34 87 1 SM 4
34 87 1 SM 4
36-45
ABSTRACT
Caramele river as upper of karajae river in the parepare city potencial development
running water fish pond culture and integrated of tourism and environment sustainability
resource. This aimed study to evaluated technical and non technical feasibility aspect
arounded karajae river for running water fish pond system.
The study used purpose sampling method and variable investigated include; (1)
water quality (temperature, velocity, vegetation, soil texture, bentic organism,
oxygen,pH,accesability, etc.), (2) environment and social economic impact for native
people in the around area. Investigation area fixed three station.
The result of the study revealed that feasibility each stations appromixately are
Station I (71,3%), Station II (71,3%) and Station III (71,0%). The stations feasibility for
development of running water fish pond system are Station I and II.
Table 3. Alat dan Bahan yang digunakan dalam Kegiatan Survei dan Analisis kualitas
tanah dan air
Nilai kisaran yang
No Parameter Alat Ukur
dinginkan
Aspek Fisik
1 Suhu 20 – 30 oC Termometer
2 Kecerahan > 10 cm Secchi Disc
3 Kekeruhan 25 – 400 JTU Turbiditymeter
4 Debit air Air deras 50 l/dt /Current meter
Aspek Kimia
5 Oksigen terlarut 5 – 6 ppm DO meter/Metode Winkler
6 Karbondioksida Max 25 ppm CO meter/Metode Titrasi
7 pH 6,5 – 8 pH meter/Kertas Lakmus
8 Ammonia < 1,5 ppm Spektrofotometer
9 H2S < 0,1 ppm Spektrofotometer
10 Nitrit < 0,2 ppm Spektrofotometer
11 Aspek Biologi
12 Kelimpahan Benthos Sesuai kebutuhan Ekman Dredge
13 Kelimpahan Perifito
kadar amoniak untuk kolam air deras air deras. Sedangkan pH yang terukur
tidak boleh lebih dari 1 ppm karena akan berkisar 6-6,3.
menghambat pertumbuhan ikan.
Konsentrasi hydrogen sulfide c. Elevasi Tanah Terhadap
(H2S) yang diperoleh tidak terdeteksi Permukaan air
(ttd), hal ini menunjukkan kadar yang Pengukuran elevasi tanah
sangat rendah dalam air. Menurut Boyd terhadap permukaan air penting guna
(1982) bahwa pada konsentrasi 0,25 ppm mendukung system suplai air dan
sudah dapat menghambat pertumbuhan kemudahan dalam konstruksi.Semakin
ikan sebesar 60%. Jadi hasil pengukuran rendah ketinggian semakin baik karena
yang diperoleh sangat ideal biaya penggalian lebih sedikit dan suplai
Karbondioksida (CO2) merupakan air semakin besar. Hasil pengukuran
senyawa yang sangat mudah larut dalam didapatkan ketinggian 0,5-1,5m.
air. Semua jenis ikan dapat bertahan
hidup pada kadar 60 ppm sehingga hasil d. Suplai air
pengukuran yang diperoleh 10-15 ppm Suplai air berkaitan dengan
tidak berbehaya bagi kehidupan ikan. kuantitas air yang diperlukan dalam
Kekeruhan air disebebkan oleh system budidaya air deras. Debit air
partikel tanah atau hewan mikroskopik minimal untuk kolam air deras adalah 20
yang tersuspensi dalam air.Dari survey m3/detik, dari hasil pengukuran
lokasi menunjukkan kekeruhan menunjukkan kondisi yang ideal yaitu
disebabkan oleh partikel tanah yang sebesar 27-55 m3/detik. Sedangkan jarak
tersuspensi terutama pada kondisi hujan lokasi dari sungai berkisar 5-50 m.
lebat. Kisaran yang diperoleh adalah 8,4-
15,6 mg/l. hasil ini masih memenuhi e. Pencapaian Lokasi dan Mekanisasi
keriteria kualitas air kelas I yaitu sebesar Lokasi budidaya kolam air deras
maksimal 50 mg/l sebaiknya dapat dicapai dengan semua
Bentos dan ferifiton merupakan jenis kendaraan baik darat maupun
organism sedentary yang sering air.Hal ini berkaitan dengan penyediaan
digunakan sebagai indicator pencemaran sarana dan prasarana produksi dan
perairan dimana semakin sedikit pengangkutan hasil.Sedangkan
jumlahnya maka perairan tersebut mekanisasi berkaitan dengan pengerjaan
menunjukkan tingkat pencemaran yang konstruksi baik penggalian maupun
tinggi.Jumlah bentos dan perifiton yang penimbunan tanah. Dari hasil survey
didapatkan yaitu 10-13 ekor/m, jumlah menunjukkan lokasi tersebut dapat
ini menunjukkan tingkat pencemaran dicapai hanya dengan kendaraan darat
yang rendah. dan dapat dikerjakan dengan kendaraan
berat (Escapator, Trifuller)
b. Kualitas Tanah
Tanah merupakan factor penting f. Vegetasi
dalam budidaya ikan terutama Jenis vegetasi pada lokasi yang
kemampuan untuk menahan air terutama disurvei berupa semak dan pakis namun
untuk pemeliharan system ekstensif pada lereng gunung terdapat tanaman
sedangkan pada system intensif seperti keras seperti jati, waru, bamboo dan lain-
kolam air deras hanya berfungsi lain. Keberadaan vegetasi berkaitan
nenopang konstruksi kolam dengan kemudahan konstruksi sehingga
budidaya.Hasil pengukuran tekstur tanah semakin sedikit vegetasi maka akan
didapatkan liat berpasir, tekstur ini sangat semakin baik.
ideal dalam menopang konstruksi kolam
44 Khairuddin dan Munir