Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
b) Apakah jumlah tersebut berbeda? Upaya hukum apa yang dapat Wajib Pajak
lakukan?
Jawaban: Jumlah berbeda yg dimaksud adalah perbedaan nominal antara STP &
SKPKB yg di berikan oleh direktor Jendral pajak dengan jumlah yang telah
dihitung oleh WP. Upaya hukum yang dapat dilakukan Wajib Pajak Ketika wajib
pajak memperoleh suatu surat ketetapan pajak dan merasa tidak puas atas
ketetapan pajak tersebut, maka wajib pajak dapat mengajukan upaya hukum
dengan nama keberatan atau pengajuan banding melalui sistem self assesment.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang KUP, upaya hukum atas
keberatan dapat diajukan ke Direktorat Jendral Pajak, yaitu ke Kantor Pelayanan
Pajak tempat dimana wajib pajak terdaftar. Perbedaan penafsiran antara
pemerintah sebagai fiskus dengan rakyat sebagai wajib pajak ini kemungkinan
besar memang dapat terjadi karena mungkin adanya perbedaan perhitungan pajak
yang berbeda antara keduanya.
3. Direktur Jendral Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
atas Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang bernama Santiman sebesar
Rp.100.000.000 untuk Tahun Pajak 2001. SKPKB tersebut diterbitkan pada tanggal
21 November 2006.
a) Seandainya besar SKPKB tersebut seharusnya Rp.10.000.000, tetapi yang tertulis
adalah Rp.100.000.000. Apakah upaya yang seharusnya dilakukan Wajib Pajak?
Apa dasar hukumnya?
Jawaban: Upaya yang seharusnya dilakukan Wajib Pajak yaitu mengajukan
Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar. Dasar Hukum Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP rekan, Dasar Hukum
yang lain adalah Pasal 13 ayat (2) PMK-08/PMK.03/2013.
b) Pada tanggal 3 Maret 2007, Wajib Pajak mengetahui bahwa ketetapan tersebut
ternyata tidak benar karena terdapat Objek Pajak yang seharusnya dikecualikan
atau tidak dikenakan Pajak Penghasilan, tetapi pada kenyataannya dikenakan
Pajak Penghasilan. Berdasarkan hal tersebut, upaya apakah yang seharusnya
dilakukan Wajib Pajak? Apa dasar hukumnya?
Jawaban: Upaya yang seharusnya dilakukan Wajib Pajak yaitu mengajukan surat
banding terhadap hasil putusan keberatan pajak atas terbitnya Surat Ketetapan
Pajak Banding dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima
putusan yang dibanding. Dasar Hukum Pasal 1 No 6 UU RI No 14 Tahun 2002.
d) Apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya, kapan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan paling cepat diterbitkan?
Jawaban: Surat Penyitaan diterbitkan apabila utang pajak belum dilunasi dalam
jangka waktu 2 x 24 jam setelah surat paksa diberitahukan, untuk itu maka dapat
dilakukan tindakan penyitaan atas barang – barang wajib pajak.
4. Sucipto adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha. Pada
tanggal 16 Juli 2008 dia membayar PPh Pasal 25 (angsuran PPh Orang Pribadi yang
dibayar sendiri tiap bulan untuk tahun 2008 sebesar Rp.6.000.000) sekaligus untuk
Masa Maret 2008, April 2008, dan Mei 2008 sebesar 18 juta, serta melaporkannya
pada tanggal 20 Juli 2008. Sanksi administrasi apa saja yang dikenakan terhadap
pembayaran PPh Pasal 25 oleh Sucipto tersebut? Berapa jumlahnya?
Jawaban:
Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Sucipto adalah membayar bunga
keterlambatan membayar dan keterlambatan melapor, denda untuk terlambat
membayar sebesar 2% menurut PPh 25 yaitu apabila Wajib Pajak terlambat
melakukan pembayaran PPh Pasal 25 yaitu akan dikenai bunga sebesar 2% per bulan
yang dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran. Sementara itu,
untuk sanksi telat melapor dikenakan sebesar Rp 100.000.
Sanksi Telat Bayar:
Maret : 3 x 2% x Rp 6.000.000 = Rp 360.000
April : 2 x 2% x Rp 6.000.000 = Rp 240.000
Mei : 1 x 2% x Rp 6.000.000 = Rp 120.000
Jadi, Jumlah Sanksi Telat Bayar Rp 720.000
Sanksi Telat Lapor yaitu Rp 100.000
Telat 3 bulan = 3 x 100.000. Jadi, Total Sanksi Administratifnya Rp. 1.020.000
5. Salah satu fungsi Surat Tagihan adalah melakukan tagihan terhadap Wajib Pajak atas
pengenaan sanksi administrasi berupa bunga. Sebutkan sedikitnya 5 hal yang
megakibatkan Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa bunga yang
penagihannya dilakukan dengan penerbitan Surat Tagihan Pajak!
Jawaban:
a. Pajak penghasilan dalam waktu berjalan tidak atau kurang bayar
b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah
tulis atau salah hitung
Untuk poin a dan b dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
tarif bungan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Tahun Pajak, atau
bagian Tahun Pajak sampai diterbitkannya STP (UU Pasal 14 ayat 3 No. 11
Tahun 2020). Saat ini sanksi administrasi bersifat fluktuatif karena
berdasarkan suku bunga acuan dari Bank Indonesia yang tiap bulannya
akan berbeda seperti bulan September 2021 ini diberlakukan bunga sebesar
0,52% - 1,77% yang lebih kecil daripada bulan Agustus 2021.
c. Wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda atau bunga
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat faktur pajak
atau terlambat membuat faktur pajak
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak mengisi faktur pajak
secara lengkap.
Terhadap pengusaha kena pajak pada poin d dan e selain membayar pajak
terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 1% dari Dasar
Pengenaan Pajak. (UU Pasal 14 ayat 4 No. 11 Tahun 2020)
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana
yang dimaksud UU Pasal 14 ayat 3 No. 11 Tahun 2020 dihitung berdasarkan
suku bunga acuan ditambah 5% dan dibagi 12 yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi (UU Pasal 14 ayat 5a No. 11 Tahun 2020)
6. Sebutkan persyaratan tertentu bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas agar dapat diberikan pengembalian pendahuluan atas
permohonan kelebihan pembayaran pajak!
Jawaban:
I. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi;
II. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang
menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi dengan
jumlah lebih bayar paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
III. Wajib Pajak Badan yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan
lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau
IV. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan
Nilai lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
8. Apakah yang dimaksud dengan sengketa pajak dan di mana tempat menyelesaikan
sengketa pajak di ranah Yudikatif?
Jawaban:
Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara
Wajib Pajak/penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada
Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan,
termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Penyelesaian sengketa pajak di ranah Yudikatif diselesaikan oleh lembaga
pengadilan pajak murni.
9. Dasar Penagihan Pajak :
Jawaban:
a) Produk Hukum apa saja yang menjadi dasar penagihan Pajak?
Dasar Penagihan PPh, PPN, PPnBM, serta Bunga Penagihan
Surat Tagihan Pajak.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Surat Keputusan Pembetulan.
Surat Keputusan Pemberatan.
Putusan Banding.
Putusan Peninjauan Kembali sehingga total pajak yang perlu dilunasi
bertambah.
Dasar Penagihan PBB
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.
Surat Ketetapan.
Surat Tagihan Pajak.
b) Kapan dasar penagihan Pajak harus dilunasi?
Dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
c) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, berapa utang pajak yang harus
dilunasi sebelum mengajukan keberatan?
Berdasarkan dokumen Kementerian Keuangan, Wajib Pajak boleh
mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai surat-surat
ketetapan pajak. Pengajuan keberatan ini diatur dalam pasal 25 UU KUP. Dalam
hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak
wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah
disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat
keberatan disampaikan.
Jawaban:
Jawaban:
1. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh konsultan pajak sebgai seorang kuasa
sebagaimana yang telah diatur peraturan perundang-undangan perpajakan.
Konsultan pajak harus memiliki surat izin praktik konsultan pajak yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk, dan harus
menyerahkan Surat Pernyataan sebagai konsultan pajak. Pada saat melaksanakan
hak dan/atau memenuhi kewajiban perpajakan Wajib Pajak seorang konsultan
pajak yang menjadi kuasa harus menyerahkan kepada pegawai Direktorat Jenderal
Pajak yang menangani Wajib Pajak yang bersangkutan, surat kuasa khusus dari
Wajib Pajak yang dilampiri dengan dokumen:
a. Fotokopi Kartu Izin Praktik Konsultan Pajak
b. Surat Pernyataan sebagai Konsultan Pajak
c. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
d. Fotokopi tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Tahun Pajak terakhir bagi kuasa yang telah memiliki kewajiban
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
2. Surat kuasa khusus adalah pemberian kuasa yang dilakukan hanya untuk satu
kepentingan tertentu atau lebih (lihat Pasal 1975 KUHPer) Dalam surat kuasa
khusus, di dalamnya dijelaskan tindakan-tindakan apa saja yang boleh dilakukan
oleh penerima kuasa. Jadi, karena ada tindakan-tindakan yang dirinci dalam surat
kuasa tersebut, maka surat kuasa tersebut menjadi surat kuasa khusus. Surat kuasa
khusus, paling sedikit berisi:
Nama, alamat, dan tanda tangan di atas materai serta NPWP dan Wajib Pajak
pemberi kuasa.
Nama, alamat, dan tanda tangan serta NPWP penerima kuasa.
Hak dan/ kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan.
11. Amanda (WNI)-K/1 pada awal 2007 memulai usahanya sebagai pedagang alat-alat
elektronik. Toko tersebut disewa oleh Amanda untuk jangka waktu 3 tahun. Kegiatan
usaha Amanda menunjukkan kesuksesan. Terbukti dari peredaran bruto usaha nya
sejak bulan Maret 2007 menunjukkan peningkatan hingga Desember 2007. Peredaran
bruto selama tahun 2007 adalah 1.700.000.000. Ditambah penghasilan Amanda dari
investasi di pasar modal sebesar Rp.175.000.000 dan penghasilan dari deposito
Rp.50.000.000. Namun karena ketidaktahuan Amanda terhadap kewajiban
perpajakan, Amanda tidak pernah memenuhi kewajiban pajak apa pun selama Tahun
Pajak 2007.
a) Kewajiban perpajakan apa saja yang menjadi kewajiban Amanda?
Mendaftarkan usahanya sebagai Pengusaha Kena Pajak
Membayar pajak yang terutang selama tahun 2007
b) Apabila ada indikasi tindak pidana yang dilakukan Amanda, sanksi apa yang
dapat dikenakan kepada Amanda? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya!
Jawaban:
Dikarenakan ketidaktahuannya, Amanda tidak membayar pajak PPh-nya
selama satu tahun
Amanda juga tidak melaporkan SPT Tahunan kepada Dirjen Pajak.
Adapun sanksi yang ia dapatkan adalah berlandaskan pada pasal 9 ayat 2(a) &
2(b) UU Cipta Kerja
Dalam Ayat 2(a), Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah
tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan yang dinitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Di dalam ayat 2(b), Atas pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan
setelah tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan,
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal
pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
c) Bolehkah Amanda memberi kuasa kepada karyawannya, padahal karyawannya
belum lulus USKP?
Jawaban: Tentu tidak bisa. Karena, dalam PMK Nomor 229/PMK.03/2014
tentang Persyaratan serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Kuasa. Menteri
Keuangan, dalam PMK tersebut, menetapkan hanya konsultan pajak dan
karyawan Wajib Pajak yang bisa menjadi kuasa Wajib Pajak. Dengan demikian,
tertutup ruang untuk profesi selain keduanya untuk bisa menjadi kuasa Wajib
Pajak. Syarat utama untuk menjadi seorang kuasa adalah konsultan pajak ataupun
karyawan Wajib Pajak yang harus memahami dan menguasai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan. Oleh karena itu, Amanda tidak bisa
memberikan kuasa-nya kepada karyawannya yang belum lulus USKP (Ujian
Sertifikasi Konsultan Pajak).
d) Apakah Amanda harus dikukuhkan sebagai Pegusaha Kena Pajak? Berikan alasan
dan dasar hukumnya!
Jawaban:
Tidak dikukuhkan karena hal ini sesuai dengan PMK Nomor 197/PMK.03/2013
Tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai yakni terdapat di
dalam pasal 4 ayat (1), yang berbunyi, “Pengusaha wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu
bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya
melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).” Ilustrasi
diatas menunjukkan bahwasanya Amanda memperoleh total peredaran bruto
sebesar Rp1.700.000.000,00, maka Amanda tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak.