Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

karunia-Nya kami dapat menyelesakan makalah Pancasila dalam Sejarah Bangsa

Indonesia ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini

tidak dapat kami selesaikan.

Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar

pembaca lebih memahami arti Pancasila sehingga diharapkan dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kami menyadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran darisemua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

demi kesempurnaan makalah kami.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada

dosen pembimbing Pendidikan pancasila, Ibu Udjiani Hatiningrum, SH., M.Si yang

telah membimbing kami dalam belajar dan juga pembuatan makalah ini.

Akhir kata, semoga Makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan

Bangsa Indonesia ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha

Esa selalu meridhoi segala usaha kami.

Watansoppeng, 8 Oktober 2018


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanggal 1 Juni 1945 disebut sebagai tanggal lahirnya Pancasila dari

pidato Ir.Soekarno di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lima dasar/sila yang beliau

ajukan beliau namakan sebagai filosofische grondslag. Pancasila yang

disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan dasar flsafat

Negara Republik Indnesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, Dalam kenyataannya

secara objektif Pancasila telah dimilki oleh Bangsa Indonesia melalui suatu

proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajan-kerajaan pada

abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai

Nampak pada abad ke VII, yaitu ketika munculnya kerajan Kutai di

Kalimantan, Sriwijaya di Palembang, kerajaan Majapahit d Jawa Timur serta

kerajaan-kerajaan lainnya.
2. Rumusan Masalah

A. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa sebelum kemerdekaan?

B. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa orde lama?

C. Bagaimanakah Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia?

D. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa orde baru?

E. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa reformasi?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pancasila pada Masa Sebelum Kemerdekaan

1. Masa kerajaan

Munculnya kerajaan-kerajan pada abad ke VII di Indonesia telah

memberikan banyak andil terhadap nilai-nilai Pancasila seperti nilai sosial

politik dalam bentuk kerajaan, dan nilai Ketuhanan dalambentuk kenduri,

sedekah paa brahmana. Kerajaan Sriwijaya mengembangkan bidang

pendidikan terbukti dengan didirikannya semacam universitas agama

Budha yang sangat terkenal di Asia. Pada masa kejayaan kerajaan

Majapahit, hidup dan berkembang dua agama yaitu Hindu dan Budha.

Pada masa itu pula hidup Mpu Prapanca dan Mpu Tantular yang pada

kitab karangan mereka ditemukan istilah ‘’Pancasila’’ dan ‘’Bhineka

Tunggal Ika’’.

Keberadaan Candi Borobudur sebagai wujud keberadaan masyarakat

Buddha serta Candi Prambanan milik masyarakat Hindu. Nilai-nilai

Pancasila yang terdapat saat itu ialah nilai religius, nilai toleransi

beragama, kekeluargaan dan musyawarah.

2. Masa Penjajahan

Pada masa penjajahan tercatat bahwa Belanda berusa dengan keras

untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh

Indonesia. Melihat hal tersebut munculah perlawanan yang masih bersifat


kedaerahan. Seperti di Maluku (1817), Imam Bonjol (1821-1837),

Pangeran Diponegoro dan mash banyak lagi lainnya.Setelah Majapahit

runtuh, mulailah bermunculan kerajaan-kerajan islam. Pada saat itu juga

berdatangan bangsa-bangsa asing seperti Portugis dan Spanyol untuk

mencari rempah-rempah. Untuk menghindarkan persaingan, Belanda

mendirikan suatu perserikatan dagang yang diberi nama VOC. Seiring

berjalannya waktu, VOC mulai melakukan paksaan-paksaan sehingga

rakyat dari berbagai daerah melakukan perlawanan.

Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan

penindasan belanda, Namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan

persatuan di antara merekadalam melawan penjajah, maka perlawanan

tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.

3. Masa Kebangkitan Nasional

Atas kesadaran bangsa Indonesia maka berdirilah Budi Utomo

dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 Mei 1908.

Gerakan ini mrupakan gerakan awal gerakan kemerdekaan dan kekuatan

sendiri. Lalu mulailah bermunculan Indische Partij dan sebagainya.Sejak

saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu

Indonesia merdeka.

Perjuangan diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada

tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa

serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.

4. Masa Penjajahan Jepang


Pada tahun 1943-1944 tentara Jepang mulai mengalami kekalahan.

Dalam keadaan demikian jepang berusaha mengambil hati bangsa-

bangsa yang dijajahnya antara lain Indonesia dengan menjanjikan

kemerdekaan. Pada tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan Penyelidik

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi

Coesakai.Diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan anggota 62

orang.Tugas BPUPKI adalah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk

menyelengga rakan suatu negara yang merdeka.

B. Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Sidang BPUPKI Pertama

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara yang

resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam BPUPKI

yaitu:

a) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 Me 1945 Muh. Yamin mengusulkan

calon rumusan dasar negar sebagai berikut:

I. Peri Kebangsaan

II. Peri Kemanusiaan

III. Peri Ketuhanan

IV. Peri Kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan,

kebijaksanaan)

V. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial)

Pada akhir pidatonya Muh. Yamin menyerahkan rancangan

usulan sementara berisi rumuasan Undang Undang Dasar RI.


b) Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)

Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori

Negara sebagai berikut:

I. Teori Negara perseorangan (individualis)

II. Paham negara kelas (class theory)

III. Paham Negara integralistik

Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat Negara

Indonesia, Soepomo mengusulkan hal-hal mengenai:

kesatuan,kekeluargaan, keseimbanagan lahir dan batin,

musyawarah, keadilan rakyat.

c) Soekarno (1Juni 1945)

Dalam hal ini Ir.Soekarno menyampaikan dasar Negara yang

terdiri atas lima prinsip yang rumusannya yaitu:

I. Nasonalisme (kebangsaan Indonesia)

II. Internasionalisme (peri kemanusiaan)

III. Mufakat atau demokarasi

IV. Kesejahteraan sosial

V. Ketuhanan yang Maha Esa

Beliaujuga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar

filsafat negara dan pandangan hdup bangsa Indonesia.Soekarno


mengubah nama Panca Dharma untuk kelima dasar tersebut

menjadi Pancasila.

Pada akhir Sidang Pertama, Ketua Sidang BPUPKI membentuk

sebuah panitia kecil yang terdiri dari delapan orang (Panitia

Delapan) dan diketuai oleh Ir. Soekarno yang mempunyai tugas

antara lain, mengumpulkan dan menggolong-golongkan usul yang

diajukan peserta sidang.

Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Delapan mengadakan

pertemuan dengan 38 orang anggota BPUPKI untuk mencari titik

temu antara golongan paham kebangsaan dan golongan Islam.

Rapat tersebut membentuk pula suatu panitia kecil yang terdiri atas

sembilan orang.Panitia Sembilan itu mencapai hasil, yaitu

dicapainya persetujuan antara pihak Islam dan kebangsaan.

Persetujuan itu termaktub dalam suatu naskah rancangan

pembukaan hukum dasar (rancangan preambul hukum dasar) yang

berbunyi:

‘‘ …….. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu

dalam suatu hokum dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam

suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban

menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia

dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’’

Konsensus antara golongan kebangsaan dan golongan Islam

pada tanggal 22 Juni 1945 itu dikenal sebagai Piagam Jakarta.

Dalam rancangan preambul hukum dasar terdapat rancangan

dasar negara yaitu :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyarawatan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Sidang BPUPKI Kedua

Panitia Delapan menyetujui sepenuhnya rancangan preambul hukum

dasar yang disusun oleh sembilan orang anggota BPUPKI dan

menyampaikannya kepada sidang BPUPKI ke-II pada tanggal 10 Juli

1945.

Pada tanggal 11 Juli 1945, ketua BPUPKI membentuk tiga panitia :

1. Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar

2. Panitia Pembelaan Tanah Air


3. Panitia Soal Keuangan dan Perekonomian

Hasil Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang disampaikan

kepada siding BPUPKI terdiri atas tiga naskah yaitu :

1. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan

di muka dunia atas Penjajahan Belanda.

2. Rancangan pembukaan yangdi dalamnya terkandung dasar Negara

Pancasila.

3. Rancangan pasal-pasal Undang Undang Dasar.

Setelah selesai melaksanakan tugasnya BPUPKI melaporkan hasilnya

kepada pemerintah Jepang disertai usulan suatu badan baru yakni Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

3. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Sidang PPKI

Pembentukan Badan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI), Dokuritsu Junbi Iinkai 7 Agustus 1945.PPKI diketuai oleh Ir.

Soekarno, wakil Dr. Moh Hatta dengan 21 anggota.Pada tanggal 14 Agustus

1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 16 Agustus 1945 pemerintah

Jepang memberitahukan bahwa PPKI dilarang untuk mengadakan rapat

persiapan pengumuman kemerdekaan. Dengan memanfaatkan kekosongan

kekuasaan yang ada akibat menyerahnya Jepang kepada sekutu itulah

bangsa Indonesia mengambil keputusan sendiri/secara sepihak dengan cara

memproklamasikan kemerdekaan.
Putusan sepihak yang diambil bangsa Indonesia ini membuktikan

bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukan sebagai hadiah dari Jepang,

Melainkan kemerdekaan atas dasar perjuangan dengan kekuatan sendiri.

Rancangan pernyataan Indonesia merdeka yang disusun oleh BPUPKI tidak

digunakan dan diganti dengan naskah proklamasi yang baru.

Teks Proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan

Dr. Moh. Hatta atas nama Indonesia setelah disetujui oleh anggota-anggota

PPKI dan para pemuda yang hadir di jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta

menjelang dini hari tanggal 17 Agustus 1945.Teks tersebut dibacakan oleh Ir.

Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 waktu setempat di

halaman rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, dengan

didahului oleh suatu pidato singkat.

PPKI menetapkan :

a. Menetapkan Undang-Undang Dasar dengan perubahan-perubahan dasar

negara dirumuskan menjadi : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang

adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila yang sah dan autentik.

b. Mengangkat Ir. Soekarno, Dr. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil

Presiden
c. Tugas-tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan

kemerdekaannya dengan suatu Proklamasi Kemerdekaan .Tanggal 17

Agustus 1945 merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan kemerdekaan

bangsa Indonesia yang melahirkan negara kebangsaan yang berbentuk

negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar

kepada Pancasila.

C. Sejarah Pancasila pada Masa Orde Lama

Proklamasi kemerdekaan secara ilmiah mengandung pengertian sebagai

berikut :

a. dari sudut ilmu hukum (Yuridis), proklamasi merupakan saat tidak

berlakunya tertib hukum kolonial dan saat berlakunya hukum nasional.

b. politis ideologis, proklamasi mengandung arti bangsa Indonesia terbebas

dari penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan

nasib sendiri.

Setelah proklamasi kiemerdekaan 17 Agustus 1945, negara Indonesia

masih menghadapi tentara sekutu yang berupaya menanamkan kembali

kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui

pemerintahan NICA (Netherlands Indies Civil Administration).Selain itu

Belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa

kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Jepang.


Untuk melawan propaganda tersebut, pemerintah Indonesia

mengeluarkan tiga buah maklumat sebagai berikut :

1. Maklumat Wakil Presiden No. x (iks) tanggal 16 Oktober 1945 yang

menghentikan kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa

waktunya (seharusnya selama 6 bulan). Kemudian maklumat tersebut

memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh

Presiden kepada KNIP.

2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945, tentang

pembentukan partai politik sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini

sebagai akibat dari anggapan bahwa salah satu ciri demokrasi adalah

multi partai. Maklumat ini juga sebagai upaya agar dunia luar menilai

bahwa negara Indonesia sebagai negara yang demokratis.

3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, intinya maklumat

ini mengubah sistem kabinet Presidensial menjadi system kabinet

Parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.

Keluarnya tiga maklumat tersebut mengakibatkan ketidakstabilan di

bidang politik karena sistem demokrasi liberal bertentangan dengan

UUD 1945, serta secara ideologis bertentangan dengan Pancasila.

Akibat penerapan sistem kabinet parlementer maka pemerintahan

Negara Indonesia mengalami jatuh bangun sehingga membawa

konsekuensi serius terhadap kedaulatan negara Indonesia.


a) Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 27 Desember 1949

merupakan suatu persetujuan yang ditandatangani antara Ratu Belanda

Yuliana dan Pemerintah Indonesia yang menghasilkan keputusan antara

lain :

a. Konstitusi RIS menentukan bantuk negara serikat (federal) yang

membagi negara Indonesia terdiri dari 16 negara bagian.

b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas

demokrasi liberal, para menteri bertanggung jawab kepada parlemen.

c. Mukadimah Konstitusi RIS menghapuskan jiwa dan isi Pembukaan

UUD

1945.

d. Sebelum persetujuan KMB, bengsa Indonesia telah memiliki

kedaulatan, oleh karena itu persetujuan KMB bukan penyerahan

kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan”.

b) Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950.

Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah

sebagai satu taktik secara politis, untuk tetap konsisten terhadap deklarasi

proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu Negara

persatuan dan kesatuan sebagaimana dalam alinea keempat, bahwa

pemerintah negara “………., yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah negara Indonesia……….” , yang berdasarkan


UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara

spontan dan rakyat membentuk negara kesatuan menggabungkan diri

dengan negara proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta.

Pada suatu ketika negara bagian RIS tinggal tiga buah saja yaitu

Negara Bagian RI Proklamasi, Negara Indonesia Timur (NIT), dan Negara

Sumatra Timur (NST). Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan

negara RI tanggal 19 Mei 1950 seluruh negara bersatu dalam Negara

kesatuan dengan konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 Agustus

1950 dengan nama UUD Sementara 1950.

c) Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Hasil Pemilu 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi

keinginan masyarakat bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang

poleksosbudhankam, keadaan ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian

Indonesia.

b. Akibat sering bergantinya sistem cabinet

c. Sistem liberal pada UUD Sementara 1950 mengakibatkan jatuh

bangunnya kabinet/pemerintahan.

d. DPR hasil Pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan

kekuatan politik yang ada.


e. Faktor yang menentukan adanya dekrit presiden adalah gagalnya

Konstituante untuk membentuk UUD yang baru. Dari kegagalan tersebut

diatas presiden akhirnya mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 yang isinya :

1. Membubarkan Konstituante

2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya

UUDS 1950.

3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Dengan berlakunya UUD 1945 selanjutnya terjadi pelaksanaan

pemerintahan Orde Lama sampai tahun 1966 akibat adanya

pemberontakan PKI 1 Oktober 1965 atau yang dikenal dengan G.30 S/

PKI. Setelah pemberontakan dapat dikuasai oleh penerima Supersemar

yaitu Letjen Suharto maka pemerintahan melaksanakan ketentuan UUD

1945 secara murni dan konsekuen, pemerintahan ini disebut sebagai

pemerintahan Orde Baru yang berkuasa sampai tahun 1998, kemudian

digantikan dengan pemerintahan Reformasi sampai saat sekarang.

D. Sejarah Pancasila pada Masa Orde Baru

‘Orde Baru’ yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang

menuntut dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan

konsekuen. Munculny orde baru diawali dengan aksi-aksi dari seluruh

masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),

Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Ak Guru Indonesia


(KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut menuntu dengartiga tuntutan yang dikenal

dengan ‘Tritura’, adapun isi tritura sebagai berikut:

1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya

2. Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI

3. Penurunan harga

Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka

Panglima tertinggi memberikan kekuasaan penuh pada Panglima Angkatan

Darat Jendral Soeharto dalam bentuk suatu surat yang dikenal dengan ‘surat

perntah 11 Maret 1966’ (Super Semar). Tugas pemegang super semar yaitu

untuk memulihkankeamanan dengan jalan menndak pengacau keamanan

yang dilakukan oleh PKI. Orde baru berangsur-angsur melaksanakan

programnya dalam upaya merelisasikan pembangunan nasional sebagai

wujud pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

E. Pancasila pada Masa Reformasi

Di zaman ini, banyak sekali peristiwa-peristiwa yang menunjukkan

bahwa pemerintah belum sepenuhnya mampu membawa bangsa pada taraf

demokratisasi seperti halnya yang menjadi tuntutan di era reformasi. Sampai

saat ini masih banyak terjadi korupsi yang justru dilakukan oleh para pejabat

negara, padahal mereka adalah wakil-wakil rakyat yang diharapkan mampu

dan kompeten untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi rakyat dan membawa

kepada kesejahteraan. Selain itu, masalah kemiskinan, kekerasan atas nama

agama dan kebebasan beraspirasi pun masih terjadi di zaman ini.


Franz Magnis Suseno, dalam tulisannya mengungkapkan bahwa akar

dari permasalahan kesejahteraan rakyat, kekerasan atas nama agama, dan

sikap kurang demokratis adalah perilaku korupsi yang semakin hari semakin

menggerogoti bangsa ini, itu merusak kejujuran bangsa, sehingga demokrasi

dan kesediaan mengakui perbedaan tidak bisa tercapai. Keadaan seperti

itulah yang mencoreng nilai-nilai dan asas dasar Pancasila. Keberadaan dan

kedudukan Pancasila di zaman ini seakan disepelekan dan tak punya arti lagi.

Kesucian dan kesaktian Pancasila pun semakin tercemar.

Tuntutan era reformasi pada akhirnya tidak terwujud.Oleh karena itu,

”kembali pada Pancasila” sangat penting. ‘Kembali pada Pancasila’ berarti

kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga nantinya dapat membawa

rakyat pada kesejahteraan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Praktek VOC dilakukan dengan paksaan-paksaan sehingga

mendapatkan perlawanan dari rakyat dan kerajaan-kerajaan.

 Di Indonsia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh Dr. Wahidin

Sudirohusodo dengan Budi Utomo

 Naskah preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut pada

bagian akhir adalah sebagai berkut:

Maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam

suatu hukum dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu

susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan

syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia’’

 ‘Orde Baru’ yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang

menuntut dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan

konsekuen.
 isi tritura sebagai berikut:

 Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya

 Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI

 Penurunan harga

2. Saran

 Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami

 Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin

mengetahui lebih jauh, maka penulis dengan rendah hati agar lebih

membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul “PANCASLA

DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA’’

 Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para

mahasiswa dan mahasiswi berfikir aktif dan kreatif


DAFTAR PUSTAKA

http://wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia

http://elearning.gunadarma.ac.id

http://bahasaku.xtgem.com

Anda mungkin juga menyukai