Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

Manajemen Keamanan Laboratorium

Manajemen laboratorium merupakan suatu usaha untuk mengelola laboratorium. Peralatan


laboratorium yang canggih, staf yang profesional dan terampil tidak dapat menjamin
keberfungsian dengan baik apabila tidak di landasi dengan manajemen laboratorium yang
baik.

Risiko dan bahaya laboratorium sangat banyak, akan tetapi dapat dihindari dengan
pengetahuan tentang praktik kerja yang aman dan aturan sederhana. Salah satu fungsi dari
manjemen laboratorium adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada laboratorium,
melindungi properti laboratorium dari kerusakan dan memberikan keamanan pada karyawan
sehubungan dengan pengoperasian dan penggunaan fasilitas di laboratorium.

Demi keselamatan dan keamanan, seiap alat yang akan digunakan harus dipastikan berada
dalam kondisi tertentu, yaitu:

a. Siap untuk digunakan


b. Bersih
c. Berfungsi dengan baik
d. Terkalibrasi

Untuk menghindari terjadinya kerusakan, peralatan yang ada juga harus dilengkapi deng
buku petunjuk pengoperasian. Teknisi laboratorium diusahakan harus selalu berada di tempat.
Peralatan yang sudah digunakan harus disusun dengan teratur sesuai tempatnya. Peralatan di
laboratorium digunakan untuk kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau
studi tertentu, maka dari itu alat-alat tersebut harus selalu siap pakai.

Keamanan Laboratorium

Keamanan peralatan dalam laboratorium berguna agar peralatan laboratorium tidak berada di
luar laboratorium. Bilamana peralatan tersebut dipinjam tetap ada jaminan dari yang
meminjam, bila hilang ataupun dicuri maka harus segera dilaporkan kepada kepala
lanoratorium. Keamanan laboratorium berhubungan dengan kegiatan inventarisasi peralatan
laboratorium. Kegiatan inventarisasi meliputi sumber dari mana peralatan lab didaptakan.
Keamanan dan inventarisasi laboratorium bertujuan untuk:

1. Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan peralatan laboratorium


2. Mengurangi biaya operasional
3. Meningkatkan proses kerja dan hasil
4. Meningkatan kualitas kerja
5. Mengurangi resiko kehilangan
6. Mencegah pemakaian berlebihan
7. Meningkatkan kerjasama

Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium

a. Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium serta asisten memiliki tanggung jawab
penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Oleh karena itu, kepala
laboratorium seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk
teknisi dan laborannya.
b. Kerapian
Seluruh koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan. Lantai
harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan
lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus
dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan. Untuk laboratorium
komputer, kerapian pada kabel juga sangat penting.
c. Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna
laboratorium.
d. Konsentrasi terhadap pekerjaan
Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap tugas
pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain juga
tidak boleh meninggalkan percobaan/praktikum yang membutuhkan perhatian penuh.
e. Pertolongan pertama
Kecelakaan sekalipun ringan harus ditangani di tempat dengan memberikan
pertolongan pertama. contohnya, jika mata terpercik harus segera dialiri air dalam
jumlah yang banyak, jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi, setiap laboratorium
harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya. Begitupun deng lab
komputer, lab komputer adalah ruang yang secara langsung terhubung ke jaringan
listrik sehingga memerlukan adanya peralatan keselamatan ruang lab komputer seperti
alat pemadam kebakaran dan kotak P3K. Selain itu juga sebaiknya pada ruang lab
komputer di bagian-bagian tertentu diberi label peringatan perhatian hati-hati.
f. Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lainnya yang memungkinkan
tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain
pakaian, rambut juga harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.
g. Berlari di laboratorium
Berlari di laboratorium atau di koridor adalah hal yang tidak dibenarkan, berjalanlah
di tengah koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang
hendak masuk atau keluar.
h. Pintu-pintu
Pintu pada laboratotium harus dilengkapi dengan jendela untuk mencegah
memudahkan pemantauan bila terjadi kecelakaan (misalnya: kebakaran).
i. Alat-alat
Peralatan harus ditempatkan di tempat yang aman, selain itu, untuk peralatan yang
membutuhkan sumber listrik sebaiknya ditempatkan di dekat sumber listrik,
begitupun dengan alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana
pendukung.

Untuk laboratorium komputer, hal penting yang juga wajib ada pada ruang lab komputer
adalah keamanan dalam artian keamanan terhadap peralatan/inventaris yang ada di dalam
ruang lab komputer. Keamanan standar minimal adalah dengan memasang teralis pada
jendela dan pintu. Akan lebih baik lagi jika ruang lab komputer difasilitasi dengan kamera
CCTV dan dapat dipantau secara online.
BAB III

ANALISIS

A. Keamanan Kerja di Laboratorium Teknologi Pendidikan


Keamanan adalah faktor yang menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan
laboratorium. Keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja
di laboratorium maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan. Bentuk kecelakaan yang
biasanya terjadi di laboratorium teknologi pendidikan yaitu
1. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca atau tertusuk benda-benda tajam.
2. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas.
3. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi.
Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan perannya bila disertai dengan tata tertib
laboratorium.
Secara umum tata tertib di laboratorium meliputi:
1. Tata-tertib umum: menyangkut hal-hal umum sebagaimana berlaku di setiap
laboratorium. Tujuannya untuk melindungi pengguna laboratorium dan kepentingan
umum. Tata tertib umum ditulis dengan bahasa yang jelas dan singkat dan mudah terbaca.
2. Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus, misalnya untuk para pengguna
laboratorium dari luar. Tata-tertib di laboratorium hendaknya dilengkapi dengan sangsi
bagi pelanggar. Sanksi dapat berupa teguran, dikeluarkan dari laboratorium, atau sanksi
administrasi, denda dan sanksi lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan
dikomunikasikan kepada pengguna.

B. Penerapan Keamanan Laboratorium TeknologiPendidikan


Langkah yang dapat diterapkan dalam penerapan keamanan laboratorium yaitu dengan
kebijakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di laboratorium. Kunci
keberhasilan program K3 adalah adanya budaya K3 yang kuat, dengan komitmen pimpinan
pada k3. Perlu ditetapkan kebijakan K3 tertulis yang ditandatangani oleh pimpinan satuan
pendidikan. Tanpa komitmen pimpinan, keefektifan program K3 akan terbatas. Pimpinan
harus mengenalkan pentingnya menerapkan program K3 secara terstruktur untuk bekerja
secara aman, dan yang sangat penting adalah adanya komitmen pimpinan akan memastikan
tersedianya sumber daya untuk menjalankan program K3 baik secara finansial maupun sarana
dan prasarana.
Jika sarana dan prasarana tidak memadai, potensi bahaya tidak akan dapat dikendalikan.
Perencanaan K3 didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko melalui pengendalian teknis maupun administratif. Dalam menyusun
rencana K3 harus mengacu kepada pemenuhan pedoman dan perundang-undangan K3
lainnya. Dalam menyusun program K3 harus dapat terukur, dan sesuai dengan kebutuhan.
Salah satu upaya pengendalian administratif adalah penyusunan Penyusunan Standar
Operating Prosedur (SOP). SOP adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan
atau proses kerja. SOP menyediakan informasi bagi pengguna laboratorium bagi proses kerja
yang harus dilakukan.
Penerapan SOP adalah salah satu pengendalian administratif yang apabila dilakukan
secara konsisten akan mengurangi paparan pada potensi bahaya dan resiko terjadinya cedera.
Penerapan SOP ini membutuhkan keterlibatan pekerja didalamnya agar dapat berfungsi
secara efektif. Diperlukan kerjasama dan kedisiplinan pengguna laboratorium untuk
memperhatikan dan mematuhi peraturan dan standar yang telah ada. Kecelakaan seringkali
terjadi ketika pekerja melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan prosedur yang telah
diberikan, dan pengelola tidak memberikan panduan keselamatan secara tertulis.
Perencanaan program K3 harus diikuti dengan penetapan sumber daya yang kompeten,
sarana dan prasarana serta dana agar program K3 dapat berjalan. Salah satu bentuk penetapan
sumber daya manusia adalah dengan membentuk team tanggap darurat di laboratorium. Perlu
ditetapkannya satu team yang bertanggung jawab apabila nanti terjadi kejadian yang tidak
dikehendaki seperti misalnya kebakaran, ledakan ataupun juga kecelakaan kerja di
laboratorium.

C. Prosedur Operasi Standar (SOP) Laboratorium Teknologi Pendidikan


SOP adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau proses kerja. SOP
menyediakan informasi bagi pengguna laboratorium bagi proses kerja yang harus dilakukan.
Berdasarkan SOP Laboratorium Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Makassar,
meliputi:
1. SOP penyusunan program kerja
2. SOP pengadaan alat lab
3. SOP pemeliharaan alat lab
4. SOP pengelolaan anggaran lab
5. SOP penyusunan laporan kegiatan lab
6. SOP penyusunan penggunaan lab
7. SOP jadwal kuliah-praktik

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa manajemen laboratorium merupakan suatu usaha untuk


mengelola laboratorium. Salah satu fungsi dari manjemen laboratorium adalah untuk
mencegah terjadinya kecelakaan pada laboratorium, melindungi properti laboratorium dari
kerusakan dan memberikan keamanan pada karyawan sehubungan dengan pengoperasian dan
penggunaan fasilitas di laboratorium. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan dalam
laboratorium diperlukan alat dengan kondisi yang baik. Keamanan peralatan dalam
laboratorium berguna agar peralatan laboratorium tidak berada di luar laboratorium dan
keamanan laboratorium berhubungan dengan kegiatan inventarisasi peralatan laboratorium.
Keamanan merupakan faktor yang menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan
laboratorium. Keamanan berpengaruh salah satunya dalam adanya kecelakaan yang terjadi
dalam laboratorium. Bentuk kecelakaan yang biasanya terjadi di laboratorium teknologi
pendidikan yaitu antara lain adalah terluka, terbakar, dan terkena kejutan listrik. Langkah
yang dapat diterapkan dalam penerapan keamanan laboratorium yaitu dengan kebijakan
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di laboratorium. Perlu ditetapkannya satu
team yang bertanggung jawab apabila nanti terjadi kejadian yang tidak dikehendaki seperti
misalnya kebakaran, ledakan ataupun juga kecelakaan kerja di laboratorium sehingga
keamanan laboratorium pun tetap terjaga.
Saran
Saran dari penulis adalah lebih meningkatkan lagi pengelolaan laboratorium ini
khususnya dalam menjaga keamanan dan keselamatan laboratorium. Keamanan menjadi
factor penting dalam kegiatan laboratorium, sehingga diharapkan dalam pengelolaan
laboratorium sangat perlu memperhatikan mengenai keamanan dan keselamatan laboratorium
ini untuk mencegah adanya kesalahan atau kecelakaan yang dapat berdampak pada
penggunaan laboratorium ataupun pengguna laboratorium itu sendiri. Selain itu, terkait dari
penulisan makalah disarankan perlu ada penelitian dan riset lebih jauh dan mendalam lagi
mengenai sistem pengaman laboratorium khususnya pada laboratorium teknologi pendidikan.
Daftar Pustaka

General laboratory safety. (n.d.). Retrieved from Otago University:


https://www.otago.ac.nz/health-safety/hazards/otago064722.html

Suyanta. (2010). Manajemen Operasional Laboratorium. 2-7.

http://tp.fip.unm.ac.id/?s=SOP

Indrawan, Irjus, dkk. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Jawa Timur: CV Penerbit Qiara
Media

Anda mungkin juga menyukai