1.perancangan Kopling Gesek Pada Mobil Toyota Rush
1.perancangan Kopling Gesek Pada Mobil Toyota Rush
Disusun oleh :
Nama : Shohib Syaifullah Ramadhan
NRP : 1121500032
Jurusan : Teknik Mesin
TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
NRP : 1121500032
Dengan Nilai : A B C D E
Dengan Angka : ( )
1. Poros
2. Spline dan Naft
3. Plat gesek
4. Paku keling
5. Pegas kejut
6. Pegas matahari
7. Bantalan
8. Flywheel
9. Baut
d. Kopling gigi
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Gambar 13. Konstruksi unit kopling plat tunggal (Anwar, 2015 : 10)
2) Kopling plat ganda/banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih
dari satu.
2. Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) tidak terendam cairan/minyak (bahkan tidak boleh ada
cairan/minyak).
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas
penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover
dibedakan menjadi tiga yakni: boss drive type clutch cover, radial strap
type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe
boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss
sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bisa
lembut. Pada tipe radial strap type clutch cover plat penekan
dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial
dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah
plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut
memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.
P = Daya motor.
• Menentukan momen puntir rencana.
T = 9,74 x 10
n
5
. P ..……………………………(Sularso, 2016 : 7)
d
σa = σB
……….……………...…………(Sularso, 2016 : 8)
Sf .Sf
12
5.1
Syarat aman.
τa > τ
ds
D=
(dari tabel)
Dimana : ds = Diameter spline.
D = Diameter maximal.
• Tinggi spline. h = (dari tabel) D Dimana : h = Tinggi spline.
• Lebar spline.
w = (dari tabel) D Dimana
: w = Lebar spline Jari-jari
rata-rata spline.
d + Ds
rs =
4
Dimana : rs = Jari-jari rata-rata spline.
• Panjang gigi spline.
L = 1,5 ds ..……..…………………..….……(Khurmi, 1980 : 503)
Dimana : ds = Diameter spline.
L = Panjang gigi spline.
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan
(1121500032)
• Tegangan geser yang terjadi.
T
τ= L . h . n2 ...…………………..…………...(Joseph, 1991 :
57)
2. Naft
Jumlah naft sama dengan jumlah spline, dengan menganggap
jari-jari pada naft sama dengan spline.
• Panjang naft.
Ln = 1,5 ds ..……..…………………..………(Khurmi, 1980 : 502)
Dimana : ds = Diameter spline.
Ln = Panjang naft.
• Tegangan geser yang terjadi.
T
τ= L . h . n2 ..…………..……………….…...(Joseph, 1991 :
57)
62)
Dimana : D1 = Diameter dalam.
D2 = Diameter luar.
p = Tekanan rata-rata bidang gesek.
F = Gaya tekan bidang gesek.
• Jari-jari rata-rata plat gesek.
D + D1 2 …………………..…….………(Sularso, 2016 : 59)
rm = 4
Dimana : rm = Jari-jari rata-rata plat gesek.
Momen gesek pada pemukaan plat gesek (Mg) sama dengan momen
punter (T).
D - D2 1
b =
2
A= .D 2
2
- D1 2
Dimana : A = Luas plat gesek.
• Tebal plat gesek.
Pada tabel 3.5 (Sularso, 2016 : 72) diketehui bahwa jika dipilih
kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektromagnetik, maka
tebal plat. V = A . t t =
Dimana : V = Volume plat gesek.
t = Tebal plat gesek.
• Jarak antara paku keling pada plat gesek.
D + D1
Diameter rata – rata (d) =
T.4
d= ..…………………...…………….(Umar, 1984 : 127)
n . π . σg
4c-1 0,615
K= + ...............................................(Sularso, 2016 : 316)
4c-4 c
Dimana : K = Faktor tegangan dari Wahl.
• Tegangan geser.
8.D.W
τ=g d3 ...................................................(Sularso, 2016 :
315)
τ < τg
2.6.7 Bantalan
Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros
terbeban. Sehingga putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus dan aman. Bantalan harus kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan
baik. Pada kopling ini terdapat dua buah bantalan, yaitu bantalan aksial
bantalan radial.
Untuk bantalan aksial ukuran diameter dalam (d) harus lebih
besar dari poros agar tidak terjadi gesekan dan untuk bantalan radial
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
ukuran diameter dalam (d) sama dengan poros atau lebih kecil sesuai dengan
tabel 4.14 (Sularso, 2016 : 143).
• Beban ekivalen.
Pa = X . Fr + Y . Fa ….......................................(Sularso, 2016 : 135) Dimana
: Pa = Beban ekivalen dinamik (kg).
X = Faktor radial.
Fr = Gaya radial.
Y = Faktor aksial.
Fa = F1 = Gaya aksial (gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan).
Dimana n = putaran.
fn = Faktor kecepatan.
• Faktor umur
Cf=f.h n
………............................................(Sularso, 2016 : 136) Pa
2.6.8 Flywheel
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai
media penyimpanan tenaga/energy dalam mesin. Jika kecepatan dari
mesin ditambah, maka tenaga akan tersimpan dalam flywheel dan jika
kecepatan dikurangi tenaga akan dikeluarkan oleh flywheel.
Roda gigi flywheel :
• Harga modul.
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
π . D . n2
v= ......................................................(Martin, 1982 : 401)
60
Dimana : D2 = Diameter luar plat
gesek n = Putaran flywheel. v =
Kecepatan flywheel.
• Kecepata sudut flywheel v
w= ..........................................................(Martin, 1982 : 401) π
. D2
Dimana : w = Kecepatan sudut.
2.6.9 Baut
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat. Baut didalm kopling
digunakan untuk mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan
pengikat tutup kopling dengan flywheel. Untuk menentukan diameter
baut maka dipilih bahan baut yang akan dipergunakan.
• Tegangan tarik yang diizinkan.
σb
τ =g ……..…..……………..…………….(Sularso, 2016 : 8)
Sf . Sf1 2
Dimana : Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa dari bahan S-C
dengan harga = 6,0.
Sf2 = Faktor keamanan kedua akibat pengaruh konsentrasi tegangan
cukup besar dengan harga (1,3 - 3,0).
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
T
Fr = .................................................................(Umar, 1984 :
58) R . n
Dimana : T = Momen puntir.
R = Radius dari titik pusat poros ke titik pusat baut.
n = Jumlah baut.
Fr = Gaya radial.
Karena pada pemakaian terjadi momen punter maksimum, untuk
mengantisipasi hal tersebut baut harus mampu menahan kelebihan
beban sebesar 50 %.
Fd = 1,50 x Fr
4 . Fd
• Diameter baut d> ………………...….………..(Sularso, 2016 : 296)
π . σ . 0,64g
4 . Fd ...................................................(Sularso,
2016 : 296) τ = 2 π (0,8 . d)
START
Faktor koreksi fc
Bahan poros dan pasak
2
Kekuatan tarik ( b) (kg/mm )
Faktor keamanan Sf1 S f2
1. Perencanaan poros
2. Perencanaanspline dan naft
τ <τ g
B A
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
B A
g< t
τ <τ g
FINISH
BAB IV PERHITUNGAN
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
4.1. Poros
T =
9,74 . 105 .
Pd
n
5
114,66 kW
= 9,74 . 10
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
6000 rpm
= 18613,14 kg.mm
• Tegangan geser yang diizinkan
g = σB
sf .sf 12
72 kg/mm2
=
6x2
= 6 kg/mm2
• Diameter Poros
1/3
1/3
5,1
= 36,2 mm ≈ 36 mm
• Tegangan geser yang terjadi
= 5,1 . T3
ds
(5,1)(18613,14 kg.mm)
= 3
36 mm
= 2,03 kg/mm2.
• Syarat aman
τ < τg
2,03 kg/mm2 < 6 kg/mm2 , maka aman digunakan.
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Bahan spline sama dengan bahan poros yaitu batang baja definis
dingin dengan kode S55C-D dengan kekuatan tarik 72 kg/mm 2 dengan
ds
D=
0,81
36 mm
D= = 44,44 mm
0,81
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
rs = 36 + 44,44 = 20,11 mm
4
T2
τ=
L.h.n
Dimana : T = 18613,14 kg.mm
18613,14
kg.mm = 1,15 kg/mm2 τ = (56,52 mm) . (4,22 mm)2 .
(16)
• Syarat aman
τ < τg
1,15 kg/mm2 < 6 kg/mm2 , maka aman digunakan.
4.2.2. Naft
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Jumlah naft sama dengan jumlah spline (Z) buah dengan menganggap jari-jari
pada naft sama dengan spline.
Data Naft didapatkan :
1. Jumlah naft (Zn) = 16 buah
2. Jari-jari naft (rn) = 20,11 mm
3. Lebar naft = 4,22 mm
4. Tinggi naft = 4,22 mm
• Panjang naft
Ln = 1,2 ds
= (1,2)(36 mm)
= 43,2 mm
• Tegangan geser yang terjadi
T2
τ=
Ln. h . n
18613,14 kg.mm 2
Keterangan gambar :
F = tekanan pada plat gesek (kg)
D1 = diameter dalam plat gesek (mm)
D2 = diameter luar plat gesek (mm) D3 =
diameter rata-rata plat gesek (mm) t =
tebal plat gesek (mm)
b = lebar plat gesek (mm)
Bahan plat gesek yang direncanakan adalah dibuat dari asbes
(ditenun) yang bergesek dengan besi cor. Sesuai dengan pada tabel 3.1
(Sularso, 2016 : 63), bahwa koefisien gesek dan tekanan yang diijinkan
untuk bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah : μ = 0,35 –
0,65 : diambil harga diantaranya yaitu 0,4
Pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 : diambil harga 0,0192 kg/mm2
F= . D 2
2
- D12 . Pa
D + D12
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
rm = 4
rm = (0,6+1) . D4
rm = 0,4 D2
• Diameter luar plat gesek (D2) dapat dihitung dengan rumus berikut:
T = μ . F . rm
T = (0,4)(0,006 D2 2 )( 0,4 D2)
18613,14 kg.mm = 0,00096 D23
D2 = 3 24817520
D2 = 268,64 mm
• Dari hasil perhitungan D2 maka,
D1 = 0,6 . D2
= 0,6 . 268,64 mm
= 161,18 mm
• Lebar bidang plat gesek (b) :
b = 2 = 2 = 53.73 mm
A = . D 2
2
- D12
= . 268,64 - 161,18 2 2
= 36258 mm2
• Besar tekanan pada permukaan plat gesek (F) :
F = . D 2
2
- D12 . Pa
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
= . 268,64 - 161,18
2
. 0,0192 kg/mm 2
= 696,15 kg
• Pada tabel 3.5 (Sularso, 2016 : 72) diketehui bahwa jika dipilih kopling plat tunggal
kering dengan pelayanan elektromagnetik dengan nomor 70 maka diperoleh volume dari
plat adalah 150 cm3 atau 1,5 . 105 mm3, maka :
V=A.t
150000 mm3 = 36258 mm2 . t
150000 mm3
t= 36258 mm2
4.4.1. Paku Keling Pengikat Plat Gesek dan Plat Pembawa (A)
• Dimensi perancangan
- Jumlah paku keling, n = 18 buah
- Jarak sumbu paku keling dengan sumbu poros, R = 107,5 mm
- Bahan paku keling = S50C
18613,14 kg.mm
F= = 9,6 kg
(107,5 mm) . (18)
• Tegangan geser yang diijinkan
g = 0,8 . t
g = (0,8)(62 kg/mm2) = 49,69 kg/mm2
• Diameter paku keling ( d ) dpaku keling = T.4 n . π . σg
4.4.2. Paku Keling Pengikat Plat Pembawa Dengan Plat Penahan (B)
• Dimensi perancangan
- Jumlah paku keling, n = 16 buah
- Jarak sumbu paku keling dengan sumbu poros, R = 67,16 mm
- Bahan paku keling = S55C
18613,14 kg.mm
F= = 17,32 kg
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
4.4.3. Paku Keling Pengikat Kedua Plat Penahan Pegas Kejut (C)
• Dimensi perancangan
- Jumlah paku keling, n = 4 buah
- Jarak sumbu paku keling dengan sumbu poros, R = 44,77 mm
- Bahan paku keling = S55C
18613,14 kg.mm
F= = 103,93 kg
(44,77 mm) . (4)
• Dimensi perancangan :
- Momen puntir / Torsi, T = 18613,14 kg.mm
- Jumlah pegas kejut, n = 4 buah
- Jumlah lilitan aktif, z=8
- Diameter kawat, d = 4 mm
- Diameter luar pegas, D2 = 20 mm
- Diameter dalam pegas, D1 = 12 mm
- Diameter rata-rata pegas, D = 16 mm
- Konstanta pegas, k = 1,4
- Modulus geser, G = 8,3x103 kg/mm2
- Jarak sumbu pegas kejut dengan sumbu poros, R = 44,77 mm
18613,14 kg.mm
W= = 2326,64 kg
16 mm / 2
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
• Konstanta pegas.
G . d4 8,3x10 kg/m3 m2 . (4 mm)4 k = 8 . n .
D3 = 8 . 4 . (16 mm)3 16,21
• Syarat aman
τ < τg
2074,71 kg/mm2 < 4653,28 kg/mm2 , maka aman digunakan.
• Dimensi perancangan
- Da = 268,64 mm
- Di = 44,77 mm
- L1 = 75 mm
- L2 = 50 mm
- F2 = 696,15 kg (gaya tekan pada plat gesek)
- n = 20
- h = 2,5 mm
• Besar gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas :
∑M =0
(F1 . L1) - (F2 .L2) =0
(F1 .(75)) – ((696,15)(50)) = 0
F1
F1 = 464,1 kg
4.7. Bantalan
4.7.1. Bantalan Aksial
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Maka diperoleh :
X = 0,56 , Y = 1,15 , Fr = 0 , v = 1
• Beban ekivalen
Pa = X .v. Fr + Y . Fa
Pa = (0,56)(1)(0)+(1,15)(464,1 kg)
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Pa = 534,27 kg
• Faktor kecepatan
33,3
f=n 3 n
33,3
f=n 3 0,177
6000
• Faktor umur
C
f=f.h
Pa
3200 kg
f = 0,h177 .
534,27kg
fh = 1,06
• Umur nominal
Lh = 500 . (fh)3
Lh = 500 . (1,06)3
Lh = 595,5
4.7.2. Bantalan Radial
Dalam perancangan bantalan ini dipakai nomor 6006 yang diperoleh dari
tabel 4.14 (Sularso, 2016 : 143).
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Fr 15 kg
= = 0,0202 ≈ 0,028 Co
740 kg
Maka diperoleh :
X = 0,56 , Y = 1,99 , Fa = 0 , v = 1
• Beban ekivalen
Pa = X .v. Fr + Y . Fa
Pa = (0,56)(1)(15 Kg)+(1,99)(0)
Pa = 8,4 Kg
• Faktor kecepatan
33,3
f=n 3 n
33,3
f=n 3 = 0,177 6000
• Faktor umur
C
f=f.h
Pa
1030 kg
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
f = h0,177 .
8,4 kg
fh = 21,7
• Umur nominal
Lh = 500 (fh)3
Lh = 500 (21,7)3
Lh = 5109156,5
4.8. Flywheel
D1
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
m=
z
380 mm
m= = 4,87 mm ≈ 5 mm
78
60
v = 84,15 m/s
• Kecepata sudut flywheel
v
w=
π . D2
84,15 m/s
w=
3,14 . 0,268 m w = 99,99
putaran/s ≈ 100 putaran/s
4.9. Baut
4.9.1. Baut Penyambung Roda Gila Dengan Cover Clutch
• Dimensi perancangan :
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
σb τ
=g
sf . sf1 2
18613,14 kg.mm
Fr = = 20,68 kg
150 mm . 6
Karena pada pemakaian terjadi momen puntir maksimum,
untuk mengantisipasi hal tersebut baut harus mampu menahan
kelebihan beban sebesar 50 %.
Fd = 1,50 . Fr
Fd = 1,50 (20,68 kg) = 31,02 kg
• Diameter baut
d> 4 . Fd
π . σ . 0,64g
π (0,8 . d)
4 . 31,02 gk 2
• Dimensi perancangan :
Bahan baut = S40C dengan σb = 55 kg/mm2 Sf1 = 6,0
dan Sf2 = 1,5 momen puntir, T = 18613,14 kg.mm jumlah
baut, n = 4 buah radius dari titik pusat poros ke titik pusat
baut, R = 50 mm Tegangan tarik yang diizinkan pada baut :
σb
τg =
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Sf . Sf1 2
= 55 kg/mm2 2
τg = 6,1 kg/mm
6 . 1,5
• Gaya radial yang terjadi pada setiap baut
T
Fr =
R.n
18613,14 kg.mm
Fr = = 93,06 kg
50 mm . 4
Karena pada pemakaian terjadi momen punter maksimum,
untuk mengantisipasi hal tersebut baut harus mampu menahan
kelebihan beban sebesar 50 %.
Fd = 1,50 . Fr
Fd = 1,50 (93,06 kg) = 139,6 kg
• Diameter baut
d> 4 . Fd
π . σ . 0,64g
π (0,8 . d)
4 . 139,6 kg 2 τ=
3,14 . (0,8 . 7 mm)2 =
5,6 kg/mm
5.1 Kesimpulan
Dari data-data yang diberikan untuk perancangan kopling gesek pada
mobil Toyota Rush, maka diperoleh kesimpulan dari data-data yang dihitung
sesuai dengan kegunaan kopling, sebagai berikut :
No Nama Bagian Bahan Hasil Perhitungan
- Diameter poros = 36 mm
1 Poros S55C-D
- Panjang poros = 200 mm
Spline S55C-D - Diameter splain = 44,44 mm
- Tinggi splain = 4,22 mm
- Lebar splain = 4,22 mm
- Panjang splain = 56,52 mm
- Jari-jari naft = 20,11 mm
- Tinggi naft = 4,22 mm
2 naft S55C-D
- Lebar naft = 4,22 mm
- Panjang naft = 43,2 mm
- Harga modul = 5
8 Flywheel S55C-D
- Diameter luar = 400 mm
Baut Pengikat Tutup S40C - Tipe baut = M 3,5
Kopling dengan - Diameter luar = 3,5 mm
Flywheel - Diameter inti = 2,850 mm
- Jumlah baut = 6
9
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
- Tipe baut = M 7
Baut pengikat
- Diameter luar = 7 mm
Flywheel ke Poros
- Diameter inti = 5,917 mm
Penggerak S40C
- Jumlah baut = 4
Kopling diatas dapat bekerja dengan baik karena diperoleh dari hasil
perhitungan yang didasarkan pada kekuatan tarik dan tegangan geser yang
diijinkan. Maka dari kesimpulan ini perancangan kopling gesek dapat bekerja
dengan baik dan sesuai dengan perancangannya.
5.2 Saran-Saran
1. Untuk mengenal dan mengetahui bentuk dan cara kerja kopling sebaiknya
dilakukan survei ke laboratorium atau ke bengkel mobil atau mesin.
2. Dalam hal perancangan, sebaiknya bahan-bahan yang dipilih harus sesuai
dengan standar, agar konstruksinya dapat dipakai sesuai dengan yang
direncanakan.
3. Untuk pemilihan bahan-bahan yang dipergunakan, hendaknya ukuran dari
bahan tersebut harus berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
4. Bagi masyarakat yang menggunakan TOYOTA RUSH sebagai
transportasi barang, hendaknya mengenal dan mengerti cara kerja dari
kopling dan mesin serta dapat memeliharanya atau merawatnya dengan
baik.
5. Untuk perancangan selanjutnya harus dikembangkan perhitungan
komponen kopling untuk semua komponennya dan harus di lengkapi
dengan perhitungan faktor umur di semua komponen.
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: Toyota Astra Motor.
Anwar MN. 2015. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Mobil Toyota
Kijang Innova Tipe G. Universitas Negri Semarang.
Firdausi A. 2013. Teknik Elemen dan Mekanika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
G. Takeshi sato dan N. Sugiarto H. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Harahap MR. 2017. Fungsi Kerusakan dan Perbaikan Kopling Kendaraan Ringan.
Buletin Utama Teknik. Vol.13 No. 1 Hal.7-13.
Joseph ES, Larry DM dan Gandhi H. 1991. Perencanaan Teknik Mesin, Edisi Keempat,
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Khurmi RS, Gupta JK. 1980. Machine Design. New Delhi: Eurasia Publisher House.
Rahmanto RH. 2014. Modifikasi Kopling Jenis Plat Banyak Dengan Pemberian
Lubang–Lubang Pada Plat Baja Untuk Meningkatkan Efektifitas Kerja
Kopling. Jurnal Imiah Teknik Mesin. Vol.2 No.1 Hal.27-33.
Perancangan Elemen Mesin Shohib Syaifullah Ramadhan (1121500032)
Sularso dan Kiyokatsu Suga. 2016. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.