BAB 6
PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI
Saklar Manual
Saklar manual adalah saklar yang dikendalikan dengan menggunakan tangan,
contoh toggle switch, slide switch, rocker switch, DIP switches, rotary switch,
thumbwheel switches, selector switch, pushbutton switches, drum switch. Toggle
switch menggunakan aksi posisi untuk menghasilkan suatu hubungan.
Slide switch menggunakan aksi luncur yang sederhana untuk menghasilkan suatu
hubungan. Saklar ini sering digunakan sebagai saklar pilih untuk memilih operasi
tipe high atau low, jadi saklar ini terdapat tiga pilihan, biasanya off, high, dan low.
Rocker switch merupakan hasil modifikasi dari slide switch. Dengan menekan pada
satu sisi dari saklar akan mengakibatkan luncuran meluncur ke bagian lainnya.
DIP (Dual in Package) switch merupakan saklar kecil yang didesain untuk disatukan
pada papan sirkuit. Dalam satu DIP switch ini terdapat beberapa saklar. Bentuk dari
DIP switch ini biasanya bisa terdiri dari toggle switch, atau rocker switch, atau slide
switch.
Rotary switch digunakan untuk operasi switching yang lebih kompleks, seperti yang
terdapat pada osiloskop dan multimeter. Saklar ini disebut juga sebagai wafer switch.
Selector Switch ini diaktifkan dengan cara memutar kenop yang ada ke kanan
ataupun ke kiri. Saklar ini memiliki beberapa posisi, yang setelah diputar bisa
berhenti pada posisi tersebut ataupun kembali ke posisinya semula.
Pushbutton switch terdiri dari dua jenis, yaitu normally open (NO) dan normally
close (NC). Untuk NO jika saklar ditekan maka akan mengalirkan arus, namun jika
dilepaskan maka arus akan berhenti mengalir, sedangkan untuk model NC adalah
sebaliknya.
Saklar Mekanik
Saklar ini merupakan saklar yang digerakkan otomatis melalui tekanan,
posisi, ataupun temperatur. Contoh: limit switches, microswitches, temperature
switches, pressure switches dan juga level switches. Limit Switch merupakan saklar
yang paling umum digunakan di industri. Saklar ini akan beroperasi jika batasan
yang ditentukan telah dicapai, dan biasanya digerakkan dengan semacam mekanisme
kontak seperti cam. Biasanya digunakan dalam sirkuit pengendali pada mesin untuk
mengatur penghidupan, mematikan ataupun memutar arah gerak motor.
Pressure switch digunakan untuk mengendalikan tekanan dari cairan ataupun gas.
Biasanya didesain untuk membuka ataupun menutup kontaktor pada saat tekanan
tercapai. Saklar ini merupakan saklar yang dioperasi secara pneumatik.
Level Switches digunakan untuk mengukur ketinggian dari cairan. Naik dan
turunnya pelampung secara mekanik akan mengaktifkan dan mematikan level switch
ini. Biasanya dipergunakan untuk pompa air, membuka dan menutup pipa saluran
solenoid untuk mengontrol aliran cairan.
Aktuator
Aktuator adalah peralatan yang mengkonversi sinyal elektrik menjadi gerak
mekanik. Bentuk umum dari aktuator, antara lain: relays, solenoid, dan motors.
Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang secara mekanik akan
men-switch sirkit elektrik. Relay adalah bagian yang penting dalam sistem kontrol,
karena kegunaannya dalam kendali jarak jauh, dan mengendalikan listrik tegangan
tinggi dengan menggunakan listrik tegangan rendah. Ketika tegangan mengalir ke
dalam elektromagnet pada sistem kontrol relay, maka magnet akan menarik lengan
logam pada arah magnet, dengan demikian kontak terjadi. Relay bisa memiliki jenis
NO atau NC ataupun kedua-duanya.
Solenoid adalah peralatan yang dipakai untuk mengkonversi signal elektrik atau arus
listrik menjadi gerak linear mekanik. Solenoid dibuat dari kumparan, dan inti besi
yang dapat digerakkan. Kekuatan menarik dan mendorong ditentukan oleh jumlah
lilitan pada kumparan. Sentakan dari solenoid adalah sangat penting. Sentakan kecil
akan dihasilkan tingkat operasi yang tinggi, dan daya yang dibutuhkan juga lebih
sedikit.
Solenoid valve ini merupakan kombinasi dari dua unit fungsional dasar, yaitu:
Solenoid dengan inti dan komponennya. Badan valve yang dimana terdapat
piringan/colokan yang diposisikan untuk menghentikan/mengalirkan aliran. Aliran
dapat mengalir tergantung dari gerakan dari inti dan tergantung dari apakah solenoid
dialiri arus atau tidak. Jika dialiri arus, maka kumparan akan mendorong inti untuk
membuka saluran (valve), dan pada saat tidak dialiri arus, saluran akan dalam
keadaan tertutup. Solenoid valve digunakan untuk mengendalikan hidrolik,
pneumatik, dan aliran air. Solenoid valve ini cocok untuk digunakan untuk aliran
dalam satu arah saja, dengan tekanan yang diberikan pada bagian atas dari piringan
saluran.
BAB 7
PENGERTIAN SISTEM KENDALI
Fungsi dari alat ini adalah untuk memanaskan fluida yang masuk dengan
temperatur awal Ti (t) sampai dengan temperatur tertentu yang diinginkan dari fluida
yang keluar T o (t). Media pemanas yang dipakai adalah uap panas. Apabila tidak ada
energi yang keluar ke lingkungan sekitarnya, yaitu dengan mengisolasi secara
sempurna pipa dan alat penukar panasnya, energi yang diterima oleh fluida yang
dipanaskan sama dengan energi yang dilepaskan oleh uap pemanas.
Dalam proses ini banyak variabel yang dapat berubah, yang menyebabkan
temperatur keluarnya menyimpang dari temperatur yang diharapkan. Jika hal ini
terjadi, suatu pengendalian perlu dilakukan untuk membetulkan penyimpangan
tersebut, yaitu suatu tindakan yang mempunyai tujuan untuk mengendalikan,
menjaga temperatur fluida keluar sesuai dengan temperatur yang diharapkan.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan langkah pertama
mengukur temperatur To(t), kemudian membandingkan hasil pengukuran tersebut
dengan temperatur yang diinginkan, dan berdasarkan hasil perbandingan ini
ditentukanlah tindakan yang diperlukan untuk membetulkan penyimpangan yang
terjadi.
Besar aliran uap pemanas dapat digunakan untuk membetulkan
penyimpangan ini. Jika temperatur keluar lebih tinggi dari yang diinginkan,
pembukaan katup uap diperkecil untuk mengurangi besar aliran uap pemanasnya,
sedangkan jika temperatur keluar lebih rendah dari temperatur yang diinginkan maka
katup uap dapat dibuka kembali untuk memperbesar aliran uap pemanasnya.
Tindakan tersebut di atas dapat di kerjakan secara manual oleh operator, dan
oleh karena prosedurnya sederhana maka dapat diharapkan tidak akan timbul
masalah. Namun demikian, umurnya dalam suatu proses terdapat banyak sekali
variabel yang harus dijaga pada suatu harga tertentu yang diharapkan. Untuk
memperbaiki penyimpangana yang terjadi dibutuhkan banyak operator, sehingga
akan lebih efisien apabila prosedur pengendaliannya dilakukan secara otomatis, oleh
suatu peralatan yang mampu mengendalikan variabel yang ada pada suatu proses
tanpa memerlukan intervensi dari operator. Inilah yang dimaksudkan dengan sistem
kendali otomatik.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka harus dirancang sebuah sistem kendali
otomatik pengatur temperatur. Salah satu alternatif dari sistem kendali tersebut dan
komponen dasarnya diperlihatkan pada Gambar 7.2 berikut.
Sistem ini digunakan sebagai alat pemasok air panas untuk kebutuhan sistem
lainnya. Untuk mendapatkan besar aliran air panas yang keluar terjaga pada harga
tertentu, maka salah satu caranya adalah dengan mengatur tinggi muka cairan yang
berada di tangki. Artinya bahwa apabila ketinggian muka cairan pada tangki dapat
dijaga pada ketinggian tertentu maka besar aliran air panas yang keluar dari tangki
terjaga konstan. Sistem ini disebut sebagai sistem pengendali tinggi muka cairan
yang digunakan untuk menjaga tinggi muka cairan terjaga pada ketinggian Y1 .
Cara kerja dari sistem ini adalah langkah pertama, tinggi muka cairan yang
sesungguhnya Y2 diukur dengan pelampung. Kemudian hasil pengukuran ini
dibandingkan dengan tinggi muka cairan yang diinginkan Y1. Apabila dari hasil
perbandingan ini terdapat perbedaan maka perbedaan tersebut digunakan untuk
menggerakkan elemen kendali akhir yaitu katup masuk, untuk bergerak menutup
atau membuka.
Dari dua buah contoh di atas; terlihat bahwa dalam semua sistem kendali
otomatik terdapat lima buah komponen dasar sebagai berikut.
1. Plant adalah semua obyek fisik yang dikendalikan. Pada contoh-contoh di
atas yaitu alat penukar panas adalah sebagai plant, demikian juga ruangan dan
udara di dalamnya.
2. Sensor adalah alat pengukur variabel keluaran, gangguan, merupakan sumber
informasi tentang apa yang sedang terjadi pada proses.
3. Transmitter adalah alat pembawa sinyal dari sensor. Sinyal mempunyai tiga
bentuk yang umumnya digunakan untuk memberikan komunikasi antara
komponen pada sistem kendali yaitu sinyal pneumatik atau sinyal udara
bertekanan, sinyal listrik atau elektronik, dan sinyal digital. Sinyal pneumatik
umumnya mempunyai tekanan antara 3 s/d 15 psig. Kadang-kadang ada juga
yang bertekanan antara 6 s,id 30 psig atau 3 s/d 30 psig. Simbol
penggambaran dalam sistem pemipaan dan instrumentasi umumnya adaiah
Sinyal listrik analog yang umum digunakan adalah 4 s/d 20 mA. Kadang
kadang juga digunakan 10 s/d 50 mA, 1 s/d 5 V, atau 0 s/d 10 V.
POLITEKNIK NEGERI MANADO JNTP-2008
INSTRUMENTASI DAN KENDALI 19
4. Controller adalah otak dari sistem kendali itu sendiri. Peralatan ini menerima
informasi dari alat pengukur dan memutuskan tindakan apa yang harus
dilakukan.
5. Final point control element adalah elemen kendali akhir. Peralatan ini
berfungsi sebagai pelaksana keputusan dari controller. Final point control
element dapat berupa katup, motor listrik dc, motor listrik ac, piston, relai,
dan sebagainya.
Kegunaan dari komponen tersebut adalah untuk melakukan tiga buah dasar
operasi yang harus ada pada semua sistem kendali otomatik, yaitu dijelaskan berikut
ini.
1. Pengukuran atau measurement (M). Untuk mengukur variabel yang
dikendalikan, biasanya dilakukan oleh kombinasi dari sensor dan transmitter.
2. Pengambilan keputusan atau decision (D). Berdasarkan dari hasil
pengukuran, alat pengendali harus dapat menentukan tindakan apa yang
fiarus dilakukan untuk menjaga semua variabel yang dikendalikan berada
pada harga yang diinginkan. Pada sistem tertentu mungkin alat pengambil
keputusannva sangat sederhana, namun untuk sistem yang lainnya mungkin
alat pengambil keputusannya sangat rumit.
3. Tindakan atau action (A). Sebagai akibat dari hasil keputusan yang dilakukan
oleh pengendali, maka sistem harus melakukan suatu tindakan. Ini biasanya
dilakukan oleh elemen kendali akhir atau final point control element.
Pada setiap kendali loop terbuka, variabel keluaran tidak dapat dibandingkan
dengan masukan acuannya, sehingga untuk setiap masukan acuan hanya terdapat satu
POLITEKNIK NEGERI MANADO JNTP-2008
INSTRUMENTASI DAN KENDALI 21
kondisi operasi yang tetap. Apabila terjadi ganguan pada sistem yang dikendalikan,
sistem kendali ini tidak dapat membetulkan penyimpangan yang terjadi. Ketelitian
dari sistem kendali ini sangat tergantung pada kalibrasi.
Sistem kendali loop terbuka mempunyai beberapa keuntungan diantaranya:
1. mudah dirancang, umumnya kontruksinya sederhana, dan perawatannya
mudah;
2. tidak dihadapkan pada masalah ketidakstabilan;
3. cocok digunakan untuk pengendalian sistem yang mempunyai variabel
keluaran yang sulit diukur atau secara ekonomi tidak layak;
4. lebih murah daripada sistem kendali loop tertutup.
Kekurangannya antara lain adalah:
1. responnya lambat;
2. tidak mampu menyesuaikan diri apabila terjadi penyimpangan, oleh karena
adanya ganguan pada sistem yang dikendalikan;
3. gangguan dan perubahan kalibrasi akan menimbulkan kesalahan, sehingga
keluaran mungkin berbeda daripada harga yang diinginkan;
4. untuk menjaga kualitas sesuai dengan yang diinginkan diperlukan kaiibrasi
ulang dari waktu ke waktu.
Contoh dari sistem kendali loop terbuka ini diperlihatkan pada Gambar 7.5 di
bawah ini.
Gambar 7.5. Sistem kendali loop terbuka untuk pengendalian temperatur ruangan
Pada Gambar 7.5 di atas, temperatur yang diharapkan atau sebagai masukan
acuannya Tr , di atur melalui pemutar yang sudah dikalibrasi. Pemutaran ini akan
menempatkan katup pada suatu posisi yang memungkinkan air panas bersirkulasi
melalui radiator.
Pada Gambar 7.7 di atas, untuk dapat membandingkan variabel keluaran yang
sebenarnya dengan masukan acuannya, maka variabel keluaran tersebut diukur
dahulu dengan memakai sensor atau transduser. Apabila sinyal dari sensor ini belum
cukup kuat maka sinyal tersebut ditingkatkan dahulu dengan memakai penguat.
Selanjutnya, sinyal dari transmiter ini dibandingkan dengan masukan acuannya. Dari
perbandingan ini, apabila terjadi kesalahan (error) e(t), maka e(t) sebelum
menggerakkan komponen kendali akhir (final point control element) diolah dahulu
dalam jenis kendali yang dipakai.
Contoh sistem kendali jerat tertutup ini seperti diperlihatkan pada Gambar 7.8
di bawah ini. Temperatur air panas yang diinginkan diatur dengan memutar tuas
pengatur, yang selanjutnya memutar salah satu ujung bimetal. Ujung bimetal yang
lainnya memutar engkol kemudian menggerakkan kerah sepanjang saluran pada pipa
air panas atau air dingin untuk rnembuka atau menutup saluran tersebut. Penambahan
pembukaan saluran air panas akan diikuti oleh penutupan saluran air dingin,
demikian pula sebaliknya.
Gambar 7.8. Sistem kendali otomatis utk pengendalian temperatur air utk mandi
Gangguan yang terjadi dapat berupa perubahan temperatur atau besar aliran
dari salah satu saluran air masuk. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan
perubahan temperatur air pada tangki pencampurnya. Selanjutnya, perubahan ini
akan diterima oleh bimetal. Sebagai akibatnya, bimetal akan melengkung kemudian
memutar engkol. Engkol kemudian menggerakkan kerah ke arah yang diperlukan
untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi ke temperatur yang diharapkan.
Diagram blok dari sistem kendali ini seperti diperlihatkan pada Gambar 7.9 di
bawah ini.
Gambar 7.9. Sistem kendali otomatik sistem pengatur temperatur air untuk mandi
Sistem Kendali loop tertutup ini selanjutnya masih dapat diklasifikasikan ke
dalam sistem kendali manual dan sistem kendali otomatik atau sistem kendali regulator
dan sistem kendali servomekanik
menjaga tekanan operasi reaktor berada di bavaah 60 bar, kalau tidak bahaya letusan
reaktor tersebut mungkin tidak dapat dihindari sehingga dapat mengakibatkan
terhentinya proses produksi serta petaka bagi pekerjanya.
2. Menjaga kualitas produk dan meminimumkan biaya. Suatu peratatan produksi harus
menghasilkan produk akhir yang memenuhi kuantitas dan kualitas yang diinginkan.
Sebagai contoh, untuk memproduksi poros dengan kuantitas 10000 buah per hari
dengan kualitas toferansi ukuran diametemya harus berada pada harga ±0.01 mm,
maka diperlukan suatu sistem kendali untuk memenuhi spesifikasi tersebut.
3. Peraturan lingkungan. Pemasangan sistem kendali memang perlu dipasang untuk
memenuhi peraturan lingkungan yang beriaku. Sebagai contoh gas buang dari
industri harus berada di bawah temperatur tertentu, dengan konsentrasi kimia di
bawah harga terentu, dan sebagainya, maka untuk memenuhi peraturan, diperlukan
pemasangan sistem kendali.
4. Keterbatasan operasi. Banyak peralatan yang mempunyai keterbatasan saat operasi.
Sebagai contoh, kompresor mempunyai tekanan operasi tertentu, peralatan harus
beroperasi pada temperatur tertentu, tangki tidak baleh kosong, generator listrik tidak
boleh melebihi kecepatan tertentu, dan sebagainya. Sistem kendali perlu dipasang
untuk memenuhi keterbatasan tersebut.
Dalam buku ini khusus dibahas tentang sistem linear atau sistem nonlinear
yang dilinearkan pada daerah kerja tertentu. Untuk menyelesaikan persamaan
diferensial linear yang melukiskan sistem linear ini sangat diperlukan pemahaman
tentang Transformasi Laplace. Oleh karena Transformasi Laplace sangat
mempermudah penyelesaian persamnaan diferensial linear.
Alat bantu lain yang juga penting dalam mempelajari dan
mengimplementasikan sistem kendali otomatik adalah simulasi komputer.