Tgs MNJ 1
Tgs MNJ 1
PENGANTAR MANAJEMEN
PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
DISUSUN OLEH:
ALFI WIDIYANTI
ASMIKA JAYA
MALIK RAMADHAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen
dengan pokok bahasan mengenai “Perkembangan Ilmu Manajemen” ini dengan
baik. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr.Anwar,S.E.,M.Si. selaku
Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah memberikan tugas ini
kepada kami dan membimbing kami sampai saat ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi semuanya
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi kata, pengejaan
maupun materi dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A.LatarBelakang...........................................................................................1
B.RumusanMasalah.....................................................................................1
C.TujuanPenulisan.......................................................................................1
B. Saran ............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari cabang ilmu sosial
pasti mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu sosial bersifat dinamis
yaitu selalu mengikuti perkembangan zaman. Ada pendapat yang menyatakan bahwa
hari ini tidak akan ada tanpa ada masa lalu, maka dari itu apapun yang ada di dunia ini
pasti memiliki sejarah termasuk juga manajemen.
B.Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud manajemen
Bagaimana proses sejarah ilmu manajemen
Apa saja aliran/perspektif dalam ilmu manajemen
Apa teori manajemen kontemporer
C.Tujuan
Untuk mengetahui pengertian manajemen
Untuk mengetahui sejarah ilmu manajemen
Untuk mengetahui perspektif ilmu manajemen
Untuk mengetahui teori manajemen kontemporer
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara
universal manajemen adalah penggunaan sumber daya organisasi untuk
mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit
maupun non profit.
2
Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik
pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia. Menekankan penting unsur manusia
dalam
3
Charles Babbage (1792-1871 )
Charles Babbge, seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan banyak
waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbge adalah
penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesifikasinya. Dia percaya bahwa
aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan
produktivitas dari tenaga kerja, karena pekerjaan dilakukan dengan efektif dan efisien. Dia
menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dalam penerapan
4
• Manajemen Ilmiah
Menurut mazhab ini penyelesaian masalah, pengambilan keputusan , memimpin ,mengatur
dan lain sebagainya dilakukan berdasarkan metode-metode ilmiah.
Frederick W. Taylor (1856-1915) merupakan bapak manajemen ilmiah. Dia menuangkan
gagasan dalam judul “ShopnManagement”, “The Principle of Scientific Manajemen”, dan
“Testimony Before the special House Committee” yang dirangkum dalam bukunya Scientific
Manajemen.
Empat prinsipnya yaitu :
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
4. Kerja sama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja
Diantaranya kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang dinamakan dengan
Time and Mention Studies atau studi mengenai penetapan standar kerja yang didasarkan pada
perhitungan waktu. Taylor menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan,
misalnya meningkatkan profit perusahaan, maka produktifitas kerja perlu ditingkatkan.
Selain Taylor, dikenal juga Henry L. Gantt (1861-1919) yang memperkenalkan 4
gagasan untuk peningkatan kegiatan manajemen, yaitu:
Kerja sama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan
Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan
System intensif untuk merangsang produktivitas karyawan dan organisasi
Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci
Gantt juga memperkenalkan apa yang dinamakan sebagai “Bagan Gantt” yang kemudian
banyak dikenal sebagai sebuah bagan scheduling atau kita kenal sebagai Time Shceduling
(penjadwalan kerja). Bagan Gantt ini dibuat untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan
produksi.
Ciri-ciri pokok manajemen ilmiah
5
• Manajemen administrasi
Kelompok manajemen administrasi melihat bahwa perubahan produktivitas harus
dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Kontributor kelompok ini adalah
Henry Fayol (1841-1925), Lyndall Urwick (1891-1983), dan Max Weber (1864-1920).
Henry Fayol seorang industrialis Perancis , sesungguhnya merupakan kontributor utama
dalam kelompok dan merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan
operasional dari sebuah perusahaan. Berdasarkan pengalamannya, manajemen sangat
memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis di antara pekerja dan
manajer agar produktifitas organisasi secara keseluruhan meningkat. Menurut Fayol fungsi
manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengoordinasian
serta pengawasan dan pengendalian. Lyndall Urwick juga menekankan pentingnya fungsi
manajemen dalam kegiatan organisasi. Urwick lebih dikenal sebagai ahli dan konsultan
manajemen serta seseorang yang mampu menggabungkan teori-teori dari kelompok-
kelompok manajemen terdahulu daripada kontribusinya mengenai fungsi manajemen dalam
organisasi. Max Weber seorang ahli sosiologi dari German , memberikan kontribusi mengenai
pentingnya birokrasi dan prosedur dalam kegiatan manajemen. Kontribusi weber baru dikenal
pada tahun 1947. Birokrasi dan prosedur merupakan salah satu kegiatan manajemen yang
harus dilakukan agar bisa dijalankan dengan lancar dan mencapai tujuan. Kesimpulan
mengenai Perspektif Manajemen Klasik yaitu yang terdiri dari kelompok manajemen ilmiah
dan manajemen administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen,
dan memberikan dasar-dasar bagi pengembangan teori-teori manajemen selanjutnya. Diantara
kontribusi yang berharga adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan
beban kerja serta metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara ringkas
terpresentasikan melalui fungsi-fungsi manajemen. Akan tetapi harus diakui bahwa salah satu
kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka kurang memperhatikan aspek
kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi. Aspek manusia yang tidak
hanya dilihat dari faktor pemberian upah atau intensif, akan tetapi dari karakteristik
kemanusiaan secara lebih menyeluruh dimana manusia memiliki kebutuhan , motif, tujuan,
yang berlaku berbeda-beda antara satu dan yang lainnya.
6
Perspektif manajemen perilaku (behavioral, management, perspective) menekankan pada
pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat
dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan
kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
Perspektif manajemen perilaku juga merupakan aliran yang menempatkan penekanan pada
sikap individu dan perilaku pada proses kelompok. Aliran ini adalah praktik penerapan
konsep psikologi terhadap tatanan industri. Aliran ini lebih menekankan pada kebutuhan
manusia, kelompok kerja, dan peran faktor sosial dalam lingkungan kerja.
7
• Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory)
Pekerja akan menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan sosial:
✓ The Howthorne Studies
Salah satu kontribusi berharga dalam dunia manajemen adalah apa yang telah
dihasilkan oleh studi yang dilakukan di perusahaan Westernis Electric di Howthorne antara
tahun 1927 hingga 1932, atau dikenal sebagai the Howthorne Studies atau studi Howthorne.
Studi ini terdiri dari 2 eksperimen, Eksperimen yang pertama dilakukan bagi kelompok
pekerja yang memperoleh manipulasi atas penerangan di tempat kerjanya. Sedangkan
eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok pekerja yang memasang telepon di bank-bank.
Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata pemberian insentif dan juga nyala
lampu atau penerangan tidak menentukan produktivitas para pekerja, akan tetapi adanya
perlakuan yang sama oleh manajer serta “perhatian khusus” yang akan menentukan
produktivitas para pekerja. Dan tentunya tidak berarti bahwa mereka tidak memerlukan upah
atau intensif atau juga penerangan secukupnya dalam bekerja, akan tetapi “perhatian dan
penerimaan sosial” rupanya lebih menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam
bekerja dalam organisasi daripada faktor yang memengaruhi perilaku mereka dalam bekerja
dalam organisasi daripada faktor insentif dan faktor individu.
Dalam kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak
dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perilaku manusia dalam
organisasi. Sehingga Mayo dapat menyimpulkan bahwa:
Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat.
Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu.
Standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan.
Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan
standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia
sebagai penentu atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut.
Pendekatan perilaku memiliki 2 perspektif yaitu :
1. The Human Relations Approach (Pendekatan Hubungan Kemanusiaan)
Pada dasarnya teori pendekatan hubungan kemanusiaan berargumentasi bahwa pada dasarnya
manusia selalu melakukan respons terhadap konteks sosial dimana pun dia berada. Sehingga
asumsi dasar yang dapat digunakan dalam teori ini adalah bahwa perhatian manajer atau
pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat penerimaan dan sekaligus tingkat
kepuasan dari bawahannya, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong
tercapainya peningkatan produktivitas.
Kontributornya yaitu :
1) Abraham Maslow
Abraham Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman kebutuhan
yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa yang
dinamakan dengan “Hierakhi Kebutuhan” (Hierarkhi of Needs), yang termasuk kebutuhan
akan insentif secara keuangan dan juga penerimaan sosial.1
8
2) Douglas McGregor
Douglas McGregor memberikan kontribusi berharga mengenai dinamika dalam relasi
manusia. Dia memperkenalkan kepada kita bahwa pada dasarnya manusia dapat
diklasifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X biasanya cenderung
bersifat pasif, malas, dan tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh, kurang inisiatif, serta
kurang menyukai tantangan, disamping itu juga akan berdisiplin jika diawasi saja. Untuk
mereka yang dikategorikan tipe X ini, pendekatan manajemen yang harus dilakukan adalah
hal yang terkait dengan pengarahan dan pengawasan yang menyeluruh dan terus-menerus.
Adapun klasifikasi yang kedua adalah tipe Y dimana mereka yang bertipe Y memiliki
karakteristik proaktif, menyukai tantangan dan pekerjaan, memiliki banyak ide dan inisiatif,
serta berdisiplin adalah bagian dari tantangan prestasi yang ingin dicapainya.
Douglas McGregor memberikan pandangan yang berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow,
yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja.
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
✓ Tidak mempunyai ambisi.
✓ Tidak bertanggung jawab.
✓ Enggan untuk berubah.
✓ Lebih suka dipimpin daripada memimpin.
✓ Tidak suka bekerja
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
✓ Suka bekerja.
✓ Mampu mengendalikan diri.
✓ Menyukai tanggung jawab.
✓ Penuh imajinasi dan kreasi.
✓ Mampu mengarahkan diri sendiri.
1.Apa pengertian perspektif Manajemen
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan
berorientasi pada pengendalian. Sikap ini dapat mendorong karyawan bersikap pasif,
tergantung dan mempunyai rasa enggan sehingga manajer yang berasumsi bahwa karyawan
bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan
merasa bebas dan kreatif dalam melakukan pekerjaan mereka.
2. Behavioral Science Approach (Pendekatan Ilmiah Perilaku)
Dalam perkembangan peran manusia dalam organisasi dipresentasikan dalam teori
perilaku organisasi yang mencoba melihat organisasi dari perspektif yang lebih luas, di
antaranya dari perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, hingga medis.
Beberapa topik penting dalam teori ini, di antaranya adalah bahwa kinerja organisasi
sangat terkait dengan kepuasan kerja, stres, motivasi, kepemimpinan, dinamika
kelompok,budaya kerja, pollitik dalam organisasi, konflik interpersonal, desain
organisasi, dan lain sebagainya.
9
F. Perspektif Manajemen Kuantitatif.
Kelompok ketiga dalam melakukan pendekatan studi manajemen adalah perspektif
manajemen kuantitatif, yaitu perspektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang
dunia kedua. Dalam peperangan yang terkait dengan Amerika Serikat dan Inggris, para
petinggi militer mereka memerlukan para pekerja pemerintah dan ilmuwan untuk memberikan
masukan bagaimana agar penggunaan sumber daya militer dapat digunakan secara lebih
efektif dan efisien. Perspektif kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam
menjalankan prinsip-prinsip manajemen terdahulu sebagaimana misalnya telah diperkenalkan
oleh Friederich W. Taylor dan diterapkan dalam pengendalian bahan logistik.
Setelah perang dunia berakhir, pendekatan kuantitatif ini juga dilakukan oleh perusahaan
DuPont dan General Electric di antaranya untuk melakukan penentuan jumlah pekerja,
penentuan lokasi perusahaan, hingga pengaturan pergudangan dan persediaan. Pada intinya,
perspektif ini menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam setiap kegiatan manajemen.
Di antara konsep-konsep yang dikembangkan oleh kelompok ini adalah proses pengambilan
keputusan, efektivitas dan efisiensi secara ekonomis, model matematika, hingga penggunaan
alat bantu komputer dalam kegiatan manajemen.
Di antara dua perspektif yang muncul dalam kelompok manajemen kuantitatif ini adalah
perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.
Perspektif Manajemen Sains. Penggunaan istilah manajemen sains ini agak mirip dengan
manajemen saintifik sebagaimana telah diterangkan sebelumnya dengan memperkenalkan
salah satu kontributornya seperti Frederich Winslow Taylor. Akan tetapi, perlu dicatat
perbedaannya bahwa perspektif manajemen sains di sini lebih menekankan pada penggunaan
model matematika dalam penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen. Sebuah
model matematika pada dasarnya merupakan representasi dari sebuah sistem, proses, dan
hubungan antar-subsistem dalam sistem tersebut. Sehingga bisa disimpulkan bahwa perspektif
ini mencoba menjelaskan realitas dalam kegiatan manajemen organisasi melalui model.
Di antara contoh penerapan perspektif manajemen sains dengan menggunakan model
matematika ini adalah sebagaimana yang dilakukan Bank of England ketika mereka
menentukan berapa banyak jumlah teller yang diperlukan oleh Bank of England di seluruh
kantor cabang yang dimilikinya dalam setiap harinya sesuai dengan transaksi yang
dilakukannya. Kita juga bisa melakukan peramalan atas volume penjualan di mana yang akan
datang dengan menggunakan persamaan matematis berdasarkan data-data historis di masa
lalu. Salah satu metode manajemen sains yang sekarang banyak digunakan adalah pendekatan
Six Sigma yang mengadopsi model statistika untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
Perspektif Manajemen Operasi. Berbeda dengan perspektif manajemen sains, pendekatan
manajemen operasi merupakan salah satu bentuk aplikasi manajemen sains yang lebih
memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan manajemen secara operasional.
10
Manajemen operasi membantu manajemen agar dapat melakukan
kegiatan produksi secara lebih efektif dan efisien.
Di antara pendekatan yang biasanya dipergunakan, misalnya queuing theory, breakeven
analisis, dan simulasi. Berbagai pendekatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan
efisiensi terutama dalam perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur,
walaupun juga – sebagaimana dikutip Griffin – dapat bermanfaat juga dalam sektor keuangan,
pemasaran, dan sumber daya manusia.
Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif. Sebagaimana pendekatan manajemen
lainya, perspektif manajemen kuantitatif telah memberikan kontribusi berharga bagi
peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan
keputusan dan peningkatan efisiensi. Tetapi, sebagai sebuah pendekatan model, perspektif ini
memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku
manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan dikuantifikasi. Lebih daripada itu,
model matematika yang dibuat sering kali mensyaratkan pemberlakuan berbagai asumsi yang
kadang kala tidak mudah atau kurang realistis untuk dipenuhi. Kadang kala variabel-variabel
yang terlibat dalam kegiatan manajemen begitu banyak sehingga interaksi antar variabel sukar
untuk ditentukan sehingga model-model matematika dan riset operasi tidak sepenuhnya dapat
diaplikasikan.
Sering kali ahli kuantitatif terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna dan
perhitungan itu sendiri. Keputusan manajemen selain harus memberikan kejelasan dan
kepastian, namun juga memberikan ruang bagi ketidakpastian dan fleksibilitas. Hal ini
sebagaimana kritik Peter F. Drucker dalam salah satu artikelnya, “We Need to Measure, Not
Count”,1 Drucker mengkritisi mereka yang terfokus pada perhitungan akan tetapi melupakan
pemaknaan dan pengukuran dari perhitungan itu sendiri. Manajemen kuantitatif pada akhirnya
tidak ada bedanya dengan matematika biasa.
Charles Babbge, seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat
operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbge adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja
melalui spesifikasinya. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan
produktivitas dari tenaga kerja, karena pekerjaan dilakukan dengan efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar
para manajer bertukar pengalaman dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of
labour) mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:
1.Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman- pengalaman yang baru,
2.Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan kepe
kerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja,
12
3.kecakapan dan keahlian orang bertambah karena bekerja terus menerus dalam
tugasnya,
4.Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat alatnya
karena perhatiannya pada itu- itu saja.
Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan tersebut mengalami
perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung mengintegrasikan pendekatan-pendekatan
sebelumnya, menjadikan batas-batas pendekatan yang telah menjadi tidak jelas. Namun demikian
ada pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-pendekatan tertentu. Bagian berikut ini akan
membicarakan pendekatan baru dalam manajemen :
1) Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu
sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan
sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses selanjutnya
pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen pendidikan di Indonesia. Sebelum
munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang baru.Input organisasi : dari lingkungan, contoh : bahan
mentah, manusia, modal keuangan, dan informasi proses Transformasi : kegiatan dalam organisasi, contoh :
sistem produksi, System pengendalian, administrasi Output : ke lingkungan, contoh : produk, keuntungan,
informasi feedback : Umpan balik
2)PendekatanSituasional(Contingency)
Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang
melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif apabila
digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai
tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu. Pendekatan situasional
memberikan “resep praktis” terhadap persoalan manajemen. Tidak mengherankan jika pendekatan ini
dikembangkan manajer, konsultan, atau peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata.
Pendekatan ini menyadarkan manajer bahwa kompleksitas situasi manajerial, membuat manajer
fleksibel atau sensitif dalam memilih teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang
ada. Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak
menawarkan sesuatu yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin
manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas.
3)PendekatanHubunganManusiaBaru(Neo-HumanRelations)
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat
bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dankreatif. Dengan memahami kedudukan
manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili
aliran ini adalah W. EdwardDeming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang
berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan
13
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang
lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula
memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles
Babbage (1792-1871). Owen seorang pembaru dan industrialisasi dari Inggris adalah di antara
tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan
kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang
pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini
akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi
penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005.
B.SARAN
Akhirnya makalah yang berjudul “ Perkembangan Ilmu Manajemen” dapat kami
selesaikan. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami berharap
saran dari berbagai pihak:
Dari pihak dosen, kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah.
Untuk Mahasiswa/i, kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
berfungsi sebagai pelengkap belajar. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
demi hasil makalah yang lebih baik
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/341186156/PERKEMBANGAN-ILMU-MANAJEMEN
https://blog.unnes.ac.id
15