MODUL Transformasi
MODUL Transformasi
TRANSFORMASI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen Pembimbing: Nunu Nurhayati, M.Pd.
Disusun oleh :
Nani 2014161018
Robiyana 2014161028
UNIVERSITAS KUNINGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Maret 2016
PENDAHULUAN
Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif
dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah
sebuah fungsi yang bersifat :
1. Surjektif
Surjektif artinya bahwa pada tiap titik B V ada prapeta. Jadi kalau T
suatu transformasi maka ada A V sehingga B = T (A). B dinamakan peta
dari A oleh T dan A dinamakan prapeta dari B.
2. Injektif
Injektif artinya kalau A1 ≠ A2 dan T (A1) = B1, T (A2) = B2 maka B1 ≠ B2,
ungkapan ini setara dengan ungkapan sebagai berikut :
Kalau T (P1) = Q1 dan T (P2) = Q2 sedangkan Q1 = Q2 maka P1 = P2.
A R
S = T (R)
Q = T (P)
P
Jelas bahwa A memiliki peta, yaitu A sendiri
Ambil sebarang titik R ≠ A pada V. Oleh karena V bidang Euclides, maka ada
´ sehingga ada tepat satu
satu garis yang melalui A dan R, jadi ada satu ruas garis AR
titik S dengan S antara A dan R, sehingga AS = SR.
Ini berarti untuk setiap X Y ada suatu Y dengan Y = T (X) yang memenuhi
persyaratan (2). Jadi daerah asal T adalah V.
1) Apakah T Surjektif, atau apakah daerah nilai T juga V?
Untuk menyelidiki ini cukuplah dipertanyakan apakah setiap titik di V memiliki prapeta.
Jadi apabila Y V apakah ada X V yang bersifat bahwa T (X) = Y ? Menurut ketentuan
pertama, kalau Y = A prapetanya adalah A sendiri, sebab T (A) = A
Y = T (X)
A X
Apabila Y ≠ A, maka oleh karena V suatu bidang Euclides, ada X tunggal dengan
X AY
´ sehingga AY
´ = AY
´ yang merupakan satu-satunya titik tengah. Jadi
Jadi Y adalah titik tengah tengah AX
Y = T (X).
Ini berarti bahwa X adalah prapeta dari titik Y. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa setiap titik pada V memiliki prapeta. Jadi T adalah suatu padanan yang
surjektif.
2) Apakah T Injektif itu?
Untuk menyelidiki ini ambillah dua titik P ≠ A, Q ≠ A dan P ≠ Q. P, Q, A tidak
segaris (kolinear). Kita akan menyelidiki kedudukan T (P) dan T (Q)
A
T (Q)
T (P)
P Q
Andaikan T (P) = T (Q)
Oleh karena itu T (P) AP
´ dan T (Q) AQ
´ maka dalam hal ini AP
´ dan AQ
´
´ dan
memiliki dua titik sekutu yaitu A dan T (P) = T (Q). Ini berarti bahwa garis AP
´ berimpit, sehingga mengakibatkan bahwa Q AP
AQ ´ . Ini berlawanan dengan
pemisalan bahwa A, P, Q tidak segaris.
Jadi pengandaian bahwa T (P) = T (Q) tidak benar sehingga haruslah T (P) T (Q)
Dari uraian di atas tampak bahwa padanan T itu injektif dan surjektif, sehingga T
adalah padanan yang bijektif. Dengan demikian terbukti T suatu transformasi dari
V ke V. ditulis T : V → V.
Contoh 2 :
padanan yang mengkaitkan setiap titik P dengan titik P’ yang letaknya satu satuan
dari P dengan arah sumbu X yang positif. Selidiki apakah T suatu transformasi?
Jawab :
Y
P P1
Q X
Kalau P = (x, y) maka T (P) = P’ dan P’ = (x + 1, y). Jelas daerah asal T adalah
seluruh bidang V. Kita harus menyelidiki lagi dua hal, yaitu :
1) Apakah T surjektif?
2) Apakah T injektif?
Jika A (x, y), pertanyaan yang harus di jawab ialah apakah A memiliki prapeta
oleh T?
Andaikan B = (x’, y’)
1) Kalau B ini prapeta titik A (x’, y’) maka haruslah berlaku T (B) = (x’ + 1, y’).
Jadi x’ + 1 = x, y’ = y.
x' =x −1
Atau { y'= y
Jelas T (x - 1, y) = (( x – 1) + 1, y) = (x, y). Oleh karena x’, y’ selalu ada, untuk
segala nilai x, y maka B selalu ada sehingga T (B) = A. Karena A sebarang, maka
setiap titik di V prapeta yang berarti bahwa T surjektif.
2) Andaikan P ( x1, y1) dan Q (x2, y2) dengan P ≠ Q. Apakah T (P) ≠ T (Q) ?
Di sini T (P) = (x1 + 1, y1) dan T (Q) = (x1 + 1, y2). Kalau T(P) = T (Q), maka
(x1 + 1, y1) = (x2 + 1, y2).
Jadi x1 + 1 = x1 + 1 dan y1 = y2, ini berarti x1 = x2 dan y1 = y2. Jadi P = Q.
Ini berlawanan dengan yang diketahui bahwa P ≠ Q. Jadi haruslah T (P) ≠ T (Q).
dengan demikian ternyata bahwa T injektif dan T adalah padanan yang bijektif. Jadi
T suatu transformasi dari V ke V.
SOAL LATIHAN
1. T : V → V, didefenisikan sebagai berikut : Apabila P (x, y) maka :
i. T (P) = (x + 1, y) untuk x > 0
ii. T (P) = (x - 1, y) x < 0
a. Apakah T injektif ?
b. Apakah T suatu transformasi ?
P1 P P P1
Penyelesaian :
Missal P = (x, y), B = (x’, y’)
1) Jika B prapeta titik P (x, y) maka T (B) =(x’+ 1, y’)
Jadi x’ + 1 = x
x’ = x-1
y’ = y
2) Jika B prapeta titik P (x, y) maka T (C) = (x’ - 1, y’).
Jadi x’ – 1 = x
x=x+1
y=y
T ( (x’ + 1), y’) = ( (x – 1) + 1, y)
= (x, y)
T ((x’ – 1), y’) = ( (x + 1) – 1, y)
= (x, y)
Karena (x’, y’) untuk (i) dan (ii) selalu ada untuk segala (x, y) maka titik B
Untuk
1) T (P) = (x + 1, y)
Jika P sembarang, maka titik di V memiliki prapeta yang berarti bahwa T injektif.
Misal : P (x1, y1) dan Q ( x2, y2) dengan P ≠ Q ,
T (P) ≠ T (Q) ….. ?
T (P) = (x1 + 1, y1) dan T (Q) = ( x2 + 1, y2)
x1 + 1 = x2 + 1 dan y1 = y2
x1 = x2 dan y1 = y2
Sehingga P = Q dan berlawanan bahwa P ≠ Q jadi T (P) ≠ T (Q) dengan demikian T
injektif.
Misal jika A (x, y) maka kita harus jawab apakah A memiliki prapeta oleh T?
Misal = B (x1 , y1)
Jika B prapeta titik A (x, y) maka berlaku T(B) = (x1 + 1, y1)
x ' + 1=1
Jadi
{ x' =x −1
y'= y
Jelas T (x – 1, y) = ((x – 1) + 1, y)
= (x, y)
Karena (x1 , y1) selalu ada untuk segala nilai (x, y) maka B selalu ada sehingga T
(B) = A. Karena A sembarang, maka setiap titik di V memiliki prapeta yang berarti
bahwa T surjektif, dengan demikian ternyata T suatu transformasi dari V ke V.
2) T (P) = (x - 1, y)
Misal : P ((x1, y1) dan Q (x2, y2) dengan P ≠ Q
T (P) ≠ T (Q)………. ?
T (P) = (x1 - 1, y1) dan T (Q) = (x2 - 1, y2)
T (P) = T (Q), maka (x1 - 1, y1) = (x2 - 1, y2)
x1 - 1 = x2 - 1 dan y1 = y2
berarti x1 = x2 dan y1 = y2
sehingga P = Q dan berlawanan bahwa P ≠ Q, jadi T (P) ≠ T (Q), dengan kata lain T
injektif.
’
Misal jika A (x, y) maka berlaku T (P) = P dan P’ = (x-1, y)
Jelas daerah asal T adalah sebuah bidang V
Misal A = (x, y) maka kita harus jawab apakah A memiliki prapeta oleh T?
Misalkan B = (x’ , y’)
Jika B prapeta titik A (x, y) maka haruslah berlaku
T (B) = (x’ - 1, y’)
’
Jadi x - 1 = x
x’ = x + 1
y’ = y
Jelas T ( x + 1, y) = ((x+ 1) – 1, y) = ( x, y)
Karena (x’, y’) selalu ada untuk segala nilai (x, y) maka B selalu ada sehingga T(B)
= A. Karena A sembarang, maka setiap titik di V memiliki prapeta yang berarti
bahwa T surjektif, dengan demikian ternyata T suatu transformasi dari V ke V.
f (-3, 6) =
= (3, 6)
3. Diketahui fungsi g : sumbu x → V yang didefenisikan sebagai berikut :
Apabila P (x, O) maka g (P) = (x, x2). Tentukan peta A ( 3, 0) oleh g
Penyelesaian
2
A (3, 0) maka g (A) = (x, x )
2
g (3, 0) = (3, (3) )
g (3, 0) = (3, 9)
DAFTAR PUSTAKA