Tugas Hukum Perdata Ke 2, I.A. Trisna Bandawati, 2008020010
Tugas Hukum Perdata Ke 2, I.A. Trisna Bandawati, 2008020010
OLEH
IDA AYU TRSNA BANDAWATI
NIM 2008020010
DOSEN PENGAMPU
IDA BAGUS ALIT YOGA MAHESWARA,S.H.,M.H.
FAKULTAS HUKUM
DENPASAR
2020
Soal :
2. Sebutkan Pasal – pasal yang tersirat mengenai asas tersebut dalam KUHPER serta salin
bunyi dari pasal – pasal tersebut.
Jawaban :
2. Pasal-pasal yang tersirat mengenai asas tersebut dalam KUHPer serta salin bunyi
pasal-pasal tersebut :
a. Pada asas percampuran terdapat pasal – pasal pada UU KUHPer:
Pasal 701 Bila seorang pemilik dua bidang pekarangan yang sewaktu
diperolehnya memperlihatkan tanda, bahwa di antara kedua pekarangan itu
dahulu ada pengabdian pekarangan, kemudian memindahtangankan satu
pekarangan tersebut, dan perjanjian penyerahan tidak memuat ketentuan
tentang pengabdian pekarangan, maka pengabdian ini tetap berlaku untuk
pekarangan yang dipindahtangankan, hak pekarangan pemberi beban
maupun penerima beban.
Pasal 706 Semua pengabdian pekarangan berakhir, bila pekarangan
pemberi beban dan pekarangan penerima beban bergabung menjadi milik
satu orang, tanpa mengurangi ketentuan Pasal 701.
Pasal 718 Hak numpang karang berakhir antara lain:
1. karena percampuran;
2. karena musnahnya pekarangan;
3. karena lewat waktu dengan tenggang waktu tiga puluh tahun
lamanya
4. karena lewat waktu yang diperjanjikan atau ditentukan sewaktu
hak numpang karang dilahirkan.
Pasal 719 Bia tidak diadakan suatu perjanjian atau ketentuanketentuan
khusus tentang berakhirnya hak numpang karang, maka pemilik
pekarangan berhak mengakhirinya sendiri, tetapi setelah hak itu berjalan
selama tiga puluh tahun, dan sedikit-dikitnya satu tahun sebelumnya
diberitahukan dengan surat oleh juru sita kepada yang mempunyai hak
numpang karang.
Pasal 724 Ia berhak mengalihkan haknya kepada orang lain,
membebaninya dengan hipotek dan membebani tanah yang dibebani hak
guna usaha itu dengan pengabdian pekarangan selama jangka waktu hak
guna usahanya.
Pasal 736 Hak guna usaha berakhir menurut cara berakhirnya hak
numpang karang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7l8 dan 719.
Pasal 807 Hak pakai hasil berakhir:
1. karena meninggalnya pemakai hasil;
2. bila tenggang waktu hak pakai hasil itu telah lewat, atau syarat-syarat
diberikannya hak itu telah dipenuhi;
3. karena percampuran, yaitu bila hak milik dan hak pakai hasil jatuh ke
tangan satu orang;
4. karena pemakai hasil melepaskan haknya untuk pemilik;
5. karena lewat waktu, yaitu bila pemakai hasil selama tiga puluh tahun
tidak menggunakan haknya
6. karena semua barang yang berhubungan dengan hak pakai hasil itu
musnah.
Pasal 1311 Jika perikatan pokok dengan penetapan hukuman itu adalah
mengenai suatu barang yang dapat dibagi-bagi, maka hukuman hanya
harus dibayar oleh ahli waris debitur yang melanggar perikatan, dan hanya
untuk jumlah yang tidak melebihi bagiannya dalam perikatan pokok,
tanpa ada tuntutan terhadap mereka yang telah memenuhi perikatan.
Peraturan ini dikecualikan, jika perjanjian hukuman ditambah dengan
maksud supaya pemenuhan tidak terjadi untuk sebagian, dan salah satu
ahli waris telah menghalangi pelaksanaan perikatan untuk seluruh dan dari
para ahli waris yang lain hanya untuk bagian mereka, tanpa mengurangi
hak mereka untuk menuntut ahli waris yang melanggar perikatan.
Pasal 1339 Persetujuan tidak hanya mengikat apa yang dengan tegas
ditentukan di dalamnya, melainkan juga segala sesuatu yang menurut
sifatnya persetujuan dituntut berdasarkan keadilan, kebiasaan, atau
undang-undang.
Pasal 1334 Barang yang baru ada pada waktu yang akan datang, dapat
menjadi pokok suatu persetujuan. Akan tetapi seseorang tidak
diperkenankan untuk melepaskan suatu warisan yang belum terbuka,
ataupun untuk menentukan suatu syarat dalam perjanjian mengenai
warisan itu, sekalipun dengan persetujuan orang yang akan meninggalkan
warisan yang menjadi pokok persetujuan itu, hal ini tidak mengurangi
ketentuan pasal-pasal 169, 176, dan 178.