A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian bahasa
Indonesia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian bahasa Indonesia.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami penataan produk, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport
4.1 Melakukan pengelompokan penataan produk food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion
dan sport
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
3.1.1 Menjelaskan pengertian penataan produk
3.1.2 Menjelaskan ruang lingkup penataan produk
4.1.1 Menyajikan pengertian penataan produk
4.1.2 Menyajikan macam-macam penataan produk
E. Materi Pembelajaran
1. Penataan produk
2. Ruang lingkup penataan produk
3. Syarat Syarat Penataan Produk
4. Macam – Macam Penataan produk
F. Model dan Metode
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif
(cooperative learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based
learning).
Model Pembelajaran Daring melalui Google Classroom, Video \pembelajaran , Slide show
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan 15 menit
dengan kondisi peserta didik dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
4. Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan pembelajaran.
2.
Menanya
Critical Thinking ( Berpikir kritik )
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk untuk
memahami yang berkaitan dengan materi yang disajikan , dan akan
akan dijawa melalui kegiatan belajar ini :
- Mengajukan pertanyaan tentang :
( menumbuhkan rasa ingin tahu)
a. Tujuan penataan produk
b. Tujuan pengelompokkan Produk
c. Syarat penataan Produk
d. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam penataan produk
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
1. Laptop
2. Bahan tayang
3. Lembar penilaian
4. Projector
5. Modul Menata Produk
6. WhatShapp group , google Classroom , video pembelajaran , slide
Catatan:
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir,
tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis
(ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan
masalah.
WORKSHEET
(untuk tugas kelompok)
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip
No Nama Siswa dan strategi pemecahan
masalah
KT T ST
1
2
3
4
5
Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
Begitu memasuki supermarket, disadari atau tidak, kita kayak udah disihir sama apa yang
ada di sana. Di muka depan, misalnya, kita akan menemukan tumpukan roti dan bagian
buah. Lalu di dekatnya ada kulkas yang berisi minuman dingin. Di lorong-lorong tengah,
ada bagian snacks yang jadi lorong kesukaan kita.
Tanpa sadar, kita jadi hafal sama posisi benda-benda yang ada di sana. Mereka semua
disusun dengan rapi dan memudahkan kita untuk mencari barang yang kita mau.
Ternyata, hal-hal kayak gini tuh bukan nggak sengaja. Ada ilmu yang bernama penataan
produk. Kebayang, kan, kacaunya kalau kita menemukan mie instan, minyak, panci, dan
helm dalam satu rak? Itu mah bukan supermarket. Lebih kayak dapur anak kos. Mana
bawah pancinya item. Kerannya dibungkus kaos kaki. Terus di tempat piring ada kertas
yang ditulis “YANG MAKE MANGKOK GUE TOLONG CUCI LAGI!”
Oke, kembali ke persoalan. Penataan produk ini disebut juga dengan display. Bagi
sebagain orang kayaknya kata “display” lebih sering didengar ya daripada penataan
produk yang terlalu… ummm, kaku? Tapi, keduanya sebenernya sama kok.
Penataan produk (display) adalah cara mengelompokkan barang sesuai dengan jenis
dan kegunaan dengan memperhatikan keindahan untuk menarik minat konsumen dan
keinginan membeli produk tersebut.”
Pernah liat buah yang disusun kayak piramida ke atas? Atau tumpukan coklat yang dihias
cantik pakai pita? Nah, itu bagian dari penataan produk. Bayangin aja kalo
penataannya ngasal dan gak seru. Apalagi kita ada di zaman di mana orang senang
memperhatikan hal-hal yang berbau visual. Atau dalam bahasa gaul sekarang:
“instagrammable”.
“Banyak filternya.”
Tusuk aku sekarang juga, Sodaraku!
--
Lalu apa tujuan dari penataan produk? Ada 4. Dan ini sangat berkaitan sama
pemasaran/marketing. Namanya AIDA. Alias Attention, Interest, Desire, dan Action. Ini
sebetulnya teori lawas yang diperkenalkan oleh ahli penjualan Elmo Lewis di tahun 1898.
Kemudian, seiring berjalannya waktu, diadopsi dan dikembangkan lagi oleh Philip Kotler
untuk dipakai di dunia marketing.
Attention (Perhatian)
Mengenal suatu produk atau brand tertentu, Contohnya, merancang jendela toko yang
unik. Sehingga membuat orang yang ada di luar tertarik dan merasa: “Wih, apa nih?”
Interest (Menarik)
Interest ini satu tahap lebih jauh setelah kita mendapat perhatian customer. Penataan
produk yang baik akan membuat konsumen tertarik dan melihat secara langsung
bentuk fisik produk. Ini bisa jadi menampilkan pesan positif untuk pemilik toko.
Desire (Keinginan)
Ini artinya konsumen gak cuma ngeliat dan tertarik, tetapi udah mulai nanya-
nanya. Pramuniaga memberi keyakinan ke konsumen.
Action (Tindakan)
Ini berarti konsumen udah masuk ke tahap akhir dalam sebuah pemasaran: pembelian.
Penataan produk yang baik juga nggak pernah ninggalin 5 karakteristik ini. Pertama, ia
harus khas dan dramatis. Maksudnya, penataan produk harus bisa munculin keselaran
antarelemen, atau cahaya, atau alat pendukung lainnya. Penataan produk juga
perlu menarik, sederhana, memiliki tema yang dominan, serta rapi dan bersih. Jadi,
emang nggak bisa asal tumpuk barang aja.
Apa fungsi dari window display? Ada banyak. Pertama, untuk memberikan kesan
menarik kepada calon pengunjung. Bisa juga dengan untuk sekedar ngasih liat produk
kita, orang-orang yang sebelumnya cuma pengin lewat dan jalan-jalan, jadi tertarik dan
masuk ke toko kita. Selain itu, window display juga bisa untuk toko memajangkan produk-
produk terbaru atau andalannya.
Berhubung posisinya ada di paling depan, window display ini jadi sangat menentukan
citra atau karakter toko. Apakah vintage, simple, ataukah minimalis, semua tergantung
penataan yang dilakukan toko.
Berbeda dengan window display yang posisinya ada di bagian depan, interior
display adalah tipe penataan produk yang terdapat di dalam ruangan/gedung toko.
Pernah masuk ke dalam toko tas lalu di bagian tengah toko ada semacam rak gahul yang
memajang tas-tas unggulan toko itu? Itulah interior display.
Sejatinya, interior display itu dibagi menjadi 3 jenis: 1) merchandise display, 2) store sign
and decoration, dan 3) dealer display.
Merchandise display, seperti pada gambar di atas juga terbagi menjadi 3, yaitu open,
closed, dan architectural. Open adalah untuk penataan yang terbuka secara langsung
(konsumen dapat menyentuh), closed adalah yang tertutup (biasanya untuk benda
berharga/mewah), dan architectural adalah benda-benda yang dipajang untuk diberi tahu
cara penggunaannya. Misalnya seperti kalung yang dipajang dengan peraga bagian
leher.
Oiya, tadi kan selain merchandise ada sisa 2 tuh. Apa aja ya?
Lanjut, ada store sign decoration yang artinya adalah “petunjuk toko”. Kalau kamu
di supermarket pasti di bagian tengah lorong ada papan yang digantung bertuliskan jenis
barang di lorong itu. Misalnya, “SUSU”, atau “KOPI dan TEH”, atau “MAKANAN
RINGAN”. Si papan inilah yang disebut store sign. Di sisi lain, dealer display adalah
jenis display yang berupa simbol/petunjuk penggunaak produk yang dibuat oleh
produsen produknya sendiri.
Lanjut. Kalo interior di dalam ruangan, maka eksterior adalah penataan produk untuk di
luar ruangan. Pernah liat Gramedia sedang buka sale gede-gedean lalu memajang buku-
buku berdiskon di luar gedung/tokonya? Itulah yang dinamakan exterior display.
Buat apa, sih, sebuah toko repot-repot memajang barangnya di luar toko?
Tujuan exterior display adalah untuk mengenalkan produk baru. Atau, jika ada kegiatan
tertentu, seperti pameran. Berhubung menata barangnya di luar, tipe display ini juga
mempermudah koordinasi antara tim advertising dan merchandising sebuah toko. Dia
juga bisa membangun hubungan kepada masyarakat sekitar. Seperti dalam rangka Idul
Fitri, atau ulang tahun toko, misalnya.
Kalau solari adalah tipe penataan produk (display) yang menggunakan media lain dan
ditempatkan di department store. Misalnya, mannequin-mannequin yang dipakaikan
baju produksi toko tersebut. Buat yang ini, sih, kayaknya kamu udah khatam banget ya.
Ingat, sekilas ini memang mirip dengan window display, tapi sebenarnya beda jauh. Kamu harus
perhatikan lokasi tempat penataan produknya. Kalau mannequin-nya berada di jendela muka, ya
itu berarti window display ya!