Bab 2 Evprog
Bab 2 Evprog
1. Pendekatan Tradisional
Dalam pendekatan ini diorientasikan kepada dimensi hasil suatu program, dimana
dimensi lainnya cenderung diabaikan. Pendekatan ini dikatakan pendekatan
tradisional karena pendekatan ini tergolong sudah sangat lama dan sudah lama
berjalan karena orang selalu ingin mengetahui tentang hasil saja. Namun, pendekatan
tersebut ada yang digunakan secara khusus(tersendiri) dan ada juga yang
menggunakannya sebagai bagian dari suatu sistem.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Apabila pendekatan sistem dikaitkan dengan program maka
pembahasan objek evaluasi lebih difokuskan kepada seluruh dimensi program,
meliputi : dimensi kebutuhan dan feasibility, dimensi input, dimensi proses, dan
dimensi produk. Atau dalam bahasa Stuflebeam(1973) disingkat CIPP yaitu context,
input, process, dan product. Berbagai dimensi dalam suatu program saling
berhubungan. Hasil atau dampak program tidak akan ada bila tidak melalui proses,
dan proses tidak bisa berjalan bila tidak ada komponen masukan.
Apabila ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, terdapat dua jenis pendekatan evaluasi
yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Kedua pendekatan itu tidak dapat
digabungkan dalam satu kegiatan evaluasi kecuali hanya untuk saling melengkapi. Ada juga
pendekatan yang dilihat dari sumber filosofisnya, yaitu :
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan ini bersumber dari filsafat positivistik yang dimulai dengan proses
berpikir deduktif, kemudian melakukan verifikasi data empiris, dan melakukan
analisis berdasarkan data empiris, serta menarik simpulan atas dasar hasil analisis.
Dalam pendekatan ini memerlukan peran statistika dalam analisis data. Pendekatan ini
pada umumnya digunakan dalam penerapan model evaluasi kuantitatif, di mana
prosesnya berlangsung secara ringkas, terbatas, dan memilah-milah objek evaluasi
menjadi bagian yang dapat diukur. Analisis data dengan statistika dilakukan untuk
mereduksi dan mengelompokkan data, menentukan hubungan serta mengidentifikasi
perbedaan antar kelompok data. Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam
hubungannya dengan penafsiran angka. Pendekatan kuantitatif memiliki karakteristik
antara lain :
a. Memandang realitas sebagai suatu yang berdimensi tunggal, fragmental, dan tetap
b. Desain evaluasi dapat disusun secara spesifik, terperinci, dan tidak berubah-ubah
selama kegiatan evaluasi berlangsung
c. Evaluator dan objek evaluasi terpisah satu sama lain
d. Proses evaluasi dilakukan dari “luar” melalui pengukuran dengan instrumen yang
objektif dan baku
e. Menggunakan analisis deduktif dan statistik.
a. Objek evaluasinya sudah jelas, yang dapat ditunjukkan dengan data, baik hasil
pengamatan sendiri maupun pencermatan dokumen
b. Evaluator ingin mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam dari
suatu populasi
c. Evaluator ingin mengetahui dampak dari suatu program terhadap subjek tertentu
d. Evaluator ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan bukti-bukti empirik
dan dapat diukur.
2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan ini banyak digunakan untuk menjawab pertanyaan evaluasi program yang
memerlukan pemahaman secara mendalam mengenai objek evaluasi, sehigga
menghasilkan simpulan-simpulan tentang pernyataan evaluasi tersebut dalam konteks
waktu dan siituasi yang bersangkutan. Ciri-ciri pendekatan kualitatif :
a. Memandang kenyataan (realitas) sebagai suatu yang berdimensi jamak, utuh/satu
kesatuan, dan berubah/open-ended
b. Tidak mungkin disusun desain evaluasi program yang terperinci dan tetap
sebelum dilakukan prasurvei
c. Evaluator dan objek evaluasi saling berinteraksi dalam proses evaluasi
d. Evaluasi dapat dilakukan secara eksternal maupun internal dengan banyak
melibatkan judgement
e. Dalam pelaksanaannya, evaluator sekaligus berfungsi sebagai “alat evaluasi” yang
tentunya tidak bisa melepaskan diri dari unsur subjektivitas.
Disamping itu, ada juga pendekatan evaluasi program yang ditinjau dari berbagai
kepentingan(berorientasi tujuan, beriorientasi konsumen, berorientasi keahlian,
berorientasi keadilan, dan pendekatan yang berorientasi naturalistik dan partisipan).