menyilang:
a) Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan dengan
telapak tangan
b) Jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan tangan kiri untuk
memegang bayi
c) Peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu
d) Lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu dibelakang
kepala dan bawah telinga bayi
e) Ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Sumber: Repository USU, 2011
Gambar. 11 (Posisi Menyusui dengan Menggendong Menyilang)

 Posisi football (mengepit)


Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani operasi caesar (untuk menghindari bayi
berbaring di atas perut). Selain itu posisi ini juga bisa digunakan jika bayi lahir kecil
atau memiliki kesulitan dalam menyusu, puting susu ibu datar (flat nipple) atau ibu
mempunyai bayi kembar. Adapun cara menyusui bayi dengan posisi football atau
mengepit adalah:
a) Telapak tangan menyangga kepala bayi sementara tubuhnya diselipkan dibawah
tangan ibu seperti memegang bola atau tas tangan.
b) Jika menyusui dengan payudara kanan maka memegangnya dengan tangan kanan,
demikian pula sebaliknya
c) Arahkan mulutnya ke puting susu, mula-mula dagunya (tindakan ini harus
dilakukan dengan hati-hati, jika ibu mendorong bayinya dengan keras kearah
payudara, bayi akan menolak menggerakkan kepalanya/melawan tangan ibu)
d) Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan tangan
sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Sumber: keperawatandankesehatan.blogspot.com
Gambar. 12 (Posisi Menyusui dengan Posisi Football)

 Posisi berbaring miring


Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah
atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi
caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan jalan nafas bayi
agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu harus didampingi oleh orang
lain ketika menyusui. Pada posisi ini kesukaran perlekatan yang lazim apabila
berbaring adalah bila bayi terlalu tinggi dan kepala bayi harus mengarah ke depan
untuk mencapai puting. Menyusui berbaring miring juga berguna pada ibu ingin tidur
sehingga ia dapat menyusui tanpa bangun.
Adapun cara menyusui dengan posisi berbaring miring adalah:
a) Posisi ini dilakukan sambil berbaring ditempat tidur
b) Mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah kepala dan bahu,
serta diantara lutut. Hal ini akan membuat punggung dan panggul pada posisi yang
lurus
c) Muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya ke puting
susu
d) Jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala bayi agar bayi
tidak perlu menegangkan lehernya untuk mencapai puting dan ibu tidak perlu
membungkukan badan ke arah bayinya, sehingga tidak cepat lelah.
Sumber: renatakenzo.blogspot.com
Gambar. 13 (Posisi menyusui dengan berbaring miring)
 Posisi Menyusui dengan Kondisi Khusus
Ada posisi menyusui secara khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti
menyusui pasca operasi caesar, menyusui pada bayi kembar dan meyusui dengan ASI
yang berlimpah (penuh).
 Posisi menyusui pasca operasi caesar
Ada dua posisi menyusui pasca operasi caesar, diantaranya adalah:
a) Posisi berbaring miring
b) Posisi football atau mengepit.
 Posisi menyusui dengan bayi kembar
Posisi double football atau mengepit :
Posisi football atau mengepit sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio
caesaria, posisi football juga tepat untuk bayi kembar, di mana kedua bayi disusui
bersamaan kiri dan kanan, dengan cara:
c) Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti memegang
bola
d) Letakkan tepat di bawah payudara ibu
e) Posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar
f) Untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang
memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu.
g) Dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja.
h) Cara lain adalah dengan meletakkan bantal di atas pangkuan ibu.
Sumber: Sumber: Repository USU, 2011
Gambar. 14 (Posisi Menyusui Bayi Kembar)

 Posisi Menyusui dengan ASI berlimpah


Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya
deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak dengan cara:
ibu tidur telentang lurus, sementara bayi di atas perut ibu dalam posisi berbaring lurus
dengan kepala menghadap ke payudara, atau bayi di tengkurapkan di atas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Dengan posisi ini maka bayi tidak akan tesedak.

Sumber: Repository USU, 2011


Gambar. 15 (Posisi Menyusui dengan ASI melimpah)
Ada banyak posisi bagi ibu untuk menyusui. Dalam tiap posisi hal yang penting
adalah bayi cukup mengambil cukup payudara ke dalam mulutnya sehingga ia dapat
mengisap secara efektif. Segera setelah persalinan, posisi menyusui yang terbaik adalah
ditelungkupkan di perut ibu sehingga kulit ibu bersentuhan pada kulit bayi. Kontak kulit
dengan kulit dalam jam pertama setelah melahirkan membantu menyusui dan ikatan
antara ibu dan bayi dapat terjalin.
Semua posisi menyusui tersebut dapat dicoba sehingga dapat menemukan posisi yang
paling nyaman sesuai kondisi ibu dan bayi. Namun dianjurkan untuk berganti-ganti
posisi secara teratur. Setiap posisi menyusui akan menekan bagian yang berbeda pada
payudara (bagian payudara yang lebih mendapatkan perahan adalah yang terdapat antara
bibir dan lidah). Tindakan berganti-ganti posisi ini dapat mengosongkan semua sinus.
Menurut Bobak, 2004 mengatakan bahwa posisi menyusui menggendong (Madonna)
sangat efektif dilakukan bagi ibu baru. Dan untuk saat ini, posisi menyusui yang paling
baik yaitu dengan posisi duduk. Selain posisi menyusui, bra dan pakaian yang dirancang
khusus dapat juga meningkatkan kenyamanan ibu saat menyusui.

D. Tanda Bayi Cukup ASI

Terkadang masih banyak ibu yang meragukan apakah ASI yang diberikan kepada
bayi telah cukup atau tidak. Banyak ibu beranggapan jika bayi tertidur pada saat
menyusui maka bayi sudah bisa dikatakan cukup ASI. Bayi dikatakan cukup ASI bisa
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
a Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8-10
kali pada 2-3 minggu pertama.
b Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda
pada hari kelima setelah lahir.
c Bayi akan buang air kecil (BAK) setidaknya 6-8 kali sehari.
d Ibu dapat mendengarkan pada saat bayimenelan ASI
e Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
f Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal
g Pertumbuhan Berat Badan (BB) bayi dan Tinggi Badan (TB) sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
h Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang
usianya).
i Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.
j Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.
Dengan tanda-tanda yang tertulis di atas sudahlah jelas bahwa bayi dikatakan cukup
ASI tidak hanya dilihat dari ia tertidur pulas, tetapi dari berbagai macam faktor yang bisa
dilihat pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.

E. Lama dan Frekuensi Menyusui


Lama menyusu berbeda-beda tiap periode menyusui. Rata-rata bayi menyusu selama
5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama
(lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada
hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), proses
menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar.
Rentang yang optimal adalah antara 8 hingga 12 kalisetiap hari. Meskipun mudah
untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali menyusui dan menghasilkan perkiraan
jadwal, cara ini bukan merupakan cara makan sebagian besar bayi. Banyak bayi dalam
rentang beberapa jam menyusu beberapa kali, tidur untuk beberapa jam dan bangun
untuk menyusu lagi. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk menyusui sebagai respons isyarat
bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang (isyarat kenyang meliputi
relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan putting.
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (karena kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusukan bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi
akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah
1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui secara on demand, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.

F. Penyakit yang bisa disembuhkan dengan ASI

ASI memang merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Tidak dipungkiri lagi
begitu banyak manfaat bagi sang bayi jika meminum ASI, lebih-lebih jika bayi diberikan
ASI secara Eksklusif. Salah satu manfaat ASI yang paling kita ketahui adalah ASI dapat
menyembuhkan beberapa penyakit yang ada pada bayi.
Adapun penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan dengan pemberian ASI adalah:
a. Gangguan dan radang mata
Bayi mungkin pernah menghadapi radang mata. Jika hal tersebut terjadi, ibu
janganlah khawatir, karena radang tersebut dapat diobati menggunakan ASI. Dengan
cara teteskan beberapa tetes ASI ke mata bayi. Ulangi sesering mungkin. Cara ini
bisa diterapkan pada anak-anak maupun orang dewasa.
b. Bintil-bintil pada kulit
Pada bayi sering terdapat bintil-bintil pada kulit. Entah itu pada leher, lipatan
lengan, punggung ataupun kaki. Bintil-bintil ini dapat diobati dengan ASI. Oleskan
ASI langsung pada kulit yang teriritasi, gosok pelan-pelan, biarkan kering sendiri.
c. Radang kulit yang disebabkan oleh Jamur
Selain biintil-bintil pada kulit, terkadang juga terdapat radang pada kulit bayi yang
disebabkan oleh jamur. Hal ini juga dapat diobati dengan ASI. Dengan cara
mengoleskan ASI pada radang kulit dan biarkan kering sendiri.
d. Pernafasan yang tersumbat
Pada bayi sering terjadi gangguan pernafasan. Obat tetes hidung biasa terlalu
keras untuk bayi. Apabila hidung anak anda tersumbat, teteskan lima sampai tujuh
tetes ASI, yang diambil langsung dari ibunya, ke dalam satu lubang hidung bayi.
Tunggu selama 15 menit dan lakukan lagi ke lubang hidung lainnya. Jangan lakukan
pada kedua lubang hidung sekaligus.
Itulah beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan ASI. Jadi jika bayi ibu
mengalami hal yang tersebut diatas, janganlah terlalu panik, karena semua itu dapat
teratasi dengan hal yang sangat mudah yaitu menggunakan ASI.
BAB VII
Masalah Dalam Menyusui

Ada beberapa masalah menyusui yang sering ditemui pada ibu, yaitu:
1. Kurang Informasi
Akibat kurang informasi, banyak ibu yang menganggap susu formula sama
baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat
memberikan susu formula jika merasa ASI-nya kurang. Selain itu ibu juga kurang
mengetahui bagaimana cara pemberian ASI secara efektif dan apa saja manfaat yang
dapat diperoleh ibu jika ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Bagi ibu-
ibu yang belum mengetahui manfaat ASI secara benar, cobalah untuk mengikuti
seminar-seminar ataupun penyuluhan tentang ASI agar pengetahuan ibu tentang ASI
menjadi bertambah dan ibu beralih untuk memberikan ASI kepada bayinya sampai 6
bulan.
2. Putting susu yang pendek / terbenam
Ada beberapa bentuk putting susu, panjang, pendek dan datar atau terbenam.
Dengan kehamilan, biasanya putting menjadi lentur. Namun, memang ada juga yang
sampai bersalin putting susu belum juga keluar. Banyak ibu langsung menganggap
hilang peluangnya untuk menyusui. Padahal, putting hanya kumpulan muara saluran
ASI dan tidak mengandung ASI. ASI disimpan di sinus laktiferus yang terletak di
daerah areola mammae. Jadi, untuk mendapatkan ASI, areola mammae yang perlu
dimasukkan ke dalam mulut bayi agar isapan dan gerakan lidah dapat memerah ASI
keluar.
Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu
dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun
putting susu yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar
mengalami kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang
tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. Bila dijumpai putting susu datar,
dilakukan :
a) Usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik putting susu dengan jari
telunjuk dan jari jempol, atau dengan menggunakan pompa putting susu.
b) Jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada
bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika memasukkan
putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu
dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan
putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.
Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola
sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang
menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu.
Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat
kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya.
Bila dijumpai putting susu terbenam, ada beberapa penanganannya adalah:
a) Lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu
jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang
berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).
b) Dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah
dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu
menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba
mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan
produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama
ibu mencoba dengan cara seperti ini.
3. Payudara bengkak
Tiga hari pasca-persalinan payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara
sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena sakit ibu malah berhenti
menyusui, kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan mengilatnya payudara
dan ibu mengalami demam.
Penyebab payudara bengkak adalah :
a) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b) Produksi ASI berlebihan
c) Terlambat menyusui
d) Pengeluaran ASI yang jarang
e) Waktu menyusui yang terbatas
         Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah:
a)   Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan  keras. Bila diperiksa ASI
keluar dan tidak demam
b)   Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit
mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan
biasa demam setelah 24 jam
Untuk menghindari dan mengatasi payudara bengkak, berilah ASI pada bayi
segera setelah lahir dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal. Jika produksi ASI
melebihi kebutuhan bayi, keluarkan ASI dengan jalan diperah. Jangan berikan
minuman lain kepada bayi dan lakukan perawatan payudara pasca persalinan seperti
pemijatan.
Untuk merangsang refleks oksitosin maka dilakukan:
a) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b) Ibu harus rileks
c) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
d) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
e) Stimulasi payudara dan puting
f)  Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema
g) Memakai BH yang sesuai
h)  Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik
Cara mengatasi payudara bengkak adalah:
a) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa
ASI yang efektif
c) Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres
hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan
punggung
d) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.
e) Untuk mengurangi rasa sakit yang tidak tertahankan dan demam akibat
pembengkakan selain mengompres, makanlah obat penurun demam dan
pengurang rasa sakit.

4. Putting susu nyeri


Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini
akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar,
perasaan nyeri akan hilang.
Cara menangani :
a) Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.
b) Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit  guna membantu
mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
c) Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu dan
biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting susu ketika
menyusui adalah :
a) Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal ini akan
membantu meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain basah yang
hangat pada payudara atau mengambil shower hangat untuk mengguyur
payudara setelah menyusui.
b) Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai menetek,
memastikan bayi tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari payudara. Untuk
menghentikan bayi dari anak susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan
jari ke dalam mulutnya. Ini akan melepaskan isapan bayi dari payudara dan
dapat dengan mudah mengangkat atau menarik bayi dari puting susu.
c) Mencari posisi yang nyaman saat menyusui. Karena tidak nyaman saat
menyusui bisa membuat cemas, dan mengurangi atau menghentikan aliran
susu. Belajar posisi menyusui yang nyaman dan benar. Menggunakan salah
satu jari dari posisi tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam
posisi yang tepat ia mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi
mungkin tidak mendapatkan cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini
dapat menyebabkan sakit atau mengubah bentuk puting untuk beberapa menit.
d) Memastikan mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu terlalu keras
maka puting menjadi sakit, anda perlu membuat santai mulut bayi. Untuk
melakukan ini ibu perlu memijat rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah
gerakan untuk beristirahat dan melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik
perlahan-lahan bayi ke bawah menggunakan jari. Hal ini memungkinkan
istirahatnya lidah, gusi dan puting susu. Tarik kepala bayi sehingga rahangnya
ada di belakang puting susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan
cukup susu mengalir keluar.
5. Putting Susu tidak Lentur
Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun
demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali akan
menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidak
memerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara
mengatasi putting susu yang terbenam.
6. Putting susu lecet
Ini masalah yang paling banyak dialami ibu menyusui. Putting lecet akibat
beberapa factor. Dapat disebabkan oleh trush (candidates) atau dermatitis dan yang
dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting.
Padahal, seharusnya sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Putting lecet
juga dapat terjadi pada akhir menyusui, bayi tidak benar melepaskan isapan atau jika
ibu sering membersihkan putting dengan alcohol atau sabun. Putting yang lecet
dapat membuat ibu merasa tersiksa saat menyusui karena rasa sakit. Jika ibu
melewati waktu menyusui untuk menghindari rasa sakit, dapat menyebabkan tidak
terjadinya pengosongan payudara, akibatnya produksi ASI berkurang.
Cara menangani :
a) Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidates atau dermatitis).
b) Obati penyebab puting susu lecet terutama perhatikan posisi menyusui.
c) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi.
d) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
e) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan
obat lain, sperti krim, salep dan lain-lain.
f) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih
1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam.
g) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan
tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
h) Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk menggunakan
dengan sabun.
i) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk
sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh.
j) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa
ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI.
k) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot.
l) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang
lebih singkat.
m) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas
7. Mastitis atau Abses Payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak
kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas,suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada
masa padat (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada
masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu
yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI dihisap/dikeluarkan atau
pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara
dengan jari  atau karena tekanan baju/BH.
Tindakan yang dapat dilakukan :
a) Kompres hangat/panas dan pemijatan
b) Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu stimulasi
puting susu, pijat leher, punggung, dll
c) Pemberian antibiotik : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari
d) Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri
e) Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu tindakan
bedah.
8. Saluran ASI tersumbat
Kelenjar air susu manusia memiliki 15-20 saluran ASI. Satu atau lebih saluran
ini bisa tesumbat karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi atau BH yang
terlalu ketat, sehingga sebagian saluran ASI tidak mengalirkan ASI. Sumbatan juga
dapat terjadi karena ASI dalam saluran tersebut tidak segera dikeluarkan karena ada
pembengkakan.
Untuk mengatasinya, menyusuilah dengan posisi yang benar, ubah-ubah posisi
menyusui agar semua saluran ASI dikosongkan, dan gunakan BH yang menunjang,
tetapi tidak terlalu ketat. Selain itu ibu sebaiknya lebih sering menyusui dari
payudara yang tersumbat, dan pijatlah daerah yang tersumbat kearah putting agar
ASI bisa keluar.
9. Produksi ASI kurang
Banyak ibu-ibu yang mengatakan tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya
karena produksi ASI-nya kurang. Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar
kurang. Tanda-tanda yang sering di anggap ibu produksi ASI-nya kurang antara lain:
a) Bayi tidak puas setiap selesai menyusui, sering kali menyusu, menyusu dengan
waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka
produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu.
b) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
c) Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau
d) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang) atau ASI tidak
“datang” pasca lahir
Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda-tanda tersebut dapat
dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang antara lain:
a) Pada bulan pertama berat badan bayi meningkat kurang dari 300 gram. (dalam 1
minggu pertama kelahiran berat badan bayi masih boleh turun sampai 10% dan
dalam kurun waktu 2 minggu sudah kembali ke berat badan semula), sedangkan
pada bulan kedua sampai bulan keenam kurang dari 500 gram per bulan, atau
bayi belum mencapai berat lahirnya pada usia 2 minggu.
b) Bayi mengeluarkan urine (air seni) yang pekat, baunya tajam / menyengat,
dengan kekerapan kurang dari 6 kali per hari.
Hal yang dapat dilakukan untuk menolong ibu yang ASI nya kurang adalah
mencoba menemukan penyebab. Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan
diperbaiki sebagai penyebab berkurangnya ASI, yaitu:
a) Faktor menyusui
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah:
1) Tidak melakukan inisiasi menyusu dini
Inisiasi menyusu dini adalah meletakkan bayi di atas dada atau perut ibu
segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian
menghisapnya setidaknya satu jam setengah kelahiran. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusu dini disebut sebagai baby crawl.
2) Menjadwal pemberian ASI
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik
dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand) termasuk pada malam hari,
minimal 8 kali per hari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi
menyusu. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang.
3) Memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar),
apalagi memberikannya dengan botol/dot
Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum waktunya juga sering
berakibat berkurangnya produksi ASI. Bayi menjadi cepat kenyang dan lebih
jarang menyusu.
b) Faktor Psikologis Ibu
Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang
tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya akhirnya
memang produksi ASI nya berkurang. Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada
periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif.
Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
c) Faktor Fisik Ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi
atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil
lagi, peminum alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara
dapat mengurangi produksi ASI.
10. Ibu dengan penyakit
Seringkali dengan alasan ibu sakit, penyusuan dihentikan. Padahal, dalam
banyak hal ini tidak perlu, karena lebih berbahaya bagi bayi jika mulai diberi susu
formula daripada terus menyusu dari ibu yang sakit. Penyusuan hanya dibenarkan
untuk dihentikan jika ibu sakit sangat berat, seperti gagal ginjal, jantung atau kanker.
Bahkan, ibu yang terkena gangguan jiwapun, masih dianjurkan menyusui bayinya di
bawah pengawasan.
Jika ibu mengidap penyakit infeksi akut, penularan yang terjadi sebenarnya lebih
sering akibat percikan ludah atau sentuhan tangan daripada ASI. Jadi, bagaimanapun
menyusui dengan aman lebih baik daripada berhenti menyusui. Perlu diketahui di
dalam ASI terdapat zat anti terhadap penyakit yang di derita ibu sehingga jika bayi
menyusui ia mendapat zat penangkal penyakit ibunya. Jika ibu terpaksa harus
dirawat dirumah sakit, bayi dianjurkan ikut dirawat bersama ibu agar tidak terhenti
menyusui.
Khusus untuk ibu menyusui yang sedang sakit, hanya sebagian kecil yang tidak
boleh menyusui. Ibu yang sedang mengkonsumsi obat anti kanker atau mendapat 
penyinaran zat radioaktif tidak diperkenankan untuk menyusui. Sedangkan, ibu
penderita infeksi HIV memerlukan pendekatan khusus.
Bila ibu dirawat di rumah sakit, rawatlah bersama bayinya sehingga dapat tetap
menyusui. Bila ibu merasa tidak mampu untuk menyusui anjurkan untuk memerah
ASI setiap 3 jam dan memberikan ASI perah tersebut dengan cangkir kepada
bayinya.
Bila keadaan memungkinkan atau ibu mulai sembuh dianjurkan untuk menyusui
kembali dan bila perlu dilakukan proses relaktasi.
Ibu harus diyakinkan bahwa obat yang diberikan oleh dokter tidak
membahayakan bila menyusui. Obat yang diminum oleh ibu hanya sebagian kecil
yang masuk ke dalam ASI (kurang dari 1%). Begitu pula sangat sedikit laporan
tentang efek samping obat yang diminum oleh ibu selama proses laktasi. Walaupun
demikian beberapa obat pernah dilaporkan memberikan efek samping, antara lain:
obat psikiatri, obat anti kejang, beberapa golongan antibiotika, sulfonamid, estrogen
(pil anti hamil), dan golongan diuretika.
Bayi yang mengantuk, malas minum, kuning perlu dipikirkan pengaruh obat
tertentu. Segera konsultasi ke dokter untuk memastikan hal tersebut. Apabila obat
tersebut tidak dapat diganti dengan jenis obat lain, maka untuk sementara dianjurkan
memberikan susu formula kepada bayinya dan konsultasi ke klinik laktasi rumah
sakit terdekat.
Obat antipiretik (parasetamol, ibuprofen), antibiotika (ampisilin, cloxacilin,
pebisilin, eritromisin) dapat dikonsumsi selama ibu menyusui. Sedangkan obat anti
tuberkulosa, obat cacing, antihistamin, antasida, hipertensi, bronkodilator,
kortikosteroid, obat diabetes, digoksin, dan beberapa suplemen nutrisi (yodium) bila
memang diperlukan dapat diberikan tetapi dengan pemantauan ketat dari dokter.
11. Ibu Hamil
Kadangkala ibu sudah hamil lagi padahal bayinya masih menyusu. Dalam hal ini
tidak ada bahaya untuk ibu maupun janinnya bila ibu meneruskan menyusui bayinya
namun ibu harus makan lebih banyak lagi agar tidak kekurangan nutrisi.
12. Ibu melahirkan dengan Sectio Cesarea
Pada beberapa keadaaan persalinan diperlukan tindakan sectio cesarea.
Persalinan dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu
maupun bayi. Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin
segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila
keadaan ibu mulai membaik / sadar, penyusuan dini dapat segera dimulai dengan
bantuan tenaga perawat.
Bayi pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu apabila tindakan tersebut
menggunakan pembiusan umum, karena pembiusan yang diterima ibu dapat sampai
ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga
akan mendapat tambahan narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih
belum sadar. Jika ibu dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat
dilakukan perawatan gabung.
Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
a) Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang
bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu.
b) Apabila ibu dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu
dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu, di bawah lengan ibu.
c) Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu telentang, bayi berada
di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi.
13. Ibu bekerja
Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata 3 bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir
terpaksa memberikan bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup.
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Yang
dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin
banyak “tabungan” ASI perah ibu di freezer, semakin besar peluang menyelesaikan
program ASI Eksklusif.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang
bekerja :
a) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
b)  ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja
c) Pengosongan payudara di tempat kerja setiap 3-4 jam
d) ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu
bekerja dengan cangkir
e) Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui  dan anti jadwal
menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari
f)  Ketrampilan mengelurakan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah
mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja
g) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama
menyusui bayinya.
h) Jangan gunakan ASI perah jika ibu ada di rumah saat cuti atau hari libur.
BAB VII
CARA MENYAPIH

Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur angsur atau
sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau
bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya. Atau dari keduanya dengan
berbagai alasan. Menyapih adalah proses bertahap yaitu mula-mula dengan mengurangi
frekuensi pemberian ASI, sampai dengan berhentinya proses pemberian ASI. Menyapih atau
menghentikan bayi menyusu dari payudara dapat menjadi masa yang emosional, tidak hanya
bagi bayi, tapi juga bagi ibu. Bukan saja karena selanjutnya akan ada perubahan cara bayi
mendapatkan nutrisi, tapi terlebih karena kebanyakan bayi mendapat ketenangan dengan
menyusu langsung dari payudara ibunya.

 Cara-cara menyapih yang benar, beberapa ahli laktasi menyarankan hal hal
berikut ini:

a.Lakukan proses menyapih ini secara perlahan. Misalnya dengan mengurangi frekuensi
menyusu dari 5 kali menjadi 3 atau 4 kali. Lakukan bertahap sampai akhirnya berhenti
sama sekali.
b. Alihkan perhatian si anak dengan melakukan hal lain. Bernyanyilah dan bermain
bersamanya, sehingga anak tidak ingat saatnya menyusu pada mama.
c. Komunikasikan hal ini dengan anak. Jangan takut anak anak tidak mengerti dengan
keinginan anda untuk menyapihnya. Berikan pengertian yang baik dan dengan
komunikasi yang mudah dicerna olehnya. Walau masih kecil tapi ia mengerti kata kata
dari orang dilingkungannya.
d. Jangan menyapih anak ketika ia tidak sehat, atau sedang merasa sedih, kesal atau
marah. Hal itu akan membuat anak anda merasa anda tidak menyayangi dirinya.
e. Hindari menyapih anak dari menyusui ke pacifier (empeng) atau botol susu. Selalu
bina komunikasi dengan sang anak. Mintalah bantuan dari sang Ayah untuk melengkapi
komunikasi dengan anak dan sebagai figure pendamping ibu.
f. Jangan menyapihnya secara mendadak dan langsung, hal itu akan membuat perasaan
anak anda terguncang.
g. Jangan menipu anak anda dengan cara mengoleskan jamu di putting saat menyusui
atau apapun yang membuat rasanya tidak nyaman. Pemaksaan seperti itu akan membuat
hubungan batin anak dan ibu menjadi rusak.

 Waktu penyapihan yang tepat

Tidak pernah ada waktu yang pasti kapan sebaiknya anak disapih dari ibunya. Menurut
WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan
tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dg makanan tambahan hingga umur 2 th atau
lebih.

Ada juga ibu ibu yang menyapih anaknya ketika usia 1 -2 tahun, bahkan ada yang diusia
4 tahun.Tidak benar jika anak yang terlalu lama disusui akan membuatnya manja dan tidak
mandiri. ASI akan membuat anak dekat dengan orang tuanya dan hal itu memang sangat
dibutuhkan sang anak dan membuatnya merasa penuh dengan kasih sayang. Kemandirian
adalah hal yang diajarkan oleh orang tuanya, bukan karena selalu disusui ASI.

 Hal – hal yang dilarang dalam menyapih

a. Mengoleskan Obat Merah Pada Puting


Selain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar bahwa
puting ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan ini akan semakin
parah jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan merasa ditolak ibunya. Dampak
selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu tidak mencintainya.Gaya kelekatan yang
muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam suatu hubungan interpersonal). Hal
ini dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak. Ia akan mengalami kesulitan untuk
menjalin suatu hubungan intensif dengan orang lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-
kanak ia merasa ditolak oleh orang tua, dalam hal ini ibunya.
b. Memberi Perban/Plester Pada Puting
Dibanding cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih menyakitkan buat anak. Jika diberi
obat merah, anak masih bisa menyentuh puting ibunya. Tetapi kalau sudah diperban/diplester,
anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tak bisa dijangkau.

c. Dioleskan Jamu, Brotowali, Atau Kopi Supaya Pahit.


Awalnya mungkin anak tak akan menikmati, tetapi lama-kelamaan anak bisa
menikmatinya dan malah bergantung pada rasa pahit tersebut. Mengapa? Karena ia belajar,
meskipun pahit tetapi masih tetap bercampur dengan puting ibunya.Dampaknya, anak bisa
mengembangkan suatu kepribadian yang ambivalen, dalam arti ia tidak mengerti apakah ibu
sebetulnya mencintainya atau tidak. Bunda masih memberikan ASI, tapi kok tidak seperti
biasanya, jadi pahit.Parahnya lagi, kepribadian ambivalen bukan kepribadian yang
menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan dalam hubungan interpersonal
nantinya.
d. Menitipkan Anak ke Rumah Kakek-Neneknya
Kehilangan ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi ditambah kehilangan figur ibu.
Ingat lo, anak kecil umumnya belum memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat
dibayangkan kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak menutup
kemungkinan anak merasa ditinggalkan.Tentunya hal itu tak mudah bagi anak karena ada dua
stressor (sumber stres) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi. Jadi
jangan kaget, jika setelahnya anak pun butuh penyesuaian lagi terhadap ibunya. Malah akan
timbul ketidakpercayaan anak terhadap ibu.
e. Selalu Mengalihkan Perhatian Anak Setiap Menginginkan ASI
Meski masih batita, si kecil tetap bisa merasakan penolakan ibu yang selalu mengalihkan
perhatiannya saat ia menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat anak belajar
berambivalensi. Misal, ibu selalu mengajak anak bermain setiap kali minta ASI. Tentu anak
akan bertanya-tanya, ”Bunda sayang aku enggak sih, kok aku enggak dikasih ASI? Tetapi
kalau tidak sayang, kok masih ngajak aku main?”
f. Selalu Bersikap Cuek Setiap Anak Menginginkan ASI
Anak jadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan seperti itu.
Dampaknya, anak bisa merasa tak disayang, merasa ditolak, sehingga padanya
berkembanglah rasa rendah diri.
Dampak penyapihan ASI usia kurang dari 6 bulan :
 Menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratannya karena proses bounding
etatman terganggu.
 Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.
 Pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi pada anak.
 Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal
karena reaksi dari sistem imun.
BAB VIII
LAKTASI
A. Pengertian Laktasi
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya
membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan
Sedangkan laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus
reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian ASI Eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun
secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang
yang berperan dalam proses laktasi adalah:
1. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
2. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI agar membesar sehingga
dapat menampung ASI lebih banyak. Kadar estrogen menurun saat melahirkan
dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya, ibu
menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.
3. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
4. Luteinizing Hormone (LH)
5. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan.
6. Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca
melahirkan oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-
down/milk ejection reflex.
7. Human Placental Lactogen (HPL). Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting dan
areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap
memproduksi ASI.
Manajemen laktasi adalah suatu kata tata laksana yang menyeluruh yang
menyangkut laktasi dan penggunaan ASI, yang menuju suatu keberhasilan menyusui
untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya. Manajemen ini meliputi suatu
persiapan dan pendidikan penyuluhan ibu, pelaksanaan menyusui dan rawat gabung
dan usaha lanjutan perlindungan ibu yang menyusui.
Manajemen laktasi berdasarkan faktor-faktor dalam periode kehamilan adalah
sebagai berikut:
 Periode prenatal
a)Pendidikan-penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang manfaat menyusui
dan pelaksanaan rawat gabung
b) Adanya dukungan keluarga
c) Adanya dukungan dan kemampuan petugas kesehatan
d) Pemeriksaan payudara
e) Persiapan payudara dan putting susu
1) Penggunaan air untuk membersihkan putting susu, jangan memakai sabun
2) Pemeliharaan dan mempersiapkan putting susu
3) Pemakaian BH yang memadai
f) Gizi yang bermutu
1) Ekstra 300 kalori per hari terutama protein
2) Pemberian preparat besi dan asam folik
3) Tidak melakukan diit untuk mengurangi berat badan, penambahan berat badan
yang memadai adalah 11-13 kg
g) Cara hidup sehat
 Periode Nifas Dini
a) Ibu dan bayi harus siap menyusui
b) Segera menyusu setelah bayi lahir
c) Teknik menyusui yang benar
d) Menyusui harus sering, berdasarkan kebutuhan, sebenarnya jangan di
jadwalkan.
e) Tidak memberikan susu formula
f) Tidak memakai putting buatan atau pelindung
g) Pergunakan kedua payudara, mulai menyusui dengan putting yang berganti-
ganti.
h) Perawatan payudara
1) Membersihkan putting susu sebelum dan sesudah menyusui dengan air
2) Setelah menyusui, payudara dikeringkan’
3) Memakai BH yang memadai
i) Memelihara psikis dan fisik.
j) Makanan yang bermutu.
4) Ekstra 500 kalori per hari
5) Kalsium 1200 mg per hari (susu atau lainnya)
6) Minum air putih yang banyak
7) Mengkonsumsi vitamin
8) Tidak ada batasan makanan
9) Penurunan berat badan jangan lebih dari 500 gram per minggu
k) Istirahat yang cukup.
 Periode Nifas Lanjut-sistem penunjang
a) Sangat ideal bila dalam 7 hari setelah pulang dari rumah sakit, si ibu
dihubungi atau dikunjungi untuk melihat perkembangan atau situasi rumahnya,
persoalan biasanya timbul pada minggu pertama.
b) Adanya sarana pelayanan atau konsultasi bila secara mendadak si ibu
mendapat persoalan dengan laktasi dan menyusui.
c) Adanya keluarga atau teman yang membantu di rumah.
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar payudara yaitu:
1.Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2.Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna
kuning-putih susu.
3.Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
4.Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang.
Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan
merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel
kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi air susu akan banyak
sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis
yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi
Air Susu Ibu (ASI) akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan
lebih sempurna. Di samping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada
bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang
antara ibu dan anaknya. Air Susu Ibu adalah untuk anak ibu. Ibu dan bayi dapat
ditempatkan dalam satu kamar (rooming in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in:
1. Mudah menyusukan bayi.
2. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi.
3. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

B. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan proses integral dari daur reproduksi dan
mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus
sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan
secara bertahap sesuai umur dan kondisi yaitu terdiri dari proses:
1. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara.
Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum pubertas, saat pubertas, masa
siklus menstruasi dan masa kehamilan. Pada masa kehamilan terjadi peningkatan
yang jelas dari duktulus yang baru, percabangan dan lobulus yang dipengaruhi oleh
hormon placenta dan korpus luteum. Hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen placenta, korionik gonadotropin, insulin,
kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid dan hormon pertumbuhan. Pada usia 3
bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan
progesteron, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitasnya dalam pembuatan
kolostrum yang ditekan. Setelah bayi lahir estrogen dan progesteron akan menurun
drastis dan prolaktin akan meningkat, oxytosin (hipofise posterior) meningkat bila ada
rangsang hisap, sel mioepitelium buah dada berkontraksi.
2. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI
Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu reflek Prolaktin dan refleks oxytosin atau
“let down refleks”
Gambar Proses Pembentukan ASI

3. Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI.


Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar
prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sanagt perlu untuk
pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui.
Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli
ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya
sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui.
Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan kurang,
frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan
prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena
diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu
mulai sejak minggu pertama kelahiran.
Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang menghambat
pengeluaran prolaktin yang belum jelas bahannya, namun beberapa bahan seperti
dopamin, serotonin, katekolamin, dihubungkan ada sangkut pautnya dengan
pengeluaran prolaktin. Oksitosin bekerja pada sel-sel moepitelium pada alveoli
kelenjar mamae. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di
dinding alveolus dan dinding salurang sehingga asi dipompa keluar. Makin sering
menyusui, pengosongan alveolus dan saluran semakin baik sehingga kemungkinan
terjadinya bendungan susu semakin kecil dan menyusui akan semakin lancar. Jadi
peranan prolaktin dan oksitosin mutlak diperlukan dalam laktasi.

C. Refleks Laktasi
Dimasa laktasi, terdapat dua mekanisme reflex pada ibu yaitu reflex prolaktin
dan reflex oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus
(khususnya pada masa nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis reflex, yaitu:
1. Refleks mencari putting susu (rooting reflex)
Bayi akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi
akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap
benda yang disentuhkan tersebut.
2. Refleks Menghisap (Sucking reflex)
Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menimbulkan reflex
menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan putting susu ibu tertekan gusi,
lidah dan langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI
terpancar keluar.
3. Refleks Menelan (Swallowing reflex)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot di daerah mulut dan
faring untuk mengaktifkan reflex menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung
bayi.

D. Pemeliharaan Laktasi
Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak disusui maka
penyediaan air susu tidak akan dimulai. Apabila seorang ibu dengan bayi kembar
menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan tetap cukup untu
ke dua bayi tersebut. Makin sering bayi disusukan, penyediaan air susu juga makin
banyak.
Dua faktor yang mempengaruhi pemeliharaan laktasi adalah:
1. Rangsangan, yaitu sebagai respon dari pengisapan yang memacu pembentukan
air susu yang lebih banyak. Dan apabila bayi tidak dapat menyusu sejak awal maka
ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan
pompa payudara. Akan tetapi, pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan
yang jauh lebih besar dibandingkan kedua cara tersebut.
2. Pengosongan sempurna payudara
Bayi sebaiknya mengosongkan payudara sebelum diberikan payudara yang
lain. Apabila payudara tidak mengosongkan yang kedua, maka pada pemberian air
susu yang berikutnya payudara kedua ini yang diberikan pertama kali. Apabila
diinginkan agar bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi perlu diberikan air susu
pertama (foremilk) dan air susu kedua (hind-milk) untuk sekali minum. Hal ini hanya
dapat dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.

E. Tanda-tanda Perlekatan Bayi saat Menyusu


Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada
putting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan
secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin meyusu sering dan lama. Bayi akan
mendapat ASI sangat sedikit dan berat bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan
mengering.
Tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui yang benar adalah:
1. Tampak areola masuk sebanyak mungkin. Areola bagian atas lebih banyak
terlihat.
2. Mulut terbuka lebar.
3. Bibir atas dan bawah terputar keluar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara.
5. Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk.
6. Jaringan payudara meregang sehingga membentuk dot yang panjang.
7. Putting susu sekitar 1/3-1/4 bagian dari dot saja.
8. Bayi menyusu pada payudara, bukan putting susu.
9. Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah (dibawah gudang ASI), melingkari
dot jaringan payudara.
Tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui yang tidak benar adalah:
1. Tampak sebagian besar kalang payudara/areola payudara berada di luar.
2. Hanya putting susu atau disertai sedikit areola yang masuk mulut bayi.
3. Seluruh atau sebagian gudang ASI berada di luar mulut bayi.
4. Lidah tidak melewati gusi (berada di depan putting susu) atau lidah sedikit
sekali berada di bawah gudang ASI.
5. Hanya putting susu yang menjadi dot.
6. Bayi menyusu pada putting.
7. Bibir “mencucu” atau monyong.
8. Bibir bawah terlipat ke dalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh
lidah.

F. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar


Menyusui dengan teknik yang benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya
atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik
yang benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Badan bayi menempel pada perut ibu.
2. Mulut bayi terbuka lebar.
3. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
4. Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih
banyak yang masuk.
5. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
6. Putting susu ibu tidak terasa nyeri.
7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
8. Kepala agak menengadah.

G. Lama dan Frekuensi Menyusui


Lama menyusu berbeda-beda tiap periode menyusui. Rata-rata bayi menyusui
selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusu berlangsung
sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada
masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500
gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar.
Rentang yang optimal adalah antara 8 hingga 12 kalisetiap hari. Meskipun
mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali menyusui dan menghasilkan
perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan cara makan sebagian besar bayi. Banyak
bayi dalam rentang beberapa jam menyusu beberapa kali, tidur untuk beberapa jam
dan bangun untuk menyusu lagi. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk menyusui sebagai
respons isyarat bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang (isyarat
kenyang meliputi relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan putting.
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis
bukan karena sebab lain (karena kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap)
atau ibu sudah merasa perlu menyusukan bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan
akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui
secara on demand, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.

BAB IX
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
A. Pengertian SADARI

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan in dilakukan dengan menggunakan
cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI
adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan,
sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit, puttting berisik dan
pengeluaran cairan atau nanah dan darah. American Cancer Society merekomendasikan agar
sejak usia 20 tahun, kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai
usia 40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun
sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi keganasannya
sangat kecil.

Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri


untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri
tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. American
Cancer Society dalam proyek skrening kanker payudara menganjurkan pemeriksaan
SADARI walaupun tidak dijumpai keluhan apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat
menekan angka kematian sebesar 25-30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI
diperlukan minat dan kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas
hidup serta menjaga kualitas hidup untuk lebih baik (Mulyani, 2013). Bentuk payudara
biasanya berubah-ubah sebelum memasuki masa menstruasi, biasanya payuadara terasa
membesar, lunak, atau ada benjolan dan kembali normal ketika masa menstruasi selesai.
Yang terpenting adalah mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak
keadaan normal dari payudara sendiri. Pemeriksaan payudar sendiri (SADARI) secara rutin
untuk dapat merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan
dapat segera diketahui. Waktu terbai untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari
setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak.

SADARI atau periksa payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah
penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan
efektif untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal yang tidak normal
pada payudara. Sebaiknya jangan tunggu ada benjolan di payudara karena jika hal itu sudah
terjadi, maka kemungkinan menderita kanker payudara stadium 1 lebih besar. Pemeriksaan
melalui ultrasonografi dan mamografi harus dilakukan secara berkala. Untuk wanita yang
berusia 50 tahun ke atas, disarankan setiap tahun. Sementara yang berumur di bawah itu, bisa
tiga tahun sekali. Meski begitu, jika ada benjolan, yang terdeteksi kanker payudara dari lima
wanita yang merasa ada benjolan paling hanya satu.

Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pengembangan kepedulian seorang


wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-
langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat
sederhana dan dapat dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada
pemeriksa, tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan
waktuna selama kurang lebih lima menit. Tidak diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan
saat mandi atau pada saat sedang berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat
seorang wanita telah mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk
mendeteksi kanker payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman, 20011). Pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara adalah cara termudah dan termurah
mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas.

Pemeriksaan tidak tepat dilakukan pada menjelang dan sewaktu menstruasi SADARI
optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu
retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, membengkak
sehingga jika ada pemebengkakan akan lebih mudah ditemukan.

B. Siapa Yang Perlu Melakukan SADARI?

Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau Breast Self
Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker payudara waktu pelaksanaan
SADARI sebagai berikut:

1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi

2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan

3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan payudara

sendiri (SADARI)setiap bulan.

4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan

mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.

5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :

a. Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40 tahun.

b. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.

6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada

dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.

7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada

dokter dan mamogarfi setiap tahun.


C. Manfaat SADARI

Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara
dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian
karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk
meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir
85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan
benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana
yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara.

D. Tujuan SADARI

Tujuan SADARI sangat perlu dilakukan denganbertujuan mengurangi kejadian kanker


payudara sebagai berikut.

1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk mencegah kanker
payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium
awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker
payudara.

2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada stadium awal
akan memberikan harapan hidup lebih lama.

E. Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu
yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus
haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang
sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih dari 5
menit. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payuadara sendiri) pada
saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid di rumah
secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi
benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
kurang atau lebih.
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan cermin dengan
kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari
payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.

2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.

Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara
melakukan :

Gambar Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit payudara
didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah
disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran satu dengan
yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata
payudara berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika
payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang
berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan
warna memerah, kasar, dan terasa sakit.
Gambar Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud untuk
melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya atau kelainan
pada kedua payudara. Kembali amati perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti
perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit
menjadi kasar.

Gambar Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke
kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Gambar Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan menekan


pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla. Lalu perhatikan apakah ada
kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah
ada perubahan yang mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

 Persiapan melakukan pemeriksaan Payudara sendiri

Gambar Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan


kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu
sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan
Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan.
Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa
payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90
derajat.

Gambar Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis
tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.
Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-
lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian
bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan
dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara

(Sumber : Kristianasari, 2010)


Memutar Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah
sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-
kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali
dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah
areola mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-
jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada bagian puting susu.

Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

(Sumber : Kristianasari, 2010)

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.

Gambar Tahap 5 Memeriksa Ketiak


(Sumber : Kristianasari, 2010)

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke samping dan
rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

Langkah-langkah tahapan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai


macam semasa mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya membuat
kenyamanan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk mengurangi
kematian akibat kanker payudara karena terlambat mendeteksi dini kanker payudara yaitu
sebagai berikut :

a Semasa Mandi

Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara mendatar
perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan kanan untuk
memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa
dan cari bila terdapat gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.

b Berdiri di hadapan cermin

Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari
sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk
menegangkan otot dada dan menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti
segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat
kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting
dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau
mengandungi darah.

c Berbaring

Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan dan
tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda mendatar dan bergerak
perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas
satu putaran, jari digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk
memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara
sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di
belakang kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di
sepanjang atas tulang selangka.
 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari
(Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Skrining dan deteksi dini dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah
menstruasi akan medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi di
payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang menunjukkan
suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat menandakan adanya kanker
payudara tanda-tanda khusus kanker payudara sebagai berikut:

1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya tanpa rasa sakit
walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa tidak nyaman.

2. Puting susu yang terlipat ke dalam.

3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat kerutan-kerutan
pada kulit payudara.

4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.

5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting susu (jarang-
jarang).

6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda yang berbintik-bintik
adalah tanda meningkatnya penyakit.

7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika ditekan tidak bergerak
pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu payudara.

8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu

9. Timbul rasa nyeri

10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal, terasa bakar, dan
tertarik ke dalam

11. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.

 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan

SADARI baru dilakukan oleh sebagian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25%
sampai 30% wanita yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur
setiap bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan
menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah untuk
melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang
kita temui adalah masalah yang ringan, bisa diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan
dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan membuat benjolan
menegcil, sebaliknya justru dapat membuat masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini
merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter
yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

a. Mammografi, merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X


dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melaluipemeriksaan Mammografi, angka kematia
karena kanker payudara dapat diturunkan sampai 30%. Metode mammografi, sinar X yang
dipancarkan sangat kecil, sehingga metode ini relatif mudah. Mammografi merupakan suatu
tes yang aman yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada payudara wanita.

b. Biopsi, suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah sekitar
benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dilakukan tes, dicari adanya
perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker. Benjolan atau perubahan yang
ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan kanker) atau ganas (kanker) dan jika
kanker payudara dapat lebih dini maka wanita kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih
baik serta banyak terapi untuk kanker payudara.

c. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala gejala kanker
payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini memakan waktu lebih lama
karena gambar yang diambil juga lebih banyak.

d. Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan menyimpannya


langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan bahwa gambaran digital lebih
baik dalam menemukan kanker dibandingkan film Sinar X.
BAB X

KANKER PAYUDARA

A. Pengertian Kanker Payudara


Disebut kanker payudara ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan
berkembang dengan tidak terkendali. Kanker Payudara (Carcinoma Mammae)
merupakan salah satu kanker yang sangat ditakuti oleh kaum wanita, setelah kanker
serviks.  Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara
pada umumnya menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga
dapat menyerang kaum laki-laki, walaupun kemungkinan menyerang kaum laki-laki itu
sangat kecil sekali yaitu 1 : 1000. Kanker payudara ini adalah salah satu jenis kanker
yang juga menjadi penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia, termasuk di
Indonesia.
Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar, dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara. Payudara secara umum
terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal
(penopang). Jaringan kelenjar mencakup kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the
milk passage, milk duct). Untuk jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan
serat konektif. Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatic, sebuah jaringan yang
berisi sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular. Sel
kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam waktu
8–12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini
dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu
berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita
selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau
kanker.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Kanker payudara
sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Pada setiap tahun lebih
dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000
di Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita
terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karena kanker payudara.
Di Indonesia belum ada data statistik yang akurat, namun data yang terkumpul dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama
diantara kanker lainnya pada wanita. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44.000 pasien
meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165.000. Setelah menjalani
perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya
bertahan hidup 18 – 30 bulan.

E. Kanker payudara berdasar sifat serangannya terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Kanker Payudara Invansif
Pada kanker payudara invansif, sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar
susu, menyerang lemak dan jaringan konektif di sekitarnya. Kanker dapat bersifat
invasif / menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ
lain dalam tubuh.
2. Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan
konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan bentuk kanker
payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICS/Lobular Carcinoma
In Situ lebih jarang terjadi tetapi justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda
meningkatnya risiko kanker payudara.
F. Ada tiga tahapan utama dalam perkembangan kanker :
1. Inisiasi
Agen penyebab kanker merusak materi genetis sebuah sel. Pada tahap ini terjadi suatu
perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan
dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang
bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi  atau sinar matahari tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel
atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen bahkan pada gangguan fisik menahunpun dapat membuat sel
menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Promosi
Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat proses pembelahan sel,
diperlukan pajanan jangka panjang pada ‘pemicu-pemicu’ ini agar kanker dapat
berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada kanker
tahap ini.
3. Progresi
Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar) ke bagian-bagian
tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu proses yang panjang
mencakup rangkaian peristiwa biologis dari sel-sel payudara normal hingga menjadi
benjolan kanker, diperlukan satu miliar sel untuk membentuk tumor ukuran 1 cm.
Para peneliti meyakini bahwa kanker dapat tumbuh selama 8 tahun sebelum terdeteksi
oleh Sinar X. Sel-sel tumor payudara seiring berjalannya waktu dapat masuk ke
peredaran darah dan ke sistem getah bening serta mulai tumbuh di organ-organ lain
seperti hati, paru-paru atau tulang.

Kanker payudara berdasarkan tingkat prevelansinya dibagi menjadi dua, yaitu:

G. Jenis Kanker Payudara Yang Umum Terjadi


1. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada dalam kelenjar susu
(lobules). Pasien dengan LCIS dimonitor dengan ketat setiap empat bulan sekali oleh
dokter dengan melakukan uji klinis payudara, ditambah mammografi setiap
tahunnya. Adapun pencegahan lain yang juga mungkin dilakukan dengan
memberikan terapi obat seperti tamoxifen atau prophylactic mastectomy,
pengangkatan payudara yang dilakukan sebagai usaha preventif.
2. Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang paling sering terjadi.
Dengan deteksi dini rerata tingkat bertahan hidup penderita DCIS mencapai 100 %
dengan catatan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan lemak
payudara serta bagian lain dari tubuh. DCIS mempunyai beberapa tipe antara lain,
ductal comedocarcinoma yang merujuk pada DCIS dengan necrosis/area sel kanker
yang mati atau mengalami degenerasi. DCIS ini seringkali terdeteksi pada
mammogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil).
3. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)
Dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. ILC terjadi sekitar 10% sampai 15%
dari seluruh kejadian kanker payudara. ILC ini mulai terjadi dalam kelenjar susun
(lobules) payudara, tetapi sering menyebar ke bagian tubuh lain.
4. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
Dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC merupakan tipe kanker payudara
yang paling umum terjadi, sekitar 80% kasus IDC dari seluruh diagnosis kanker
payudara. IDC terjadi dalam saluran susu payudara serta menjebol dinding saluran,
menyerang jaringan lemak payudara hingga kemungkinan terjadi pada bagian tubuh
yang lain.
H. Jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi
1. Mucinous carcinoma
Mucinous carcinoma atau juga disebut colloid carcinoma merupakan satu jenis
kanker payudara yang jarang terjadi, terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi
lendir (mucus). Wanita yang menderita kanker jenis ini memiliki tingkat bertahan
hidup yang cukup baik dibandingkan dengan wanita yang menderita jenis kanker
invasif yang lebih umum terjadi.
2. Medullary carcinoma
Jenis kanker ini terjadi sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara dan
merupakan satu jenis kanker payudara invansif yang membentuk satu batas yang
tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal.
3. Tubular carcinoma
Jenis kanker ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.
Tubular carcinoma ini merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invansive
dan wanita yang menderita kanker payudara jenis ini, biasanya memiliki harapan
kesembuhan yang cukup baik dibandingkan jenis kanker payudara yang lain.
4. Inflammatory breast cancer
Jenis kanker payudara ini jarang terjadi, sekitar 1% tetapi jika terjadi
perkembangannya akn cepat. Inflammatory breast cancer, kondisi dimana payudara
terlihat meradang (merah dan hangat) dengan adanya cekungan dan atau pinggiran
yang tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe kulit
pembungkus payudara.
5. Phylloides tumor
Tumor phylloides ini berkembang di dalam jaringan konektif payudara serta dapat
ditangani dengan operasi pengangkatan. Tumor phylloides merupakan kanker
payudara yang bersifat jinak maupun ganas dan sangat jarang terjadi.
6. Paget’s disease of the nipple
Jenis kanker payudara ini terjadi hanya sekitar 1% dan wanita dengan kanker
payudara jenis ini mempunyai tingkat kesembuhan yang lebih baik. Jenis kanker
payudara ini berawal dari saluran susu kemudian menyebar ke kulit aerola dan
puting. Pada kanker payudara ini, kulit payudara akan pecah-pecah, memerah,
mengkoreng, dan mengeluarkan cairan.

B. Mitos Tentang Kanker Payudara


Banyaknya mitos yang beredar tentang penyakit kanker payudara membuat
penderitanya kebingungan hingga frustasi. Hal ini biasanya dihadapi oleh wanita yang
baru saja didiagnosis menderita kanker payudara atau seseorang yang mengkhawatirkan
peluangnya untuk terserang penyakit kanker payudara. Kita tidak perlu takut dan percaya
akan adanya mitos yang berkembang, karena itu semua tidak benar. Mitos yang
berkembang tentang
kanker payudara, antara lain :
1. Kanker payudara pasti dapat menyebabkan penderitanya meninggal
Hal tersebut tidak benar karena seiring perkembangan jaman, dengan ditemukannya
berbagai pengobatan baru untuk mengatasi kanker payudara, penyakit ini tak melulu
menyebabkan penderitanya meninggal dunia. Faktanya kian hari kian banyak
penderita yang berhasil bertahan hidup dan sembuh dari penyakit ini.
2. Hanya wanita tua yang bakal terkena kanker payudara
Kanker payudara dapat menyerang wanita pada usia berapapun tidak melulu pada usia
tua saja karena pada faktanya 25 persen wanita penderita kanker payudara berusia
dibawah 50 tahun.
3. Mammogram itu menyakitkan
Deteksi ini memang tidak nyaman dan cukup mengganggu bagi wanita tetapi dengan
mengatakan bahwa metode ini terasa menyakitkan hanya akan membuat para wanita
ketakutan untuk melakukan mammogram yang
seharusnya dapat menyelamatkan nyawa mereka.
4. Menggunakan deodoran dapat memicu kanker
Sampai saat ini tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut, bahwa bahan
aktif yang terdapat pada deodoran dapat memicu risiko kanker payudara. Pernyataan
tersebut informasi yang salah dan tidak perlu dijadikan kecemasan.
5. Jika terpapar udara selama operasi maka kanker akan menyebar
Pernyataan tersebut tidak masuk akal padahal ini sama sekali tidak benar. Kanker
hanya dapat menyebar jika penderitanya menunda pengobatan karena takut dan
percaya pada mitos-mitos konyol semacam ini.
6. Wanita yang mempunyai payudara kecil berpeluang lebih kecil untuk
Terserang kanker.
Ini tidak ada hubungannya antara ukuran payudara dengan risiko kena kanker
payudara. Tetapi ukuran payudara yang besar mungkin membuat pemeriksaan lebih
sulit dilakukan.
7. Laki-laki tidak bisa terkena kanker payudara
Walaupun wanita berpeluang lebih tinggi untuk terserang kanker payudara
tetapi laki-laki tidak bisa menghindari risiko penyakit ini.
8. Menggunakan bra kawat dapat meningkatkan risiko kanker payudara
Memang bra dengan kawat bisa menekan sistem limfatik payudara yang menyebabkan
racun menumpuk tetapi sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung
pernyataan tersebut sehingga belum diketahui kebenarannya, yang penting jika
memakai bra kawat pakailah yang tidak ketat sehingga payudara dapat bernapas.

C. Penyebab Kanker Payudara


Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberapa faktor
kemungkinannya, antara lain :
1. Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka maka risiko untuk menderita kanker payudara
akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling beresiko
terkena kanker payudara, terutama bagi mereka yang mengalami menopause
terlambat.
2. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor resiko
pencetus kanker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker payudara maka
ada kemungkinan untuk memiliki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat
dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena
kanker payudara.
3. Penggunaan hormon estrogen
Penggunaan hormon estrogen (misalnya pada penggunaan terapi estrogen
replacement), penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai peningkatan risiko
yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payudara.
4. Gaya hidup yang tidak sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur,
merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara.
5. Perokok pasif
Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja menghisap
asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok sering kali didengar perokok pasif
terkena risiko dari bahaya asap rokok dibanding perokok aktif. Menurut ahli dari
California Enviromental Protection Agency Perokok pasif memiliki hubungan erat
dengan resiko terserang penyakit kanker payudara, oleh karena itu jangan menjadi
perokok pasif dan jangan menjadi perokok aktif, hindarilah orang-orang yang
merokok di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok pasif.
6. Penggunaan kosmetik
Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko menyebabkan
peningkatan risiko mengalami penyakit kaker payudara, sehingga berhati-hatilah
dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri kita.
7. Penggunaan Pil KB
Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita terkena risiko
kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan risiko ini akan
menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.
D. Faktor Risiko Kanker Payudara
Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung maupun tidak
langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam tubuh ataupun estrogen
yang tidak diimbangi dengan progesteron.
Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara, yaitu :
1. Umur
Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia 50 tahun ke atas. Risiko
terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita yang
mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun dapat meningkatkan risiko
terkena kanker payudara. Secara umum, risiko terkena kanker payudara mencapai
puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.
2. Usia saat menstruasi pertama (menarche)
Jika seorang wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun wanita akan
memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita
mengalami pubertas maka makin panjang pula jaringan payudaranya dapat terkena
oleh unsur-unsur berbahaya yang menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen,
ataupun radiasi.
3. Penyakit fibrokistik
Wanita dengan adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis dan papiloma risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik risiko meningkat
hingga 5 kali.
4. Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Jika ibu, saudara perempuan, adik, kakak memiliki kanker payudara (terutama
sebelum usia 40 tahun), risiko terkena kanker payudara lebih tinggi. Risiko dapat
berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti yang terkena kanker
payudara dan semakin muda ada anggota keluarga yang terkena kanker maka akan
semakin besar penyakit tersebut bersifat keturunan.
5. Riwayat kanker payudara
Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya, akan berisiko
lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena.
6. Usia saat melahirkan anak pertama
Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar risiko untuk terkena kanker
payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak risiko
terkena kanker payudara juga akan meningkat.

7. Obesitas setelah menopause

Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan berisiko 1,5 kali
lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat
badan normal.

8. Perubahan payudara

Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian besar


perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang mungkin
merupakan tanda-tanda kanker. Jika seorang wanita memiliki perubahan jaringan
payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka
seorang wanita memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
9. Terapi radiasi di dada

Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi radiasi di dada
(termasuk payudara) akan memiliki kenaikan risiko terkena kanker payudara.
Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko untuk
terkena kanker payudara di kemudian hari.

10. Penggunaan hormon estrogen dan progestin

Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau
estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan
memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara.

11. Mengkonsumsi Alkohol

Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara
karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan
sehingga lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.

12. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)

Mengkonsumsi junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat gemuk
tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan
meningkat apalagi tidak diimbangi dengan olahraga sehingga akan berlanjut pada
resistansi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat
yang mengandung gula menjadi meningkat. Insulin yang dihasilkan pun bertambah
seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan
berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan
menstruasi lebih cepat.

13. Aktivitas fisik

Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik


pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan
penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar di
antara wanita yang berberat badan normal. Dampak aktivitas fisik tidak ditemukan di
kalangan wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, aktivitas fisik
yang dikombinasi dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga pada akhirnya
menurunkan juga risiko kanker payudara dan berbagai penyakit lain. Selain itu,
merokok dan kebiasaan makan yang tidak baik juga dapat meningkatkan resiko
kanker payudara.

E. Tanda dan Gejala Kanker Payudara


Kanker payudara merupakan penyumbang populasi kematian terbanyak pada
wanita. Untuk itu, mengenali gejala awal sangat diperlukan agar lebih cepat melakukan
penanganan yang tepat secara dini. Banyak dari kita yang sering tidak menyadari
perubahan pada tubuh kita termasuk payudara kita.
Ada sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan sekitar 5%
ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal, pada sebagian
besar kanker payudara (66%) berupa massa keras atau kokoh, tidak lunak, batas tidak
tegas. Pada 11% kasus tanda yang timbul berupa massa di payudara yang nyeri. Tanda
klinis lain yang biasa terjadi adalah discharge puting (90%), edema lokal (4%), retraksi
puting (3%). Gejala awal berupa gatal, nyeri, pembesaran, kemerahan
Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita terkena kanker
payudara itu satu banding delapan orang atau 12 persen. Adapun beberapa gejala kanker
payudara:
 Ditemukannya benjolan pada payudara  
Menurut American Cancer Society, gejala awal yang signifikan dan sering dialami
wanita ialah benjolan tidak biasa yang ditemukan pada payudara. Benjolan itu
biasanya ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan.
 Perubahan pada payudara
Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya ukuran, bentuk payudara dan puting.
Di mana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan berwarna
merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam kasus
lain, warna payudaranya berubah orange. 
 Puting mengeluarkan cairan
Pada puting seringkali mengeluarkan cairan (nipple discharge) seperti darah, tetapi
juga terkadang juga berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah.
 Pembengkakan pada payudara
Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa ada
benjolan, yang merupakan gejala umumnya. Bahkan, kadang-kadang salah satu
payudara pembuluh darah jadi lebih terlihat.

Gambar : Tanda Kanker Payudara

(Sumber : Wiji, 2010)

Jika metastase (penyebaran) luas, maka berupa berupa :


 Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
 Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
 Gejala anak sebar yang terjadi pada paru-paru ditandai dengan batuk yang sulit untuk
sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru-paru dengan dinding dada sehingga
akan menimbulkan kesulitan dalam bernafas.
 Nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.
 Fungsi hati abnormal.

F. Diagnosis Kanker Payudara


Ada berbagai macam cara untuk mendiagnose kanker payudara dan untuk
menentukan apakah sudah ada penyebaran (metastasis) ke organ lain. Beberapa test juga
dipergunakan untuk menentukan pengobatan yang paling efektif untuk pasien.
Kebanyakan pada tipe kanker, biopsi merupakan jalan satu-satunya untuk menentukan
secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsi tidak mungkin dilakukan, dokter akan
mengusulkan test lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging dapat digunakan untuk
menemukan apakah telah terjadi metastasis.

Perlunya mempertimbangkan beberapa faktor ketika akan memutuskan test diagnostic,


antara lain :
 Usia dan kondisi medis pasien
 Tipe kanker
 Beratnya gejala
 Hasil tes sebelumnya
Tes diagnosa kanker payudara ini biasanya dimulai apabila wanita menemukan
suatu yang tidak normal di payudara wanita tersebut ketika pemeriksaan klinis atau
pemeriksaan payudara sendiri ataupun si wanita atau dokter menemukan suatu massa atau
pengerasan yang tidak normal pada payudara si wanita (suatu titik kecil dari kalsium,
biasanya dilihat pada saat X-ray), melalui screening mammogram. Atau bisa juga
beberapa tes mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara tetapi
tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh tes dibawah ini :
 Imaging Test
Diagnosticmammography
Sama seperti dengan screening mammography, hanya saja pada test ini lebih banyak
gambar yang bisa diambil. Ini biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda,
diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic
mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan
pada saat screening mammogram.
 Ultrasound (USG)
USG merupakan suatu pemeriksaan ultrasound dengan menggunakan gelombang
bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara.
Gelombang bunyi yang tinggi ini dapat membedakan suatu massa yang solid, yang
kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan
kanker.
 MRI
MRI menggunakan magnetic bukan X-ray untuk memproduksi gambaran detail dari
tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita telah didiagnosa
mempunyai kanker. Sehingga dengan MRI untuk mencheck payudara lainnya tetapi ini
tidak mutlak dapat juga hanya sebagai screening saja. American Cancer Society,
wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti pada wanita
dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang terkena kanker
payudara untuk sebaiknya juga mendapatkan MRI bersamaan dengan mammography.
MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada
payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya
pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. MRI juga memiliki
kelemahan yaitu kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker atau
bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ
breast cancer sehingga untuk lebih memastikan lagi harus dilakukan biopsi.
 Tes Dengan Bedah
 Biopsi
Dengan biopsi dapat memberikan diagnosis secara pasti. Sampel yang diambil
dari biopsi lalu dianalisa oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam
menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ
untuk menentukan penyakit).
 Image guided biopsy 
Dipergunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Itu dapat
dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) yaitu dengan
menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample jaringan. Sedangkan
Stereotactic Core Biopsy menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang
akan diambil atau Vacuum-Assisted Biopsy yang menggunakan jarum yang tebal
untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas. Ketika melakukan
prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh
mammography, USG atau MRI. Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari
payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu
membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi tambahan dan
keuntungan dari teknik ini bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk
menentukan pengobatan dan menentukan stadium.
 Core Biopsy 
Dapat untuk menentukan jaringan. FNAB dapat menentukan sel dari suatu massa
yang teraba serta ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya
sel kanker.
 Surgical Biopsy
Ini merupakan biopsy dengan cara operasi, mengambil sejumlah besar jaringan.
Biopsy ini bisa incisional (mengambil sebagian dari benjolan) atau excisional
(mengambil seluruh benjolan). Ketika sudah didiagnosa kanker, operasi lanjutan
mungkin diperlukan untuk mendapatkan clear margin area (area jaringan disekitar
tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker) dan kemungkinan sekalian
mengambil jaringan kelenjar getah bening. Oleh dokter jaringan yang didapat dari
biopsy juga akan di ditest untuk menentukan pengobatan yang sesuai.

Test yang dilakukan dokter itu untuk melihat, antara lain :


 Ciri-ciri tumor yaitu apakah tumor itu Invasive (biasanya menyebar) atau In situ
(biasanya tidak menyebar), ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam
kelenjar susu). Grade (seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat) dan
apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah
bening serta margin dari tumor juga di amati.
 ER (Receptor Estrogen) dan PR (Receptor Progesteron) test. Jika sel kanker
payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+)
berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya
diadakan terapy hormone.
 Test HER2 neu (C-erb2) adanya protein HER2 yang berlebihan, rata-rata 25%
penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positif atau negatif) maka
dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang
disebut trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak.
 Genetic Description of the Tumor. Tes ini dengan melihat unsur biologi dari
tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX
adalah test untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.
 Tes Darah
Diperlukannya tes darah untuk lebih mendalami kondisi kanker, tes-tes itu antara
lain :
 Level Hemoglobin ( HB )
Tujuannya untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah.
 Level Hematocrit
Untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh badan.
 Jumlah dari sel darah putih
Tujuan untuk membantu melawan infeksi.
 Jumlah trombosit
Tujuannya untuk membantu pembekuan darah.
 Differential
Presentase dari beberapa sel darah putih.
 Jumlah Alkaline Phospatase
Pada jumlah enzim yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati
dan saluran empedu dan tulang.
 SGOT & SGPT
Tujuan dari tes ini untuk mengevaluasi fungsi liver. Dari salah satu test ini jika ada
yang tinggi mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal
adanya penyebaran ke liver.
 Tumor Marker Tes
Tes ini dipergunakan untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan
pada darah, urin atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu
proses tidak normal dalam tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena kanker dapat juga
bukan karena kanker.
Adapula tes –tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
 Photo Thorax diperlukan untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran sampai
ke paru-paru.
 Bonescan tujuannya untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang
atau belum. Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh
vena yang nantinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan
karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam.
Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Dari tes ini hasil yang
terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang dan
tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang
normal.
 Computed Tomography ( CT Scan), tes ini untuk melihat secara detail letak tumor.
Pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tetapi volumenya
lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infus. Setelah pasien disuntik
maka CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi
bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasil dari CT Scan akan
terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
 Positron Emission Tomography ( PET ) scan, tes ini untuk melihat apakah kanker
sudah menyebar. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil
CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik. Dalam PET scan cairan glukosa yang
mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih
cepat cairan glukosa tersebut, dibandingkan sel normal. Sehingga akan terlihat
warna kontras pada PET scan.
G. Stadium dan Grade Kanker Payudara

Stadium kanker dapat ditentukan setelah tes-tes yang dilakukan dokter sudah
komplit atau selesai. Stadium dalam kanker adalah untuk menggambarkan kondisi
kanker, yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya
terhadap organ tubuh yang lain. Dengan mengetahui stadium kanker ini merupakan salah
satu cara untuk membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai untuk
pasien. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium dan salah satu cara yang sering
dipergunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker adalah sistem TNM. Sistem
TNM ini juga direkomendasikan oleh UICC / AJCC. UICC adalah International Union
Against Cancer dari WHO atau World Health Organization. Sistem TNM ini
menggunakan tiga kriteria untuk menentukan stadium kanker, yaitu :
1. (T, Tumor), tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya.
2. (N, Node), kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar
kekelenjar getah bening disekitarnya.
3. (M, Metastasis), kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain.
Stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM sebagai berikut :
T (Tumor Size), ukuran tumor
T0 : tidak diketemukan tumor primer
T1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T4 : ukuran tumor berapa saja tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya. Dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjoaln kecil di kulit luar tumor utama.
N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb)
N0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
N1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum.
M (Metastasis), penyebaran jauh
M× : metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T,N,M didperoleh, kemudian ketiga faktor tersebut
digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /
T2 N2 M0
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium III C : Tiap T N3 M0
Stadium IV : Tiap T-Tiap N –M1

Dengan diketahuinya stadium kanker bermanfaat untuk :


1. Dapat mengetahui keadaan sejauh mana tingkat pertumbuhan kanker dan penyebaran
kanker ketika pertama kali didiagnosis, apakah merupakan stadium dini atau stadium
lanjut.
2. Untuk menentukan perkiraan prognosis atau tingkat harapan kesembuhan dan
harapan hidup seberapa besar. Selain itu juga dapat memperkirakan bebas dari
kekambuhan penyakit bila setelah diobati.
Ketika makin tinggi stadium maka harapannya makin rendah, sebaliknya makin dini
stadium ditangani, maka makin tinggi harapan kesembuhannya.
3. Mengetahui stadium kanker juga berguna untuk menentukan jenis pengobatan atau
tindakan yang terbaik berdasarkan stadiumnya, karena masing-masing stadium akan
berbeda cara penanganannya.
Contohnya pada kanker payudara stadium satu maka akan dilakukan operasi
pengangkatan tumor beserta payudaranya atau payudara dapat dipertahankan namun
harus dikombinasi dengan radioterapi dan dengan
syarat-syarat tertentu sebaliknya pada stadium dua tindakannya berupa operasi baru
dilakukan kemoterapi atau kemoterapi dulu baru operasi tergantung pada ukuran
tumor dan besarnya payudara. Pada stadium tiga tindakan yang diberikan adalah
dengan kemoterapi atau radioterapi dulu, baru dilanjutkan operasi dan dengan
kemoterapi lagi. Pada stadium empat maka pengobatannya adalah kemoterapi atau
terapi hormon.

 Stadium Kanker Payudara

Stadiu Keterangan
m
0 Stadium ini disebut kanker payudara non-invasif. Ada dua tipe yaitu
DCIS (ductal carcinoma in situ) dan LCIS (lobular carcinoma in situ).
I Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak
menyerang kelenjar getah bening.
II Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar
getah bening.
III Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan benjolan sudah
menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah, dan bernanah.
IV Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti
paru-paru, hati, tulang, atau otak.
( Kristianasari : 2010)

Dijelaskan lebih rinci tentang stadium kanker payudara, yaitu :


 Stadium 0
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker tidak
menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules)
susu pada payudara.
 Stadium 1
Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik
pada pembuluh getah bening.
 Stadium IIA
Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah
ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limph nodes).
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar ke
titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axillary limph nodes). Tidak adanya
tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah
bening ketiak.
 Stadium IIB
Pada kondisi ini diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm,
telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter tumor
lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
 Stadium III A
Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke
titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm
dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
 Stadium III B
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer.
Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ
tubuh.
 Stadium III C
Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening
dalam group N3 (Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening
dibawah tulang selangka).
 Stadium IV
Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi
yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

GRADE 
Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana bentuk
sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal dan untuk mengetahui
Grade Kanker, sampel-sampel hasil biopsy dipelajari dibawah microscope. Ini akan
memberi petunjuk pada tim dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang pada diri
seseorang.
Grade pada kanker payudara :
 Grade 1
Ini merupakan grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam perkembangannya
dan biasanya tidak menyebar.
 Grade 2
Merupakan grade tingkat sedang.
 Grade 3
Merupakan grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat dan biasanya
menyebar.

H. Prognosis Kanker Payudara


Prognosis kanker payudara berdasarkan stadiumnya dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Stadium I : 90%-80%
2. Stadium II : 70%-50%
3. Stadium III : 20%-11%
4. Stadium IV : 0%
5. Stadium Ca in situ : 96 %
BAB XI

PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA

Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker


payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker
payudara itu sendiri. Seperti pepatah yang mengatakan “sedia payung sebelum hujan” lebih
baik mencegah daripada mengobati. Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini, begitu pula pada kanker payudara.
Adapun strategi pencegahan yang dilakukan antara lain berupa :

 Pencegahan primer

Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat
melalui upaya untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko.
Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini, SADARI serta melaksanakan pola hidup
sehat untuk mencegah penyakit kanker payudara.

 Pencegahan sekunder

Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Pada setiap wanita yang normal serta memiliki siklus haid normal, mereka
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan ini dilakukan dengan
melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang diklaim memiliki
akurasi 90% tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat
itu tidak baik karena merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Sehingga mammografi dengan pertimbangan.

 Pencegahan tertier

Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Dengan penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadium kanker payudara dengan tujuan untuk mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penyakit serta
meneruskan pengobatan.

A. Terapkan Pola Hidup Sehat


1. Menjaga berat badan ideal
Untuk menjaga berat badan ideal dengan cara hindari mengalami kekurangan berat
badan atau kelebihan berat badan, karena kegemukan dapat meningkatkan risiko
kanker payudara. Selain itu, hindari juga kenaikan berat badan mendadak setelah usia
18 tahun karena berisiko besar.
2. Pemberian ASI
Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin dapat mengurangi
risiko terkena kanker payudara. Ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan
memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen
karena hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker
payudara.
3. Memilih diet dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan
serta mengurangi konsumsi makanan berkanji yang diproses.
Konsumsi sayuran dianggap diet paling baik untuk mencegah kanker karena selain
rendah kalori juga dapat mencegah kegemukan yang merupakan penyebab kanker.
Para ahli membuktikan vitamin, mineral, serat, fitokimia dan senyawa lain dalam
sayuran dan buah-buahan mampu melindungi dari serangan kanker serta dianjurkan
dalam sehari, ambil lima atau lebih porsi yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan.
Konsumsi makanan tersebut dapat melindungi dari kanker payudara serta jenis kanker
lain, seperti paru-paru, kolon, perut, mulut, farinks, esofagus, empedu, larinks dan
pankreas.

4. Mengurangi konsumsi makanan dan gula yang diproses.


Mengkonsumsi makanan lebih dari tujuh hidangan yang terdiri dari berbagai sereal,
kacang-kacangan, tumbuhan berakar dan berubi. Ahli nutrisi mengatakan, bagian
terbesar diet seharusnya datang dari makanan ini. Jika diproses secara minimal,
makanan seperti sereal dan nasi, menawarkan lebih banyak serat dan nutrisi penting.
Makanan berubi seperti kentang dan jalar, makanan berakar seperti lobak, juga
dikaitkan sebagai pelindung kanker. Kacang pula merupakan makanan kaya protein
dan sumber tambahan dalam diet mencegah kanker.
5. Kurangi konsumsi daging merah kurang dari 3 ons sehari. Lebih baik memilih ikan,
ayam atau daging yang bukan dari hewan ternak untuk menggantikan daging merah.
Konsumsi daging merah seperti, daging sapi, domba, kambing dan sejenisnya dapat
meningkatkan risiko kanker kolon, rektum, payudara, prostat dan ginjal. Bahkan
kandungan lemak yang tinggi dalam daging merah juga dapat menyebabkan banyak
kanker lain.
6. Menghindari gorengan serta makanan yang mengandung banyak lemak termasuk
mentega / margarin karena tidak baik untuk organ hati.
7. Hindari makan makanan yang terkontaminasi dengan jamur. Makanan yang tercemar
dengan aflatokesin dan mikroorganisma jamur mengundang bahaya kanker hati.
Kemungkinan karena makanan itu disimpan terlalu lama dalam kondisi panas atau
lembab atau karena melebihi waktu.
8. Menyimpan makanan yang cepat rusak dalam lemari es. Ada penelitian membuktikan
bahwa makanan yang disimpan di pendinginan dapat mengurangi kebutuhan garam
sebagai pengawet dan sekaligus mengurangi resiko kanker perut.
9. Mengurangi makanan yang disalai. Makanan salai terutama daging dan ikan dapat
mengakibatkan produksi senyawa heterocyclic aromatic yang bisa menyebabkan
kanker. Makanan yang diawetkan dengan nitrit pula memiliki nitrosamina yang
berpotensi menyebabkan kanker. Senyawa lain yang berbahaya akibat pembakaran
kayu ditemukan dalam makanan yang diasapkan.
10. Metode memasak dengan suhu rendah seperti mengukus, merebus, dan memanggang
dianggap baik untuk dikonsumsi dan baik pula untuk kesehatan.
11. Menghentikan mengkonsumsi alkohol karena dengan mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan risiko kanker mulut, farinks, larinks, esofagus, hati, kolon, rektum dan
payudara.
12. Menggunakan minyak sayur yang sesuai secara sederhana dan membatasi konsumsi
makanan berlemak terutama dari sumber hewan. Mengkonsumsi makanan tinggi
lemak dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, kolon, payudara dan prostat. Jika
ingin menambah lemak dalam makanan, ganti minyak sayuran.
13. Ketika di tempat kerja atau dimanapun lakukanlah aktivitas fisik jangan duduk saja di
tempat kerja. Melakukan olahraga ringan setiap harinya dan melakukan latihan
setidaknya satu jam. Para pakar menyatakan, aktivitas fisik yang sering membantu
mencegah kanker kolon, kanker payudara serta kanker paru-paru. Aktivitas fisik juga
membantu mengontrol berat badan dan mencegah kanker yang berhubungan dengan
kegemukan.
14. Hindari merokok atau mengunyah tembakau karena tembakau merupakan penyebab
utama kanker paru-paru dan kemungkinan menyebabkan kanker mulut, tenggorokan.
15. Menghindari stress, selalu berpikir positif dalam segala hal karena stress dapat
memunculkan penyakit yang ada pada diri kita.

B. Konsumsi Makanan Pencegah Kanker

Selain menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga teratur, mengkonsumsi


bahan makanan yang tepat juga dapat menghentikan perkembangan sel kanker. Berikut ini
adalah, makanan yang diketahui dapat menjauhkan dari kanker payudara :

1. Tomat
Bahan makanan ini banyak mengandung likopen yang berkhasiat untuk menurunkan
resiko kanker payudara.
2. Alpukat
Alpukat tinggi akan kadar asam oleat yang bermanfaat untuk mencegah kanker
payudara.
3. Blueberry
Menurut studi, fitokimia pada blueberry dapat menghentikan pertumbuhan dan
penyebaran kanker payudara. Buah beery merupakan pelawan kanker yang tangguh
karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
4. Kunyit
Kunyit dapat membantu mencegah penyebaran kanker payudara.
5. Teh hijau
Dengan minum teh hijau dapat menurunkan risiko kanker payudara dan mencegah
penyebaran pada wanita yang sudah terkena. Hal ini karena zat katekin yang
terkandung dalam teh hijau.
6. Brokoli
Bahan makanan ini mengandung indol-3-karbonal yang melawan kanker payudara
dengan mengubah estrogen yang menyebabkan kanker menjadi zat pelindung
pencegah kanker.
7. Kembang kol
Seperti halnya brokoli mengandung indol-3-karbonal yang dapat melawan kanker
payudara.

8. Bawang putih
Bawang putih dapat menghilangkan sel-sel kanker payudara. Bawang putih yang
dimasak dengan daging dapat mengurangi kadar karsinogenik dalam daging yang
dapat menyebabkan kanker payudara.
9. Bayam
Studi membuktikan bahwa wanita yang mengkonsumsi bayam dua kali semingu
memiliki setengah risiko kanker payudara dibandingkan yang tidak mengkonsumsi.
10. Buah Delima
Pada buah delima kaya akan asam elagik yang dapat memperlambat pertumbuhan sel
kanker serta dapat menonaktifkan senyawa penyebab kanker.
11. Rumput Laut
Rumput laut dapat menurunkan kadar estradiol dan memiliki sifat phytoestrogenic.
Rumput laut mengandung chlorophylones, asam lemak yang membantu mencegah
kanker payudara.
12. Sayuran
Sayuran seperti kubis dan kembang kol mengandung fitonutrien yang dapat
menghambat metabolisme karsinogen dan merangsang tubuh untuk memproduksi
enzim detoksifikasi.
13. Kenari
Kenari mengandung berlimpah asam omega-3, pitosterol dan antioksidan alami, kenari
untuk membuat makanan anti-kanker payudara yang ideal.

C. Deteksi Dini

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang
dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan secara klinis (pemeriksaan fisik), maupun
dengan pemeriksaan penunjang. Adapun deteksi dini kanker payudara, yaitu:

 SADARI
Dengan melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri, kanker
payudara dapat ditemukan secara dini serta dengan dilakukannya pemeriksaan klinik
dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-
30%. Alangkah baiknya jika semua wanita sebaiknya melakukan SADARI setiap
bulan dan segera memperiksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan pada
payudara. SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat untuk
menerapkannya. Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan
sekitar 5% ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal,
pada sebagian besar kanker payudara (66%), berupa massa keras atau kokoh, tidak
lunak, batas tidak tegas. Pada 11% kasus tanda yang timbul berupa massa di payudara
yang nyeri. Tanda klinis lain yang biasa terjadi adalah discharge puting (90%), edema
lokal (4%), retraksi puting (3%). Gejala awal berupa gatal, nyeri, pembesaran,
kemerahan
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara
sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus
mengeluarkan biaya. American Cancer Society dalam proyek skrening kanker
payudara menganjurkan pemeriksaan SADARI walaupun tidak dijumpai keluhan
apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-
30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukannya minat dan
kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta
menjaga kualitas hidup untuk lebih baik.
SADARI optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus
menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan
lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah
ditemukan. Manfaat dari SADARI yaitu, dapat mendeteksi ketidaknormalan atau
perubahan yang terjadi pada payudara. serta untuk mengetahui benjolan yang
memungkinan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah kunci
untuk menyelamatkan hidup.
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan SADARI adalah pada saat wanita sejak
pertama mengalami haid.
Adapun tahap–tahap melakukan SADARI, yaitu :
a.) Tahap awal, berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Perhatikan
kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting,
pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit.
b.) Angkatlah kedua tangan ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan. Pada
kedua payudara atau puting.
c.) Kedua tangan diletakakkan di pinggang agak membungkuk ke arah cermin sambil
menarik bahu dan siku ke arah depan. Periksa kembali, apakah ada perubahan atau
kelainan pada kedua payudara atau puting.
d.) Angkatlah lengan kanan, dengan menggunakan 3-4 jari tangan kiri untuk
memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh.
Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk
lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar
payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh
payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak,
termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap benjolan yang tidak biasa
atau benjolan di bawah kulit.
e.) Dengan kedua tangan, pijat puting payudara kanan dan tekan payudara untuk
melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting payudara. Lakukan
hal yang sama pada payudara kiri.
f.) Mengulangi langkah (d) dan (e) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat
dengan permukaan rata, berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan
bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi ini
menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah.
Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (d) dan (e). Lakukan
pula pada payudara kiri.

Gambar 4. Langkah SADARI

Adapun program dari American Cancer Society, yang dalam programnya


menganjurkan sebagai berikut :
 Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.
 Wanita > 35-40 tahun melakukan mammografi.
 Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
 Wanita > 50 tahun check up rutin / mammografi setiap tahun.
 Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya ada yang
menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dapat dilakukan :


 Ketika mandi
Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih mudah bergerak
pada kulit yang basah. Mulailah dengan melakukan pemijatan dibawah ketiak
& berputar (kearah dalam) dengan menggerakan ujung jari-jari anda. Lakukan
pemijatan ini pada kedua payudara.

 Berbaring
Berbaring & letakan sebuah bantal kecil dibawah pundak kanan (Untuk
memeriksa payuadara kiri). Letakan tangan kanan anda dibawah kepala. Cara
pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang sama untuk
pemeriksaan payudara kanan.

Apakah setiap benjolan dipayudara selalu kanker?


Kita tidak boleh langsung memastikan bahwa menderita kanker
payudara jika merasakan ada benjolan pada payudara. Benjolan tersebut bisa
terjadi karena berbagai sebab selain kanker. Bisa juga karena pembengkakan,
radang, penyumbatan saluran susu dan pembuluh darah, atau beberapa tumor
jinak dapat pula menyebabkan benjolan pada payudara. Hubungilah dokter jika
menemukan benjolan ataupun ketidaknormalan pada payudara anda agar dapat
segera dideteksi.

 Mammografi
Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui
pemeriksaan Mammografi, angka kematian karena kanker payudara dapat diturunkan
sampai dengan 30%. Metode Mammografi, Sinar X yang dipancarkan sangat kecil,
sehingga metode ini relatif aman, dan pelaksanaannya relatif mudah. Mammografi
merupakan suatu tes yang aman yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada
payudara wanita.
Mammografi biasanya digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan
kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
Beberapa negara telah menyarankan melakukan mammografi rutin (1-5 tahun sekali)
bagi wanita yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk
mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin. Tes ini dilakukan dengan
menggunakan mesin khusus dengan sinar X dosis rendah untuk mengambil gambar
kedua payudara. Hasil dari tes ini direkam dalam suatu film sinar X atau langsung
menuju komputer untuk dilihat seorang ahli radiologi. Dengan mammogram
memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih jelas benjolan pada payudara dan
perubahan pada jaringan payudara. Selain itu, mammogram dapat menunjukkan
benjolan kecil atau pertumbuhan yang tidak teraba baik oleh wanita itu sendiri atau
dokter yang memeriksa. Jika dokter menemukan suatu benjolan maka dokter akan
melakukan tes-tes lainnya seperti usg atau biopsi.
Biopsi adalah suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari
benjolan dan daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan tes, dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker.
Benjolan atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan
kanker) atau ganas (kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih dini maka wanita
kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak terapi untuk kanker
payudara.
Skrining mammografi yang dilakukan pada wanita yang tidak mempunyai
gejala-gejala kanker payudara dan ketika usia sudah mencapai 40 tahun sebaiknya
melakukan mammografi setiap satu atau dua tahun sekali.
 Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala-
gejala kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram
ini memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih
banyak.
 Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan
menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidk menunjukkan
bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan
film sinar x.
Prosedur Pemeriksaan mammografi
 Ketika akan melakukan mammografi, pasien jangan menggunakan deodorant dahulu
pada ketiak ataupun bedak pada ketiak ataupun lengan dan payudara karena dapat
mengaburkan hasil pemeriksaan berupa spots atau bintik kalsium.
 Pasien berdiri di depan mesin sinar X khusus. Teknisi radiologi meletakkan payudara
anda (satu persatu) diantara dua bidang plastik. Bidang ini kemudian menekan
payudara untuk meratakannya. Pasien akan merasakan tekanan pada payudara selama
beberapa detik dan akan menimbulkan ketidaknyamanan karena mungkin merasa
diperas atau dijepit tetapi semakin rata payudara maka makin baik gambarnya.
Biasanya sering diambil dua gambar dari masing-masing payudara, satu dari samping
dan satu dari atas. Pemeriksaan mammografi ini memakan waktu sekitar 15 menit dari
awal sampai terakhir.
 Dari hasil pemeriksaan mammografi didapatkan film (mammogram) yang dapat
diinterpretasi oleh dokter ahli radiologi atau dokter bedah. Dari hasil mammografi
didaptkan perubahan yang terlihat dari mammogram, yaitu Mikrokalsifikasi  berupa
deposit-deposit kecil kalsium yang terdapat dalam jaringan payudara yang terlihat
sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi dicurigai
sebagai tanda kanker adalah titik-titik yang sangat kecil dan titik-titik tersebut
berkumpul dalam suatu kelompok atau yang biasa disebut cluster. Massa yang tampak
pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bahkan bukan kanker, tetapi
untuk memastikannya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa
padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).

Seperti halnya tes medis lainnya, mammografi juga memiliki keterbatasan, antara lain
:
 Negatif palsu dapat terjadi artinya semua terlihat dalam kondisi normal tetapi
sebenarnya terdapat keabnormalan. Negatif palsu ini jarang terjadi, biasanya
terjadi pada wanita yang lebih muda lebih cenderung mendapatkan hasil
mammogram negatif palsu daripada wanita yang lebih tua. Hal ini disebabkan
karen ajaringan payudara lebih padat sehingga adanya kanker lebih sulit terlihat.
 Positif palsu dapat terjadi. Pada posit palsu terjadi ketika hasil mammogram
menunjukkan adanya kanker walaupun sebenarnya itu tidak ada, Sama seperti
halnya negatif palsu, positif palsu juga sering terjadi pada wanita yang lebih
muda.

BAB XII

PENGOBATAN KANKER PAYUDARA

A. Jenis Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.
Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker payudara ketika sudah
stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran
akan deteksi dini. Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi
(antibodi). Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu :
 Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan
penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli
bedah dapat mengangkat tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantinya
dengan jaringan otot lain (lumpectomy) sedangkan mastektomi merupakan operasi
pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi, yaitu :
 Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara
(lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan peberian radioterapi.
Lumpectomy ini biasanya direkomandasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
 Total Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja
bukan kelenjar di ketiak / axilla.
 Modified Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, dan tulag iga serta
benjolan di sekitar ketiak. Setelah dilakukan masektomi pasien akan merasakan
dinding dada nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga bisa dirasakan di
bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak. Keluhan umum lainnya yang dirasakan
termasuk nyeri tertusuk/tajam, rasa gatal tak tertahankan atau mati rasa. 
Tujuan dari pembedahan adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan
pembedahan biasanya di ikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau
kemoterapi. Setiap pasien memiliki pilihan untuk rawat jalan atau dirawat di rumah
sakit. Anestesi umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan
kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga untuk operasi
konservasi payudara. Sebelum dilakukan pembedahan pasien harus di infus untuk
memberikan obat-obatan yang mungkin diperlukan selama pembedahan serta pasien
akan terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin memiliki tekanan
darah pada manset lengan sehingga irama jantung dan tekanan darah dapat diperiksa
selama tindakan. Lamanya operasi akan tergantung pada jenis operasi yang
dilakukan. Setelah selesai operasi, pasien akan di bawa ke ruang pemulihan untuk
dipantau tanda-tanda vital, seperti (tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan)
serta keseluruhan keadaan pasca operasi hingga stabil.
 Contohnya, wanita yang menjalani mastektomi biasanya tinggal di rumah
sakit selama 1 atau 2 malam dan kemudian pulang.
Banyak wanita yang menjalani lumpektomi atau mastektomi terkejut dengan
minimnya rasa sakit yang mereka rasakan di daerah payudara. tetapi mereka kurang
senang dengan rasa aneh seperti mati rasa, tertarik/tercubit di daerah ketiak. Setelah
pembedahan hal ynag perlu diperhatikan oleh pasien adalah cara merawat dan
menutup luka, mengetahui tanda-tanda infeksi, dan kapan boleh mulai menggerakan
lengan untuk mencegah kekauan serta untuk beraktivita
 Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi radiasi ini
bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada
beberapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus kanker lain dapat
digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau sesudah operasi yang
tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi. Dapat juga, terapi ini
digunakan bersamaan dengan kemoterapi.
Terapi radiasi juga bertujuan untuk mencegah agar kanker tidak muncul di
area lain. Bila suatu jenis kanker diketahui menyebar ke area tertentu, dokter sering
beranggapan bahwa kemungkinan beberapa sel kanker telah menyebar kesana,
meskipun imaging scan (CT atau MRI) tidak menunjukkan adanya tumor. Sehingga
pada area itu kemungkinan akan dilakukan treatment untuk mencegah agar sel
tersebut tidak berubah menjadi tumor. Selain itu terapi radiasi juga dapat mengobati
gejala-gejala pada kanker stadium lanjut. Ada beberapa kanker yang mungkin telah
menyebar jauh dari perkiraan pengobatan akan tetapi bukan berarti kanker itu tidak
bisa diobati agar pasien merasa lebih baik. Terapi radiasi ini bisa untuk
membebaskan dari rasa sakit, masalah pada pemasukkan makanan, bernafas atau
pada usus besar, yang semua itu disebabkan oleh kanker yang sudah pada stadium
lanjut. Cara tersebut biasa dinamakan palliative radiation. Tetapi terapi radiasi ini
memberikan efek yang kurang baik bagi tubuh seperti badan terasa lemas, nafsu
makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi gelap serta Hb dan
leukosit cenderung menurun.
Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Karena ketika
elektron-elektron keluar dari atom dan menembus jaringan maka akan membentuk
ion-ion (atom yang telah memperoleh aliran listrik melalui tambahan atau ketika
kehilangan elektron) di dalam sel dari jaringan. Hal ini dapat membunuh sel atau
merubah gen. Bentuk lain dari radiasi, diantaranya adalah gelombang radio,
gelombang micro atau gelombang cahaya yang disebut non-ionizing. Sedangkan
jenis ini tidak mempunyai energi yang besar dan tidak bisa meng-ionize sel. 
Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu,
selama 6-7 minggu berturut-turut tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan
penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi terapi radiasi
untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang
bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu, setiap kali hanya berlangsung
1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih
seperti menjalani foto Rontgen (X-ray). Namun selama menjalani terapi penderita
harus diam, tidak bergerak sama sekali agar pancaran radiasinya tepat mengenai
sasaran.
 Terapi Hormon
Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka
hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir. Hal ini biasa dikenal sebagai’ Therapy anti-estrogen’ yang sistem
kerjanya untuk memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara. Estrogen merupakan salah satu penyebab terjadinya
kanker payudara. Hormon estrogen merupakan hormon kelamin sekunder yang
berfungsi membentuk dan mematangkan organ kelamin wanita, salah satunya
payudara selama masa pubertas serta memicu pertumbuhan dan pematangan sel di
organ wanita yang disebut sel duct, kemudian sel duct ini akan membelah secara
normal. Dimana saat terjadi pematangan sel duct merupakan saat yang paling rentan
terkena mutasi. Jika ada satu sel yang mengalami mutasi akibat faktor keturunan,
radiasi, radikal bebas, dll. Maka sel tersebut dapat membelah secara berlebihan yang
seterusnya akan berkembang menjadi kanker. Sehingga tujuan dari terapi hormon ini
untuk mencegah estrogen dalam mempengaruhi atau memperparah sel kanker yang
bersarang dalam tubuh.
 Kemoterapi
Yaitu proses pemberian obat-obatan anti kanker dapat secara oral
(diminum) dan intravenous (diinfuskan). Untuk oral biasanya diberikan selama 2
minggu, istirahat 1 minggu dan kalau lewat infus 6 kali kemo jaraknya 3 minggu
untuk yang full dosse. Biasanya tidak perlu menginap di rumah sakit apabila satu
jam setelah kemo tidak mengalami efek apapun. Apabila di rumah mengalami mual
–mual sedikit biasanya akan hilang setelah istirahat.
Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk
jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan untuk mengurangi risiko
timbulnya kembali kanker payudara. Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel
kanker dapat melepaskan diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran
darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan gejala, mereka tidak muncul pada sinar-X, dan
mereka tidak dapat dirasakan pada saat pemeriksaan fisik. Tetapi jika mereka
memiliki peluang untuk tumbuh, mereka bisa membentuk tumor baru di tempat lain
dalam tubuh. Kemoterapi adjuvant ini dapat diberikan untuk mencari dan
membunuh sel-sel ini.
Neoadjuvant kemoterapi merupakan kemoterapi yang diberikan sebelum
operasi. Manfaat utamanya adalah  untuk mengecilkan kanker yang berukuran besar
sehingga mereka cukup kecil untuk operasi pengangkatan (lumpektomi). Adapula
keuntungan lain yang mungkin adalah bahwa dokter dapat melihat bagaimana
kanker merespon kemoterapi. Jika tumor tidak menyusut, maka obat yang berbeda
mungkin diperlukan.
Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut, kemo juga dapat
digunakan sebagai pengobatan utama untuk wanita dengan kanker yang telah
menyebar di luar payudara dan daerah ketiak pada waktu ditemukan, atau jika
kankernya menyebar setelah pengobatan pertama. Obat kemoterapi digunakan baik
pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan
pembedahan). Obat kemoterapi ini bisa digunakan secara tunggal ataupun
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti
kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja. Efek dari kemoterapi ini pasien akan mengalami rasa
mual dan muntah, rambut menjadi rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan ketika kemoterapi, hilangnya nafsu makan, perubahan dalam siklus
menstruasi, menjadi mudah lelah karena rendahnya jumlah sel darah merah, terasa
ngilu pada tulang-tulang serta kuku dan kulit menghitam, kadang kulit kering.
Perubahan dalam siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping
kemoterapi. Efek samping permanen dapat mencakup perubahan menopause lebih
awal dan tidak dapat hamil (infertilitas) serta neuropati, ada beberapa obat yang
dipakai untuk mengobati kanker payudara dapat merusak saraf. Hal ini terkadang
dapat menyebabkan gejala (terutama di tangan dan kaki) seperti nyeri, terbakar atau
kesemutan, sensitive terhadap dingin atau panas. Hal ini akan hilang setelah
pengobatan berhenti ataupun dapat bertahan lama pada beberapa wanita.
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari obat-obat tertentu akan lebih
efektif daripad