Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Journal UIR (Journal Universitas Islam Riau)

PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR


PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA N 3 TAPUNG
TAHUN AJARAN 2017/2018

Akhmad Suyono
Zafransandioriva@gmail.com
Universitas Islam Riau

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMAN 3 Tapung.
Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPS SMAN 3 Tapung. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan One
Way Annova. Gaya belajar siswa diukur menggunakan angket gaya belajar yang telah
dilakukan uji validitas dan reabilitas oleh penelitian terdahulu. Sedangkan untuk variable
hasil belajar menggunakan dokumentasi sekolah.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh gaya belajar terhadap
hasil belajar siswa hal ini ditunjukkan oleh Fhitung 4,812 > Ftable 3,106 pada taraf signifikasi
α = 0,05. Uji lanjut menggunakan tukey yang membuktikan bahwa ada pengaruh antara
hasil belajar antara visua, auditorial, dan kinestetik yang signifikan. Dari nilai mean
Difference membuktikan bahwa gaya belajar kinestetik berpengaruh lebih tinggi terhadap
hasil belajar dibandingkan dengan gaya belajar visual, dan auditorial dari hasil Mean
Difference yaitu 6,14074.

Kata kunci: Gaya Belajar Visual, Gaya Belajar Auditorial, Gaya Belajar Kinestetik, Hasil
Belajar Akuntansi

PENDAHULUAN dirasakan selama ini adalah sulitnya


Perkembangan zaman yang semakin meningkatkan mutu pendidikan, sehingga
modern terutama dalam era globalisasi usaha pemerintah dibidang pendidikan
saat ini menuntut adanya sumber daya selalu diarahkan untuk menyempurnakan
manusia yang berkualitas tinggi yang sistem pengajaran maupun materi
berguna untuk bangsa dan negara. Hal pelajaran ini terlihat dari usaha
utama yang harus ditempuh untuk pemerintah dalam mengadakan perbaikan
membekali diri dengan pendidikan adalah dan penyempurnaan kurikulum yang
belajar positif. Diharapkan melalui didalamnya mencakup isi materi
pendidikan, khusus ditingkat sekolah pelajaran, tujuan pembelajaran atau
menengah memiliki kualitas sumber daya metode-metode dalam mengajar.
manusia dapat meningkatkan mutu Proses belajar mengajar merupakan
kehidupan. inti dari kegiatan pendidikan disekolah,
Pendidikan mempunyai peran yang salah satu prinsip dalam melaksanakan
sangat penting dalam meningkatkan pendidikan adalah peserta didik secara
sumber daya manusia dan upaya aktif mengambil dalam kegiatan
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia pendidikan yang dilaksanakan, karena
dalam mewujudkan kesejahteraan umum proses belajar merupakan kegiatan
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. interaksi antara dua unsur manusia yakni
Tantangan dalam bidang pendidikan yang siswa sebagai pihak yang belajar dan guru

1
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

sebagai pihak yang mengajar. Suatu materi pelajaran merupakan salah satu
proses pembelajaran dikatakan baik, bila pekerjaan yang sulit dilakukan, tidak
proses tersebut dapat membangkitkan menyenangkan dan membosankan, itulah
kegiatan belajar yang efektif, sehingga pernyataan yang sering terdengar dari
dapat memperoleh hasil belajar yang kebanyakan siswa serta berdasarkan
maksimal. Hasil belajar yang maksimal kenyataan yang ada pada siswa dari
dapat pula dilihat dari bagaimana gaya tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat
belajar siswa dikelas saat proses belajar Perguruan Tinggi. Hal ini dapat
mengajar. dibuktikan dengan kurangya tanggapan
Pembelajaran adalah merupakan dan perhatian siswa ketika guru atau
suatu proses yang membuat orang belajar. dosen sedang menyampaikan materi
Setiap proses pembelajaran tersebut, peran pelajaran di dalam kelas. Sering terlihat
guru selaku pendidik bertugas membantu sebagian besar siswa hanya datang,
peserta didik agar dapat belajar dengan duduk, dengar, dan diam. Apabila
baik dan mudah. Di samping itu, peserta keadaan seperti ini terus berlangsung
didik berusaha untuk mencari informasi, maka belajar mengajar dilakukan dengan
memecahkan masalah, dan secara searah. Padahal dalam proses
mengemukakan pendapatnya. belajar mengajar didalam kelas diperlukan
Pembelajaran mengandung makna adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi
kegiatan belajar dan mengajar, dimana antara guru dan siswa yaitu guru
yang mengajar adalah pendidik dan yang menyampaikan materi pelajaran dan siswa
belajar adalah peserta didik, yang menanggapi apa yang disampaikan oleh
berorientasi pada pengembangan guru. Interaksi antara guru dan siswa yaitu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesama siswa saling berdiskusi guna
peserta didik. menanggapi permasalahan yang muncul
Menurut Ghufron (2012) dari proses belajar mengajar tersebut.
mengatakan bahwa Gaya belajar Pada saat seseorang belajar, maka ia
merupakan sebuah pendekatan yang mengikut sertakan seluruh keberadaan
menjelaskan mengenai bagaimana dirinya, hal ini berarti bahwa pada saat
individu belajar atau cara yang ditempuh proses belajar itu berlangsung, bukan saja
oleh masing-masing orang untuk otak yang bekerja tetapi juga perasaan
berkonsentrasi pada proses, dan pada saat seseorang sedang belajar. Hal
menguasai informasi yang sulit dan baru inilah yang menyebabkan siswa SMA
melalui persepsi yang membedaka orang Negeri 3 Tapung kurang mampu
yang satu dengan yang lain. Menurut berkonsentrasi belajar. Dalam waktu yang
Deporter dan Hernacki (2011) gaya lama, mereka akan mudah merasa lelah
belajar merupakan suatu kombinasi dari sehingga tidak mampu belajar secara
bagaimana seseorang menyerap, dan optimal. Selain itu juga, siswa SMA
kemudian mengatur serta mengolah Negeri 3 Tapung belum dapat mengenal
informasi. Berdasarkan pendapat gaya belajar masing-masing, sehingga
sebelumnya, gaya belajar setiap individu belajar siswa menjadi kurang optimal.
berbeda-beda untuk berkosentrasi pada Akibatnya hasil yang dicapai oleh siswa
proses belajar mengajar dalam menguasai menjadi rendah atau tidak memuaskan.
informasi yang sulit melalui persepsi. Oleh sebab itu, seorang siswa SMA
Pengertian diatas dapat disimpulkan Negeri 3 Tapung perlu mengenal gaya
bahwa gaya belajar setiap orang berbeda- belajar mereka supaya dapat
beda, sesuai dengan kebiasaan orang memaksimalkan konsentrasi dalam belajar
tersebut dalam menyerap, mengatur dan akuntansi, sehingga siswa dapat menggali
mengolah informasi. Mempelajari suatu materi lebih dalam.

2
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

Hasil belajar merupakan perolehan akuntansi kelas XI IPS di SMA N 3


akhir dari proses pembelajaran. Hasil Tapung.
belajar adalah batasan yang dimiliki oleh 2. Pengaruh gaya belajar auditori
peserta didik dalam pemahaman materi. terhadap hasil belajar pada mata
Hasil belajar yang baik dapat pelajaran akuntansi kelas XI IPS di
mencermikan gaya belajar yang baik SMA N 3 Tapung.
karena dengan mengetahui dan memahami 3. Pengaruh gaya belajar kinestetik
gaya belajar yang terbaik bagi dirinya terhadap hasil belajar pada mata
akan membantu siswa dalam belajar pelajaran akuntansi kelas XI IPS di
sehingga hasilnya akan maksimal. Banyak SMA N 3 Tapung.
faktor yang mempengaruhi hasil belajar di 4. Pengaruh gaya belajar visual, auditori,
dalam kelas, sehingga ini menjadi tugas kinestetik terhadap hasil belajar pada
pendidik untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS
peserta didik dengan mengetahui gaya di SMA N 3 Tapung.
belajar peserta didik.
Selain itu berdasarkan observasi METODE PENELITIAN
pada mata pelajaran akuntansi di SMA N Penelitian ini bersifat kuantitatif
3 Tapung, terdapat berbagai gaya belajar yang memiliki 2 variabel diantaranya 3
siswa diantaranya ada yang lebih mengerti independent variable (X) dan didependent
ketika guru menjelaskan dengan cara variable (Y). variable (X) gaya belajar
mencatat di papan tulis, berdiskusi, dan visual, auditorial, dan kinestetik dan
memberikan contoh soal terlebih dahulu, variable (Y) adalah hasil belajar. Yang
sebagian ada yang suka dengan keributan menjadi independent variable (X1, X2,
dan sebagian tidak suka dengan keributan, dan X3) adalah visual (X1), auditorial
ada yang mengerjakan tugas dengan teliti (X2), dan kinestetik (X3). Yang menjadi
dan ada yang tidak teliti, ada yang belajar dependent variable adalah hasil belajar
sambil berjalan, ada yang tidak dapat (Y). sedangkan yang menjadi objek
duduk diam, dan ada yang suka gerak- penelitian adalah SMAN 3 Tapung.
gerakan badan. Tempat dan waktu penelitian ini
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilaksanakan di SMAN 3 Tapung tahun
dilihat siswa mempunyai gaya belajar ajaran 2017/2018. Yang beralamat di jl.
yang berbeda-beda. Demi kesuksesan Petapahan Jaya. Waktu penelitian
belajar, gaya belajar yang positif itu November 2017 sampai selesai.
haruslah ada dan kuat dari dalam diri Teknik analisis data yang digunakan
peserta didik. Untuk itu, gaya belajar ialah: Uji Prasyaratyaitu uji normalitas, uji
penting bagi siswa untuk ditingkatkan, homogenitas, uji one way anova, dan uji
karena siswa akan menjadi sadar bahwa ia lanjut. Teknik pengambilan data yang
harus mencapai tujuan dan hasil belajar digunakan yaitu angket dan dokumentasi.
nya yang maksimal. Untuk itu peneliti
tertarik meneliti masalah “Pengaruh Gaya HASIL PENELITIAN
Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Deskripsi Hasil Penelitian
Pelajaran Akuntansi Kelas XI Ips di SMA Penelitian dilakukan pada kelas XI
N 3 Tapung”. IPS di SMAN 3 Tapung, yang terdiri dari
Selanjutnya tujuan yang ingin 4 kelas. Data yang diolah tentang gaya
dicapai dalam penelitian ini antara lain belajar dengan hasil belajar siswa yang
untuk mengetahui: diperoleh melalui dokumentasi siswa.
1. Pengaruh gaya belajar visual terhadap Untuk mengetahui gaya belajar masing-
hasil belajar pada mata pelajaran masing siswa maka angket disebarkan
yang terdiri dari 3 gaya belajar yaitu:

3
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

visual, auditorial, dan kinestetik. Berikut Hasil Belajar Visual


data hasil pengumpulan gaya belajar siswa Table 2 Distribusi Frekuensi variable gaya belajar
kelas XI IPS di SMAN 3 Tapung. visual
Kategori Nilai Frekuensi Persentase
Sangat baik 90-100 1 3,33%
Angket Gaya Belajar Siswa Baik 80-89 7 23,33%
Penelitian dilakukan pada kelas XI Cukup 75-79 2 6,67%
IPS di SMAN 3 Tapung, dimana Kurang 0-74 20 66,67%
pengumpulan angket dilakukan dengan 30 100%
Jumlah
memberikan seluruh kuesioner gaya
belajar kepada siswa untuk diisi. Setelah Berdasarkan tabel diatas dapat
itu peneliti melihat mana yang lebih dilihat bahwa gaya belajar visual siswa
domina gaya belajar siswa dari ketiga SMAN 3 Tapung berdasarkan rata-rata
gaya belajar tersebut. Berikut ini hasil pada umumnya 1 orang dengan persentase
pengumpulan gaya belajar siswa kelas XI (3,33%), memiliki kategori hasil belajar
IPS. sangat baik. Kemudian dapat diketahui 7
Tabel 1 Gambaran Gaya Belajar siswa orang siswa dengan persentase (23,33%)
No Gaya Belajar Jumlah memiliki kategori hasi belajar baik.
1. Visual 30 Kemudian 2 orang siswa dengan
2. Auditorial 29
3. Kinestetik 27 persentanse (6,67%) memiliki kategori
Jumlah 86 hasil belajar cukup, dan 20 orang siswa
dengan persentanse (66,67%) memiliki
Siswa SMAN 3 Tapung kelas IPS kategori hasil belajar kurang.
yang memiliki gaya belajar visual Dari data table 2 dapat dilihat bahwa
34,88%, auditorial 33,72% dan kinestetik hasil belajar siswa di SMAN 3 Tapung
31,40%, dengan jumlah 30 siswa visual, berada pada kategori kurang. Hal ini
29 auditorial dan 27 siswa kinestetik. karenakan siswa yang mendapat nilai
diatas KKM 75 lebih kecil dibandingkan
Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan siswa dibawah KKM, yaitu sebesar
Gaya Belajar 33,33% hasil belajar diatas KKM dan
Analisis deskripsi data pada 66,67% belum mencapai KKM. Untuk
penelitian ini digunakan untuk lebih lanjut dapat dilihat pada digrafik
mengetahui dan menggambarkan berikut ini.
mengenai variable gaya belajar siswa
disekolah yang berjumlah 86 siswa. 80.00% 20
Persentase ()%)

Berdasarkan data dari SMAN 3 60.00%


Tapung, hasil belajar siswa mata pelajaran 40.00% 7
akuntansi yang diperoleh siswa sebagai 20.00% 1 2
besar sudah mencapai kriteria ketuntasan
0.00%
minimal (KKM) yaitu 75. Untuk Sangat Baik Cukup Kurang
mempermudah menganalisa data maka baik
dibagi atas empat kriteria yang dilihat dari Kategori
olah data yaitu:
1. 90-100 = sangat baik Grafik 1 Gaya Belajar Visual
2. 80-89 = baik
3. 75-79 = cukup Hasil Belajar Auditorial
Table 3 Distribusi Frekuensi variable gaya belajar
4. 0-74 = kurang
auditorial
Kategori Nilai Frekuensi Persentase
Sangat baik 90-100 1 3,45%
Baik 80-89 5 17,24%

4
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

Kategori Nilai Frekuensi Persentase siswa SMAN 3 Tapung berdasarkan rata-


Cukup 75-79 3 10,34% rata pada umumnya 3 orang dengan
Kurang 0-74 20 68,97% persentase (11,11%), memiliki kategori
Jumlah 29 100%
hasil belajar sangat baik. Kemudian dapat
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 8 orang siswa dengan persentase
dilihat bahwa gaya belajar auditorial siswa (29,63%) memiliki kategori hasi belajar
SMAN 3 Tapung berdasarkan rata-rata baik. Kemudian 6 orang siswa dengan
pada umumnya 1 orang dengan persentase persentanse (22,22%%) memiliki kategori
(3,45%), memiliki kategori hasil belajar hasil belajar cukup, dan 10 orang siswa
sangat baik. Kemudian dapat diketahui 5 dengan persentanse (37,04%) memiliki
orang siswa dengan persentase (17,24%) kategori hasil belajar kurang.
memiliki kategori hasi belajar baik. Dari data table 4 dapat dilihat bahwa
Kemudian 3 orang siswa dengan hasil belajar siswa di SMAN 3 Tapung
persentanse (10,34%) memiliki kategori berada pada kategori baik. Hal ini
hasil belajar cukup, dan 20 orang siswa karenakan siswa yang mendapat nilai
dengan persentanse (68,97%) memiliki diatas KKM 75 lebih kecil dibandingkan
kategori hasil belajar kurang. siswa dibawah KKM, yaitu sebesar
Dari data table 3 dapat dilihat bahwa 62,97% hasil belajar diatas KKM dan
hasil belajar siswa di SMAN 3 Tapung 37,03% belum mencapai KKM. Untuk
berada pada kategori kurang. Hal ini lebih lanjut dapat dilihat pada digrafik
karenakan siswa yang mendapat nilai berikut ini.
diatas KKM 75 lebih kecil dibandingkan 10
siswa dibawah KKM, yaitu sebesar 40.00%
8
Persentase ()%)

31,03% hasil belajar diatas KKM dan 30.00%


6
68,97% belum mencapai KKM. Untuk
20.00%
lebih lanjut dapat dilihat pada digrafik 3
berikut ini. 10.00%

0.00%
100.00% 20
Sangat Baik Cukup Kurang
Persentase ()%)

50.00% 5 3 baik
1
0.00% Kategori
Sangat Baik Cukup Kurang
Grafik 3 Gaya Belajar Kinestetik
baik
Kategori Deskriptif masing-masing Variabel
Berdasarkan Kategorisasi
Grafik 2 Gaya Belajar Aditorial
Table 5. deskriptif variable

Hasil Belajar Kinestetik Gaya Varian Std.


N Mean Median Min Max Range
belajar ce Dev
Table 4 Distribusi Frekuensi variable gaya belajar 70,5 8,39
kinestetik Visual 30 71,93 71,5 54,0 91,0 37,0
4 923
55,0 7,42
Kategori Nilai Frekuensi Persentase Auditorial 29 72,82 72,0 58,0 90,0 32,0
76 134
Sangat baik 90-100 3 11,11% 65,6 8,0
Kinestetik 27 78,07 78,0 64,0 96,0 32,0
Baik 10 998
80-89 8 29,63%
69,5 8,33
Cukup Total 86 74,16 73,0 54,0 96,0 42,0
75-79 6 22,22% 03 682
Kurang 0-74 10 37,04%
Jumlah 27 100% Pada Kelas XI IPS memiliki gaya
belajar visual memiliki rata-rata hasil
Berdasarkan tabel diatas dapat belajar 71,9333 lebih rendah dari rata-rata
dilihat bahwa gaya belajar kinestetik hasil belajar siswa yang memiliki nilai
5
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

rata-rata gaya auditorial 72,8276 Kriteria penilaian yang digunakan


sedangkan siswa yang memiliki gaya adalah:
belajar kinestetik memiliki nilai rata-rata a. Jika signifikan < 0,05 maka sampel
78,0741 lebih tinggi dari pada siswa yang penelitian dikatakan tidak homogeny
memiliki gaya belajar visual dan bahwa sebaran datanya tidak seragam.
auditorial. b. Jika signifikan > 0,05 maka sampel
penelitian dikatakan homogeny bahwa
Berdasarkan Gaya Belajar sebaran datanya tidak seragam atau
Berdasarkan data yang diperoleh sebenarnya datanya seragam
dari pengujian yang dilakukan untuk (Sulaiman, 3003:122).
setiap gaya belajar siswa dengan gaya
Tabel 7 Hasil Uji Homogenitas
belajar visual, auditorial dan kinestetik. Levene df1 df2 Sig. Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh Statistic
data untuk kelas XI IPS untuk gaya ,203 2 83 ,817 Homogen
belajar viasul jumlah siswa 30 dengan sig
0,200, auditorial jumlah 29 siswa 0,200,
dan kinestetik jumlah 27 siswa 0,200 dan Dari data yang diperoleh dengan
α 0,05. Berdasarkan data gaya belajar jumlah seluruh siswa 86 orang, statistic
visual, auditorial, dan kinestetik kelas XI levene 0,203, df1 2, df2 83 dan sig 0,817
IPS maka berdistribusi normal yakni dengan ketentuan α 0,005. Maka bersifat
0,002 > 0,05, 0,200 > 0,05 dan 0,200 > homogeny karena memperoleh sig lebih
0,05. besar dari pada α yakni 0,817 > 0,05.

Uji Normalitas Pengujian Hipotesis


Uji normalitas digunakan untuk Setelah uji prasyarat memenuhi
menentukan apakah data yang digunakan syarat maka dilakukan uji hipotesis untuk
sebagai data masukan telah berdistribusi membuktikan hipotesis yang telah
normal. Uji normalitas yang digunakan dirumuskan. Untuk menguji hipotesis
adalah normalitas Kolmogorov-Smirnov makan digunakan uji analisis one way
dengan dasar pengambilan keputusan. anova (analisis satu jalur).
a. Apabila nilai probalitas <0,05 maka Tabel 8 Hasil Analisi Uji F
distribusi normal ANOVA
b. Apabila nilai probalitas >0,05 maka Sum of Df Mean F Sig.
distribusi normal Squares Square

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas 613,864 2 306,932 4,812 ,011


Gaya Kolmogorov- Df Sig. Kesimpulan Between
Belajar Smirnova Groups
Statistic
Within 5293,856 83 63,781
Visual ,098 30 ,200* Normal
Groups
Auditorial ,127 29 ,200* Normal
Total 5907,721 85
Kinestetik ,105 27 ,200* Normal

Dari Hasil Analisis diketahui bahwa


Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas untuk nilai F hitung sebesar 4,812 dengan
mengeathui apakah data benar-benar tingkat signifikansi 0,011. Nilai F tabel
homogeny atau tidak. Uji homogenitas untuk tingkat signifikansi 0,05
yang digunakan adalah uji levene. (F0,05;2;83) adalah 3,106. Karena nilai F
Pengelolaan data menggunakan bantuan hitung > F tabel (4,812>3,106) dan nilai
SPSS Versi 17.0 For window. signifikansi 0,011<0,05 maka disimpulkan

6
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap dibandingkan gaya belajar visual dan
nilai siswa. auditorial dari hasil Mean Difference yaitu
6,14074.
Uji lanjut
Uji lanjut digunakan untuk Pembahasan
mengetahui variable mana yang memiliki Berdasarkan hasil pengujian
perbedaan yang signifikan maka hipotesis yang dilakukan dengan analisis
digunakan uji tukey. one way anova diperoleh adanya pengaruh
hasil belajar antara gaya belajar visual,
Tabel 9 Hasil Uji Lanjut Dengan Tukey
(I) Gaya (J) Mean Std. Sig. 95%
auditorial, dan kinestetik. Maka dilakukan
_Belajar Gaya_ Diffe Error Confidence pembahasan tentang hasil penelitian
Belajar Rence Interval sebgaai berikut:
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
Audito - 2,07 ,90 -5,8575 4,0690
Pengaruh Hasil Belajar Antara Gaya
rial ,89425 976 3 Visual, Auditorial, Dan Kinestetik Pada
Visual
Kines
- 2,11 ,01 - - Mata Pelajaran Akuntansi
6,1407 857 3 11,196 1,0848 Penelitian yang dilakukan pada
tetik
4* 6
,89425 2,07 ,90 -4,0690 5,8575 SMAN 3 TAPUNG gaya belajar visual
Visual yang digunakan adalah gaya belajar yang
976 3
Audito
- 2,13 ,04 - -,1495 dipaparkan oleh Deporte. Gaya belajar
Rial Kines
5,2464 580 2 10,343
tetik
9* 5 visual yang memegang peran penting
Visual
6,1407 2,11 ,01 1,0848 11,196 dalam belajar adalah mata/penglihatan
Kine 4* 857 3 6 (visual), mereka cenderung belajar
Stetik Auditor 5,2464 2,13 ,04 ,1495 10,343 melalui apa yang mereka lihat. Mereka
ial 9* 580 2 5
*. The mean difference is significant at the 0.05 level. belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti diagram,
Berdasarkan tabel diatas buku pelajaran bergambar, dan video.
memperoleh nilai sig untuk gaya belajar Mata pelajaran akuntansi terdiri dari teori
visual terhadap gaya belajar auditorial dan dan praktek. Dalam pembelajaran, guru
kinestetik 0,903 dan 0,013 dengan α lebih lebih dominan untuk melakukan aktivitas
kecil 0,05 dan gaya belajar auditorial visual dengan mewajibkan siswa untuk
terhadap gaya belajar auditorial terhadap menyimak hand out/modul, job sheet, atau
gaya belajar visual dan kinestetik dengan buku manual yang sudah ditentukan.
nilai sig 0,903 dan 0,042 lebih besar dari α Dari data yang diperoleh pada
0,05 sedangkan untuk gaya belajar SMAN 3 Tapung kelas XI IPS yang
kinestetik terhadap visual dan auditorial memiliki gaya belajar visual 34,88%
memproleh nilai sig 0,013 dan 0,042 lebih berjumlah 30 siswa. Hasil belajar
kecil dari pada α 0,05. Dapat disimpilkan kemampuan akhir siswa pada gaya belajar
dari ketiga gaya belajar visual, auditorial visual kelas XI IPS diperoleh rata-rata
dan kinestetik terdapat perbedaan hasil hasil belajar 71,93. Dari hasil penelitian
belajar yang signifikan. Nilai Mean ini kontribusi yang diberikan gaya belajar
Difference visual terhadap auditorial dan visual terhadap hasil belajar akuntansi
kinestetik 0,89425 dan 6,14074, gaya tergolong kurang, hasil ini disebabkan
belajar auditorial terhadap visual dan siswa belum menyadari gaya belajar yang
kinestetik 0,89425 dan 5,24649,dan gaya dimilikinya. Selain itu juga dipengaruhi
belajar kinestetik terhadap visual dan factor eksternal yaitu kondisi ruang
auditorial 6,14074 dan 5,24649. belajar yang tidak tertutup sepehunya
Berdasarkan data tersebut gaya belajar sehingga siswa cenderung untuk bisa
kinestetik memperoleh nilai lebih tinggi melihat keluar ruang sehingga siswa

7
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

menjadi tidak focus dalam mengikuti Penelitian yang dilakukan pada


pembelajaran. Siswa akan cenderung SMAN 3 Tapung gaya belajar kenestetik
tertarik melihat keluar ruangan untuk yang digunakan adalah gaya belajar yang
memenuhi rasa keinginantahuannya dipaparkan oleh Deporter. Siswa yang
terhadap kejadian di luar ruang belajar. bertipe gaya belajar kinestetik belajar
Penelitian yang dilakukan pada melalui bergerak, menyentuh, dan
SMAN 3 Tapung gaya belajar auditorial melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan
yang digunakan adalah gaya belajar yang untuk duduk berlama-lama mendengarkan
dipaparkan oleh Deporter. Siswa yang pelajaran. Dalam pembelajaran mata
bertipe auditorial mengandalkan pelajaran akuntansi itu sendiri banyak
kesuksesan belajarnya melalui telinga dilakukan dengan praktik dan guru
(alat pendengaranya). Siswa yang menenkankan pada aktivitas visual seperti
mempunyai gaya belajar auditorial dapat pemahaman job sheet, buku manual. Guru
belajar lebih cepat dengan menggunakan mengharapkan siswa untuk mau membaca
diskusi verbal dan mendengarkan apa buku manual sebelum bertanya kepada
yang guru dikatakan. Dalam guru. Besarnya kontribusi gaya belajar
pembelajaran akuntansi, salah satu metode kinestetik terhadap hasil belajar
mengajar yang digunakan oleh guru dalam ditunjukkan dengan hasil deskritif .
memberi penjelasan materi yaitu dengan Dari data yang diperoleh pada
metode ceramah, baik saat dalam ruang SMAN 3 Tapung kelas XI IPS yang
kelas. memiliki gaya belajar auditorial 31,4%
Dari data yang diperoleh pada berjumlah 27 siswa. Hasil belajar
SMAN 3 Tapung kelas XI IPS yang kemampuan akhir siswa pada gaya belajar
memiliki gaya belajar auditorial 33,72% visual kelas XI IPS diperoleh rata-rata
berjumlah 29 siswa. Hasil belajar hasil belajar 78,07. Dari hasil penelitian
kemampuan akhir siswa pada gaya belajar kontribusi yang diberikan gaya
visual kelas XI IPS diperoleh rata-rata belajarkinestetik terhadap hasil belajar
hasil belajar 72,82. Dari hasil penelitian tergolong cukup, hal ii terjadi karena
kontribusi yang diberikan gaya belajar siswa menyadari gaya belajar yang
auditorial terhadap hasil belajar akuntansi dimilikinya, saat pembelajaran teori di
tergolong kurang. Hal ini disebabkan kelas mereka paham tentang teori yang
karena siswa belum menyadari gaya diajarkan oleh guru sehingga saat
belajar yang dimilkinya dan mereka melakukan prakti mereka paham.
kesulitan untuk mengolah informasi Meskipun siswa kinestetik ini lebih
danlam bentuk tertulis, sementara guru memahami pembelajaran praktik tetapi
selalu mengajarkan untuk bisa jika mereka belum paham teorinya mereka
menggunakan job sheet, buku manual. cenderung sekadar coba-coba.
Selain itu juga dipengaruhi oleh Dari hasil analisis hipotetsis one
factor ruangan yang terbuka sehingga way anova menunjukkan bahwa secara
suara dari luar terdengar sampai ke dalam bersama-sama gaya belajar visual,
ruangan belajar dengan jelas. Siswa yang auditorial, dan kinestetik mempunyai
bertipe auditorial akan sangat terganggu pengaruhi yang signifikan terhadap hasil
dengan kondisi yang seperti ini dimana belajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil
mereka sangat peka terhadap suara yang analisis one way anova F hitung > F tabel
mereka dengar, sehingga perhatian (4,812>3,106) dan nilai signifikansi
mereka akan terbagi antara pelajaran dan 0,011<0,05 maka gaya belajar
suara yang mereka dengar dari luar berpengaruh terhadap hasil belajar.
ruangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi gaya belajar visual,

8
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

auditorial, dan kinestetik maka hasil semaksimal mumgkin untuk dapat


belajar akan semakin meningkat. meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan teori yang diungkapkan
oleh Dunn dan Dunn bahwa gaya belajar KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan kumpulan karakteristik pribadi Berdasarkan hasil penelitian dan
yang membuat suatu pembelajaran pembahasan yang dilakukan, maka dapat
menjadi efektif. Maka siswa yang mampu ditarik kesimpulan seperti dibawah ini:
memanfaatkan gaya belajarnya dengan 1. Terdapat pengaruh yang positif dan
optimal akan memberikan pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap hasil
positif dan signifikan terhadap tingginya belajar akuntansi. Yang dibuktikan F
hasil belajarnya. hitung > F tabel (4,812 > 3,106) dan
Untuk mengoptimalkan gaya belajar nilai signifikansi 0,011 < 0,05 maka
siswa diperlukan peran guru mengajak dapat disimpulkan gaya belajar
siswanya mengenali dan memahami gaya berpengaruh terhadap hasil belajar.
belajarnya serta dapat memberdayakan 2. Gaya belajar siswa memberi pengaruh
gaya belajar tersebut semaksimal terhadap hasil belajar akuntani siswa.
mungkin. Dengan mengetahui gaya Bagi kelompok siswa yang memiliki
belajar siswanya diharapkan guru dapat gaya belajar kinestetik 78,07
merancang pembelajaran yang mengacu memperoleh hasil belajar yang lebih
pengoptimalan gaya belajar siswa. Jika baik dibandingkan dengan kelompok
gaya mengajar guru sesuai dengan gaya gaya belajar auditorial 72,82 dan
belajar siswa, semua pelajaran akan terasa visual 71,93.
mudah dan menyenangkan. Gaya
mengajar guru merupakan strategi transfer Saran
informasi yang diberikan kepada Berdasarkan hasil penelitian dan
siswanya, sedangkan gaya belajar adalah simpulan, maka dikemukakan saran-saran
bagaimana sebuah informasi dapat sebagai berikut:
diterima dengan baik oleh siswanya. Oleh 1. Untuk perlunya mengetahui
karena itu, seharusnya setiap guru karakteristik siswa, disarankan kepada
memiliki data tentang gaya belajar guru untuk melakukan tes gaya belajar
siswanya masing-masing. Kemudian melalui angket gaya belajar agar jenis
setiap guru harus menyesuaikan gaya gaya belajar siswa dapat dipahami
mengajarnya dengan gaya belajar siswa. secara keseluruhan.
Siswa yang memiliki hasil belajar 2. Untuk belajar akuntansi cocok
kategori tinggi didominasi oleh siswa dilakukan gaya belajar kinestetik oleh
yang mempunyai gaya belajar kategori karena itu disarankan kepada guru
tinggi. Dari data penelitian ini diketahui akuntansi untuk menggunakan metode
bahwa siswa yang mempunyai hasil yang sesuai dengan gaya belajar
belajar kategori sangat baik didapatkan kinestetik dalam setiap pengajaran
oleh 5,81%, siswa dengan gaya belajar agar siswa didalam kelas dapat
kategori baik didapatkan oleh 23,25%, menerima pelajaran yang diberikan.
siswa dengan gaya belajar kategori cukup 3. Diharapkan pada penelitian
didapatkan oleh 12,78%, dan siswa selanjutnya menggunakan angket yang
dengan gaya belajar kategori kurang baku agar lebih pasti mengenai
didapatkan oleh 46,51%. Maka dari itu karakteristik siswa.
siswa diaharapkan mampu mengenali dan 4. Penelitian ini hanya melihat hasil
memahami gaya belajarnya serta dapat belajar akuntansi aspek kognitif, maka
memberdayakan gaya belajar tersebut disarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk melihat hasil belajar ekonomi

9
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 1 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

sampai pada aspek kognitif,


psikomotorik dan disesuaikan DAFTAR PUSTAKA
metodenya.
5. Gaya belajar lain dapat digunakan De Porter, B dan Hernacki, M. 2011.
pada penelitian selanjutnya, seperti Quantum Learning: Membiasakan
gaya belajar yang dipaparkan oleh Belajar Nyaman dan
Oltman, Raskian dan Karp yaitu gaya Menyenangkan. Bandung: Kaifa
belajar field dependen dan field
independence atau gaya belajar yang .2013. Quantum Learning:
dipaparkan oleh Honey Mumford Membiasakan Belajar Nyaman dan
yaitu gaya belajar reflector, teoris, Menyenangkan. Bandung: Kaifa
pragmatis dan aktivis.
Ghufron, Nur dan Risnawit, Rini. 2012.
6. Bagi sekolah dapat mengelompokkan
Gaya Belajar Kajian Teoritik.
siswa didalam kelas sesuai dengan
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
gaya belajar masing-masing.
7. Selain media buku eloktronik juga
dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.

10

Anda mungkin juga menyukai