Karno Sudaryo
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian petani mengenai fungisida, pengaplikasian
dilapang dan mengapa fungisida jarang digunakan oleh petani.
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 HASIL
Petani responden
No Nama
SLPTT Non – SLPTT
1 Karno √
2 H. Abdul Aziz √
3 H. Faisol √
4 H. Syamsudin √
5 H. Syamsul √
6 Sulaiman √
7 Sudaryo √
8 H. Mustofa √
9 Sholikin √
10 Abdul Rozib √
2.2 Pembahasan
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok kami terdapat 10
orang petani untuk menggali informasi tentang SLPTT, dimana 5 orang petani
adalah petani yang mengikuti SLPTT dan 5 orang petani yang tidak mengikuti
SLPTT. Petani yang kami wawancara berasal Kecamatan Silo Kabupaten Jember
dan Kecamatan Jenggawwah Kabupaten Jember.
Sebagai contoh Petani yang pertama yaitu bernama Bapak Karno yang
beramatkan di Dusun Krajan Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah. Bapak karno
mengikuti SLPTT di desa wonojati dengan menanam padi varietas DG 1 SHS
hibrida. Pola tanam yang diterapkan oleh bapak karno adalah padi-padi-palawija,
dengan jarak tanam padi jejer legowo. OPT yang mengganggu tanaman padi
bapak karno sebelum tanam padi saat ini yaitu hama wereng coklat, kerdi rumput,
gulma, keong mas. Pengendalian OPT yang diterapkan bapak Karno yaitu dengan
menggunakan DEPO (insektisida) untuk mengendalikan hama wereng.
Sewaktu ditanya apakah bapak dalam mengendalikan hama ataupun
penyakit yang ada dilapang selalu menggunakan insektisida? Jawaban dari bapak
karno “ ya kalau untuk hama menggunakan insektisida tetapi untuk penyakit
menggunakan fungisida, hanya dalam memperoleh fungisida ditoko sangat sulit
dikarenakan jarang took menjual fungisida “.
Penggunaan fungisida dilapang untuk mengendalikan serangan fungi
sekarang jarang dijumpai karena banyak petani yang lebih menggunakan jenis
pestisida lain seperti insektisida dalam mengendalikan OPT baik yang disebabkan
oleh serangan hama maupun jamur atau penyakit lainnya sehingg banyak
pengendalian yang kurang efektif. Kurang efektifnya jenis pengendalian
dikarenakan pestisida yang digunakan salah, seperti contoh diatas. Jarangnya
penggunaan fungisida dilapang menyebabkan banyak toko pertanian yang tidak
lagi menjual fungisida sehingga dalam memperoleh fungisida ditoko sangatlah
sulit.
Ketidaktahuan petani mengenai fungisida disebabkan beberapa factor
sesuai data yang diperoleh dilapang, yaitu :
1. Petani menganggap semua serangan yang ada dilapang disebabkan oleh
hama yang sangat merugikan tanaman budidayanya.
2. Kurang mengertinya petani akan serangan yang disebabkan oleh jamur
(fungi).
3. Kepercayaan petani akan penggunaan pestisida jenis insektisida untuk
hama dan herbisida untuk gulma.
4. Jarangnya took yang menjual fungisida.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari para penyuluh lapang untuk lebih
menjelaskan mengenai pemakaian fungisida untuk mengendalikan serangan jamur
(fungi) agar petani tidak salah dalam memilih pestisida meskipun banyak petani
yang telah mengikuti sekolah lapang (SLPHT) yang sekarang dikenal sebagai
SLPTT.
BAB 3. KESIMPULAN
Agrios, G.N. 2005. Plant pathology (fifth edition). Elsevier. Academic Press.
Oleh :
Fetty fika sari
Hendrika S.M Siagian
Aisyah