NIM : B2C020014
A. Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat
volatilitas ( kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi
merupakan proses fisika da tidak terjadi proses reaksi kimia selama proses berlangsung. Adapun
definisi destilasi menurut para ahli, antara lain;
1. GG. Brown (1987), Destilasi adalah metode operasi yang keraokali dipergunakan dalam
proses pemisahan untuk berbagai komponen campuran dengan mempergunakan energi
panas sebagai tenaga pemisah, hingga pada akhirnya ditemukan perbedaan titik didih dari
bahan campuran tersebut.
2. MC. Cabe (1999), Pengertian destilasi adalah serangkaian proses pemisahan yang terjadi
antara dua atau lebih dari jenis bahan kimia yang dilakukan dengan melihat perbedaan
titik didihnya.
3. Herry Santoso (1997), Definisi destilasi adalah proses pemisahan campuran yang dilihat
dari sifat penguapan, pembentukan azeotrop, dan melihat perbedaan titik didih
Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi memanfaatkan perbedaan rumus titik didih dari
komponen campuran untuk dapat terpisah. Dalam destilasi, akan dilakukan proses pemanasan
dengan suhu tertentu dimana penentuan suhu tersebut didasarkan pada titik didih komponen yang
akan dipisahkan.
Pada titik didih komponen yang lebih rendah, maka komponen tersebut akan mengalami
penguapan pada suhu didihnya sedangkan komponen lain dengan titik didih yang lebih tinggi
akan menetap atau tidak menguap.
Selanjutnya uap dari salah satu komponen dengan titik didih yang rendah akan naik dan
mengalami kondensasi atau pendinginan secara serentak sehingga zat yang berupa uap tersebut
akan mencair dan kembali dalam bentuk cairan.
Hasil dari kondensasi tersebut akan mengalir dan ditampung pada tempat lain yang disebut
dengan destilat, sedangkan sisa dari wadah awal yang tertinggal disebut residu.
Gambar 1.0 Model destilasi di laboratorium
Jenis Destilasi
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, landasan pemisahannya yaitu perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan noda satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan karena itu komponen
yang titik didihnya semakin rendah akan menguap semakin dahulu. Selain perbedaan titik didih,
juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi bagi menjadi gas. Destilasi ini
diterapkan pada tekanan atmosfer.Aplikasi distilasi sederhana dipakai bagi memisahkan
campuran cairan dan alkohol.
Perbedaan destilasi fraksionasi dan distilasi sederhana yaitu beradanya kolom fraksionasi. Di
kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan bagi pemurnian distilat yang semakin dari
plat-plat di bawahnya.Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3. Destilasi Uap
4. Destilasi Vakum
Distilasi vakum pada umumnya dipakai jika senyawa yang akan didistilasi tidak stabil, dengan
pengertian bisa terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang
mempunyai titik didih di atas 150 °C.Cara distilasi ini tidak bisa dipakai pada pelarut dengan
titik didih yang rendah jika kondensornya memakai cairan dingin, sebab komponen yang
menguap tidak bisa dikondensasi oleh cairan. Bagi mengurangi tekanan dipakai pompa vakum
atau aspirator.Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem dsetilasi ini.
5. Destilasi azatrop
Destilasi azetrop, destilasi ini merupakan jenis destilasi yang menguapkan zat cair tanpa
perubahan komposisi.
B. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan satu atau beberapa zat yang dapat larut dari
suatu kesatuan yang tidak bisa larut dengan bantuan bahan pelarut. Ekstraksi banyak
dilakukan dalam bidang industri makanan dan juga farmasi.
Prinsip dasar ekstraksi adalah melarutkan senyawa polae dalam pelarut polar dan seyawa non
polar dalam senyawa non polar. Serbuk simplisia diekstraksi berturut-turut dengan pelarut
yang berbeda polaritasnya ( Harbone,1996). Proses ekstraksi merupakan penarikan zat
pokook yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih
denga zat yang diinginkan larut (Voight,1994)
1. Ekstraksi cair-cair, yaitu proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan
menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya
2. Ekstraksi padat-cair, yaitu proses pemisahan cairan dari padatan dengan menggunakan
cairan sebagai bahan pelarutnya
1. Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan pelarut selama beberapa hari pada suhu kamar. Metode
maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang
mudah larut dalam cairan pelarut, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan
dari metode ini adalah peralatannya sederhana dan mudah untuk dilakukan. Sedangkan
kerugiannya antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama selama masa perendaman,
cairan pelarut yang digunakan cukup banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang
telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel
padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi
dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.
1. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan balik. Ekstraksi
refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip
dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi,
namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap
akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada
uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis
senyawa anorganik karena sifatnya reaktif
2. Soxhletasi
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak
dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan =
1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai
komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.
3. Destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap
(esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari
simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang
tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan
kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat
bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya.
C. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan distribusi dari
komponen-komponen dalam fasa gerak dan fasa diam. Fasa gerak dapat berupa gas atau
cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa cairan atau padatan. Fasa gerak berupa gas disebut
kromatografi gas (Gas Chromatography). Kegunaan dari gas chromatography adalah untuk
identifikasi semua jenis senyawa organik yang mudah menguap dan juga dapat digunakan
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu campuran (McNair & Miller,
2009). Analisis kuantitatif dengan gas chromatography menggunakan metode standar
internal. Metode ini digunakan karena terdapat ketidakpastian yang disebabkan injeksi
sampel dan kecepatan aliran. Metode ini seringkali digunakan untuk sampel yang tidak
sesuai atau tidak mungkin diinjeksi langsung pada gas chromatography (Hidayat et al.,
2015).
Kromatografi memiliki berbagai macam teknik. Meski demikian, secara umum pola kerja
yang hampir sama yaitu sebagai berikut:
Komponen campuran yang akan diteliti ditempatkan pada sistem yang memiliki stasioner
atau padatan
Kemudian, komponen campuran tersebut akan mengalir memasuki fase gerak dan pada
fase ini, akan terjadi interaksi antara komponen tersebut dengan padatan yang ada
Timbulah sebuah proses pelarutan dan penguapan dari komponen campuran yang akan
dipisahkan tersebut
Nantinya, komponen campuran tersebut akan terpisah berdasarkan sifat dari komponen
penyusun tersebut dengan melihat apakah komponen tersebut mempunyai interaksi yang
kuat atau lemah ketika mereka memasuki fase diam.
Berikut 5 jenis teknik kromatografi yang biasa digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Column Chromatography
2. Ion-Exchange Chromatography
4. Paper Chromatography
5. Gas Chromatography
DAFTAR PUSTAKA
Barokati, A., & Salamah, N. 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik dan
Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak Terpurifikasi Rimpang
Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 3(1): 21-30.
Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan Kromatografi dan Elektroflorensis Modern.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudarmadji. S. dkk. 2007. Analisis bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta: Liberty.