Anda di halaman 1dari 2

C.

Membina Syaja’ah

Dalam kamus bahasa arab, kata syaja’ah artinya keberanian atau keperwiraan. Dengan emikian, Asy-
syaja'ah (berani) bukan sinonim dari ‘adam al-khauf (tidak takut sama sekali). Karena, orang yang
bersikap syaja’ah juga memiliki rasa takut, terutama kepada Allah SWT. Ia takut melanggar perintah-
perintah Allah dan menerjang larangan-Nya.

Predikat pemberani tidak hanya diperuntukkan bagi pahlawan yang berjuang, kepala keluarga
dikategorikan berani apabila mampu menjalankan tanggung jawabnya secara maksimal, pegawai
dikatakan berani apabila mampu menjalankan tugasnya secara baik.

Keberanian dibagi menjadi dua, yaitu keberanian terpuji (al-mahmudah) dan keberanian tercela ( al-
mazmumah). Keberanian terpuji mendorong seseorang berbuat maksimal, sedangkan keberanian
tercela mendorong seseorang berbuat tanpa perhitungan dan tidak tepat penggunannya.

Syaja’ah dibagi menjadi dua. Pertama, syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang terlihat atau tampak,
misalnya keberanian dalam peperangan. Dan kedua syaja’ah nafsiyyah, keberanian terhadap bahaya
atau penderitaan.

Syaja’ah dapat dituangkan ke dalam beberapa bentuk yang lebih fungsional sebagai berikut.

1. Memiliki daya tahan besar

2. Berterus terang dalam kebenaran

3. Bekerja dengan giat dan cermat

4. Mampu menyimpan rahasia

5. Bersikap jujur

6. Bersikap objektif terhadap diri sendiri

7. Mampu menahan nafsu di saat marah

Ajaran islam sangat mengajurkan umatnya agar memiliki sikap syaja’ah. Sebab, selain merupakan sikap
terpuji, ia juga dapat mendatangkan berbagai kebaikan. Syaja’ah menimbulkan banyak hikmah, misalnya
sifat-sifat mulia.

Meskipun banyak mengandung hikmah, apabila seseorang terlalu dominan dalam sikap syaja’ah itu
kurang baik. Yang berlebihan akan memunculkan dampak negatif.
D. Menegakkan adalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah (adil) diartikan dengan tidak berat sebelah, tidak
memihak, berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, dan tidak berwenang. Dari masing-masing arti
tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut.

1. Cinta seorang ibu terhadap anak-anaknya tidak berat sebelah

2. Dalam memutuskan perkara, seorang hakim tidak memihak kepada salah satu sengketa

3. Di dalam menjalankan tugasnya sebagai hakim, ia selalu berpegang kepada kebenaran

4. Sudah sepatutnya apabila akhlak karimah guru diteladani oleh murid

5. Pemimpin yang baik adalah yang tidak sewenang-wenangnya terhadap yang dipimpin

Dapat disimpulkan bahwa adil merupakan sifat yang positif secara moral. Sikap adil mewujud dalam
bentuk energi. Energi ini akan terdorong keluar untuk mengendalikan amarah kemauan hawa nafsu
sehingga perbuatan yang keluar menjadi baik.

Untuk mewujudkan sikap adil, seseorang harus berlatih terus-menerus secara berkesinambungan. Ini
berarti harus ada upaya untuk pembiasaan berlaku adil. Sikap adil dapat dikelompokan menjadi empat
sebagai berikut.

1. Adil terhadap allah

2. Adil terhadap diri sendiri

3. Adil terhadap orang lain

4. Adil terhadap makhluk lain

Sudah semestinya umat muslim berlaku adil. Sebab, banyak keutamaan yang akan diperoleh
diantaranya sebagai berikut.

a. Rasa aman dan tentram

b. Membentuk pribadi yang selalu melaksanakan kewajiban

c. Menciptakan suasana hidup yang damai dan rukun

d. Menjadi dambaan setiap orang

e. Memperoleh rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai