DISUSUN OLEH:
-CINDI SALWA AULIA(A40121102)
KELAS A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRA STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya yang selalu dan senantiasa memberikan hikmat dan pengetahuan dan anugrah akal budi
kepada insan yang berharap kepada-Nya untuk berkreasi dan berkarya,sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul:”Ragam Bahasa dan Kalimat Efektif” yang
merupakan salah satu tugas dari Ibu Jeisi Riska Merdekawati Mentu, S.Pd.,M.Pd.
Saya menyadari bahwa selama penulisan makalah ini,begitu banyak kekurangan, kelemahan
baik pengetahuan, ketrampilan, bahkan materi serta hambatan lain yang dialami. Namun atas kerja
keras, ketekunan dan dukungan dari berbagai pihak,maka penulisan makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terimah kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Tolisu, 07-September-2021
DAFTAR ISI
Adapun pengertian ragam bahasa menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :
Ragam Bahasa adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian (topik
yang dibicarakan, hubungan antar pembicara, medium pembicaraan). Ragam bahasa tidak
berfungsi sebagai atribut tetap, seorang pembicara-bahasawan yang kompeten biasanya menguasai
berbagai jenis ragam bahasa dan mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan situasi dan
tujuan berbahasa. Ada kurang lebih 7.000 bahasa yang digunakan sampai sekarang ini.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa, timbul dua masalah pokok yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tidak baku, dalam kehidupan resmi, seperti di sekolah.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnaistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi
panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia.
2.2 Macam – macam Ragam Bahasa
Macam – macam ragam bahasa dibedakan menjadi 4 kelompok yang berbeda, diantaranya
ialah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Media
Dilihat dari sarana atau medianya, ragam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua bagian,
yakni ragam lisan dan tulisan.
a. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung dengan situasi penggunaan, sehingga kemungkinan
besar terjadi adanya pelesapan kalimat. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Pembicaraan lisan pada situasi formal memiliki tuntutan yang berbeda dalam kaidah
kebakuannya daripada pembicaraan lisan situasi tidak formal.
Apabila ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa tersebut tidak bisa disebut sebagai
ragam tulis, namun tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja wujudnya ada pada bentuk tulis.
Berikut adalah contoh ragam lisan berdasarkan tata bahasa dan kosa kata.
b. Ragam Tulis
Di dalam pemakain ragam bahasa baku tulis makna dari kalimat yang diucapkan tak
ditunjang dengan situasi pemakaian, sementara ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang
diungkapkannya ditunjang dengan adanya situasi penggunaan. Sehingga kemungkinan besar akan
terjadi pelesapan unsur kalimat.
Oleh sebab itu, dalam pemakaian ragam bahasa baku tulis dibutuhkan kecermatan serta
ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata, struktur kalimat,
dan kelengkapan unsur – unsur bahasa dalam struktur kalimat.
Berikut adalah contoh ragam tulis berdasarkan tata bahasa dan kosa kata.
2. Berdasarkan Standar
Istilah lain yang dipakai selain ragam bahasa baku yakni ragam bahasa standar, semi
standar serta non standar. Bahasa ragam standar mempunyai sifat kemantapan yang berwujud
kaidah serta aturan tetap. Namun, kemantapan tersebut sifatnya tidak kaku. Ragam standar tetap
bersifat luwes sehingga akan memungkinkan perubahan pada bidang peristilahan, kosakata, dan
juga mengizinkan perkembangan beragam jenis laras yang dibutuhkan di dalam kehidupan modern
(Alwi, 1998: 14). Untuk membedakan antara ragam standar, semi standar dan non standar
dilakukan berdasarkan:
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar serta non standard ialah sebagai berikut:
Pemakaian kata sapaan serta kata ganti menjadi ciri pembeda ragam standar serta ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang dihormati, kita akan cenderung
menggunakan sapaan kata Ibu, Bapak, Anda, Saudara,. Apabila menyebut diri kita sendiri, dalam
ragam standar kita akan memakai kata saya maupun aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan
memakai kata gue.
Di dalam ragam standar, memakai kata – kata yang menjadi bentuk baku / istilah serta
bidang ilmu tertentu.
c. Pemakaian imbuhan.
Pemakaian imbuhan merupakan ciri lain. Pada ragam standar kita harus memakai imbuhan
dengan jelas dan teliti.
Pemakaian kata sambung (konjungsi) serta kata depan (preposisi) adalah ciri pembeda lain.
Di dalam ragam nonstandar, kerap kali kata sambung serta kata depan dihilangkan. Serta terkadang
kenyataan ini akan mengganggu kejelasan kalimat.
Pemakaian fungsi yang lengkap berarti terdapat bagian dalam kalimat yang dihilangkan
sebab situasi telah dianggap cukup mendukung pengertian. Pada beberapa kalimat nonstandar
tersebut, predikat kalimat akan dihilangkan. Kerap kali juga pelesapan fungsi terjadi apabila kita
menjawab pertanyaan orang.
Ragam Hukum:
Dia dihukum sebab melakukan hal kriminal.
Ragam Bisnis:
Setiap pembelian di atas harga tertentu akan diberikan diskon.
Ragam Sastra:
Cerita tersebut memakai unsur flashback.
Ragam Kedokteran:
Anak tersebut menderita penyakit kuorsior.
Ragam Psikologi:
Penderita autis perlu memperoleh bimbingan yang intensif.
Jika dilihat dari cara pandang penutur maupun pembicaranya, ragam bahasa Indonesia terbagi
ke dalam beberapa macam seperti:
1. Ragam Dialek
Contoh: Gue udah baca itu buku.
2. Ragam Terpelajar
Contoh: Saya sudah membaca buku itu.
3. Ragam Resmi
Contoh: Saya sudah membaca buku itu.
4. Ragam Tak Resmi
Contoh: Saya sudah baca buku itu.
2.3 Fungsi Ragam Bahasa
Berikut adalah fungsi ragam bahasa Indonesia dalam kapasitasnya sebagai bahasa nasional,
yakni:
Tak hanya itu saja, bahasa Indonesia juga memiliki fungsi sebagai bahasa negara, antara
lain:
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang
lain secara tepat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,
dan enak dibaca.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu
persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.
Ciri-ciri kalimat efektif tidak berarti bahwa wujud kalimatnya harus pendek-pendek.
Namun ciri-ciri kalimat efektif yang penting adalah kesamaan informasi.
Bisa saja kalimatnya pendek, namun justru membingungkan orang dan bisa jadi kalimatnya
panjang, tetapi informasinya mudah dipahami. Itulah mengapa, ciri-ciri kalimat efektif harus
memiliki kelugasan, ketepatan, dan kejelasan. Selain itu, ciri-ciri kalimat efektif lainnya yaitu
kehematan dan kesejajaran.
1. Kelugasan
Ciri-ciri kalimat efektif yang pertama adalah lugas. Kelugasan dalam kalimat efektif
mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan dalam kalimat itu adalah yang pokok-
pokok saja, tidak berbelit-belit, dan disampaikan secara sederhana.
2. Ketepatan
Ketepatan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan
dalam kalimat itu harus jitu atau kena benar (sesuai dengan sasaran) sehingga dibutuhkan
ketelitian. Ciri-ciri kalimat efektif yang tepat tidak akan menimbulkan multitafsir. Hal ini karena
kalimat yang multitafsir pasti menimbulkan ketaksaan atau keambiguan (ambiguity), yaitu
maknanya lebih dari satu, menjadi kabur, atau bahkan meragukan.
3. Kejelasan
Kejelasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa kalimat itu harus jelas strukturnya
dan lengkap unsur-unsurnya. Ciri-ciri kalimat efektif yang jelas strukturnya memudahkan orang
memahami makna yang terkandung di dalamnya. Sebaliknya, ketidakjelasan struktur bisa jadi
menimbulkan kebingungan orang untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan
dalam kalimat itu harus cermat, tidak boros, dan perlu kehati-hatian. Untuk itu, perlu dihindari
bentuk-bentuk yang bersinonim.
5. Kesejajaran
Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan struktur yang
digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat. Dalam hal bentuk, kesejajaran
terutama terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran terletak
pada klausa-klausa yang menjadi pengisi dalam kalimat majemuk.
Selain memiliki sejumlah ciri-ciri, kalimat juga baru bisa disebut efektif ketika memenuhi
sejumlah syarat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat efektif pada dasarnya memiliki empat syarat
utama. Yaitu:
Selain itu, kalimat efektif juga harus memiliki tanda baca yang tepat. Sehingga makna atau
maksud dari kalimat tersebut jelas. Kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda seru, kalimat tanya
akan diakhiri dengan tanda tanya, dan kalimat penjelas atau standar akan diakhiri tanda titik.
Ketentuan ini menjadi ketentuan dasar yang wajib dipahami dan diterapkan setiap kali
menyusun karya tulis. Supaya kalimat di dalam karya tersebut memang merupakan kalimat efektif,
sejak lembar pertama sampai lembar terakhir.
2. Susunannya Sistematis
Kalimat juga bisa dikatakan efektif ketika susunannya tepat atau sistematis yang
mengandung semua unsur kalimat yang baik dan benar. Sehingga suatu kalimat belum bisa disebut
efektif meskipun sudah memakai kata-kata baku jika susunannya amburadul.
Urutan kata dalam kalimat perlu dibuat sistematis, sederhana, dan mudah dipahami agar
tidak membuat pembacanya pusing. Jadi, seorang penulis perlu mengecek kembali hasil
tulisannya. Supaya bisa mengoreksi kalimat yang belakangan baru diketahui tidak efektif.
Kalimat yang efektif memiliki susunan dimulai dari subjek, predikat, dan disusul dengan
objek atau pelengkap dan keterangan. Urutan ini penting untuk disesuaikan dengan standar SPOK.
Kecuali untuk kalimat tanya dan perintah, maka penempatan subjek dan keterangan bisa
dipindahkan sesuai kebutuhan.
Royal terhadap penggunaan kata akan dianggap melanggar syarat kalimat efektif sehingga
tidak diperlukan. Artinya pada saat menyusun suatu kalimat usahakan memakai kata yang hemat,
hanya memakai kata yang diperlukan. Tidak perlu menambahkan kata yang sebenarnya tidak
dibutuhkan.
Hal ini akan membuat kalimat menjadi panjang namun maknanya bisa ambigu atau bahkan
kosong. Sehingga kalimat yang panjang namun tidak efektif justru akan memusingkan
pembacanya. Jauh lebih baik menyusun kalimat pendek yang efektif agar pembaca paham.
Selain itu, memilih menghemat pemakaian kata akan membantu penulis lebih produktif.
Sebab waktu yang diperlukan untuk menyusun kalimat panjang dengan kalimat pendek tentu
berbeda jauh. Lebih hemat waktu menulis kalimat pendek namun efektif, dan hasilnya pun lebih
memuaskan karena mudah dipahami.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif berikutnya adalah memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu.
Penulis yang menyusun kalimat efektif akan mampu menjelaskan suatu hal dengan baik dan
mudah dipahami. Sehingga mencegah pembaca melakukan multitafsir, sehingga pesan dalam
tulisan tidak tersampaikan dengan baik.
Supaya makna dalam kalimat bebas dari resiko ambigu, maka susunannya perlu dibuat
ringkas dan sederhana. Selain itu penyusunan kata demi kata juga harus sistematis dengan
mengikuti panduan rumus SPOK. Pastikan pula penulis memakai kata yang baku dan sesuai EYD.
Sehingga semua syarat terpenuhi untuk menjadikan suatu kalimat sebagai kalimat yang
efektif. Kalimat seperti ini adalah kalimat yang benar, enak dibaca, dan mudah dipahami oleh siapa
saja.
1. Subjek
Unsur pertama di dalam kalimat efektif adalah subjek, yakni bagian dari kalimat yang
menunjukan pelaku yang bisa berupa orang, tempat, dan juga benda. Sehingga subjek dalam
suatu kalimat tidak melulu berupa orang atau penyebutan nama orang. Bisa juga penyebutan
nama benda termasuk juga merek suatu produk.
Subjek kemudian masuk ke dalam jenis unsur wajib dan utama. Sehingga nyaris tidak ada
kalimat yang tidak mengandung unsur satu ini. Meskipun pada kalimat tanya, yang menghapus
subjek biasanya digantikan dengan penyebutan milik. Misalnya subyek nama diganti dengan kata
milikmu, miliknya, dan sejenisnya.
2. Predikat
Unsur kedua dalam kalimat efektif yang juga masuk ke dalam salah satu syarat kalimat
efektif adalah predikat. Predikat merupakan bagian kalimat yang menunjukan apa yang
dilakukan oleh subjek. Umumnya predikat berbentuk kata kerja, yang memberi kejelasan
maksud atau makna dari kalimat.
Sebab menjelaskan kenapa subjek disebutkan dalam kalimat, baik itu berupa apa yang
dilakukan maupun apa yang dialami oleh subjek tersebut. Tanpa predikat maka kalimat menjadi
tidak lengkap. Sehingga sifatnya sama wajibnya dengan subjek, inilah yang membuat kalimat
paling pendek minimal terdiri dari subjek dan predikat.
3. Objek
Berikutnya adalah objek yang merupakan bagian dalam suatu kalimat yang menunjukan
hal atau benda yang menjadi sasaran dan biasanya berbentuk nomina (kata benda). Suatu kalimat
sebenarnya membutuhkan objek, hanya saja sifatnya tidak selalu wajib.
Sebab seperti yang disampaikan di poin sebelumnya, kalimat sederhana namun efektif
bisa hanya terdiri dari subjek dan predikat. Namun keberadaan objek akan menyempurnakan
kalimat tersebut. Objek kemudian bisa memperjelas maksud atau makna dari suatu kalimat.
4. Keterangan
Unsur terakhir dalam kalimat efektif adalah keterangan, yaitu bagian dari kalimat yang
menunjukan tujuan, cara, waktu, tempat, dan juga sebab akibat. Keterangan dalam kalimat
membantu penulis menjelaskan dengan lebih detail. Secara umum keterangan berbentuk
konjungsi (kata hubung).
Tidak semua kalimat memiliki keterangan, karena sifatnya nyaris sama dengan objek
yakni tidak wajib. Kalimat tanpa keterangan pun sudah bisa memenuhi syarat kalimat efektif
selama memiliki subjek dan predikat. Hanya saja ketika penulis ingin menyampaikan sesuatu
sejelas dan selengkap mungkin, maka keterangan wajib ditambahkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda – beda menurut
topic yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Pada ragam
bahasa diharapkan para pembaca mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disenpurnakan (EYD), dan diharapkan pula para
pembaca maupun warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis.
3.2 Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simple.
Serta dalam penyusunan makalah inpun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan
materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
https://www.yuksinau.id/ragam-bahasa/
https://www.google.com/search?q=macam+macam+ragam+bahasa&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-
b-ab
https://www.kompasiana.com/beta28770/5fa0c314bbffde413651af12/ragam-bahasa-indonesia-
pengertian-macam-jenis-contoh-dari-satu-bahasa-satu-bangsa?page=2&page_images=1
https://www.gurupendidikan.co.id/kalimat-efektif/
https://www.google.com/search?q=ciri+ciri+kalimat+efektif&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab
https://hot.liputan6.com/read/4636953/5-ciri-ciri-kalimat-efektif-pengertian-dan-unsurnya-yang-perlu-
dipahami