Anda di halaman 1dari 16

KONSEP TASAWUF SEBAGAI PSIKOTERAPI

BAGI PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN


(Study Terhadap Kitab Ihya’ ‘Ulumiddin Karya Imam Al-Ghazali)

Nur Cholis
Dosen Filsafat IAIN Curup
Email: nur.cholis@gmail.com

Syahril
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Syahril@iainbengkulu.ac.id

Abstract: The life of the modern age has resulted in some human beings engulfed by spiritual emptiness, advances in the
field of science, technology and philosophy of rationalism unable to fulfill the basic human need in the aspect of transcendental
values, if it is not matched by spiritual planting in the soul, consequently the human soul will become dry and empty, causing
problems in life. In this case Sufism appears by bringing a psychotherapist concept to the problems that arise in the soul of
modern society. As for the concept of tasawuf which the author offers here is tasawuf Imam Al-Ghazali in Ihya „‟ Ulumiddin.
The problems discussed in this research are how the teachings of Sufism of Al-Ghazali, how the problems of modern society,
and how tasawuf Al-Ghazali can become psychotherapy for the problems of modern society. This study is a study taken from
primary sources namely Ihya „‟ Ulumuddin and other supporting sources. This research uses descriptive qualitative approach
with the type of library research study (library research). That is by reviewing the book or primary and secondary sources with
regard to the issues discussed, the method of discussion used is descriptive analysis.The result of this study is that the problems
of modern society can be grouped into five parts: moral degradation, spiritual emptiness, loss of value and meaning of life, sters
and frustration, and loss of self-esteem and future. Therefore, Sufism is indispensable in modern life, because in this era many
human beings are starting to leave the spiritual aspects or worship to their God, they are many who began to forget its existence
as a servant of God, so there are many problems in life. Psychotherapy given to the problems are: (1) repentance is back to the
right path, regret the wrong actions and will not repeat it again, (2) riyadhah and mujahadah is continuously doing the exercises
and earnestly to return to Allah, (3) Zuhud is to use the facilities of the world by not defeating the affairs of the Hereafter, (4)
Patience is not always impose the will and able to live the provisions of God during life in the world, and (5) tawakkal ie submit
all the results of efforts that have done only to God and always prejudiced both of Him.
Keywords: Sufism, Modern life, Psychotherapy.

Abstrak: Kehidupan zaman modern telah mengakibatkan sebagian manusia dilanda kehampaan spiritual, kemajuan dalam
lapangan ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat rasionalisme tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam as-
pek nilai-nilai transendental, jika hal itu tidak diimbangi dengan penanaman spiritual dalam jiwa, akibatnya jiwa manusia akan
menjadi kering dan hampa sehingga menimbulkan problem-problem dalam kehidupan. Dalam hal ini tasawuf tampil dengan
membawa sebuah konsep psikoterapis terhadap problem-problem yang muncul dalam jiwa masyarakat modern. Adapun
konsep tasawuf yang penulis tawarkan di sini adalah tasawuf Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya‟ „Ulumiddin. Permasalahan
yang dikupas dalam penelitian ini adalah bagaimana ajaran tasawuf Al-Ghazali, bagaimana problematika masyarakat modern,
dan bagaimana tasawuf Al-Ghazali dapat menjadi psikoterapi bagi problematika masyarakat modern. Penelitian ini merupakan
sebuah kajian yang diambil dari sumber primer yaitu kitab Ihya‟ „Ulumuddin dan sumber-sumber yang mendukung lainnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian study kepustakaan (library research). Yaitu
dengan menelaah buku atau sumber-sumber primer maupun sekunder berkenaan dengan masalah yang dibahas, metode
pembahasan yang digunakan adalah deskriptif analisis.Hasil penelitian ini adalah bahwa problematika masyarakat modern
dapat dikelompok-kan menjadi lima bagian yaitu: degradasi moral, kehampaan spiritual, hilangnya nilai dan makna hidup,
sters dan frustasi, dan kehilangan harga diri serta masa depan. Oleh karena itu, tasawuf sangat diperlukan pada kehidupan
modern, karena pada era ini banyak sebagian umat manusia yang mulai meninggalkan aspek-aspek ruhaniah atau beribadah
kepada Tuhannya, mereka banyak yang mulai lupa terhadap eksistensinya sebagai hamba Allah, sehingga banyak terjadi
problem-problem dalam kehidupan.Psikoterapi yang diberikan pada problem-probem tersebut adalah: (1) taubat yaitu kembali
kepada jalan yang benar, menyesali perbuatan-perbuatan yang salah dan tidak akan mengulanginya kembali, (2) riyadhah dan
mujahadah yaitu terus menerus melakukan latihan dan sungguh-sungguh untuk kembali kepada Allah, (3) zuhud yaitu mem-
pergunakan fasilitas dunia dengan tidak mengalahkan urusan akhirat, (4) sabar yaitu tidak selalu memaksakan kehendak dan
mampu menjalani ketentuan-ketentuan Allah selama hidup di dunia, dan (5) tawakkal yaitu menyerahkan semua hasil usaha
yang telah dilakukan hanya kepada Allah dan selalu berprasangka baik kepada-Nya.
Kata kunci : Tasawuf, Kehidupan modern, Psikoterapi.

43
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

Pendahuluan Kitab Ihya Ulumuddin mencakup tiga sendi utama


Dalam kehidupan ini manusia membutuhkan hal- pengetahuan Islam, yakni Syari`at, Thariqat, dan
hal yang bersifat biologis untuk memenuhi kebutuhan Haqiqat. Imam Al-Ghazali juga telah mengkoneksi-
jasmaninya, mulai dari kebutuhan pokok (primer) kan ketiganya dengan praktis dan mudah ditangkap
seperti makan, minum, berpakaian, kebutuhan tam- oleh nalar pembaca. Adapun ketiga aspek tersebut
bahan (sekunder) seperti memiliki rumah, perabotan harus dilalui oleh seseorang yang ingin menuju kes-
rumah tangga, motor, mobil, dan lain-lain. Di samping empurnaan spiritualnya dan merupakan suatu proses
itu manusia juga membutuhkan hal-hal yang bersifat menuju Allah SWT.
rohani untuk memenuhi kebutuhan rohaninya, hal ini- Al-Ghazali dipandang berjasa besar oleh para
lah yang akan mampu memberikan terapi kepada ma- kaum sufi karena telah menyelamatkan tasawuf dari
nusia ketika dilanda kehampaan akibat tidak adanya berbagai bentuk penyimpangan yang terjadi sebe-
keseimbangan antara kebutuhan biologis dan rohani. lumnya. Dengan usahanya yang keras dia berhasil
Hal-hal yang bersifat rohaniyah ini di dalam agama mengembalikan tasawuf kepada pangkuan Sunnah,
Islam disebut dengan spiritual, setiap orang muslim sehingga bisa diterima di kalangan ulama‟ Syari‟ah.
mempunyai tingkatan dan pengalaman spiritualitas Sebelum itu para ahli Syari‟ah tersebut memandang
yang berbeda-beda. tasawuf sebagai hal yang menyimpang dari ajaran Is-
Untuk bisa mengasah spiritualitas hingga mencapai lam, khususnya ajaran tasawuf yang dirumuskan oleh
derajat yang sempurna, seorang muslim harus melalui al-Bistami dan al-Hallaj.1
jalan yang telah dibawakan oleh Nabi yang bersum- Al-Ghazali mengingatkan bahwa pangkal utama ke-
ber dari wahyu Allah (Al-Qur‟an) melalui para ulama, hidupan tasawuf ialah ilmu tauhid. Ilmu tauhid menim-
karena ulama adalah pewaris para Nabi (al „ulama‟ bulkan iman, dan iman akan membawa manusia cinta
warosatul anbiya‟). Adapun jalan menuju Allah terse- kepada Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, cinta ke-
but adalah dengan jalan tasawuf (sufi), yang mana da- pada Nabi akan mendorong manusia dengan suka rela
lam ajaran tasawuf seseorang akan mempelajari tahap menjalankan Syari‟ah dengan sebaik-baiknya.2 Yang
demi tahap untuk menyempurnakan spiritualitasnya sangat menarik bagi Al-Ghazali dalam tasawuf ialah
mulai dari syari‟at, thariqat, hakikat, dan ma‟rifat. latihan-latihan jiwanya untuk mempertinggi sifat-sifat
Dalam tasawuf, untuk bisa mengikuti jalan hidup terpuji dan menahan dorongan nafsu untuk berbuat
sufi, seorang murid harus mulai dengan menemukan yang tercela, agar hati nurani manusia terus terjaga
seorang guru atau mursyid, sebab berhubungan den- kemurniannya. Menurut Al-Ghazali, hati nurani yang
gan guru merupakan syarat bagi dicapainya perkem- bersih dan murni merupakan medium utama untuk
bangan jiwa murid. Seorang guru yang sebenarnya bisa dekat dengan Tuhan, apalagi jika selalu dihiasi
harus sudah mendapatkan kewenangan untuk men- dengan dzikir, banyak menyebut nama Tuhan.3
gajar (mendapatkan ijazah) dari seorang guru dalam Dengan tasawuf Al-Ghazali mengajarkan perlunya
silsilah yang terus-menerus bersambung dengan sum- menguasai jiwa dan melatihnya sehingga mampu
ber Sufisme yang asli, yaitu Nabi Muhammad SAW. mempunyai pengetahuan yang tertinggi yang hanya
Para guru yang menjadi silsilah atau jalur bagi para bisa dicapai dengan rasa (dzauq). Pengetahuan tert-
murid Sufi ini mentransmisikan cahaya Ilahi dari hati inggi itu tidak diperoleh dengan belajar secara teoritis
ke hati, sehingga jalur penyampaian ilmu dalam Su- tetapi melalui pancaran cahaya Ilahi yang maha ting-
fisme tidak sama dengan pembelajaran dalam ilmu- gi, memancar langsung ke dalam hati manusia apa-
ilmu duniawi yang berlangsung dari mulut guru ke bila telah sempurna kesuciannya dan jernih bagaikan
telinga murid. Hanya pembelajaran dari hati ke hati kaca cermin memantulkan setiap benda yang berada
itulah yang memungkinkan perkembangan spiritual di hadapannya.5
seorang murid dapat dibimbing secara baik. Melihat dari problematika kehidupan modern yang
Seseorang yang mendalami ilmu tasawuf disebut sangat kompleks dan mengarah kepada hal-hal yang
dengan sufi. Banyak tokoh-tokoh sufi yang telah merugikan seseorang baik dirinya sendiri maupun
mengajarkan spiritualitasnya dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. salah satu tokoh
sufi yang terkenal adalah Imam Abu Hamid Al-Ghaz-
1
Harun Nasution, Falsafat dan Misticisme dalam Islam (Jakarta: Bulan
ali, beliau mengajarkan kesufiannya melalui berbagai Bintang, 1973), h. 70.
macam jalan, serta dengan berbagai karya yang san- 2
Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya (Jakarta: Nurul
Islam, 1980), h. 212
gat monumental, salah satu karya yang banyak men- 3
Hamka, Tasawuf Perkembangan... h. 129.
erangkan tentang pemikiran tasawuf beliau adalah
4
Hamka, Tasawuf Perkembangan... h. 213.
5
Yusuf Musa, Falsafat al- Akhlaq fi‟l -Islam wa- Silatuha bi‟l -Falsafat
kitab Ihya Ulumuddin. al-Ighriqiyah (Kairo:Mu‟assasat al-Khanji, 1963), h. 133.

44
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

orang lain, sedangkan hal-hal tersebut diakibatkan terlalu merisaukan hal ihwal yang berkaitan dengan
oleh kosongnya pengetahuan spiritualitas dan se- kehidupan materi keduniaan akan tetapi menjadikan
makin jauhnya masyarakat modern dari eksistensinya materi keduniaan sebagai sarana untuk meraih keba-
sebagai manusia. Maka penulis tertarik untuk melaku- hagiaan yang kekal yaitu akhirat.9 Dan yang kelima
kan penelitian yang memfokuskan kepada psikoterapi adalah tawakkal, yaitu mempasrahkan semua hasil
terhadap masyarakat modern dengan jalan tasawuf usaha yang telah dilakukan kepada Allah SWT seba-
yang dibawakan oleh imam Al-Ghazalidi dalam kitab gai dzat penentu segala upaya hambanya, menurut
Ihya‟ Ulumuddin. Al-Ghazali tawakkal mempunyai makna yang sangat
Dalam hal ini penulis lebih menekankan Prob- luas, lembut dan pelik. Makna tawakkal mencakup
lematika masyarakat modern yang mengakibatkan akal, syariat dan tauhid yang ketiganya saling berjalin-
gangguan-gangguan kejiwaan terhadap seseorang berkelindan secara sangat proporsional.10
yang dirangkum dalam hal-hal sebagai berikut ini: Psikoterapi yang disebutkan di atas merupakan
pertama, adalah mental yaitu yang berhubungan psikoterapi dalam bentuk tasawuf yang dibawakan
dengan pikiran, akal, ingatan atau proses yang bera- oleh Al-Ghazalidalam Ihya‟ „Ulumiddin, penulis
sosiasi dengan pikiran, akal, dan ingatan, seperti mu- memilih kitab Ihya‟ „Ulumiddin karena ia adalah salah
dah lupa, malas berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, satu karangan beliau yang sangat monumental dan
picik, tidak dapat mengambil keputusan dengan baik paling banyak berisi tentang tasawuf.
dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan mem- Tasawuf merupakan solusi yang penulis anggap
bedakan antara yang halal dan haram, yang berman- tepat dalam mengatasi krisis-krisis akibat modernisasi
faat dan yang mudarat serta yang hak dan batil. Ked- untuk melepaskan dahaga dan memperoleh kesega-
ua adalah spiritual yaitu yang berhubungan dengan ran dalam hal kerohanian. Omar Alishah dalam bu-
masalah roh, semangat atau jiwa religius, yang ber- kunya “Tasawuf Sebagai Terapi” menawarkan cara
hubungan dengan agama, keimanan, kesalehan, dan Islami dalam pengobatan gangguan kejiwaan yang
menyangkut nilai-nilai transendental. Seperti syirik, dialami manusia, yaitu dengan cara melalui terapi
fasik, dan kufur; lemah keyakinan dan tertutup atau sufi. Terapi tasawuf bukanlah bermaksud mengubah
terhijabnya alam roh, alam malakut, dan alam gaib. posisi maupun menggantikan tempat yang selama
Ketiga adalah moral (akhlak) yaitu keadaan yang me- ini di dominasi oleh medis, justru cara terapi sufi ini
lekat pada jiwa manusia, yang melahirkan perbua- memiliki karakter dan fungsi melengkapi. Karena
tan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses terapi tasawuf merupakan terapi pengobatan yang
pemikiran, pertimbangan, atau penelitian; atau sikap bersifat alternatif.11
mental atau watak yang terjabarkan dalam bentuk Terapi tasawuf atau sering juga disebut dengan
berfikir, berbicara, bertingkah laku, dan sebagainya.6 penyembuhan sufis adalah penyembuhan cara islami
Adapun bentuk psikoterapi terhadap problematika yang dipraktekkan oleh para sufi ratusan tahun lalu.
yang terjadi pada masyarakat modern tersebut, penu- Prinsip dasar penyembuhan ini adalah bahwa kesem-
lis mencoba menghubungkannya dengan tasawuf buhan hanya datang dari Allah Yang Maha penyem-
imam Al-Ghazalidalam kitab Ihya‟ „Ulumiddin seba- buh, sedangkan para sufi sebagai terapis hanya ber-
gai berikut: pertama, adalah dengan jalan tobat yaitu tindak sebagai perantara.
penyesalan atau menyesal karena melakukan suatu Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh
perbuatan dosa dengan jalan berjanji sepenuh hati hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehing-
tidak akan lagi melakukan dosa atau kesalahan yang ga seseorang merasa dengan kesadarannya iu berada di
sama dan kembali kepada Allah SWT.7 Kedua, adalah hadirat-Nya. Tasawuf perlu dikembangkan dan disosial-
riyadhah dan mujahadah yaitu usaha dengan sekuat isasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan,
tenaga dan seikhlas hati untuk selalu memperbaiki diri antara lain: Pertama, untuk menyelamatkan kemanu-
dan kembali kepada Allah SWT. Ketiga, adalah sabar siaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka
karena sabar adalah sifat yang hanya dimiliki oleh rasakan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.
manusia dan dengan kesabaran manusia bisa men- Kedua, memahami tentang aspek asoteris islam, baik
gendalikan diri dan hawa nafsunya yang selalu mem- terhadap masyarakat Muslim maupun non Muslim. Ke-
bujuk.8 Keempat, adalah zuhud yaitu dengan tidak tiga, menegaskan kembali bahwa aspek asoteris islam
(tasawuf) adalah jantung ajaran Islam.

6
M. Solihin, Terapi Sufistik; Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif
Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 40.
7
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumiddin, Jilid III (Bandung: Marja, 2011) h. 11 9
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumiddin,... h. 187
8
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumiddin,... h. 69 10
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumiddin,... h. 209

45
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

Rumusan Masalah, Bagaimana tasawuf Imam Al- bertolak belakang itu diakui oleh Max Scheler seba-
Ghazali ?, Bagaimana problematika masyarakat mod- gaimana dikutip oleh Komaruddin Hidayat. Menurut-
ern ?, Bagaimana tasawuf Al-Ghazali menjadi psikot- nya, bahwa antara satu disiplin ilmu atau filsafat dan
erapi bagi problematika masyarakat modern ? lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak tahu
menahu, mengingatkan ungkapan fragmented knowl-
Metode Penelitian edge yang dikemukakan Sayyed Hossein Nashr, ilmu-
Adapun jenis penelitian ini penulis sepenuhnya wan kenamaan dari Iran. Hal ini menurut Nashr mer-
menggunakan penelitian kepustakaan (library re- upakan pangkal terjadinya kekeringan spiritual, akibat
search), yaitu dengan mempergunakan buku-buku pintu masuknya tersumbat.15 Dengan berkurangnya
yang ada kaitannya dengan judul penelitian ini, den- pintu masuk bagi persepsi dan konsepsi spiritual,
gan mengelola data-data yang ada untuk menarik maka manusia modern semakin berada pada garis
suatu kesimpulan yang konkrit. Hal ini sesuai dengan tepi, sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika
data-data yang dipergunakan yaitu data-data yang yang mengacu pada sumber Ilahi.
bersifat dokumentasi atau data yang berasal dari sum- Terjadinya pecahan-pecahan ilmu yang mengarah
ber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik pada spesialisasi, sehingga jika semuanya berjalan
yang sedang dibahas dan penelitian menelaah buku- sendiri-sendiri tanpa ada tali pengikat dan petunjuk
buku atau literatur perpustakaan yang terkait dengan jalan yang menguasai semuanya, yang terjadi adalah
pembahasan ini. kian jauhnya manusia dari pengetahuan (kearifan)
akan kesatuan alam. Lebih dari itu, penggalian disi-
Pembahasan plin di atas bisa jadi malah mendatangkan benturan-
Manusia modern seharusnya adalah manusia yang benturan antara yang satu dengan lainnya. Mengapa
berfikir logis dan mampu menggunakan berbagai hal demikian terjadi? Jawabannya, menurut Abudin
teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Nata, karena mereka telah menjeratkan dirinya pada
Berbekal kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia rasionalitas teknologis secara absolut, netral nilai
modern mestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam ke- keagamaan, tetapi sarat nafsu penaklukkan. Perkem-
nyataannya banyak manusia modern yang kualitas bangan semacam ini diisyaratkan oleh Nashr sebagai
kemanusiaannya lebih rendah dibandingkan dengan manusia modern yang memang tangannya dalam ko-
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dica- baran api tetapi dirinya sendiri yang menyalakannya
painya, sehingga melahirkan berbagai macam prob- ketika ia mengizinkan dirinya untuk melupakan siapa
lema dalam kehidupannya. dia sesungguhnya.16
Dari sikap mental yang demikian itu kehadiran Karena kehidupan manusia modern dipolakan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-
sejumlah problematika masyarakat modern sebagai nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusian-
berikut.13 ya menjadi pribadi yang terpecah (split personality).
Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus
a. Degradasi Moral ilmu yang eksak dan kering. Akibatnya kini telah
Kehidupan zaman modern antara lain ditandai oleh menyebabkan proses hilangnya kekayaan ruhaniah,
adanya pengkhususan di bidang ilmu pengetahuan. karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu
Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradig- yang mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, ra-
ma (cara pandang)-nya sendiri dalam memecahkan sional, dan terbatas) dan ilmu-ilmu sosial.17
masalah yang dihadapi. Jika seseorang menghadapi Dalam hal ini tidak bermaksud meremehkan atau
masalah lalu ia pergi kepada kaum teolog, ilmuwan, tidak menghargai jasa yang diberikan ilmu pengeta-
politisi, sosiologi, ahli biologi, psikologi, etnologi, dan huan eksak dan sosial, tetapi yang diinginkan agar
ekonom, misalnya, ia akan memberikan jawaban ilmu-ilmu tersebut diintegrasikan satu dan lainnya
yang berbeda-beda dan terkadang saling bertolak be- melalui tali pengikat, yaitu ajaran agama dari Tuhan,
lakang. Hal ini pada akhirnya dapat membi-ngungkan sehingga seluruh ilmu itu diarahkan pada tujuan ke-
manusia.14 muliaan manusia, mengabdikan dirinya pada Tuhan,
Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling berakhlak mulia dan seterusnya.

11
Alishah, Terapi Sufi, (Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2004), h. 5
14
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf,... h. 288
12
Annajar, Amin, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, (Band-
15
Dawam Rahardjo, Insan Kamil Konsepsi Manusia Menurut Islam (Ja-
ung: Mizan Media Utama, 2004), h. 195 karta: Grafiti Pers, 1987), cet II, h. 191
13
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: Gramedia, 2002), cet. Ke-4,
16
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf ... h. 290.
h. 288.
17
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf,... h. 291

46
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak di, misalnya, menyebut krisis spiritual sebagai penya-
berada di bawah kendali agama, maka proses kehan- kit eksistensial (existentialillness), dimana eksistensi
curan pribadi manusia akan terus berjalan. Dengan diri manusia mengalami penyakit alienasi (keterasin-
berlangsungnya proses tersebut, semua kekuatan gan), baik dari dirinya sendiri, lingkungan sosial, bah-
yang lebih tinggi untuk mempertinggi derajat kehidu- kan teralienasi dari Tuhannya. Ia mempunyai angga-
pan manusia menjadi hilang, sehingga bukan hanya pan bahwa beberapa psikoneurosis dapat dipahami
kehidupan manusia yang mengalami kemerosotan, sebagai “jiwa yang menderita” (a-suffering soul) yang
tetapi juga kecerdasan dan moral manusia. belum menemukan maknanya.22
Kehidupan modern yang teramat kompetitif telah Kondisi seperti itu dilukiskan oleh Zohar dan Mar-
pula merubah pola fikir manusia. Kebutuhan yang shall (juga dalam Sukidi) sebagai bentuk keterpu-
besar dalam hidup berakibat pada perubahan men- tusasaan diri. Baik terputus dari dirinya sendiri (cut off
dasar pada etos kerja manusia. Manusia modern myself), terputus dari orang lain di sekelilingnya (cut
sangat dikenal dengan etos kerja yang tinggi yang off from others around me), dan bahkan terputus dari
mana sistem kerja mereka tidak mengenal batas dan Tuhannya (cut off from God).23
kepuasan serta lepas dari hegemoni agama. Sehingga Munculnya krisis spiritual juga disebabkan oleh
hasil positif disikapi tanpa rasa syukur dan kegagalan rasa cemas dan ketidakpuasan terhadap hasil yang
dalam tugas mereka sikapi dengan sikap mudah pu- telah didapat dan dicapainya. Sehingga manusia
tus asa dan kehilangan pegangan.18 lupa terhadap dimensi-dimensi ke-Tuhanan yang
Tahapan inilah yang dinamakan dengan frustasi pada akhirnya tersesat oleh langkahnya sendiri. Ban-
yang akan berdampak pada pelbagai perilaku buruk yak manusia yang secara kehidupan fisik bisa dika-
seperti mengamuk, merusak barang, dan bahkan me- takan telah sampai pada titik keberhasilan tertinggi
nyebabkan disorganisasi pada struktur kepribadian tetapi gagal (total) dalam dimensi immateri dari apa
sendiri.19 Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya yang telah dicapainya. Sehingga banyak dari mereka
iman dan pola hidup materialistik, maka manusia yang lebih memilih “jalur lain” untuk mencapai ke-
akan dengan mudah menggunakan prinsip mengha- bahagiaan, seperti mengkonsumsi narkoba, minum-
lalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Jika minuman keras, dan hal buruk lainnya. Sejauh ini
hal ini terjadi, maka terjadilah kerusakan akhlak da- orientasi masyarakat modern hanya menyinggung sisi
lam segala bidang, baik ekonomi, sosial, politik, dan lahiriah yang bersifat material (duniawi) semata.
sebagainya. Sehingga akan memunculkan manusia Sedangkan kebutuhan rohaniah (spiritual) terabai-
yang modern (maju) dalam ilmu dan pengetahuan kan dan dikesampingkan. Hal inilah yang menyebab-
namun mundur (mengalami penurunan) dalam hal kan terjadinya ketimpangan karena tidak adanya
moralitas.20 keseimbangan manusia modern dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Maka tidak mengherankan
b. Kehampaan Spiritual jika manusia modern banyak mengalami kegelisahan
Persoalan besar yang muncul di tengah-tengah atau keresahan dalam hidupnya. Serta mereka tidak
manusia modern sekarang ini adalah terjadinya krisis menemukan kedamaian batin, bahkan keadaan ini
spiritual. Hal ini bisa terjadi karena adanya dominasi akan semakin parah apabila tekanan terhadap kebu-
rasionalitas dalam pengembangan dan perkemban- tuhan materi semakin meningkat sehingga keseim-
gan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dominasi rasio bangan akan semakin rusak.
dalam iptek telah menjadikan sekulerisme sebagai
mentalitas zaman dan spiritualisme sebagai anatema c. Hilangnya makna dan nilai hidup
bagi kehidupan modern. Kehampaan spiritual sangat Menurut Nurcholis Madjid persoalan serius yang
diyakini oleh para ahli psikologi sebagai akar dari per- tengah dihadapi oleh manusia modern adalah hilang-
masalahan manusia modern.21 nya hidup bermakna (meaning life). Faktor-faktor pe-
Carl Gustav Jung, sebagaimana dikutip oleh Suki- nyebabnya antara lain, tekanan yang amat berlebihan
dalam segi material kehidupan. Maju dan canggihnya
dalam “cara” mewujudkan keinginan memenuhi ke-
butuhan kehidupan material yang merupakan ciri
18
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf,... h. 292.
19
Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,
utama zaman modern ternyata harus ditebus manu-
(Bandung, Mandar Maju, 1989), h. 50.
20
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf... h. 292
21
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf,... h. 293
22
Sukidi, Kecerdasan Spiritual, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, t.t.),
h. 8. 24
Sulaiman al-Kumay, Menuju Hidup Sukses...h. 7
23
Sukidi, Kecerdasan Spiritual... h. 8 25
Sukidi, Kecerdasan Spiritual... h. 5

47
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

sia dengan ongkos yang amat mahal, yaitu hilangnya b. Rasionalisasi


kesadaran akan makna hidup yang lebih mendalam. Adalah proses pembenaran terhadap dirinya send-
Definisi “sukses” dalam perbendaharaan kata manu- iri dan menyalahkan orang lain yang dianggap seba-
sia modern hampir-hampir identik hanya dengan ke- gai biang keladi kegagalan yang ia alami.
berhasilan mereka dalam mewujudkan angan-angan
dalam kehidupan material. Tolak ukur “sukses” dan c. Narsism
“tidak sukses” kebanyakan terbatas hanya kepada Narsism merupakan cinta pada diri sendiri yang
seberapa jauh orang bersangkutan menampilkan di- ekstrim, paham yang menganggap diri sangat superior
rinya secara lahiriah dalam kehidupan material.24 dan penting sehingga ia tidak perlu mengetahui dan
Pada gilirannya, manusia modern pun mengabai- memikirkan orang lain.
kan “kesuksesan rohaniah” yang sebenarnya sudah
built in dalam dirinya. Pengabaian terhadap “kesuk- d. Autisme
sesan rohaniah” inilah yang berimplikasi pada ger- Adalah gejala menutup diri sendiri secara total
sangnya spiritual. Perasaan keterasingan manusia dan tidak mau lagi berhubungan dengan dunia luar.
modern berakibat pada kegersangan jiwa, tereduk- Individu yang bersangkutan merasa dirinya adalah
sinya naluri manusia untuk memilih “pelindung dan makhluk yang paling baik dan menganggap orang
pembimbing supranatural” guna melengkapi hakikat lain buruk.
kemanusiaannya. Dengan kata lain modernisasi yang Kehilangan makna dalam kehidupan (the meaning
telah menegasikan makna spiritualitas harus menuai of life) yang merupakan motivasi utama dalam men-
nestapa (predicament) berkepanjangan dan sangat jalani hidup ini merupakan sumber perasaan cemas
menyiksa berupa hilangnya makna hidup manusia di yang diderita oleh manusia modern. Kecenderungan
tengah kegemilangan pemikirannya sendiri.25 hidup yang dijalani berdasarkan tuntutan orang lain,
Tidak sanggupnya manusia bermain dalam per- bukan dari diri sendiri. Kehidupan yang demikian
adaban kehidupan modern yang terus melaju tanpa menjadikan seseorang dilanda kecemasan karena ada
dapat dihentikan itu menyebabkan sebagian besar konflik dalam diri. Kecemasan menurut Freud berkem-
“manusia modern” itu terperangkap dalam situasi bang dari konflik antara id, ego, dan superego28 yang
yang menurut psikolog humanis, Rollomay, disebut memaksa seseorang melakukan sesuatu. Freud mem-
sebagai “manusia dalam kerangkeng”, satu istilah bagi kecemasan dalam tiga bentuk, yaitu kecemasan
yang menggambarkan salah satu derita manusia mod- realitas, kecemasan neurotic, dan kecemasan moral.
ern. Manusia modern seperti itu adalah manusia yang Kecemasan realitas adalah rasa takut akan ba-
telah kehilangan makna hidupnya. Ia resah setiap kali haya yang datang dari luar. Kecemasan neurotic
harus mengambil keputusan. Mereka tidak tahu apa dan rasa takut jika insting akan keluar dari jalur dan
yang diinginkannya dan tidak mampu memilih jalan mengakibatkan perbuatan yang melanggar hukum.
hidup yang diinginkan.26 Sementara kecemasan moral adalah perasaan takut
Manusia modern yang telah kehilangan makna terhadap hati nuraninya sendiri yang menyebabkan
dan pegangan hidup akan cenderung melampiaskan seseorang merasa bersalah jika bertentangan dengan
kekecewaan dalam reaksi negatif. Reaksi-reaksi frusta- kode moral.29 Adapun rasa cemas yang selalu meng-
si negatif yang merupakan upaya-upaya pembelaan ganggu jiwanya menyebabkan manusia modern men-
diri negatif antara lain: derita gangguan kejiwaan berupa kebosanan; bosan
terhadap kepura-puraan, bosan terhadap kepalsuan,
a. Agresi tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk meng-
Adalah kemarahan yang meluap-luap dan melaku- hilangkan kebosanan itu.30
kan serangan secara kasar dengan jalan tidak wajar.
Emosi dan kemarahan semacam ini dapat meng-
ganggu fungsi intelegensi atau pola pikirnya, sehingga
harga diri orang tersebut bisa merosot akibat tingkah 28
Id adalah sistem kepribadian yang orisinil; bekerja berdasarkan kes-
enangan yang diarahkan pada pengurangan tegangan, penghindaran ke -
laku agresif yang berlebihan. sakitan, dan perolehan kesenangan. Ego adalah eksekutif dari kepribadian
yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Bekerja berdasar asas
kenyataan. Superego adalah adalah cabang moral atau hukum dari kepriba-
dian yang urusan utamanya adalah menentukan apakah sebuah perbuatan
tersebut baik atau buruk, benar atau salah. Lih. Gerald Corey, Teori dan
26
Ahmad Mubarok,“Relevansi Tasawuf dengan Problem Kejiwaan” (Ja - Praktik Konseling dan Psikoterapi, Bandung, Refika Aditama, 1999, h. 14-
karta, Hikmah, t.t.), h. 168 15.
27
Ema Hidayanti, “Solusi Tasawuf Amin Syukur Atas Problem Manusia 29
Gerald Corey, Teori-Teori Konseling dan Psikoterapi, Mulyanto (terj),
Modern (Analisis Bimbingan Konseling Islam)”, Skripsi, Semarang, Fakultas Semarang, IKIP Press, 1995, h. 143.
Dakwah IAIN Walisongo-Semarang, 2004, h. 54-55. 30
Ahmad Mubarok,“Relevansi Tasawuf... h. 171

48
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

Jika hal tersebut terus terjadi maka akan me- gala daya dan cara telah ditempuhnya. Namun ada
nyebabkan seseorang tidak tahu persis apa yang har- suatu saat dimana ia sudah tua renta, fisiknya sudah
us dilakukan. Ia tidak bisa memutuskan sesuatu dan tidak berdaya, tenaganya sudah tidak mendukung,
ia tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Pada dan berbagai kegiatan sudah tidak dapat ia lakukan.
keadaan jiwa yang kosong dan rapuh ini, ketika ses- Pernak-pernik dan kemewahan hidup sudah tidak
eorang tidak mampu berfikir jauh, maka kecenderun- berguna lagi, karena fisik dan mentalnya sudah tidak
gan kepada memuaskan motif kepada hal-hal yang memerlukan lagi. Manusia yang demikian ini merasa
rendah (negatif) sangat kuat karena pemuasan atas kehilangan harga diri dan masa depannya, Kemana
alasan kepada hal-hal yang negatif dalam pandangan ia harus berjalan, ia tidak tahu. Mereka perlu bantuan
mereka agak sedikit menghibur.31 dari kekuatan yang berada di luar dirinya, yaitu ban-
Dalam pandangan logoterapi hidup tak bermakna tuan dari Tuhan.34
bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu kondisi ke- Dari beberapa gangguan kejiwaan tersebut di atas
hidupan manusia yang dapat menjelmakan gangguan dapat dijumpai pada lingkungan masyarakat modern
neurosis, sikap totaliter dan gaya hidup konformistis. dimana dalam menempuh kehidupan terjadi distorsi-
Seorang konformis ditandai oleh perbuatan-perbua- distorsi nilai kemanusiaan dan dehumanisasi yang
tannya semata-mata karena orang lain melakukannya lebih disebabkan oleh kapasitas intelektual, mental,
ia mudah sekali terbawa arus situasi dan “pantang dan jiwa yang tidak siap untuk mengarungi perada-
ketinggalan mode”. Kebalikannya pribadi totaliter ban modern.
senantiasa berbuat sesuatu karena orang lain meng-
harapkannya berbuat seperti dan mereka bersedia Tasawuf Sebagai Psikoterapi bagi Problematika
menaatinya. Adapun gangguan neurosis yang ber- Masyarakat Modern
sumber dari kondisi hidup yang tak bermakna disebut Istilah tasawuf belum dikenal pada zaman Rasul,
neurosis noogenik secara khas gejala-gejalanya ada- tetapi substansi ajaran tasawuf diambil dari perilaku
lah serba bosan, hampa, putus asa, kehilangan minat Rasulullah sendiri. Tasawuf sendiri berasal dari kata
dan inisiatif, kehilangan arti dan tujuan hidup.32 shafa yang artinya bersih, atau dari kata suf yang arti-
nya woll, merujuk pakaian sederhana para sufi purba.
d. Stres dan Frustasi Ajaran Islam mengenal pembidangan aqidah, syariah,
Kehidupan dunia modern yang demikian kom- akhlak, atau pembidangan Islam, iman dan ihsan. Da-
petitif menyebabkan manusia harus mengerahkan lam perspektif ini maka tasawuf berada dalam bidang
seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka akhlak atau ihsan.35
terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan Dalam khazanah keilmuan Islam, filsafat berkem-
kepuasan. Hasil yang dicapai tak pernah disyukurin- bang dengan amat pesat, tetapi psikologi tidak
ya dan selalu merasa kurang. Bahkan jika usaha dan berkembang. Hal ini bukan berarti para ulama tidak
proyeknya gagal, maka dengan mudah ia kehilangan tertarik kepada masalah jiwa. Al-Qur‟an dan hadis
pegangan, karena memang tidak lagi memiliki pegan- sendiri banyak berbicara tentang jiwa (nafs), tetapi
gan yang kokoh yang berasal dari Tuhan.33 pengalaman psikologis masyarakat Islam berbeda
Mereka hanya berpegang atau bertuhan kepada dengan pengalaman psikologis masyarakat Barat.
hal-hal yang bersifat material yang sama sekali tidak Masyarakat modern Barat tumbuh di atas puing-pu-
dapat membimbing hidupnya. Akibatnya jika terkena ing kekecewaan kepada Gereja yang berseberangan
problema yang tidak dapat dipecahkan dirinya, segera dengan pemikiran modern sehingga agama (gereja)
saja stres dan frustasi yang jika hal ini terus menerus kemudian dipisahkan dari urusan dunia, dan imp-
berlanjut akan menjadikan gila atau hilang ingatan. likasinya kemudian ilmu pengetahuan dan peradaban
Jumlah manusia yang mengalami kondisi jiwa yang Barat berjalan sendiri tanpa panduan agama dan ja-
demikian itu kian bertambah banyak. dilah kemudian peradaban sekular.36
Meski nama tasawuf itu sendiri tidak diambil dari
e. Hilang harga diri dan masa depan Al-Qur‟an dan atau hadis, tetapi esensi dari kajian ta-
Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau sawuf bersumber dari keduanya. Bertasawuf artinya
salah memilih jalan kehidupan. waktu mudanya di-
habiskan untuk memperturutkan hawa nafsu dan se-
33
Ahmad Mubarok,“Relevansi Tasawuf... h. 173
34
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf ...h. 293.
Ahmad Mubarok,“Relevansi Tasawuf... h. 173
31 35
Ahmad Mubarok, Meraih Bahagia dengan Tasawuf, (Jakarta: Dian
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, (Yogja-
32 Rakyat, 2010), h.11
karta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 197
36
Ahmad Mubarok, Meraih Bahagia,... h. 12

49
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

mematikan nafsu kediriannya secara berangsur-ang- Kedua, adalah berpaling dan menjauhkan diri dari
sur untuk menjadi diri yang sebenarnya. Bertasawuf semua dosa, maksiat, dan kejahatan, mengetahui
artinya berusaha menempuh perjalanan ruhani dosa besar dan dosa kecil, mengetahui kewajiban-
mendekatkan diri kepad Tuhan hingga benar-benar kewajiban kepada Allah dan kewajiban-kewajiban ter-
merasa dekat dengan-Nya. Tentang bagaimana me- hadap manusia, mengetauhi berbagai cara atau jalan
tode mendekat (taqarrub) kepada-Nyapara sufi ber- kepada kebaikan dan kejahatan, kebahagiaan dan
pedoman kepada tingkah laku keagamaan Nabi, para kesengsaraan, dan mengetahui bagaimana dosa kecil
sahabat Nabi dan para wali, sehingga dalam berta- dapat berubah menjadi dosa besar.41
sawuf, faktor mata rantai penghubung tradisional Ketiga, megetahui syarat-syarat taubat, meneliti
dengan asal-usulnya atau rantai keruhanian (silsilah) dosa-dosa yang pada masa lalu, mengetahui cara
dalam bentuk guru-murid sangat dipegang teguh.37 meninggalkan dosa dan tingkatan orang yang bertau-
Dari uraian di atas, dapat diambil intinya bahwa bat. Dan Keempat, adalah mengetahui sebab-sebab
tasawuf adalah salah satu metode psikoterapi yang yang menggerakkan kepada taubat dan obat bagi
digunakan oleh para sufi untuk mengatasi problem- orang yang kecanduan berbuat jahat.42
problem yang terjadi di masyarakat pada umumnya, Manusia diwajibkan untuk bertaubat karena ia tak-
yaitu dengan metode tazkiyat an-nafs atau metode kan pernah luput dari khilaf dan dosa, sebagaimana
penyucian jiwa. Maka dari itu panulis menawarkan firman Allah SWT, yang artinya:
tasawuf Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya‟ „Ulu- Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
muddin sebagai metode penyembuhan atau pdikot- Hai orang-orang yang beriman supaya kamu berun-
erapi terhadap problem-problem yang terjadi pada tung.43
masyarakat modern sebagai berikut: Dengan ayat di atas, segenap kaum muslimin dise-
ru dan diperintahkan untuk bertaubat kepada Allah.
1. Taubat sebagai psikoterapi terhadap degra- Dalam hal ini taubat berarti kembali dekat dengan Al-
dasi moral lah SWT yang maha tinggi dari jalan yang salah atau
Taubat berarti penyesalan atau menyesal karena kembali dari jalan yang mengikuti ajaran setan. Akal
melakukan suatu perbuatan dosa dengan jalan ber- tidak mungkin akan sempurna jika syahwat, amarah
janji sepenuh hati tidak akan lagi melakukan dosa dan sifat-sifat tercela lainnya yang merupakan perang-
atau kesalahan yang sama dan kembali kepada Allah kat setan dan yang menyesatkan manusia tidak dik-
SWT. taubat adalah awal atau permulaan di dalam endalikan dan ditundukkan kepada pengawasan serta
hidup seseorang yang telah memantapkan diri untuk penjagaan yang sangat ketat.
berjalan di jalan Allah. Taubat merupakan akar, mod- Syahwat, amarah, dan nafsu-nafsu lainnya adalah
al atau pokok-pangkal bagi orang-orang yang berha- tentara-tentara setan dan akal adalah tentara malai-
sil meraih kemenangan, tahapan pertama seorang kat. Ketika nafsu dan akal berkumpul, maka timbullah
salik (orang yang menuju Allah), kunci bagi petunjuk peperangan antara keduanya karena saling membenci
kepada jalan yang lurus, sarana bagi penyucian hati satu sama lain. Mereka saling bermusuhan dan saling
orang-orang yang ingin mendekat dan lebih dekat tolak menolak, perbedaan antara keduanya seumpa-
kepada Allah SWT dan perilaku yang sangat dicintai ma siang dan malam atau cahaya dan gelap. Nafsu
oleh para Nabi dan Rasul yang suci.38 syahwat atau hasrat kepada lawan jenis cenderung
Saat problem-problem pada masyarakat modern kuat pada masa muda ketika akalnya belum sem-
telah banyak terjadi pada setiap individunya, maka purna, para tentara setan berdatangan saat seseorang
psikoterapi yang pertama adalah dengan jalan tau- berada pada masa muda. Adapun orang yang men-
bat. Dan pada dasarnya bertaubat mempunyai em- jadi tentara Allah memiliki akal yang cemerlang berkat
pat prinsip sebagai berikut:39 limpahan cahaya-Nya.
Pertama, adalah bentuk taubat, batas-batasnya dan Taubat berarti penyesalan dan niat yang kuat atau
ilmunya. Taubat yang sebenar-benarnya taubat adalah tekad untuk tidak lagi melakukan perbuatan dosa yang
kewajiban yang mengikat seseorang setelah ia melaku- sama pada waktu yang akan datang. Dengan demiki-
kan suatu perbuatan dosa. Rasa penyesalan yang men- an syarat-syarat taubat adalah sebagai berikut:44
dalam itu haruslah dilakukan dengan ikhlas serta tulus Pertama, adalah rasa sesal yaitu sebutan atau nama
sehingga karena itu taubat diterima oleh Allah SWT.40

37
Ahmad Mubarok, Meraih Bahagia,... h. 13
41
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin , Jilid IV... h. 4
38
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin, Jilid IV... h. 3
42
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin , Jilid IV... h. 4
39
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin , Jilid IV... h. 4
43
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, QS. An-Nur: 31, ... h. 353
40
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin , Jilid IV... h. 4
44
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 34

50
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

bagi kesedihan, kepedihan dan kesakitan yang hadir (syubhat), dan menjalankan setiap kewajiban agama.
di dalam hati sebagai akibat dari kehilangan sesuatu Sedangkan dalam kaitannya dengan masa lalu, ses-
yang sangat dicintai. Ia mempunyai beberapa tanda eorang berusaha memperoleh kembali masa lalu yang
dan ciri, di antaranya kepedihan dan kesedihan hati dijalani dengan lalai tidak menjalankan keewajiban
yang luar biasa, menetesnya air mata, menangis agama. Adapun hubungannya dengan masa datang,
berkepanjangan (karena sangat menyesal), hidup set- ia menasihati diri seseorang agar tetap berhati-hati
elah itu dengan hati-hati dan rasa cemas dan takut dan waspada agar tidak lalai menjalankan kewajiban
kepada Allah. agama dan agar selalu taat kepada Allah serta beru-
Sebuah riwayat menyebutkan, bahwa di kalangan saha keras meninggalkan dosa hingga kematian da-
Bani Israil ada seseorang yang terlanjur melakukan tang.46
suatu perbuatan dosa, lalu ia bertaubat dan terus Taubat adalah salah satu kunci untuk menerapi
sibuk dalam ibadah kepada Allah. Nabi Bani Israil jiwa dari berbagai penyakitnya, juga taubat merupak-
pada waktu itu ditanya, apakah taubat orang tersebut an sarana yang paling penting untuk menyucikan jiwa
diterima atau tidak, lalu Allah menurunkan wahyu dan hati, dan menumbuhkan kembali harapan dan
kepada beliau, “Demi kemuliaan-Ku dan keagungan- cita-cita dalam jiwa yang dilanda kegalaun dan kepu-
Ku, seandainya seluruh penduduk bumi memintakan tusasaan. Seseorang yang melakukan taubat dengan
ampunan baginya, niscaya aku tidak akan menerima baik akan terbantu untuk menghadapi musuhnya
taubatnya, karena kesenangan pada dosa itu masih yang lebih besar yang ada dalam dirinya, yaitu jiwan-
bersemayam dalam hatinya.”45 ya yang selalu gandrung pada kenikmatan syahwat
Penjelasan kisah dia atas adalah ilustrasi sebagai dan kelezatan indrawi. Setelah itu ia dapat melangkah
berikut; Seseorang minum madu yang bercampur ra- terus menuju maqam lainnya.47
cun dan merasakan manis saat meminumnya, tentu- Setelah mengetahui semua tentang taubat dan
nya tak lama kemudian ia akan menderita sakit yang syarat-syaratnya, maka dengan demikian seseorang
berkepanjangan, rambutnya boleh jadi rontok dan akan mampu menjalani taubatnya dengan sempur-
anggota tubuhnya mungkin lumpuh. Setelah itu apa- na. Demikian juga dengan problematika masyarakat
bila ia diberi madu yang bercampur dengan racun, modern yang dialami oleh sebagian umat, jalan yang
walaupun dalam keadaan lapar dan ingin sekali me- pertama dalam tasawuf Al-Ghazali adalah dengan
nikmati hal-hal yang manis, maka ia tidak akan mau taubat yang sungguh-sungguh atas semua kesalahan
minum madu tersebut. dan dosa yang ia lakukan selama ini, setelah itu diisi
Kepahitan dosa dapat diibaratkan sebagaimana dengan zikir-zikir kepada Allah Tuhan Semesta Alam
cerita tentang madu yang bercampur racun itu bagi agar hidup selalu damai dan bahagia.
orang yang sudah bertaubat. Jadi kenikmatan dosa
adalah seperti rasa madu yang dicampurkan racun, 2. Riyadhah dan mujahadah sebagai psikoterapi
tanpa kepercayaan dan keimanan yang mendalam, terhadap kehampaan spiritual
taubat yang kita lakukan mustahil ikhlas dan tulus Riyadhah (latihan) merupakan suatu usaha yang
dari lubuk hati kita. Ketika kepercayaan yang demiki- dilakukan oleh seseorang sedang berusaha untuk
an tidak ada, maka taubat seseorang tidak mungkin merubah kebiasaan dirinya yang tidak baik menuju
ikhlas, percaya bahwa racun yang merusak bahkan pada kebiasaan atau tingkah laku yang baik. Muja-
membinasakan dalam setiap dosa tidak ubahnya hadah (usaha sungguh-sungguh ke jalan Allah) meru-
dengan percaya betul bahwa racun merusak bahkan pakan usaha yang harus dilakukan seseorang yang
membunuh seseorang. dalam tahap riyadhah, artinya antara riyadhah dan
Kedua, adalah niat atau kemauan yang kuat. Hal mujahadah tidak dapat dipisahkan antara satu sama
ini timbul dari rasa sesal yang mendalam yaitu niat lainnya, keduanya saling berhubungan dan berkesi-
atau kemauan untuk mendapatkan kembali sesuatu nambungan.48
yang hilang. Ia berhubungan dengan amalan dan Manusia modern yang semakin kehilangan mak-
tindakan masa sekarang, masa mendatang dan masa na dalam hidupnya disebabkan karena keringnya
lalu. Mengenai hubungannya dengan masa sekarang, nilai-nilai spiritual dan semakin hampa dalam setiap
kemauan yang kuat menasihati diri seseorang un-
tuk meninggalkan dosa dan maksiat, seseuatu yang
haram, yang tidak sah maupun yang meragukan 46
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 35
47
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004),
h. 63
48
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 179
45
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 34 49
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 181

51
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

langkahnya, oleh karenanya dengan jalan riyadhah lam berperilaku murah hati disebut dermawan
dan mujahadah inilah ia dapat mengembalikan ek- dan pemurah.50
sistensinya sebagai hamba Allah, karena untuk bisa
kembali ka jalan Allah ia harus membimbing nafsu b. Memperoleh kebahagiaan dengan kebiasaan
syahwat dan amarah ke dalam kendali akal dan syar- Untuk meraih kebahagiaan atau keberuntungan,
iat. Adapun cara-cara untuk sungguh-sungguh kem- seseorang harus beristikamah dalam mengerjakan
bali menempuh jalan Allah adalah sebagai berikut: kebajikan dan tak cukup hanya dengan membenci
dosa. Dia juga harus menemukan kegembiraan dan
a. Bersungguh-sungguh untuk memperbaiki kenikmatan dalam melakukan perbuatan baik. Makin
akhlak panjang umur seseorang, makin mantap dan makin
Bahwa akhlak yang baik yaitu berarti membimb- sempurna kebajikannya. Ketika Rasulullah SAW dit-
ing nafsu syahwat dan amarah ke dalam kendali akal anya tentang apa yang disebut keberuntungan, beliau
dan syariat, jalan tengah ini dapat diperoleh dengan menjawab, “Senantiasa beribadat (taat kepada Allah)
dua cara: sepanjang hidup adalah keberuntungan yang besar.”
1. Untuk memiliki sikap ini adalah menyempur- Karna alasan itulah sebagian para nabi dan wali tidak
nakan kekuatan pemberian Allah dan sifat-sifat suka mati karena dunia ini merupakan ladang ber-
bawaan sejak lahir, atau sifat-sifat fitrah. Se- cocok tanam bagi panenan di akhirat. Bagi mereka,
bagian manusia diciptakan dengan akal yang makin lama hidup, makin banyak ibadah yang da-
sempurna dan akhlak yang baik dengan nafsu pat dilakukan dan makin banyak pahala yang dapat
syahwat serta nafsu amarah mereka ditempat- diraih, karena itu makin suci jiwanya serta makin kuat
kan dalam kekuasaan akal dan syariat. Maka dan kokoh akhlaknya.51
dari itu orang-orang ini menjadi bijak tanpa Tujuan beribadah kepada Allah adalah pengaruh
pendidikan dan memiliki budi pekerti yang baiknya atas jiwa. Adapun tujuan akhlak dan perilaku
baik tanpa latihan. Nabi „Isa As, Nabi Yahya yang baik adalah memutuskan keterpautan jiwa den-
As serta para nabi lainnya adalah orang-orang gan dunia yang fana ini dan yang membatasi serta
yang dimaksud. Sebagian anak dilahirkan den- menghalangi kecintaan kepada Allah yang Mahating-
gan kecenderungan kepada kebenaran, keder- gi. Hal yang paling membahagiakan bagi jiwa adalah
mawanan dan keberanian dan sebagian anak perjumpaan dengan Allah SWT. kebiasaan yang baik
lainnya lahir dengan kecenderungan kebali- menimbulkan cahaya dalam hati dan dapat memper-
kannya. Mereka memperoleh kebajikan-keba- lihatkan banyak hal yang menakjubkan. Orang yang
jikan tersebut dengan pendidikan dan latihan menemukan kegembiraan, kepuasan, dan kenikma-
melalui petunujuk dan bimbingan ruhaniah. 49 tan bermain dengan burung merpati dapat berdiri
2. Cara kedua adalah dengan usaha keras dan sepanjang hari di bawah terik matahari dan dia sa-
sungguh-sungguh (mujahadah) untuk mem- masekali tidak merasakan kelelahan. Seorang pencuri
peroleh kualitas-kualitas tersebut. Sebagai yang sudah terbiasa mencuri justru merasa bangga
contoh apabila seseorang ingin memperoleh dengan perbuatan itu sekalipun tangannya dipotong
watak dermawan atau murah hati, maka ia dan tubuhnya dicambuk. Pria-pria yang suka berpe-
harus membiasakan dirinya melakukan per- rilaku seperti wanita membiarkan rambutnya tumbuh
buatan dermawan untuk memerangi kecend- panjang, membedaki mukanya dan mengenakan
erungan dirinya yang tidak bersedia mem- pakaian wanita. Mereka bangga dengan berbuat de-
belanjakan uangnya atau hartanya. Dengan mikian. Kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang
kebiasaan memerangi ketidakmauan mem- tersebut menyebabkan mereka bangga dan merasa
belanjakan uang dan harta akan mudah bagi senang, nikmat serta puas.52
seseorang menginfakkan uang dan hartanya.
Untuk memperoleh watak tawadhuk atau ren- c. Kebiasaan berbuat baik
dah hati, seseorang harus menjalankan ber- Demikian pula orang harus menumbuhkan kebi-
bagai perbuatan rendah hati dalam jangka asaan-kebiasaan untuk melakukan perbuatan baik.
waktu lama guna mengikis kecenderungan Apabila kebiasaan-kebiasaan berbuat baik itu dikerja-
dirinya berperilaku takabur atau tinggi hati.
Karena itu, parilaku tawadhuk itu kemudian
akan menjadi tabiat dirinya hingga ia memiliki
akhlak rendah hati. Orang yang menemukan
50
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 181
51
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 181
kegembiraan, kenikmatan dan kepuasan da- 52
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 182

52
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

kan dalam jangka waktu yang panjang dan tidak per- nanti akan sirna dan juga diminta pertanggungjawa-
nah ditinggalkan, maka akan hadirlah kegembiraan, ban oleh Allah SWT di akhirat. Oleh karena salah satu
kenikmatan dan kepuasan seperti yang terjadi pada probelm kehidupan modern adalah masalah hidup
orang-orang tersebut di atas. Apabila seseorang mem- serba berfikir materialistik maka zuhud adalah sebagai
biasakan dirinya makan tanah, maka ia akan men- sarana psikoterapi yang harus dilakukan.56
emukan kegembiraan dan kenikmatan pada perilaku Makna zuhud adalah tidak terlalu merisaukan hal-
demikian.53 hal keduniaan yang bisa menghambat seseorang un-
Karena itu, hati atau jiwa seseorang akan mera- tuk menuju Allah SWT. Adapun orang yang menjual
sakan kesenangan dan kenikmatan berbuat baik jika atau menukar kehidupan akhiratnya untuk dunianya,
ia membiasakan diri atau beristikamah melakukan maka ia bukan seorang yang zuhud, malah ia disebut
perbuatan baik tersebut dalam jangka waktu lama. pecinta dunia. Orang yang meninggalkan segala se-
Barangsiapa ingin menjadi penulis yang baik, maka suatu selain dari Allah, bahkan surga yang tertinggi,
dia harus berusaha keras menulis sebaik mungkin dan tidak mencintai sesuatu selain dari Allah semata,
dalam jangka waktu lama.54 Demikian pula halnya maka ia disebut zahid yang sebenarnya dan men-
seandainya seseorang ingin memiliki sifat-sifat sabar, duduki peringkat tertinggi zuhud dari dunia.57
dermawan, sederhana, dan lain-lain, maka dia harus Orang yang tidak memalingkan dan menjauhkan
melatih kebiasaan-kebiasaan ini dalam perbuatan dan diri dari kenikmatan dunia dan lebih menginginkan
perilaku. Tidak ada jalan dan cara lain untuk memper- kehidupan akhirat yang lebih baik, maka inipun ter-
oleh kualitas-kualitas tersebut kecuali dengan metode masuk zuhud walaupun berederajat lebih rendah dari
tersebut. yang pertama. Adapun orang yang meninggalkan
Diperolehnya pengetahuan tentang sesuatu bukan harta dunia, tetapi tidak menolak makan makanan
hasil belajar sehari dua hari, tetapi sepanjang siang yang enak dan berpakaian bagus yang halal, masih
dan malam setiap hari tanpa henti selama bertahun- termasuk zuhud meskipun yang terendah. Dan orang
tahun. Makanan alamiah bagi hati adalah ilmu, penge- yang meninggalkan perbuatan maksiat juga termasuk
tahuan Ilahiah (ma‟rifatullah), dan cinta. Kelezatannya zuhud, tetapi zuhud yang lebih utama adalah zuhud
berkurang dan hilang karena penyakit-penyakit hati, yang telah mampu meninggalkan baik yang haram,
seperti halnya ketiadaan selera terhadap makanan yang makruh maupun yang mubah.
atau hilangnya kelezatan makanan karena penyakit Derajat orang-orang zuhud di dunia yang paling
lambung atau penyakit perut. Maka dari itu penyakit tinggi adalah orang-orang yang bersesuaian dengan
hati harus disembuhkan dengan usaha keras untuk Allah SWT dalam mencintai-Nya. Mereka adalah
mendapatkan cinta dan pengetahuan Ilahiah. hamba-hamba Allah yang cerdik, mereka mendengar
Allah, yang mencela dunia dan meletakkan kadarnya
3. Zuhud sebagai psikoterapi terhadap hilang- serta tidak meridhainya sebagai tempat tinggal keka-
nya makna dan nilai hidup sih-kekasih-Nya. Mereka merasa malu kepada Allah
Zuhud atau mengesampingkan hal-hal yang bersi- SWT, dirinya dilihat oleh Dia dalam keadaan meng-
fat duniawi adalah salah satu kedudukan yang mulia gandrungi sesuatu yang dicela dan tidak diridhai oleh-
pada diri orang-orang yang tengah berjalan menuju Nya. Mereka menjadikan hal tersebut sebagai keharu-
Allah SWT. dalam Ihya‟ „Ulumuddin Al-Ghazali mele- san bagi dirinya dan tidak mencari pahala sedikitpun
takkan zuhud sebagai salah satu psikoterapi terhadap dari Allah atas kezuhudan tersebut, namun mereka
problem-problem manusia modern yang cenderung senantiasa bersesuaian dengan Allah SWT dalam
hidup hedonis, materialistik, dan mengukur keba- mencintai-Nyasebagai karunia dari-Nya.58
hagiaan seseorang hanya dengan banyak tidaknya Al-Muhasibi berkata, “Obat yang paling efektif
harta. Maka setelah taubat psikoterapi bagi kehidupan untuk menerapi seorang mukmin dalam urusan aga-
modern adalah dengan melakukan zuhud terhadap manya adalah memangkas kecintaan pada dunia
dunia.55 (hubb ad-dunya) dari hatinya. Jika seorang mukmin
Karena jika seseorang telah berzuhud, maka ia akan telah melakukan hal tersebut maka meninggalkan
merasakan bahwa semua yang ada dunia ini, harta dunia akan terasa ringan baginya dan mencari akhi-
benda yang ia miliki, kedudukan, pangkat dan jaba- rat akan terasa enteng baginya. Seseorang tidak akan
tan hanyalah titipan Allah semata, yang pada saatnya mampu memangkas kecintaan kepada dunia kecuali

55
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 211
53
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 182 56
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 211
54
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin... h. 182 57
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 212

53
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

dengan alatnya. Alat tersebut bukanlah kekafiran, tiasa menjalankan perintah Allah semata. Mula-mula
menyedikitkan kekayaan, banyak berpuasa, shalat, manusia tidak mempunyai kekuatan untuk bersabar,
haji dan jihad. Namun, pangkal alat memangkas ke- dan setelah akalnya mulai tumbuh dengan baik dan
cintaan pada dunia adalah berpikir, memendekkan bentrok dengan dorongan dan hasrat manusiawi yang
angan-angan, malakukan taubat, bersuci, mengeluar- bermacam-macam maka pada saat itu ia memerlukan
kan rasa besar diri dari hati, menetapi ketawadhu‟an, kesabaran.62
memakmurkan hati dengan takwa, tak henti-henti Perhatian para sufi terhadap masalah sabar meng-
merasa sedih dan bingung menghadapi dunia yang gambarkan suatu sisi penting konsepsi mereka men-
datang padanya.”59 genai berbagai kemuliaan akhlak. Essensi sabar ada-
Dengan demikian pada kehidupan modern ini lah bagian dari unsur keberanian dalam menghadapi
dimana segala lini kehidupan masyarakat sudah berbagai kerepotan, berbagai kerepotan terkadang
dipenuhi oleh tekhnologi yang canggih yang bahkan berseifat fisik dan terkadang bersifat akal. Kesabaran
semuanya itu mengakibatkan mereka semua menjadi adalah “pangkal” kehidupan moral. Keutamaan sabar
terisolasi dari pemahaman yang baik bahwa untuk tampak secara jelas dalam setiap “pintu” kehidupan.
apa mereka hidup di dunia ini, maka zuhud termasuk Keutamaan tersebut terdapat dalam ibadah, dalam
hal yang sangat positif untuk diterapkan sebagai nafas mencari ilmu, dalam berbagai kegiatan usaha, da-
kehidupan, karena dengan berzuhud seseorang akan lam kegiatan interaksi manusia sehari-hari, tampak
mendapatkan ketanangan hidup, tidak terlalu ter- pula dalam kesehatan dan penyakit, dalam cinta, da-
obsesi dengan gemerlapnya dunia dan segala isinya lam membenci, dan dalam situasi senang dan susah.
dan bahkan bila ia ditakdirkan sebagai seorang yang Melatih jiwa untuk sabar pada dasarnya adalah sum-
berlimapah hartapun, hal tersebut tidak akan meng- ber “kewarasan” di dunia akhlak.63
ganggu mereka dalam semangat mencari bekal untuk Orang yang sabar akan siap menghadapi berbagai
kehidupan yang lebih kekal, yaitu kehidupan akhirat. ketidaksenangan. ketidaksenangan tersebut dipan-
dang olehnya sebagai nikmat dari Allah SWT. ketika
4. Sabar sebagai psikoterapi terhadap stres dan direnungkan secara seksama kita melihat bahwa in-
frustasi ayah pertolongan ilahi dalam mencurahkan berbagai
Allah SWT memuji orang-orang yang sabar dan kerepotan adalah karena suatu hikmah yang sangat
senantiasa sabar dalam menghadapi segala keadaan, luhur. Sedangkan orang bodoh adalah orang yang
Allah juga beberapa kali menyinggung perihal sabar merasa tidak kerasan, sedih dan murung dalam
di dalam Al-Qur‟an, Dia menyebut bahwa sebagian menghadapi berbagai kerepotan. Adapun orang yang
besar perbuatan baik dan kebajikan terkait erat den- cerdas selalu mencari sisi baik terhadap apa yang diu-
gan sabar. Dalam firrman-Nya Surah As-Sajdah Al- jikan oleh Allah kepada dirinya.64
lah berfirman, “Dan kami jadikan di antara mereka Sesungguhnya berakhlak dengan akhlak kesabaran
itu para pemimpin yang memberi petunjuk dengan adalah tiang terpenting bangunan akhlak. Keistime-
perintah Kami setelah mereka bersabar. Dan adalah waan yang paling sederhana adalah seseorang akan
mereka meyakini ayat-ayat kami.”60 selalu tersenyum dalam menghadapi berbagai kesu-
Oleh karenanya setelah seseorang berzuhud di sahan dan kerepotan. Sesungguhnya kesabaran me-
dunia, meninggalkan hal-hal yang membuat ia hanya nanamkan ketenangan jiwa dalam hati orang-orang
sibuk dengan urusan dunia, maka setelah semua itu ia yang luka, sedih, sakit, terganggu kestabilan hati dan
lakukan ia diwajibkan untuk bersabar dengan semua jiwa. Adalah sabar, ia merupakan obat untuk setiap
hasil yang diperoleh. Boleh jadi setelah seseorang penyakit dan “balsem” setiap “keterkiliran”.65
berusaha semaksimal mungkin untuk mendekatkan Pada kehidupan masyarakat modern yang dalam
diri kepada Allah namun apa yang ia cita-citakan tanda kutip banyak manusianya yang terkena problem
belum juga tercapai, atau seseorang yang telah beru- atau dampak kehidupan modern yaitu yang terkait
saha keras meninggalkan hal-hal yang dimurkai Allah dengan ketidakseimbangan antara fisik dan keadaan
tetapi tetap saja ada dorongan kuat untuk kembali psikisnya, yang selalu ingin meluapkan emosional ses-
lagi kepada hal itu, maka disinilah letak pentingnya
sabar.61 Dengan kesabaran seseorang akan mendap-
atkan ketenangan dalam hidupnya. 58
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 69
Sabar sifat yang hanya dimiliki oleh manusia saja. 59
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 73
60
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 60
Makhluk-makhluk Allah yang lainnya di bumi ini tidak 61
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 61
memiliki sifat tersebut bahkan para malaikat Allah, 62
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 61
63
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 74
karena malaikat hanya mempunyai sifat yang senan- 64
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 74

54
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

aat karena tidak mengetahui bagaimana ia harus me- sukaran, teguh hati tatka la ditimpa bencana disertai
nyikapi hidupnya, maka kesabaran yang telah diulas jiwa dan hati yang tenang.69
di atas adalah salah satu terapis bagi problem tersebut Tawakkal merupakan manifestasi keyakinan di
setelah ia bertaubat, dan zuhud di dunia. dalam hati yang memberi motivasi kepada manusia
Sabar adalah sarana yang paling efektif dalam dengan kuat untuk menggantungkan harapan ke-
menerapi jiwa manusia dari berbagai penyakitnya pada Allah SWT dan menjadi ukur tingkat keimanan
sebab ia adalah upaya pembersihan dan persiapan seseorang kepada Allah SWT. Disamping Islam men-
dengan bimbingan ketuhanan dan pengarahan Ke- didik umatnya untuk berusaha, Islam juga mendidik
mahakasihan. Sabar adalah membersihkan dari umatnya untuk bergantung dan berharap kepada Al-
musuh dan menghilangkan berbagai kecenderungan lah. Dalam kata lain, mereka menyerahkan iman dan
jiwa yang bersifat biologis sebagaimana ia merupak- keyakinannya kepada Allah di dalam suatu urusan,
an perhiasan jiwa dengan sifat-sifat yang indah, tidak maka pada suatu saat mereka akan merasai keajai-
mau membalas perlakuan tidak baik, dan menjauh- ban tawakkal.70
kan berbagai penyakit. Dengan demikian, kesehatan Seorang yang bertawakkal yakin tidak ada peruba-
jiwa (mental) yang dituju oleh setiap manusia akan han pada bagian-bagian rezeki yang telah ditentukan
terbukti nyata melalui kesabaran. Allah, sehingga apa yang telah ditetapkan sebagai
rezekinya tidak akan terlepas darinya, dan apa yang
5. Tawakkal sebagai psikoterapi terhadap tidak ditakdirkan untuknya tidak akan ia peroleh, se-
hilangnya harga diri dan masa depan hingga hatinya merasa tentram dengan hal tersebut
Tawakal adalah bersandar kepada Allah SWT dan yakin dengan janji Tuhannya, lalu mengambil
dalam segala hal Allah lah sebagai penyebab segala (bagian) langsung dari Allah.71
sesuatu.66 Artinya, bertawakal itu adalah bahwa se- Tawakkal bukan berarti tinggal diam, tanpa kerja
orang hamba melepaskan diri dari daya dan kekua- dan usaha, bukan menyerahkan semata-mata kepada
tan dan bertumpu kepada Pemilik daya dan kekuatan keadaan dan nasib dengan tegak berpangku tangan
tersebut, seraya mengetahui bahwa menjalani hukum duduk memekuk lutut, menanti apa-apa yang akan
sebab akibat tidak menafikan tawakal.67 terjadi. Bukan meruapkan pengertian dari tawakkal
Tawakal dapat menimbulkan ketenangan jiwa, yang diajarkan oleh al-Qur‟an, melainkan bekerja
kestabilan, dan ketentraman bagi orang mukmin. keras dan berjuang untuk mencapai suatu tujuan. Ke-
Keadaan yang demikian tidak dapat dirasakan secara mudian baru menyerahkan diri kepada Allah supaya
benar kecuali oleh orang-orang yang bertawakal ke- tujuan itu tercapai berkat, rahmat dan dan inayah-
pada Allah SWT. orang mukmin merasakan bahwa nya.72
kendali alam tidak lepas dari genggaman Allah SWT, Begitu juga dalam pembahasan tawakal sebagai
Allah meganugerahkan ketentraman dalam jumlah psikoterapis bagi problematika kehidupan modern
yang besar kedalam hatinya. Ini menggambarkan pada bagian ini, bahwa setelah semua usaha yang di-
bahwa penyerahan seorang muslim kepada Tuhan lakukan seseorang untuk kembali kepada Allah telah
semestinya dilakukan setelah ia berupaya melaksna- dilakukannya demi mendapatkan ridho Allah SWT,
kan kewajibannya.68 maka ia juga harus bertawakal. Yaitu mempasrah-
Imam Al-Ghazali dalam Ihya‟ „Ulumuddin men- kan semua hasil usaha yang telah dilakukan hanya
gatakan: “Ketika menjelaskan tentang hakikat tauhid kepada Allah semata, artinya tidak bergantung lagi
yang merupakan dasar dari sifat tawakkal: “Ketahui- dengan makhluk atau yang lain-lainnya selain dari
lah bahwasanya tawakkal itu adalah bagian dari kei- Allah SWT.
manan, dan seluruh bagian dari keimanan tidak akan Karena tawakal bisa mengukuhkan akidah, dan
terbentuk melainkan dengan ilmu, keadaan, dan per- akidah yang kukuh ini dapat membawa seorang
buatan. Begitupula dengan sikap tawakkal, ia terdiri hamba mampu menyerahkan segala urusan kepada
dari suatu ilmu yang merupakan dasar, dan perbua- Allah SWT secara sempurna dan merasa tenteram
tan yang merupakan buah (hasil), dan keadaan yang dengan kekuasaan-Nya. Jiwa hamba yang benar-
merupakan maksud dari tawakkal. Tawakkal adalah
menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi
suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam ke- 68
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 77
69
Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumuddin Jilid IV... h. 259
70
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 209
71
Abdul Qadir Jailani, TaSAWwuf, terj. Aguk Irawan, (Zaman, Jakarta,
65
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 74 2012), h. 137
66
Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Jilid IV... h. 209 72
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Cet. VII, (Pustaka Pelajar Offset, Yogya-
67
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 77 karta, 2006), h. 45

55
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

benar tawakal tidak akan mengalami keguncangan Daftar Pustaka


sedikitpun baik besar maupun kecil. Jiwa sang hamba Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin, Jilid I-IV (Semarang:
tidak akan merasa susah dan bingung dengan suatu PT. Karya Toha Putra, 1957).
kemudharatan yang menimpanya dan tidak akan A. Winarko, Shodiq, Dzikir-dzikir Peredam Stres, (De-
merasa pongah dengan kebahagiaan. Jiwa yang pok: Mutiara Allamah Utama, 2014).
tawakal tidak akan galau dengan urusan rezeki yang Abdillah F Hasan, Tokoh-tokoh Mashur Dunia Islam,
ada di tangan Allah, dan begitu dengan kehidupan (Jawara; Surabaya, 2004).
sebab kedua-duanya ada dalam genggaman Allah Abdul Qadir Jailani, Tasawwuf, terj. Aguk Irawan, (Za-
SWT, begitu juga jiwa yang tawakal tidak akan galau man, Jakarta, 2012).
dengan kesehatannya.73 Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: Gramedia,
Secara hakikatnya seorang yang bertawakal akan 2002).
selalu melakukan penalaran pada berbagai sebab se- Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Bulan Bintang;
cara baik sambil tawakal kepada Allah SWT dalam Jakarta, 1989).
berbagai urusannya. Ketawakalan, kesabaran dan Ahmad Mubarok,“Relevansi Tasawuf dengan Prob-
taubatnya terlebih dahulu dilakukannya sebelum lem Kejiwaan” (Jakarta, Hikmah, t.t.).
melakukan penalaran pada berbagai sebab tersebut, Ahmad Syafi‟i Ma‟arif, Membumikan Islam, (Yogja-
semua itu adalah merupakan maqam yang ditempuh karta: Pustaka Belajar, 1995).
secara bertahap oleh sang hamba. Ia mengupaya- Ali Mahdi Khan, Dasar-Dasar Filsafat Islam (Pengan-
kan semua itu dengan kesehatan jiwa, ketenangan, tar Ke Gerbang Pemikiran), (Nuansa: Bandung,
ketentraman dan kenyamanan. Sebab dalam setiap 2004).
maqam ia bersama dengan Allah dan tawakal kepa- Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik (Jakarta: PT Mizan
da-Nya. Publika, 2004).
Arifin, Tokoh-Tokoh Shufi, (Karya Utama : Surabaya,
Kesimpulan TT).
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah Astrid. S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Peruba-
sebagai berikut: han Sosial, (Bandung: Bina Cipta, 1979).
1. Tasawuf Imam Al-Ghazali yang menjadi sebuah Asy‟arie, Musa, Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam
metode psikoterapi bagi problematika masyarakat Berfikir (Yogyakarta: LESFI, 1999).
modern adalah: (1) Taubat, (2) Riyadhah dan Mu- Ayi Sofyan, Kapita Selekta Filsafat, (Pustaka Setia :
jahadah, (3) Zuhud, (4) Sabar, (5) Tawakkal. Bandung, 2010).
2. Problem-problem yang diderita oleh masyarakat Chittick, William C., Jalan Cinta Sang Sufi Ajaran-Aja-
modern adalah : (1) Degradasi moral, (2) Ke- ran Spiritual Jalaluddin Rumi, terj. M. Sadat dan
hampaan spiritual, (3) Hilangnya makna dan nilai Ahmad Nidjam (Yogyakarta: Qalam, 2000).
hidup, (4) Stres dan frustasi, (5) Kehilangan harga Deliar Noer, Pembangunan di Indonesia, (Jakarta:
diri dan masa depan. Mutiara, 1987).
Metode psikoterapi dengan tasawuf yang diberi- Ema Hidayanti, “Solusi Tasawuf Amin Syukur Atas
kan pada problem tersebut adalah: Pertama, taubat Problem Manusia Modern (Analisis Bimbingan
yaitu kembali kepada jalan yang benar, menyesali Konseling Islam)”, Skripsi, Semarang, Fakultas
perbuatan-perbuatan yang salah dan tidak akan men- Dakwah IAIN Walisongo-Semarang, 2004.
gulanginya kembali. Kedua, riyadhah dan mujahadah Ensiklopedi Islam (Jakarta: Baru Van Hoeve, Cet III,
yaitu senantiasa melakukan kebaikan dan berusaha 1994).
dengan sungguh-sungguh ke jalan Allah SWT. Ketiga, Fadhal Jamaluddin Muhammad, Abu, Lisan al-Arab
zuhud yaitu berjalan di muka bumi ini dengan tidak (Beirut: Dar al-Qutub al-Alamiyah, t.t).
terlena dengannya, kehidupan antara dunia dan akh- Faiz, Fahruddin, Filosofi Cinta Kahlil Gibran (Yogya-
irat harus seimbang. Keempat, sabar yaitu tidak selalu karta: Tinta, 2002).
memaksakan kehendak dan mampu menjalani keten- Farid, Ahmad, Zuhud dan Kelembutan Hati, Terj.
tuan-ketentuan Allah selama hidup di dunia. Kelima, Fuad Githa Perdana, (Depok: Pustaka Khazanah
tawakkal yaitu menyerahkan semua hasil usaha yang Fawa‟id, 2016).
telah ditempuh hanya kepada Allah dan hendaknya Gerald Corey, Teori-Teori Konseling dan Psikoterapi,
selalu berprasangka baik kepada Allah. Mulyanto (terj), Semarang, IKIP Press, 1995.
H. M. Zurkani Jahla, Teologi Al-Ghazali Pendekatan
Metodologi, (Jakarta: Pustaka Pelajar 1996).
73
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik... h. 83

56
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

Hamka, Tasawwuf Perkembangan dan Pemurniannya Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Versi Al-Ghazli,
(Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000). (Bandung Al-Ma‟arif 1993).
Hanafi, Ahmad, Filsafat Islam (Surabaya: Bulan Bin- Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Gaya Media
tang, 1976). Pratama : Jakarta, 2005).
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi den- Husein Nasr, Sayyid, Tasawuf Dulu dan Sekarang,
gan Islam, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1995). Terj. oleh Abd Hadi W. M., (Jakarta: Pustaka Fir-
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah daus, 1991).
Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, Jil. 11, (Dar al-Hadis,
1992). Kaherah, 2003).
Hasan Langgung, Beberapa Pemikiran Tentang Pen- Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Sabar Perisai Seorang
didikan Islam, (Bandung: Al-Maa‟rif 1995) Muslim, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003).

57
Nur Cholis, Syahril: Konsep Tasawuf Sebagai Psikoterapi

58

Anda mungkin juga menyukai