Anda di halaman 1dari 23

KURIKULUM 2013

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 PALASAH
Alamat : Jl. Raya Jatiwangi – Palimanan KM.5 Desa Palasah Kecamatan Palasah
Telepon/Fax. (0233) 884611. Email : smknpalasah.mjl@gmail.com, Majalengka 45475
BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata
pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari
sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh.

Dalam uraian tersebut menunjukkan bahwa kurikulum memegang peran penting dalam
penyelenggaraan suatu pendidikan dalam sebuah negara. Penyesuain kurikulum selalu terjadi
apabila kurikulum yang telah diselenggarakan dinilai tidak relevan lagi atau tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan bersama.

Karena pada kurikulum 2006 atau biasa disebut dengan KTSP sudah dinilai tidak sesuai
dan butuh penyesuaian, maka dibentuklah pengembanganya atau penyempurnaanya yaitu
kurikulum 2013 yang notabene adalah kurikulum terbaru yang dimiliki oleh pendidikan di
Indonesia.

1.2  Rumusan masalah


1.2.1        Apa pengertian kurikulum menurut kurikulum SMK tahun 2013?
1.2.2        Apa tujuan dari kurikulum SMK 2013?
1.2.3        Apa prinsip yang dimiliki dari kurikulum SMK 2013?
1.2.4        Apa karakteristik dari kurikulum SMK 2013?
1.2.5        Apa ruang lingkup dari kurikulum SMK 2013?
1.2.6        Apa isi dan struktur yang dimiliki dari kurikulum SMK 2013?
1.2.7        Bagaimana metode dalam pengaplikasian kurikulum SMK 2013?
1.2.8        Bagaimana posisi matapelajaran sejarah dalam kurikulum SMK 2013?
1.2.9        Bagaimana cara evaluasi dalam kurikulum SMK 2013?
1.2.10    Apa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki kurikulum SMK 2013?

1.3  Tujuan
1.3.1        mengetahui dan memahami mengenai pengertian dari kurikulum SMK tahun 2013;
1.3.2        Mengetahui dan memahami tujuan dari kurikulum SMK 2013;
1.3.3        Mengetahui dan memahami prinsip yang dimiliki kurikulum SMK 2013;
1.3.4        Mengetahui dan memahami karakteristik kurikulum SMK 2013;
1.3.5        Mengetahui dan memahami ruang lingkup dari kurikulum SMK 2013;
1.3.6        Mengetahui dan memahami isi dari kurikulum SMK 2013;
1.3.7        Mengetahui dan memahami struktur yang dimiliki kurikulum SMK 2013;
1.3.8        Mengetahui dan memahami metode dalam pengaplikasian kurikulum SMK 2013;
1.3.9        Mengetahui posisi matapelajaran sejarah dalam kurikulum SMK 2013;
1.3.10    Mengetahui dan memahami cara evaluasi dari kurikulum SMK 2013;
1.3.11    Mengetahui dan memahami kelemahan dan kelebihan kurikulum SMK 2013.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum SMK 2013


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi
tersebut.
2.1.1 Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1)     Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.
2)     Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi
akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.
3)      Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif
mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4)      Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata
pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
b) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader);
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
d) Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik.

2.1.2 Kerangka Dasar Kurikulum (Landasan Kurikulum SMK 2013)


A.    Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut:
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata
pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
B.    Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman
belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
C.     Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1.      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.      Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3.     Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional; dan
4.  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2.2 Tujuan Kurikulum SMK 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Tujuan Umum:
a)      meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
b)      Maha Esa
c)      mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
d)     berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
e)      bertanggung jawab
f)       mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
g)      memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
h)      mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadaplingkungan
hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup,
serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan Khusus:

a)      menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian
yang dipilihnya;
b)      menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
c)      membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi;
membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.

2.3 Prinsip Kurikulum SMK 2013


Prinsip pengambangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1) Prinsip Umum pengembangan Kurikulum 2013 :
Konsep implementasi kurikulum ini didasarkan pada prinsip-prinsip :
       Prinsip relevansi, dimana kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan
tuntutan kebutuhan siswa baik secara umum maupun perorangan sesuai dengan minat
dan bakat siswa serta kebutuhan lingkungan.
         Prinsip pengembangan, dimana kurikulum dikembangkan secara bertahap dan terus
menerus dengan jalan mengadakan perbaikan/pemantapan dengan pengembangan
lebih lanjut yang bersifat progresip.
    Prinsip pendidikan seumur hidup, dimana kurikulum dirancang untuk membuka
kemungkinan pengembangan pendidikan seumur hidup (tak mengenal batas usia).
         Prinsip keluwesan/fleksibel, yaitu kurikulum dikembangkan dengan
mempertimbangkan fleksibel dalam pelaksanaannya/implementasinya.
2) Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk
konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan
pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah
perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
3) Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan
Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang
menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan
fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan
tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka
pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan
dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
4) Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu
mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap
mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan
prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga
memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran

2.4 Karakteristik Kurikulum SMK 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1)      mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2)      sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3)      mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4)      memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
5)      kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar Mata pelajaran;
6)      kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7)      kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
2.5  Ruang Lingkup dari Kurikulum SMK 2013
Ruang lingkup pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2013
didalamnya antara lain adalah guru, peserta didik, sekolah, dunia usaha/ dunia industri (DU/DI),
dan masyarakat.
Selain satuan pendidikan sebagai ruang lingkup dari kurikulum SMK tahun 2013, disini
juga ditekankan dunia usaha/ dunia industri. Hal ini dapat terjadi karena mengingat bahwa SMK
pada dasarnya adalah sekolah vokasi yang bertujuan dari lulusanya dapat mencapai keberhasilan
menjadi seorang pekerja yang terdidik dan terampil. Maka dari itu perlu adanya penyesuaian
secara awal dengan cara praktek secara langsung dilapangan serta mendapat hubungan langsung
dengan dunia usaha/ dunia industri sehingga nantinya dapat bekerja dengan cepat setelah lulus.
2.6  Struktur dan Isi Kurikulum SMK 2013
A.    Kompetensi Inti Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1.      Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2.      Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3.      Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
4.      Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang
Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran
yang dianutnya. yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
Mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung- jujur, disiplin, tanggung- jujur, disiplin,
jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong tanggung- jawab, peduli
royong, kerjasama, toleran, royong, kerjasama, toleran, (gotong royong,
damai), santun, responsif damai), santun, responsif kerjasama, toleran,
dan pro-aktif dan dan pro-aktif dan damai), santun,
menunjukan sikap sebagai menunjukan sikap sebagai responsif dan pro-aktif
bagian dari solusi atas bagian dari solusi atas dan menunjukan sikap
berbagai permasalahan berbagai permasalahan sebagai bagian dari
dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara solusi atas berbagai
efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan permasalahan dalam
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam berinteraksi secara
menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai efektif dengan
cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam lingkungan sosial dan
pergaulan dunia. pergaulan dunia. alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami,
dan menganalisis dan menganalisis menerapkan,
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, menganalisis, dan
konseptual, dan prosedural konseptual, prosedural, dan mengevaluasi
berdasarkan rasa ingin metakognitif berdasarkan pengetahuan faktual,
tahunya tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang konseptual, prosedural,
pengetahuan, teknologi, ilmu pengetahuan, dan metakognitif dalam
seni, budaya, dan humaniora teknologi, seni, budaya, dan ilmu pengetahuan,
dalam wawasan humaniora dalam wawasan teknologi, seni, budaya,
kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, dan humaniora dengan
kenegaraan, dan peradaban kenegaraan, dan peradaban wawasan kemanusiaan,
terkait penyebab fenomena terkait penyebab fenomena kebangsaan,
dan kejadian dalam bidang dan kejadian dalam bidang kenegaraan, dan
kerja yang spesifik untuk kerja yang spesifik untuk peradaban terkait
memecahkan masalah. memecahkan masalah. penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik
untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak dalam ranah konkret
terkait dengan terkait dengan dan ranah abstrak
pengembangan dari yang pengembangan dari yang terkait dengan
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah pengembangan dari
secara mandiri, dan mampu secara mandiri, bertindak yang dipelajarinya di
melaksanakan tugas spesifik secara efektif dan kreatif, sekolah secara mandiri,
di bawah pengawasan dan mampu melaksanakan dan mampu
langsung. tugas spesifik di bawah melaksanakan tugas
pengawasan langsung. spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B.     Mata Pelajaran


1.      Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan)
mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan
kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama.
Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang
memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Mata pelajaran pilihan
terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk
SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan
didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA/MA
untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing adalah 42, 44, dan 44 jam pelajaran per
minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK
adalah 48 jam pelajaran per minggu. Beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks) yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri.
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran
yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK:
Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk
Pedoman Program Ekstrakurikuler.
2.     Struktur Kurikulum SMK/MAK
Struktur Kurikulum SMK/MAK Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan
bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya
hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah.
Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni
ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain
yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program
studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih
kompetensi keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Kesehatan;
d. Agribisnis dan Agroteknologi;
e. Perikanan dan Kelautan;
f. Bisnis dan Manajemen;
g. Pariwisata;
h. Seni Rupa dan Kriya;
i. Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik
mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan
Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi
guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh
Kementerian Agama.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh
Kementerian Agama.
Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1.    Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan
dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII
adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
2.      Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
3.    Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4.    Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
5.      Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
D.    Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1.    kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-
1;
2.    kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3.    kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4.      kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-
4.

2.7    Metode pada Kurikulum SMK 2013


Dalam Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, tidak disebutkan secara khusus metode
pengembangan atau pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang pengajar di kelas . Metode
atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode dan strategi yang
digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang diberikan atau tujuan yang
diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat
mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang
memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan
menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi
dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan
diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.

2.8    Posisi Matapelajaran Sejarah pada Kurikulum SMK 2013


Pada kurikulum SMK tahun 2013, matapelajaran Sejarah mengalami begitu perubahan
yang sangat besar. Yang biasanya mendapatkan posisi sebagai salah satu matapelajaran yang ada
pada IPS terpadu, sekarang berubah drastis telah berdiri sendiri sebagai matapelajaran Sejarah
Indonesia. Dan disini matapelajaran Sejarah alias Sejarah Indonesia mendapatkan 2 jam
pelajaran dalam satu minggu pada masing-masing kelas mulai dari semester satu sampai terakhir.

2.9    Evaluasi dalam Kurikulum SMK 2013


Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan
untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai
cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain
itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang
diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan
melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki
kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau
berhasil.
Pada kurikulum ini cara evaluasinya yaitu proses pembelajaran menekankan aspek
kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.
Dapat disimpulkan dari uraian kurikulum SMK 2013 antara lain:
1.      Evaluasi dilakukan di akhir tahun pada kelas XI SMA/SMK. Hasil evaluasi digunakan
untuk memperbaiki kelemahan hasil belajar peserta didik di kelas/ tahun berikutnya;
2.      Evaluasi dilakukan di akhir tahun ke XII dilakukan untuk menguji efektivitas
kurikulum dalm mencapai standart Kemampuan Lulusan;
3.      Dilakukan evaluasi praktek sesuai dengan bidang atau kejuruannya masing-masing
untuk mengetahui kemampuan dalam bidang kejuruannya atau sering disebut UKK
(Ujian Kompetensi Kejuruan).

2.10          Kelebihan dan Kelemahan dari Kurikulum SMK 2013


A.    Kelebihan Kurikulum SMK 2013
1.      Pola pembelajaran yang berpusat pada murid menjadikan peserta didik atau siswa dapat
lebih aktif dan mandiri dalam mencari materi pelajaran supaya kompetensinya sesuai
dengan yang diharapkan;
2.      Pola pembelajaran yang tidak hanya satu arah (interaksi guru-peserta didik) melainkan
lebih kepada pembelajaran interaktif, sehingga mengakibatkan siswa mendapat
weawasan pengetahuan yang lebih luas karena tidak hanya memiliki sumber ilmu yaitu
guru, namun yang berperan lainya adalah masyarakat, lingkungan, dan sumber/ media
pembelajaran lainya);
3.      Pola pembelajaran tidak terisolasi melainkan pola jejaring menjadikan siswa lebih luas
mencari informasi, dari siapa saja dan dari mana saja dapat dihubungi, serta diperoleh
melaui internet;
4.      Dengan pembelajaran aktif, siswa lebih aktif mencari materi yang dibutuhkan serta
diperkuat dengan model pendekatan sains;
5.      Siswa lebih dapat bekerja secara tim;
6.      Siswa lebih difasilitasi dengan pola pembelajaran alat yang tidak tunggal melainkan
pola pembelajaran berbasis multimedia;
7.      Pola pembelajaran yang lebih menekankan kebutuhan pelanggan (users) menjadikan
siswa lebih kuat dalam mengembangkan potensi yang dimiliki;
8.      Siswa lagi-lagi menjadi semakin memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dengan
pola pemberlajaran ilmu jamak (multidisciplines).

B.     Kelemahan kurikulum SMK 2013


1) Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjadikan peserta didik yang kurang
begitu mandiri kesusahan untuk menyamakan pengetahuan dengan teman yang lainya.
2) Guru kurang menunjukkan tugasnya sebagai sumber ilmu yang dibilang utama karena
pembelajaran yang diterapkan lebih kepada pembelajaran interaktif.
3) Dengan pola pembelajaran yang lebih terbuka, yang mengijinkan siswa secara luas
mendapat sumber dari internet. Membuat siswa merasa dimudahkan sehingga terlalu
membiasakan diri untuk mendapatkan materi secara instan.
4) Pola belajar yang yang tadinya sendiri menjadi kelompok menjadikan penerimaan
pengetahuan tidak merata karena diras ada yang aktif dalam kelompok akan mendapat
pengetahuan yang lebih namun yang pasif dan malas tidak akan mendapat apa-apa;
5) Pola pembelajaran dengan alat multimedia dan pengembangkan media pembelajaran
membutuhkan biaya atau anggaran lebih dalam pelaksanaanya;
6) Pola pembelajaran yang menekankan pada kebutuhan pelanggan atau (user) membuat
guru sebagai fasilitator menjadi lebih rumit untuk mengatasi perorangan dari masing-
masing siswa.
7) Tata keraja guru yang kolaboratif membuat guru butuh penyesuaian dini untuk
diintegrasikan dengan guru-guru yang lain.
BAB 3. PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana untuk mengatur jalannya suatu proses
pendidikan yang didalamnya meliputi tujuan, isi, dan bahan pembelajran. Dimana suatu
kurikulum memiliki landasan dan selalu mengalami rasional dalam pengembangan guna
mengalami penyempurnaan.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Prinsip kurikulum secara umum meliputi prinsip relevansi, prinsip pengembangan, prinsip
pendidikan seumur hidup, keluwesan/fleksibel. Dan berikut adalah karakteristik dari kurikulum
SMK 2013:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Ruang lingkup pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2013
didalamnya antara lain adalah guru, peserta didik, sekolah, dunia usaha/ dunia industri (DU/DI),
dan masyarakat.
Struktur dan isi kurikulum terdiri dari komponen pelajaran inti, bahan pelajaran, beban
pelajran, kompetensi dasar.
Dalam Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, tidak disebutkan secara khusus metode
pengembangan atau pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang pengajar di kelas.
Pada kurikulum SMK tahun 2013, matapelajaran Sejarah mengalami begitu perubahan
yang sangat besar. Yang biasanya mendapatkan posisi sebagai salah satu matapelajaran yang ada
pada IPS terpadu, sekarang berubah drastis telah berdiri sendiri sebagai matapelajaran Sejarah
Indonesia. Dan disini matapelajaran Sejarah alias Sejarah Indonesia mendapatkan 2 jam
pelajaran dalam satu minggu pada masing-masing kelas mulai dari semester satu sampai terakhir.
Pada kurikulum ini cara evaluasinya yaitu proses pembelajaran menekankan aspek
kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling
melengkapi.Dapat disimpulkan dari uraian kurikulum SMK 2013 antara lain:
1. Evaluasi dilakukan di akhir tahun pada kelas XI SMA/SMK. Hasil evaluasi
digunakan untuk memperbaiki kelemahan hasil belajar peserta didik di kelas/ tahun
berikutnya;
2. Evaluasi dilakukan di akhir tahun ke XII dilakukan untuk menguji efektivitas
kurikulum dalm mencapai standart Kemampuan Lulusan;
3. Dilakukan evaluasi praktek sesuai dengan bidang atau kejuruannya masing-masing
untuk mengetahui kemampuan dalam bidang kejuruannya atau sering disebut UKK
(Ujian Kompetensi Kejuruan).
Dalam kurikulum 2013 memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti halnya
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Meski sudah dilakukannya penyempurnaan atau perbaikan
namun tetap belum bisa mendekati kata sempurna sesuai dengan harapan dalam hal
pengaplikasiaan atau prakteknya.
3.2    Saran
Mengingat bahwa kurikulum adalah suatu perangkat program pendidikan beserta aspek
didalamnya yang menyangkut hal-hal dalam penyelenggaraan pendidikan, sudah barang pasti
bahwa kurikulum bukan sekedar penghias suatu aturan pendidikan yang hanya terpampang
secara formalitas. Namun lebih dari itu, esensi bahwa kurikulum sebagai kerangka dan
pengontrol dalam penyelenggaraan pendidikan harus benar-benar diterapkan dari semua hal yang
dirancang dari kurikulum. Dari sini perlu adanya sinergi antar pelaku pendidikan supaya semua
dapat tercapai.
Semua hal pasti memiliki kurang dan lebih, begitu juga dengan kurikulum. Meskipun
seringkali mengalami perbaikan entah dari isi dan beberapa aspek didalamnya, namun tetap juga
kurikulum sampai saat ini memiliki kekurangan. Karena dalam penyesuaianya terhadap berbagai
banyak aspek yang begitu banyak bukanlah hal yang mudah untuk dirancang. Oleh karena itu hal
ini akan menjadi sukses atau berbuah baik apabila implementasinya mendapatkan kerjasama dan
dukungan yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar.2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai