Anda di halaman 1dari 3

Nama : Miftahurrohmah

NIM : 21211707
Kelompok : 2
Resume 5 jurnal Materi Perkembangan Sejarah Filsafat Ilmu
1. Jurnal pertama : Sejarah Filsafat; Filsafat Kuno “ Periode Axial” dan Asal-
Usulnya. Oleh : Imron, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab
IAIN Raden Fatah Palembang
Filsafat merupakan motivasi manusia dalam mencapai atau mewujudkan keingintahuan
akan sesuatu melalui wadah berpikir tentang hakikat sesuatu sesuai kadar
kemampuannya masing-masing (menurut penulis). Ada banyak definisi yang
dikemukakan para ahli tentang filsafat, begitu pun ada banyak tujuan ketika istilah
filsafat digunakan, namun pada hakikatnya filsafat ingin menjadikan manusia aktif
berpikir tentang hakikat sesuatu dan tidak pasif serta pasrah tentang adanya sesuatu.
Sedangkan pengantar filsafat umum ada 5 (lima) jenis pendekatan utama yang di pakai
dalam pembelajaran pengantar filsafat umum: Pendekatan historis dengan variasinya,
pendekatan Metodologis, Pendekatan analisis dengan berbagai variasinya, Pendekatan
Eksistensial Pendekatan terpadu.
Filsafat diartikan dalam bahasa Yunani “Philosophia”, yang lazim diterjemahkan
sebagai cinta kearifan. Akar katanya ialah philos (philia, cinta) dan Sophia (kearifan).
Menurut pengertiannya semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta
kearifan.
2. Jurnal kedua
Periode Yunani kuno: Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga
bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Seiring
dengan berkembangnya waktu, filsafat dijadikan sebagai landasan berpikir oleh bangsa
Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada generasi-
generasi setelahnya. Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad
6 M.
Periode Islam : Sekitar abad ke 6-7 Masehi obor kemajuan ilmu pengetahuan berada di
pangkuan peradaban Islam. Dalam lapangan kedokteran muncul nama-nama terkenal
seperti: al-hāwi karya al-razi(850-923) merupakan sebuah ensiklopedi mengenai
seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya.
Masa renaisans dan modern : Michelet, sejarawan terkenal, adalah orang pertama yang
menggunakan istilah renaisans. Renaisans adalah periode perkembangan peradaban
yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern.
Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-
terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
latin. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
(renaisance) pada abad ke-14 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan
(aufklarung) pada abad ke-18 M.
Periode kontemporer : Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung
hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan
spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini juga melihat
integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Selain kimia
dan fisika, teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini.
3. Jurnal ketiga
Dalam studi sejarah filsafat biasanya dikenal empat tahapan periodisasi. Pertama,
filsafat Yunani dan Romawi Kuno bermula dari masa lahirnya filsafat pada abad ke-6
SM hingga tahun 529 M. . Kedua, filsafat Abad Pertengahan yang meliputi pemikiran
Boëthius (abad ke-6) sampai dengan Nicolaus Cusanus (abad ke-15), dengan puncaknya
abad ke-13 dan permulaan abad ke-14. Ketiga, filsafat modern yang diawali oleh
pemikiran para filsuf Renaissance tetapi mekar secara meyakinkan dengan filsafat Renẻ
Descartes (1596-1650) dan berakhir dengan pemikiran Friedrich Nietzsche (1844-
1900). Keempat, filsafat kontemporer yang berawal dari periode setelah abad ke-19
hingga sekarang. Filsafat abad ke-20 adalah puncak 2500 tahun sejarah filsafat, ditandai
dengan diferensiasi disiplin ilmu dan pendidikan filsafat serta proses radikalisasi kritik
rasionalitas di segala bidang. Filsafat modern dimulai dengan pemikiran para filsuf
besar abad ke-17. Para pemikir ini memahami refleksi filosofisnya sebagai sebuah awal
baru yang radikal. Sepanjang akhir abad pertengahan konsep “kemajuan” dipahami
sebagai kemajuan teknologi dan ekonomi. Pandangan ini semakin membentuk
pengalaman manusia dan diolah secara filosofis. Perkembangan baru ini menumbuhkan
kesadaran dalam diri manusia untuk menata sejarahnya sendiri dan mengarahkan
tatapan ke masa depan yang lebih baik sejalan dengan harapan akan munculnya
penemuan dan kreativitas baru dalam bidang teknologi.
4. Jurnal keempat
Filsafat dan pemikiran Yunani sesungguhnya telah mulai dikenal dan dipelajari kaum
sarjana di kota Antioch, Haran, dan lainnya. Karya-karya dan filsafat Yunani tersebut
kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Arab. Proses penerjemahannya itu sendiri
paling awal dimulai pada masa kekhalifahan Bani Umayyah (661-750 M), kemudian
baru benar-benar dilakukan secara serius setelah masa pemerintahan Bani Abbas.
Program penerjemahan atas buku-buku filsafat Yunani tersebut dilakukan secara masal
dan gencar karena memang adanya kebutuhan akan hal itu. Yaitu, bahwa saat itu
muncul banyak doktrin yang kurang lebih heterodoks yang datang dari wilayah Iran,
India atau daerah lain dari pinggiran Islam, atau bahkan dari pusat Islam sendiri sebagai
akibat dari pencarian bebas yang berubah bentuk menjadi pemikiran bebas seperti
penolakan terhadap wahyu dan lainnya yang dikategorikan dalam istilah ‘zindiq.
Pemikiran filsafat Islam yang berkembang pasca penerjemahan atas buku-buku Yunani,
pertama kali, dikenalkan oleh al-Kindi (806-875). Akan tetapi perkembangan ilmu
filsafat yang pesat kemudian mengalami hambatan dari beberapa ulama salaf.
Kecurigaan dan penentangan kaum salaf terhadap ilmu-ilmu filsafat memang bukan
tanpa dasar. Kenyataannya, memang tidak sedikit tokoh Muslim yang belajar filsafat
akhirnya justru meragukan dan bahkan menyerang ajaran Islam sendiri. Pemikiran
filsafat Islam tidak berhenti di situ. Terakhir adalah Shadr al-Din al-Syirazi yang
dikenal dengan Mulla Sadra (1571-1640 M), pendiri Filsafat Transenden (al- Hikmah
al-Muta`âliyah). Secara epistemologi, filsafat ini tidak hanya menggunakan kekuatan
rasio (filsafat) dan kemampuan intuitif (sufistik) melainkan juga mendasarkan diri pada
teks suci.
5. Jurnal kelima
Manusia berfilsafat saat mengalami ketakjuban terhadap peristiwa alam, ketidakpuasan,
ingin mempertanyakan sesuatu secara mendasar sampai ke akar-akarnya. Filsafat ibu
semua ilmu, Ketika ilmu pengetahuan bermasalah, filsafat memberi pemecahannya.
Filsafat bertanya dari berbagai macam sisi, sebagai keseluruhan, memperhatikan inti
atau pokoknya, dan mencari apa sebab-sebab terdalamnya. Descartes filsafat
bermanfaat dan berguna untuk menyumbangkan kedamaian, dan kesejahteraan manusia.
Itulah sebabnya filsafat disebut sebagai ibu; sumber dan akar dari segala ilmu
pengetahuan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai