Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Tarkinih
Ipah Masripah
Ian Sugiana
Asep Rahmat H.
Matematika 2i
Semester IV
Penyelesaian:
Ambil dua titik sebarang P dan Q anggota V misalkan T (p) = pꞌ dan T (Q) = Qꞌ,
sehingga di peroleh :
1. g sumbu dari ppꞌ , misalkan g ∩ ppꞌ = { N } , maka PN = Npꞌ
´ ꞌ , misalkan g ∩ QQ
2. g sumbu dari QQ ´ ꞌ = { M } ,maka QM = MQꞌ
M
Qꞌ Q
P N Pꞌ
1. Perhatikan ∆ PNM dengan ∆ PꞌNM. Karena PN = NPꞌ, ∠PNM ≅ ∠PꞌNM (siku-
siku), maka ∆ PNM ≅ ∆ PꞌNM akibatnya :
a. PM = PꞌM
b. ∠PNM ≅ ∠PꞌNM
2. Perhatikan ∆ PQM dengan ∆ PꞌQꞌM.
Karena PM = PꞌM, ∠PMQ ≅ ∠PꞌQꞌM dan QM = QꞌM, maka ∆ PQM ≅ ∆ PꞌQꞌM ,
akibatnya PQ = PꞌQꞌ
Karena P dan Q di ambil sembarang titik pada V dapat di simpulkan bahwa untuk
setiap pasangan titik P dan Q pada V ,di peroleh PꞌQꞌ = PQ sehingga transformasi T yang
ditetapkan di atas adalah suatu isometri .
Contoh soal 2:
Asumsi bahwa sebuah sistem koordinat membangun sebuah budang (datar). Daqn
pemetaan T didefinisikan untuk suatu titik P (x,y) oleh :
T (P) = P'
= (x,-y)
Apakah T suatu isometric ?
Penyelesaian:
Akan dibuktikan bahwa T suatu transformasi menunjukkan T suatu isometri, ambil
sepasang titik A' (a1,-a2) dan B' (b1,-b2), kemudian akan dibuktikan bahwa A' B' = AB.
Y A (a1,a2)
B (b1,b2)
B' (b1,-b2)
A' (a1,-a2)
2 2
= √ (a −b ) + (b −a )
1 1 2 2
2 2
= √ (a −b ) + (a −b )
1 1 2 2
2 2
= √ (a −b ) + (a −b )
1 1 2 2
= AB
Jadi , T adalah isometri.
Sofat-sifat isometri :
Teorema 1 :
Setiap isometric bersifat :
1. Isometri adalah kolineasi
Suatu Transformasi dikatakan kolineasi bila hasil Transformasi sebuah garis lurus
akan tetap berupa garis lagi atau jika g sebuah garis dan T suatu isometri. Kita akan
membuktikan bahwa T(g) = h adalah suatu garis juga.
Bukti :
Andaikan g sebuah garis dan T suatu isometri.
Akan dibuktikan bahwa T( g ) = h adalah suatu garis juga.
A B‘
B A’
h
g
Penyelesaian :
Oleh karena Mg sebuah refleksi pada g jadi suatu isometri, maka menurut sifat
isometri h' adalah sebuah garis. Garis h' akan melalui titik potong antara h dan g.
Persamaan y = 2x – 3
Misalkan, y = 0
y = 2x – 3
0 = 2x – 3
-2x = -3
3 3
x= ( ,0)
2 2
Misalkan, x = 0
y = 2x – 3
y = 2 (0) – 3
y = -3 (0, -3 )
−3
kemudian di refleksikan menjadi (0, ) dan ( 3, 0)
2
rumus persamaan garis :
y− y1 x−x 1
y 2− y 1
= x2 −x1
y− ( −32 ) = x−0
−3 3−0
0−( )
2
3
y+ ( )
2
=x 3
3
2
3 3
( ( )) ( )
3 y+
2
=
2
x
9 3
3y + = x kedua ruas di kali 2
2 2
6y + 9 = 3x
-3x + 6y + 9 = 0 kedua ruas di kali -3
x – 2y -3 = 0
adalah 90⁰ atau k’ m’. Jadi mengawetkan ketegaklurusan dua buah garis.
m’
m k’
Teorema 3
Komposisi dua buah isometri adalah sebuah isometri .
Bukti : Ambil dua isometri , T1 dan T2 terjadi komposisi dari , T1 dan T2 yaitu:
a. T1 ∘ T2
b. T2 ∘ T1
Karena T1 ∘ T2 = T2 ∘ T1 adalah isometric maka akan di buktikan T1 ∘ T2 adalah
isometric. Ambil dua titik sebarang A, B ϵ V, misalkan T2 (A) = A1, T2(B) = B1 dan T1(A1)
= Aꞌ, T1(B1) = Bꞌ . Maka
Penyelesaian :
1.
Pꞌ
A Rꞌ R
1
ARꞌ = Rꞌ R. Akibatnya Rꞌ P ꞌ = RP. Jada T bukan suatu isometri.
2
2. Perhatikan gambar di bawah ini P,Q ∈ v
P
Rꞌ
Teorema 4
Transformasi yang inversnya adalah transformasi itu sendiri dinamakan involusi.
Suatu isometri involusi langsung adalah setengah putaran : suatu isometri involusi lawan
adalah refleksi.
Bukti :
Terdapat dua transformasi T dan I serta komposisi TL. Berdasarkan pengetahuan
yag lalu maka dapat dinyatakan
(TL)-1 = L-1 T-1
Maka (TL) = (L-1 T-1) = [(TL)L-1] T-1
= [T(LI-1)] T-1
= [TI] T-1
= TT-1
=I
Dengan cara yang sama diperoleh (L-1T-1) (TL) = I
Teorema 5 :
Jika P sebuah titik, m sebuah garis dan T isometric maka TSpT-1 = ST(P) dan TMmT-
1
= MT(m).
Bukti :
Akan dibuktikan TSpT-1 = ST(P)
Ambil T isometric langsung (atau lawan)
TSpT-1 isometri langsung ………….. (1)
= T Sp │ SpT-1
= T ( Sp . Sp ) T-1
= T │T-1
= T.T-1
= 1………………. (2)
Dari (1) dan (2) didapat TSpT-1 adalah isometric involusi langsung, berarti TSpT-1
adalah setengah putaran atau TSpT-1 = Sx untuk ∀ x ∈ V.
T-1 = P
T {T −1 ( x) } = T(P1)
x = T(P)
= TMm │MmT-1
= TMm. MmT-1
= T (Mm Mm)T-1
= T │T-1
= 1 ………………………….(2)
Dari (1) dan (2) didapat TMmT-1 adalah isometric involusi lawan, berarti TMmT-1
adalah isometric involusi lawan. Brarti TM mT-1 adalah refleksi. Atau TMmT-1 =
Mk untuk k sembarang garis ∈ V.
∀ P ∈ V → T MmT-1 (P) = MkP
Jika P ∈ k → TMmT-1(p) = p
→ T-1 (p) ∈ m
P ∈ T(m)
P ∈ T(m)
T (m)
P∈k
B. PARITY
Parity adalah kesamaan suatu isometri dalam bentuk komposit refleksi-refleksi.
Suatu isometri yang merupakan komposisi sejumlah genap dari refleksi-refleksi disebut
isometri langsung, sedangkan isometri yang merupakan komposisi sejumlah ganjil dari
refleksi-refleksi disebut isometri lawan.
Definisi :
Misalkan ( P, Q, R ) adalah ganda tiga titik yang tidak koliniear (tidak segaris).
Apabila urutan perputaran P, Q, R sesuai dengan perputaran jarum jam maka P, Q, R di
sebut memiliki orientasi negatif. Sedangkan apabila urutan perputaran P, Q, R berlawanan
dengan arah perputaran jarumjam maka P, Q, R memilki orientasi positif.
Definisi :
Suatu Transformasi T disebut langsung jika dan hanya jika transformasi itu
mempertahankan orientasi. Sedangakan Transformasi T disebut transformasi lawan jika dan
hanya jika transformasi itu mengubah arah orientasi.
Definisi :
Misalkan T suatu transformasi. T disebut mempertahankan orientasi apabila untuk
setiap Ganda tiga titik A, B, C yang tidak koliner(tak segaris) orientasinya sama dengan
orientasi dari petanya. Sedangakan lainnya disebut mengubah orientasi.
Isometri lawan
misalnya sebuah refleksi (pencerminan)
P R P' Q'
Q R'
∆ PQR berlawanan dengan jarum jam (+) sedangkan ∆ P'Q'R' searah dengan
jarum jam (-).
Isometri langsung
misalnya suatu rotasi (perputaran)
P R'
Q R P' Q'
Contoh Soal:
Perhatikan transformasi yang ditetapkan dalam gambar di bawah ini, sudah
ditentukan bahwa transformasi T ini merupakan suatu isometri. Apakah T ini merupakan
isometric langsung atau isometric lawan?
Penyelesaian:
Misalkan ambil tiga titik koliner sebarang, A,B,dan C.
Kemudian kita cari T(A), T(B), dan T(C).
Misalkan : T(A) = Aꞌ, T(B) = Bꞌ, dan T(C) = Cꞌ.
Kerena (A,B,C) berorientasi positif,sedangkan (Aꞌ, Bꞌ , Cꞌ) berorieantasi negative,
maka transformasi T merupakan transformasi lawan.Akibatnya T suatu isometri
lawan .
C. Persamaan isometric
Teorema 1:
Persamaan isometric dari GAB dengan A( a1, a2 ) dan B( b1, b2 ) adalah :
x ꞌ = x + ( b1 - a 1 )
yꞌ = y + ( b2 - a2 )
Teorema 2:
Persamaan umum untuk isometric pada bidang Cartesius adalah :
x ꞌ = ax + by + c
yꞌ = ± bx ± ay + d
dengan: a2 + b2 = 1
Persamaan umum isometric
x ꞌ = ax + by + c
yꞌ = ± bx ± ay + d
dapat dinyatakan dengan bentuk matriks :
[ ±ba ±ba] = A
Untuk isometric langsung, det (A) = a2 + b2 = 1
Untuk isometric lawan, det (A) = a2 - b2 = -1