Anda di halaman 1dari 3

Toleransi berasal dari Bahasa Latin yakni tolerare yang berarti sikap menghargai dan

menghormati komunitas lain. Sedangkan dalam Bahasa Arab adalah tasamuh yang artinya
sikap menerima perbedaan pendapat, pandangan, dan kepercayaan. Lawan kata dari toleransi
tentunya adalah intoleransi. Intoleransi ini memiliki artian sikap yang tidak bisa menerima
perbedaan pendapat, pandangan, kebiasaan, dan kepercayaan. Intoleransi ini tentunya harus
dihindari karena tidak sesuai dengan konsep suku dan ras yang ada di Indonesia, dimana
Indonesia terdiri dari penduduk yang sangat beragam dalam hal apapun.

Tentunya, toleransi sangat cocok untuk keberagaman budaya, kepercayaan, suku, ras
yang ada di Indonesia ini. Masyarakat Indonesia tentunya harus memiliki sikap toleransi
yang tinggi agar kehidupan bermasyarakat di Indonesia tetap dapat berjalan dengan harmonis.

“Berdebat mengenai benar sudah aneh, apalagi menentukan kebenaran dengan


berantem”. Toleransi cocok untuk keberagaman Indonesia yg tinggal dari Sabang sampai
Merauke. Meski sebagian besar beragama Islam, tetapi di tiap pulau tetap beragam, dari sudut
apapun beragam. Perlu ditunjukkan dalam pergaulan internasional. Indonesia memiliki
semboyan yang sangat penting yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda
beda tetapi tetap satu, maka dari itu Indonesia sangat cocok jika masyarakatnya menjunjung
tinggi toleransi satu dengan yang lainnya.

Di dalam sebuah masyarakat diperlukan suatu ideologi perekat pemersatu yang


berguna sebagai penggerak pembangunan nasional cita-cita masyarakat, yaitu adil dan
makmur sehingga bisa tercapainya suatu persatuan dan kesatuan diantara semua golongan
masyarakat.

Kita tidak bisa membayangkan bahwa suatu ketika kita akan mencapai suatu cita-cita
masyarakat yang adil dan makmur. Dalam sebuah negara, konflik bisa terjadi kapan saja
terutama konflik etnis dan agama. Karena bagaimanapun juga ciri khas masing-masing suku
akan dipertahankan oleh masing-masing sukunya. Contohnya dalam perbedaan agama , jika
terjadi tindakan intoleransi terhadap kelompok agama apapun maka kelompok agama yang
terlibat dalam konflik itu akan mempertahankan identitasnya, maka dalam kondisi ini kita
bisa berhadapan dengan kerusuhan dan juga konflik. Berbeda dengan etnis, ada suku yang
menganggap etnisnya lebih terhormat, baik, dan mulia sampai menganggap etnis yang lain
lebih rendah atau tidak lebih baik dari etnis yang satu dengan yang lainnya.
Maka tugas dan kewajiban kita ialah harus bisa menjadi pembawa damai serta
menjadi penengah dimanapun terjadinya konflik. Pembangunan sebuah karakter sebagai
masyarakat Indonesia terbentuk dalam diri kita. Suatu semangat nasionalisme yang
menjunjung tinggi keberagaman serta menganggap keberagaman itu sebagai suatu kekayaan
nasional, bukan sebagai suatu ancaman.

Keberagaman dapat menjadi salah satu kata yang menggambarkan tentang Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keberagaman ini pun menjadi sebuah ciri khas yang
memberikan keindahan dan kekuatan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keindahan
ini terpancar dari keberadaan Warga Negara Indonesia yang mempunyai budaya, bahasa,
agama, ras, dan perbedaan lainnya sehingga setiap Warga Negara Indonesia dapat
menunjukkan “warna tersendiri” dalam setiap aktivitas kehidupan yang dijalankannya. Lalu,
kekuatan lainnya yang tampak dari Warga Negara Indonesia itu sendiri ialah sudah mampu
bertahan, tidak pantang menyerah, dan terus berjuang untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Oleh karena itu, keberagaman menjadi
sebuah anugerah yang harus diterima sebagai sebuah rasa syukur untuk mencintai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Namun, Keberagaman ini juga seperti dua sisi mata pisau yang dapat memberikan
efek positif maupun negatif. Efek positif karena dapat memberikan kekuatan serta keindahan
bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi juga efek negatif yang datang dan
membuat Warga Negara Indonesia terpecah belah. Efek negatif tersebut, seperti perdebatan
antara yang benar dan salah, serta menempatkan diri sebagai yang tertinggi di dalam suatu
status sosial tertentu. Perdebatan antara yang benar dan salah dapat terjadi karena seseorang
menutup pemikirannya terhadap kebenaran yang mungkin dapat terjadi dari sudut pandang
yang lain. Begitu juga dengan status sosial, seringkali seseorang melihat bahwa status sosial
tertentu (masyarakat mayoritas) dapat meniadakan atau menutup mata terhadap status sosial
tertentu lainnya (masyarakat minoritas) dikarenakan adanya anggapan bahwa status sosial
dirinyalah yang terbaik. Oleh karena itu, Efek negatif ini sebenarnya dapat terjadi karena
kurang terbukanya pemikiran setiap Warga Negara Indonesia terhadap seluruh perspektif atau
cara pandang yang dapat muncul di setiap individu.
Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah “alat” yang diperlukan oleh setiap Warga Negara
Indonesia untuk mencapai keharmonisan hidup di tengah keberagaman yang ada. “Alat” ini
dapat dinamakan sebagai toleransi. Adanya penerimaan, menghargai serta memberikan rasa
hormat kepada orang lain secara utuh (pemikiran serta dirinya) menjadikan toleransi sebagai
alat untuk mempersatukan setiap Warga Negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bersama di tengah keberagaman dan bukan menyatukan keberagaman. Lalu, adanya kata
yang perlu dihindari, yaitu intoleransi (lawan kata dari toleransi). Sebagaimana lawan kata
dari toleransi yang berarti tidak menerima perbedaan yang ada di luar dirinya, maka
keberagaman pun tidak dapat dihadirkan dalam diri seseorang tersebut. Dengan demikian,
pemenuhan atas keberagaman pun tidak mungkin dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai