Anda di halaman 1dari 1

Perubahan dan Keberlanjutan dalam kehidupan manusia

Perubahan adalah peristiwa atau kejadian yang membuat perbedaan. Perubahan dapat terjadi secara
cepat dan lambat. Contoh perubahan yang terjadi secara cepat adalah pengeboman Kota Hiroshima dan
Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Perubahan juga dapat terjadi secara lambat. Contohnya,
penerapan politik etis di Hindia Belanda mendorong kebangkitan nasional Indonesia pada awal abad ke-
20.

Rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa berkelanjutan. Penerapan konsep berkelanjutan
dapat dilihat dari peran pemuda sebagai penggerak perubahan. Contohnya, peran pemuda pada Masa
Pergerakan Nasional terlihat pada peristiwa Sumpah Pemuda 1998 menyebabkan mundurnya Soeharto
sebagai Presiden Republik Indonesia. Keberlanjutan erlangsung secara garis lurus sampai terjadi
perubahan sehingga berlangsung secara zig-zag.

Perubahan dan Keberlanjutan dapat kita ketahui dengan cara membandingkan dua atau lebih peristiwa
atau keadaan pada masa lalu. Contohnya, untuk mengetahui perkembangan bahasa Indonesia, kita
dapat membandingkan kebijakan pemerintah kolonial Belanda dengan pemerintah pendudukan Jepang.

Periodisasi adalah cara untuk menandai perubahan dan keberlanjutan sejarah. Periode sejarah
ditentukan oleh perubahan penting. Adapun keberlanjutan berfungsi menghubungkan periode-periode
dalam sejarah. Contohnya, periodisasi dalam sejarah Indonesia dari masa praaksara hingga masa Islam.
Masa Islam adalah keberlanjutan dari masa Hindu-Buddha dan masa Hindu-Buddha adalah
keberlanjutan dari masa praaksara.

Keterkaitan Sejarah Manusia dengan Masa Kini

Keterkaitan anatarperistiwa yang terjadi akan membentuk seuah alur cerita yang jelas dan dapat
dimengerti. Selalu ada sebab jika ada akibat, begitu juga sebaliknya.

Contoh dari keterkaitan masa lalu dan masa kini, misalnya pendirian Negara Indonesia merdeka dan
berdaulat. Pendirian negara Indonesia tidak terlepas dari beberapa peristiwa yang melatarbelakanginya.
Mulai dari masih berdirinya kerajaan-kerajaan (Hindu-Buddha hingga Islam), masa kolonialisme dan
imperialisme, hingga akhirnya menyatakan proklamasi kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Keterkaitan masa lalu membuat kita tertarik dengan peninggalan sejarah. Misalnya beberapa wisatawan
Belanda yang mengunjungi Keraton Yogyakarta, kemungkinan besar ada yang kecewa. Hal ini karena
dibanding Istana Versailles atau Museum Louvre, Keraton Yogyakarta kurang megah dan tidak menarik.

Masa kini merupakan produk dari masa lalu (sejarah). Dengan mempelajari sejarah, kita dapat membuat
perencanaan masa mendatang dengan lebih baik dan terhindar dari “jatuh ke dalam lubang yang sama”.

Anda mungkin juga menyukai