2. Allah SWT menurunkan ayat pertama Alquran pada bulan Ramadan. Meski ada
sejumlah perbedaan, namun mayoritas ulama berpendapat 17 Ramadan --13 tahun
sebelum hijriah-- dipercaya sebagai malam nuzulul quran (turunnya Alquran).
Sebagian meyakini tanggal tersebut bertepatan dengan 10 Agustus 610 masehi.
Alquran diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad SAW
di Gua Hiro, Mekkah, Arab Saudi. Setelah itu Alquran turun berangsur-angsur
selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian meriwayatkan Alquran turun selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Selama itu, Alquran difirmankan Allah kepada Muhammad
sebanyak 30 juz atau 114 surat atau sekitar 6666 ayat. Alquran turun di dua tempat,
yaitu di Mekkah (yang kemudian ayatnya disebut Makkiyah) dan Madinah (disebut
ayat Madaniyah).
Malam Lailatul Qadar lebih dari malam seribu bulan, sebagaimana dalam firman Allah
SWT:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS Al-Qadr: 3).
Dalam tafsur Al Thabari sebutkan pendapat Mujahid terkait penjelasan lebih baik dari
seribu bulan adalah amal, puasa, dan shalat malam yang dilakukan malam ini lebih baik
dari amalan yang dilakukan selama seribu bulan.
2. Diampuni Dosanya
Seorang Muslim yang menghidupkan malam lailatul qadar maka akan diampuni dosa-
dosanya yang terdahulu. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW:
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan
mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (Hr
Bukhari)
Pala ulama menafsirkan yang dimaksud dengan malam yang diberkahi pada ayat
tersebut adalah malam lailatul qadar yaitu malam dimana diturunkannya Alquran.
Pada malam lailatul qadar, para malaikat turun ke bumi, juga Malaikat Jibril AS. Para
malaikat akan turun ketika ada umat Muslim yang membacakan Alquran. Para malaikat
akan mengitari orang-orang yang berdizikir dan membaca Alquran.
Selain itu para malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka dan akan
mengagungkan bagi mereka yang berdzikir dan membaca Alquran pada malam itu.
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan”. (QS Al Qadr: 4).
Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa banyaknya malaikat yang turun pada
malam tersebut, menandakan banyaknya berkah yang turun. Turunnya malaikat pada
malam lailatul qadar bersamaan dengan turunnya berkah berkah.
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. (QS Al Dukhan: 4)
Yang dimaksud urusan pada ayat tersebut adalah segala perkara yang berhubungan
dengan kehidupan makhluk, seperti hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk, dan
sebagainya.
Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pada lailatul qadar akan dituliskan lauhul
mahfuz. Lauhul mahfuz merupakan penulisan takdir dalam setahun, mulai dari mencatat
ajal, rezeki, serta segala sesuatu hingga akhir dalam satu tahun bagi umat manusia.
4. 1. Al-Huda (Petunjuk)
Dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-quran
menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
2. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-quran sebagai pemisah adalah Al-quran dapat memisahkan antara yang hak
dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan
beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh
dilakukan atau yang buruk.
3. Al-Asyifa (Obat)
Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan
mengamalkannya daoat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi
stiap orang yang beriman.
4. Al-mau'izah (Nasihat)
hati. Akidah terkait dengan keimanan terhadap hal-hal yang gaib yang
terangkum dalam rukun iman (arkānu ³mān), yaitu iman kepada Allah Swt.
malaikat, kitab suci, para rasul, hari kiamat, dan qada/qadar Allah Swt.
langsung dengan al-Khāliq (Pencipta) yaitu Allah Swt. yang disebut dengan
yang disebut dengan ibadah gairu mahdlah. Ilmu yang mempelajari tata
1) Hukum Ibadah
2) Hukum Mu’amalah
Swt., kepada sesama manusia, dan akhlak terhadap makhluk Allah Swt.