Anda di halaman 1dari 10

Nama : Elsa Karin

No. Absen / NIM : 27/11200820000060


Kelas : 3A Akuntansi
Mata Kuliah : Perpajakan 1
Dosen Pengampu : Fitri Damayanti, SE., M.Si

1. Sinung, bujangan (TK/-) adalah pengangguran. Namun, Sinung memiliki deposito


dengan bunga perbulan sebesar Rp.2.000.000. Bunga tersebut telah diperoleh sejak
bulan Februari 2006. Atas penghasilan bunga tersebut, telah dipotong PPh yang
bersifat final oleh bank.
Jawab pertanyaan dibawah ini disertai penjelasan yang cukup!
a) Kapan paling lambat Sinung mendaftarkan diri?
Jawaban:
Sinung adalah Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP paling
lambat pada akhir bulan berikutnya, berarti pada bulan Maret 2006.
b) Apakah Sinung wajib pembukuan?
Jawaban:
Menurut pasal 28 UU KUP, orang yang wajib melakukan pembukuan adalah
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan Wajib Pajak badan di Indonesia. Sinung adalah Wajib Pajak orang pribadi
yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, maka tidak
diwajibkan bagi Sinung untuk melakukan pembukuan, tetapi melakukan
pencatatan.
c) Apakah Sinung wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh?
Jawaban:
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas tidak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh. Akan tetapi,
sesuai dengan PPh pasal 4 ayat 2, orang yang memiliki bunga tabungan, bunga
obligasi, bunga simpanan koperasi, dan deposito wajib untuk menyampaikan SPT
Tahunan PPh. Maka, Sinung wajib menyampaika SPT Tahunan PPh, karena
Sinung masih memiliki deposito.
2. Pada tanggal 31 maret 2006, Dwi Hermanto tidak memasukkan SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi. Pada waktu itu ia sedang ke Singapura untuk jangka waktu
yang lama. Pada tanggal 1 Juli 2007, Kantor pelayanan Pajak menerbitkan Surat
Teguran dan surat ini diterima oleh pembantunya. Sepulangnya dari Singapura,
pembantu tersebut pulang ke kampungnya, dan surat teguran tersebut tidak diserahkan
kepada Dwi Hermanto. Pada Tanggal 1 September 2007 dikeluarkan Surat Teguran
kedua yang diterima langsung oleh Dwi Hermanto. Karena sedang mengalami
kesulitan keuangan, SPT Tahunan Dwi Hermanto tidak juga dimasukkan. Pada
tanggal 1 November 2007, dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak yang menetapkan
bahwa jumlah pajak yang terutang oleh Dwi Hermanto pada Tahun Pajak 2006 adalah
Rp. 20.000.000. Selama tahun 2006, Dwi Hermanto telah membayar angsuran PPh
Pasal 25 sebesar Rp.1.000.000 setiap bulannya. Pembayaran dimuka yang dilakukan
melalui pemotongan PPh oleh pihak lain adalah Rp.1.000.000.
a) Berapa jumlah SKP yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak yang
seharusnya?
Jawaban: Jumlah SKP yang seharusnya dikeluarkan DJP ada 2. Surat Tagihan
Pajak (STP) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Direktorat
Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) untuk menagih
pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. Surat tagihan
pajak ini akan diterbitkan karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
atau kurang dibayar dan juga terkena sanksi administrasi berupa denda dan/atau
bunga. Lalu Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) untuk wajib pajak yang kurang atau tidak membayar
pajak terutang. Sebagaimana sesuai dengan soal tsb.
Yang pertama 20.000.000 – (12x1.0000.000+1.000.000) = 7.000.000 untuk yang
kurang bayar 7.000.000 + 50%x7.000.0000 = 10.500.000 (sanksi administrasi).

b) Apakah jumlah tersebut berbeda? Upaya hukum apa yang dapat Wajib Pajak
lakukan?
Jawaban: Jumlah berbeda yg dimaksud adalah perbedaan nominal antara STP &
SKPKB yg di berikan oleh direktor Jendral pajak dengan jumlah yang telah
dihitung oleh WP. Upaya hukum yang dapat dilakukan Wajib Pajak Ketika wajib
pajak memperoleh suatu surat ketetapan pajak dan merasa tidak puas atas
ketetapan pajak tersebut, maka wajib pajak dapat mengajukan upaya hukum
dengan nama keberatan atau pengajuan banding melalui sistem self assesment.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang KUP, upaya hukum atas
keberatan dapat diajukan ke Direktorat Jendral Pajak, yaitu ke Kantor Pelayanan
Pajak tempat dimana wajib pajak terdaftar. Perbedaan penafsiran antara
pemerintah sebagai fiskus dengan rakyat sebagai wajib pajak ini kemungkinan
besar memang dapat terjadi karena mungkin adanya perbedaan perhitungan pajak
yang berbeda antara keduanya.

3. Direktur Jendral Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
atas Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang bernama Santiman sebesar
Rp.100.000.000 untuk Tahun Pajak 2001. SKPKB tersebut diterbitkan pada tanggal
21 November 2006.
a) Seandainya besar SKPKB tersebut seharusnya Rp.10.000.000, tetapi yang tertulis
adalah Rp.100.000.000. Apakah upaya yang seharusnya dilakukan Wajib Pajak?
Apa dasar hukumnya?
Jawaban: Upaya yang seharusnya dilakukan Wajib Pajak yaitu mengajukan
Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar. Dasar Hukum  Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP rekan, Dasar Hukum
yang lain adalah Pasal 13 ayat (2) PMK-08/PMK.03/2013.

b) Pada tanggal 3 Maret 2007, Wajib Pajak mengetahui bahwa ketetapan tersebut
ternyata tidak benar karena terdapat Objek Pajak yang seharusnya dikecualikan
atau tidak dikenakan Pajak Penghasilan, tetapi pada kenyataannya dikenakan
Pajak Penghasilan. Berdasarkan hal tersebut, upaya apakah yang seharusnya
dilakukan Wajib Pajak? Apa dasar hukumnya?
Jawaban: Upaya yang seharusnya dilakukan Wajib Pajak yaitu mengajukan surat
banding terhadap hasil putusan keberatan pajak atas terbitnya Surat Ketetapan
Pajak Banding dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima
putusan yang dibanding. Dasar Hukum Pasal 1 No 6 UU RI No 14 Tahun 2002.

c) Hitung besarnya sanksi administrasi berupa bunga apabila pelunasan SKPKB


dilakukan pada tanggal 21 November 2007?
Jawaban:
Penghasilan Kena Pajak = Rp. 100.000.000
Pajak Terutang = 30% x Rp. 100.000.000 = Rp. 30.000.000
Kredit Pajak = Rp. 10.000.000
Kurang Bayar Pajak = (Rp. 30.000.000 – 10.000.000) = Rp. 20.000.000
Bunga 1 Tahun 12 bulan = ( 12 x 0,94% x Rp. 20.000.000) = Rp. 2.256.000

d) Apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya, kapan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan paling cepat diterbitkan?
Jawaban: Surat Penyitaan diterbitkan apabila utang pajak belum dilunasi dalam
jangka waktu 2 x 24 jam setelah surat paksa diberitahukan, untuk itu maka dapat
dilakukan tindakan penyitaan atas barang – barang wajib pajak.

4. Sucipto adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha. Pada
tanggal 16 Juli 2008 dia membayar PPh Pasal 25 (angsuran PPh Orang Pribadi yang
dibayar sendiri tiap bulan untuk tahun 2008 sebesar Rp.6.000.000) sekaligus untuk
Masa Maret 2008, April 2008, dan Mei 2008 sebesar 18 juta, serta melaporkannya
pada tanggal 20 Juli 2008. Sanksi administrasi apa saja yang dikenakan terhadap
pembayaran PPh Pasal 25 oleh Sucipto tersebut? Berapa jumlahnya?
Jawaban:
Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Sucipto adalah membayar bunga
keterlambatan membayar dan keterlambatan melapor, denda untuk terlambat
membayar sebesar 2% menurut PPh 25 yaitu apabila Wajib Pajak terlambat
melakukan pembayaran PPh Pasal 25 yaitu akan dikenai bunga sebesar 2% per bulan
yang dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran. Sementara itu,
untuk sanksi telat melapor dikenakan sebesar Rp 100.000.
Sanksi Telat Bayar:
 Maret : 3 x 2% x Rp 6.000.000 = Rp 360.000
 April : 2 x 2% x Rp 6.000.000 = Rp 240.000
 Mei : 1 x 2% x Rp 6.000.000 = Rp 120.000
Jadi, Jumlah Sanksi Telat Bayar Rp 720.000
Sanksi Telat Lapor yaitu Rp 100.000
Telat 3 bulan = 3 x 100.000. Jadi, Total Sanksi Administratifnya Rp. 1.020.000

5. Salah satu fungsi Surat Tagihan adalah melakukan tagihan terhadap Wajib Pajak atas
pengenaan sanksi administrasi berupa bunga. Sebutkan sedikitnya 5 hal yang
megakibatkan Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa bunga yang
penagihannya dilakukan dengan penerbitan Surat Tagihan Pajak!
Jawaban:
a. Pajak penghasilan dalam waktu berjalan tidak atau kurang bayar
b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah
tulis atau salah hitung
Untuk poin a dan b dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
tarif bungan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Tahun Pajak, atau
bagian Tahun Pajak sampai diterbitkannya STP (UU Pasal 14 ayat 3 No. 11
Tahun 2020). Saat ini sanksi administrasi bersifat fluktuatif karena
berdasarkan suku bunga acuan dari Bank Indonesia yang tiap bulannya
akan berbeda seperti bulan September 2021 ini diberlakukan bunga sebesar
0,52% - 1,77% yang lebih kecil daripada bulan Agustus 2021.
c. Wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda atau bunga
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat faktur pajak
atau terlambat membuat faktur pajak
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak mengisi faktur pajak
secara lengkap.
Terhadap pengusaha kena pajak pada poin d dan e selain membayar pajak
terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 1% dari Dasar
Pengenaan Pajak. (UU Pasal 14 ayat 4 No. 11 Tahun 2020)
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana
yang dimaksud UU Pasal 14 ayat 3 No. 11 Tahun 2020 dihitung berdasarkan
suku bunga acuan ditambah 5% dan dibagi 12 yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi (UU Pasal 14 ayat 5a No. 11 Tahun 2020)

6. Sebutkan persyaratan tertentu bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas agar dapat diberikan pengembalian pendahuluan atas
permohonan kelebihan pembayaran pajak!
Jawaban:
I. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi;
II. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang
menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi dengan
jumlah lebih bayar paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
III. Wajib Pajak Badan yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan
lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau
IV. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan
Nilai lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

7. Ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku menyebutkan bahwa setiap


Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas
dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata
uang rupiah dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jendral Pajak tempatnya terdaftar. Apa yang dimaksud SPT harus diisi dengan benar,
lengkap dan jelas?
Jawaban:
Yang dimaksud bahwa SPT yang disampaikan benar dalam perhitungan,
benar dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan, benar dalam
penulisan dan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. SPT juga harus
diisi dengan lengkap maksud nya yaitu dalam artian lengkap disini bahwa telah
memuat semua unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. Sedangkan
maksud dari kata jelas dalam pengisian SPT disini berarti bahwa SPT harus diisi
dengan jelas, di mana SPT harus melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak
dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan.

8. Apakah yang dimaksud dengan sengketa pajak dan di mana tempat menyelesaikan
sengketa pajak di ranah Yudikatif?
Jawaban:
 Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara
Wajib Pajak/penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada
Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan,
termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
 Penyelesaian sengketa pajak di ranah Yudikatif diselesaikan oleh lembaga
pengadilan pajak murni.
9. Dasar Penagihan Pajak :
Jawaban:
a) Produk Hukum apa saja yang menjadi dasar penagihan Pajak?
Dasar Penagihan PPh, PPN, PPnBM, serta Bunga Penagihan
 Surat Tagihan Pajak.
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
 Surat Keputusan Pembetulan.
 Surat Keputusan Pemberatan.
 Putusan Banding.
 Putusan Peninjauan Kembali sehingga total pajak yang perlu dilunasi
bertambah.
Dasar Penagihan PBB
 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.
 Surat Ketetapan.
 Surat Tagihan Pajak.
b) Kapan dasar penagihan Pajak harus dilunasi?
Dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
c) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, berapa utang pajak yang harus
dilunasi sebelum mengajukan keberatan?
Berdasarkan dokumen Kementerian Keuangan, Wajib Pajak boleh
mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai surat-surat
ketetapan pajak. Pengajuan keberatan ini diatur dalam pasal 25 UU KUP. Dalam
hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak
wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah
disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat
keberatan disampaikan.

1. Sebutkan 4 syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi konsultan


pajak yang dapat menerima kuasa dari Wajib Pajak.
2. Apa isi surat kuasa khusus?
10.

Jawaban:
Jawaban:
1. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh konsultan pajak sebgai seorang kuasa
sebagaimana yang telah diatur peraturan perundang-undangan perpajakan.
Konsultan pajak harus memiliki surat izin praktik konsultan pajak yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk, dan harus
menyerahkan Surat Pernyataan sebagai konsultan pajak. Pada saat melaksanakan
hak dan/atau memenuhi kewajiban perpajakan Wajib Pajak seorang konsultan
pajak yang menjadi kuasa harus menyerahkan kepada pegawai Direktorat Jenderal
Pajak yang menangani Wajib Pajak yang bersangkutan, surat kuasa khusus dari
Wajib Pajak yang dilampiri dengan dokumen:
a. Fotokopi Kartu Izin Praktik Konsultan Pajak
b. Surat Pernyataan sebagai Konsultan Pajak
c. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
d. Fotokopi tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Tahun Pajak terakhir bagi kuasa yang telah memiliki kewajiban
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

2. Surat kuasa khusus adalah pemberian kuasa yang dilakukan hanya untuk satu
kepentingan tertentu atau lebih (lihat Pasal 1975 KUHPer) Dalam surat kuasa
khusus, di dalamnya dijelaskan tindakan-tindakan apa saja yang boleh dilakukan
oleh penerima kuasa. Jadi, karena ada tindakan-tindakan yang dirinci dalam surat
kuasa tersebut, maka surat kuasa tersebut menjadi surat kuasa khusus. Surat kuasa
khusus, paling sedikit berisi:
 Nama, alamat, dan tanda tangan di atas materai serta NPWP dan Wajib Pajak
pemberi kuasa.
 Nama, alamat, dan tanda tangan serta NPWP penerima kuasa.
 Hak dan/ kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan.

11. Amanda (WNI)-K/1 pada awal 2007 memulai usahanya sebagai pedagang alat-alat
elektronik. Toko tersebut disewa oleh Amanda untuk jangka waktu 3 tahun. Kegiatan
usaha Amanda menunjukkan kesuksesan. Terbukti dari peredaran bruto usaha nya
sejak bulan Maret 2007 menunjukkan peningkatan hingga Desember 2007. Peredaran
bruto selama tahun 2007 adalah 1.700.000.000. Ditambah penghasilan Amanda dari
investasi di pasar modal sebesar Rp.175.000.000 dan penghasilan dari deposito
Rp.50.000.000. Namun karena ketidaktahuan Amanda terhadap kewajiban
perpajakan, Amanda tidak pernah memenuhi kewajiban pajak apa pun selama Tahun
Pajak 2007.
a) Kewajiban perpajakan apa saja yang menjadi kewajiban Amanda?
 Mendaftarkan usahanya sebagai Pengusaha Kena Pajak
 Membayar pajak yang terutang selama tahun 2007
b) Apabila ada indikasi tindak pidana yang dilakukan Amanda, sanksi apa yang
dapat dikenakan kepada Amanda? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya!
Jawaban:
 Dikarenakan ketidaktahuannya, Amanda tidak membayar pajak PPh-nya
selama satu tahun
 Amanda juga tidak melaporkan SPT Tahunan kepada Dirjen Pajak.
Adapun sanksi yang ia dapatkan adalah berlandaskan pada pasal 9 ayat 2(a) &
2(b) UU Cipta Kerja
 Dalam Ayat 2(a), Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah
tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan yang dinitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
 Di dalam ayat 2(b), Atas pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan
setelah tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan,
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal
pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
c) Bolehkah Amanda memberi kuasa kepada karyawannya, padahal karyawannya
belum lulus USKP?
Jawaban: Tentu tidak bisa. Karena, dalam PMK Nomor 229/PMK.03/2014
tentang Persyaratan serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Kuasa. Menteri
Keuangan, dalam PMK tersebut, menetapkan hanya konsultan pajak dan
karyawan Wajib Pajak yang bisa menjadi kuasa Wajib Pajak. Dengan demikian,
tertutup ruang untuk profesi selain keduanya untuk bisa menjadi kuasa Wajib
Pajak. Syarat utama untuk menjadi seorang kuasa adalah konsultan pajak ataupun
karyawan Wajib Pajak yang harus memahami dan menguasai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan. Oleh karena itu, Amanda tidak bisa
memberikan kuasa-nya kepada karyawannya yang belum lulus USKP (Ujian
Sertifikasi Konsultan Pajak).
d) Apakah Amanda harus dikukuhkan sebagai Pegusaha Kena Pajak? Berikan alasan
dan dasar hukumnya!
Jawaban:
Tidak dikukuhkan karena hal ini sesuai dengan PMK Nomor 197/PMK.03/2013
Tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai yakni terdapat di
dalam pasal 4 ayat (1), yang berbunyi, “Pengusaha wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu
bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya
melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).” Ilustrasi
diatas menunjukkan bahwasanya Amanda memperoleh total peredaran bruto
sebesar Rp1.700.000.000,00, maka Amanda tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak.

Anda mungkin juga menyukai