Drainase
ZERO RUN OFF
Kerangka Pemikiran
Latar Bekalang
Masalah Data Penunjang
Pertumbuhan kawasan terbangunpun belum sepenuhnya sesuai dengan tata ruang dan konsep
pembangunan yang berkelanjutan. Banyak kawasan cekungan yang semula berfungsi sebagai daerah
resapan dan penampungan air sementara telah berubah menjadi bangunan yang beralih fungsi
yang di musim hujan berpotensi mengalami banjir. Badan airpun tak luput dari perubahan
fungsi.
Di sisi lain, kekurang berpihakan terhadap konsep pembangunan berkelanjutan juga akan
berdampak terhadap penyediaan air bersih masyarakat. Pengambilan air tanah yang
meningkat dan menurunnya resapan air ke dalam tanah dapat menyebabkan
terjadinya bencana kekeringan di musim kemarau. Kondisi ini mulai dirasakan oleh masyarakat
di mana dari tahun ke tahun tinggi muka air tanah terus mengalami penurunan, dan
masyarakat kerap harus menggali sumurnya lebih dalam di musim kemarau.
Pengelola Kawasan Undana telah berkomitmen untuk menangani banjir sehingga ditargetkan
banjir di daerah hilir tertangani. Karena kompleksnya permasalahan, pencegahan dan
pengendalian banjir membutuhkan penanganan struktural dan non struktural yang
komprehensif dan terintegrasi dari hulu ke hilir. Harus dilakukan secara komprehensif dan
terintegrasi untuk melayani seluruh wilayah Kawasan dan terutama daerah-daerah rawan
genangan. Untuk menyediakan perencanaan yang komprehensif itulah perlunya Penyusunan
Kajian Masterplan Drainase Kawasan Undana.
Seperti juga Kawasan-Kawasan lain, penanganan banjir dan pencegahan kekeringan merupakan
permasalahan yang prioritas untuk diselesaikan oleh Pemda. Meskipun berangkat dari
kebutuhan untuk mengurangi permasalahan banjir di Kawasan Undana, penerapan konsep zero
run-off dalam penyusunan masterplan drainase ini diharapkan juga dapat menyumbang pada
ketahanan air Kawasan karena memberikan kesempatan bagi air untuk berinfiltrasi sebesar-
besarnya. Dengan demikian, masterplan yang dihasilkan tidak hanya dapat menyelesaikan
permasalahan banjir tetapi juga dapat mendukung upaya penyediaan air baku air minum di
Kawasan Undana.
MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun Masterplan Drainase Kawasan Undana yang
menyeluruh dan terintegrasi dalam satuan wilayah drainase sebagai acuan dalam pembangunan
jaringan drainase dan infrastruktur pengendali banjir yang berwawasan lingkungan di
wilayah Kawasan Undana, yang juga dapat berkontribusi terhadap pelestarian air baku air
minum kawasan
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengurangi terjadinya banjir dan genangan di Kawasan Undana
melalui penyediaan rencana induk yang dapat menjadi acuan dalam pembangunan dan penataan
jaringan drainase / pengendali banjir.
Sasaran
1. Tergambarnya kondisi dan permasalahan sistem drainase eksisting di Kawasan Undana yang mencakup sistem alamiah dan sistem buatan
2. Teridentifikasinya lokasi banjir dan wilayah rawan genangan di Kawasan Undana, prakiraan luas area genangan serta sistem drainase yang diperlukan untuk
penanggulangannya secara tuntas dan menyeluruh.
3. Tersedianya data dan informasi dari sistem drainase untuk menanggulangi genangan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
5. Tersedianya rencana pengelolaan dan indikasi program kegiatan (fisik dan non fisik) penataan sistem drainase dan pengendali banjir yang berwawasan lingkungan,
serta pembagian peran pihak yang terkait;
6. Tersedianya telaahan prakiraan biaya investasi dan biaya operasional sistem drainase di Kawasan Undana.
7. Tersedianya telaahan rencana operasional sistem drainase yang dapat dijadikan Standard Operasional Procedure (SOP) pengelolaan drainase;
8. Tersedianya masterplan drainase yang menyeluruh berdasarkan kajian hidrologi dan hidrolika yang dapat dijadikan acuan dalam pembangunan sistem drainase
selanjutnya di Kawasan Undana
Data Penunjang
DATA DASAR STANDAR TEKNIS
1. Analisis Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang (Jurnal Mkmi, Juni • Kota Kupang yang sering dijuluki Kota Karang, daerah yang kering, dan pada
musim kemarau (±April–Nopember) mengalami krisis air bersih.
2014);
2. Pemetaan Daerah Rawan Banjir Kupang (Jurnal Fisika Sains dan • Dilalui oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak aliran
3. Rencana Strategis Undana 2015-2019 (Kementrian Riset, • Potensi sumber air di Kota Kupang terdiri dari :
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Universitas Nusa Cendana o Tenau: Alak dan sekitarnya.
Kupang 2018);
o Tabun: Fatukoa, Sikumana dan Bello.
4. Sistem Drainase Zona V Rencana Induk Drainase Kota Kupang o Bakunase: Labat dan sekitarnya.
(Jurnal Teknik Sipil Vol. VI, No. 2, September 2017);
o Penfui: Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.
Drainase Per Kawasanan; • UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) tahun 2005-2025;
• PermenPU Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan • Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015 -2019
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); • PermenPUPR No. 9 tahun 2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
• PermenPU Nomor 1 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
• Dan peraturan lain yang terkait Umum dan Tata Ruang
Ruang Lingkup Pekerjaan
➢Melakukan review dan identifikasi terhadap sistem drainase eksisting dan survey
lapangan/penelitian serta kajian teknis terhadap sistem drainase alamiah dan buatan mencakup
karakteristik dan kondisi fisik lokasi dan sebagainya;
➢Mengumpulkan dan mereview studi terdahulu, peraturan peraturan dan kebijakan pemerintah
yang terkait;
➢Mengumpulkan data hidrologi (curah hujan) dan data hidrolik (muka air banjir, debit saluran, laju
sedimentasi, pengaruh air balik, dsb)
➢Melakukan identifikasi pemanfaatan lahan serta identifikasi, analisis dan evaluasi kondisi sosial
masyarakat;
Ruang Lingkup Pekerjaan
➢Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan banjir dan genangan dan
penyebabnya;
➢Melakukan survey :
➢Membuat siteplan dan garis besar rencana sistem drainase Kawasan Undana
➢Menyusun rencana program penanganan banjir dan genangan di Kawasan Undana dan
prioritas penanganan
persamaan Manning (Suripin 2014). Saluran yang memiliki kapasitas saluran di bawah debit
puncak limpasan menunjukkan saluran tersebut tidak dapat menanggulangi banjir ketika
kejadian hujan menyebabkan debit limpasan melampaui Qpeak. Evaluasi sistem drainase hanya
dilakukan pada lokasi kejadian banjir. Faktor kondisi inlet dan kemiringan lahan sebagai
penyebab banjir juga diamati secara langsung ketika hujan terjadi.
Pengukuran laju infiltrasi dilakukan di tiga lokasi, yaitu area Hulu, Hilir Kawasan dan area
dekat pemukiman. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan menggunakan alat mini disc
infiltrometer. Pencatatan tinggi air dalam tabung dilakukan sampai air habis setiap 30 detik
untuk tanah lempung dan berpasir, sedangkan untuk tanah liat interval pencatatan adalah 15
menit. Hasil pengukuran adalah data infiltrasi kumulatif dan waktu. Laju infiltrasi kemudian
dianalisis dengan menggunakan model Philip.
Perancangan ZROS mencakup perhitungan dimensi dan spesifikasi water pocket. Campisano
et al. (2014) menyatakan bahwa ukuran suatu tampungan bangunan drainase sangat
mempengaruhi penurunan limpasan. Water pocket memiliki kemiripan dengan sumur resapan
konvensional, namun dilengkapi sistem pemanenan air hujan, sehingga air yang tersimpan
dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. dan Penentuan dimensi dan spesifikasi water
pocket mengacu pada SNI 03-2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air
Hujan untuk Lahan Pekarangan (BSN 2002) yang dimodifikasi dengan penambahan sistem
pemanenan air hujan. Luas area yang dijadikan dasar perhitungan volume andil banjir adalah
area yang mengalami genangan.