Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh pemberian ekstrak biji kakao (Theobroma cacao) terhadap jumlah pigmen

melanin kulit tikus Wistar (Rattus novergicus) yang dipapar sinar matahari
Pendahuluan
kakao merupakan salah satu tumbuhan yang kaya akan flavonoid dengan kandungan
tertinggi pada bijinya. Konsumsi kakao yang kaya flavonoid akan meningkatkan aliran darah
pada kulit, dan baik untuk pemeliharaan kesehatan kulit serta dapat memberikan efek
perlindungan terhadap cahaya. Terdapat sekitar 4000 jenis flavonoid yang dapat berperan
sebagai penghambat proses pigmentasi pada kulit. Beberapa mekanisme penghambatan masih
belum diketahui secara pasti namun mekanisme yang telah diterima secara umum yakni
dengan menghambat kerja enzim tirosinase.
Sinar matahari ialah sumber energi elektromagnetik yang terutama terdiri atas radiasi
solar ultra violet dan spektrum infra merah. Spektrum ultra violet tersebut memiliki panjang
gelombang antara 100-400 nm yang dibagi menjadi UVC, UVB, dan UVA. Meski diperlukan
oleh sebagian besar makhluk hidup, paparan sinar matahari yang berlebihan akan
menimbulkan dampak negatif pada kulit. Dampak yang timbul bagi pigmentasi kulit yaitu
meningkatnya aktivitas enzim tirosinase dalam melanogenesis.
Metode penelitian
Subyek penelitian ialah 25 ekor tikus wistar dewasa yang dibagi dalam 5 kelompok.  
Kelompok A
Kelompok A ialah kelompok tikus tanpa perlakuan dan diterminasi pada hari ke-21.
Gambaran pigmen melanin kulit tikus Wistar yang terdapat pada epidermis tikus di kelompok
ini sedikit. Jumlah pigmen melanin kulit yang tampak diatas 40
Kelompok B
Kelompok B diberi paparan sinar matahari selama 1 jam/hari dalam 30 hari. Tikus
diterminasi pada hari ke-31. Pada kelompok ini pigmen melanin kulit yang tampak pada
epidermis lebih banyak daripada kelompok kontrol.
Kelompok C
Kelompok C diberi paparan sinar matahari selama 1 jam/hari dalam 20 hari. Tikus
diterminasi pada hari ke-31. Pada kelompok ini ditemukan satu tikus yang memiliki jumlah
pigmen melanin pada epidermis >80 butir sedangkan tikus yang lain memiliki jumlah pigmen
melanin yang kurang dari 40 butir.
Kelompok D
kelompok D diberi olesan ekstrak biji kakao terlebih dahulu sebelum diberi paparan sinar
matahari. Dua tikus diterminasi pada hari ke-21 (Gambar 4), sedangkan sisanya pada hari ke-
31. Salah satu tikus pada kelompok ini mengalami peningkatan pigmentasi sedang
Kelompok E
Kelompok E diberi paparan sinar matahari selama 1 jam/hari dalam 20 hari kemudian
dilanjutkan dengan pemberian ekstrak biji kakao pada hari ke-21 sampai ke-30. Tikus
diterminasi pada hari ke-31. Jumlah pigmen melanin yang tampak pada epidermis kurang
dari 40 butir
Hasil Penelitian
Perubahan warna pada kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya
ialah radiasi ultraviolet dari paparan sinar matahari yang berlebihan.
Meski perubahan warna tersebut merupakan hasil dari melanogenesis sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap radiasi UV,11 jika dibiarkan secara terus-menerus akan
mengakibatkan hiperpigmentasi pada kulit.
Pada tikus wistar kelompok kontrol negatif didapatkan nilai rata-rata jumlah pigmen
melanin sangat kecil. Sedangkan Pada kelompok B yang diberi paparan sinar matahari 1
jam/hari dalam 30 hari memiliki jumlah rata-rata pigmen melanin tertinggi dibandingkan
kelompok yang lain. Paparan sinar matahari yang diterima dapat meningkatkan aktivitas
enzim tirosinase yang mengkatalis reaksi hidroksilasi dan tirosin menjadi DOPA.
Peningkatan aktivitas ini menyebabkan terjadinya peningkatan produksi pigmen melanin
pada kulit.  kelompok yang diberi paparan sinar matahari selama 20 hari dan tak diberi
perlakuan selama 10 hari menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok yang mendapat paparan sinar matahari selama 30 hari. Hal ini menunjukkan
intensitas paparan yang didapat turut berpengaruh pada produksi pigmen melanin. Semakin
tinggi intensitas paparan yang didapat semakin tinggi pula jumlah pigmen melanin yang
diproduksi melanosit. Hasil ini juga menunjukkan adanya proses fisiologi kulit yang
menurunkan produksi pigmen melanin setelah paparan tidak diberikan.
Berdasarkan penelitian ini ekstrak biji kakao dengan kandungan flavonoid yang tinggi
diperkirakan dapat memengaruhi yang dipapar sinar matahari berupa adanya penurunan nilai
rata-rata pigmen melanin kulit sebelum dan sesudah diberi paparan
Keterbatasan dari penelitian ini ialah kurangnya waktu penelitian untuk mengetahui pengaruh
pemberian paparan sinar matahari dan ekstrak biji kakao terhadap kulit dalam jangka waktu
yang lebih panjang. Faktor lain yang turut memengaruhi penelitian ini ialah cuaca berawan
yang mengakibatkan sinar matahari menjadi kurang terik dan sering hujan.
Simpulan
Dari hasil penelitian dan bahasan dapat disimpulkan bahwa paparan sinar matahari
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah pigmen melanin pada kulit tikus
Wistar.Pemberian ekstrak biji kakao dapat mengurangi jumlah pigmen melanin pada kulit
tikusWistar yang dipapar sinar matahari.
PENGARUH PEMBERIAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus l urban)
TERHADAP JUMLAH PIGMEN MELANIN KULIT MENCIT (Mus musculus)
YANG DIPAPARKAN SINAR MATAHARI
Pendahuluan
Paparan berlebihan di kulit juga memberikan efek yang merugikan antara lain
menyebabkan timbulnya eritema, pigmentasi, dan penuaan dini. sinar UV-A yang
menimbulkan warna kegelapan pada kulit adalah sinar dengan panjang gelombang 320–400
nm. Besarnya derajat kerusakan kulit tergantung pada frekuensi dan lamanya sinar matahari
mengenai kulit, intensitas sinar matahari serta sensitivitas seseorang.
Pada paparan sinar matahari yang berlebihan sistem perlindungan alamiah tidak mampu
menahan radiasi tersebut, sehingga diperlukan perlindungan tambahan.
Sinar UV akan merusak gugus sulfhidril yang merupakan penghambat tirosinase, enzim
tirosinase akan bekerja secara maksimal dan memicu proses melanogenesis. Kadar energinya
yang cukup rendah memungkinkan dikonsumsi sebagai bahan pangan yang baik.
Metode penelitian
Subjek penelitian adalah 20 ekor mencit dewasa yang terbagi dalam 4 kelompok.
Alat: Kandang mencit beserta perlengkapannya, pisau, juicer, pisau bedah, Objeck glass dan
deck glass Bahan : Bengkuang, formalin 10%, epitel kulit mencit, lidocain, Aseton, Xylol,
Paraffin, pewarnaan Hematoksilin-Eosin dan Fontana-mason.
Kelompok A
kelompok ini merupakan kontrol negatif yang hanya diberikan pellet standar selama 20 hari.
Pada mencit kelompok ini terlihat 19 butir pigmen melanin pada epidermis.
Kelompok B
Kelompok ini diberikan paparan sinar matahari selama 20 hari, pada kelompok ini diperoleh
gambaran histologi kulit mencit tampak butir-butir pigmen melanin berwarna coklat
kehitamandengan jumlah 96
Kelompok C
Mencit pada kelompok ini diberikan olesan jus bengkuang dan paparan sinar matahari selama
20 hari. Pada mencit kelompok ini jumlah butir pigmen melanin 27.
Kelompok D
Mencit pada kelompok ini diberikan paparan sinar matahari lalu dihentikan setelah 20 hari
dilanjutkan pemberian bengkuang pada hari 10 hari. Pada mencit kelompok ini terdapat 10
butir pigmen melanin
Hasil Penelitian
Mencit yang dipaparkan sinar matahari tanpa pengolesan jus bengkuang menunjukan
peningkatan jumlah pigmen melanin yang sangat banyak lebih dari 80 per lapangan pandang.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan menyatakan bahwa radiasi sinar ultraviolet dari matahari
tidak hanya meningkatkan kecepatan distribusi melanin, tetapi juga meningkatkan produksi
melanin lebih banyak.
Mencit yang dioleskan jus bengkuang dan didiamkan 30 menit lalu dipaparkan sinar
matahari selama 1 jam (kelompok C) jumlah pigmen melaninnya lebih sedikit dibandingkan
dengan mencit yang dipaparkan sinar matahari (kelompok B). Mencit yang dipaparkan sinar
matahari lalu dihentikan setelah 20 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian jus
bengkuang 10 hari jumlah pigmen melaninnya sangat sedikit. Kedua kelompok perlakuan
diatas menunjukan jumlah pigmen melanin lebih sedikit jika dibandingkan dengan mencit
yang dipaparkan sinar matahari tanpa dioleskan jus bengkuang terlebih dahulu. Perubahan
jumlah pigmen yang terjadi menunjukan bahwa pemberian jus bengkuang sebelum
pemaparan sinar matahari ternyata bisa melindungi kulit dari proses tanning dengan
menghambat pembentukan pigmen melanin yang disebabkan karena kandungan pati didalam
bengkuang.
Pemberian jus bengkuang setelah terjadi proses tanning lambat dengan pemaparan
sinar matahari 20 hari sebelumnya mengalami penurunan jumlah butir pigmen melanin bisa
disebabkan karena proses fisiologis yang terjadi setelah pemaparan dihentikan. Bengkuang
juga mengandung vitamin C yang dapat mengubah melanin teroksidasi warna gelap menjadi
melanin tereduksi warna pucat dan menghambat enzim tirosinanse sehingga dapat
menghambat pembentukan melanin dan mencerahkan warna kulit. Bengkuang mengandung
zat fenolik yaitu polifenolat dan flavonoid yang merupakan zat antioksidan, mampu
menetralkan radikal bebas yang memiliki efek merusak terhadap sel-sel dan jaringan tubuh
Simpulan
Pemaparan sinar matahari pada kulit mencit meningkatkan produksi pigmen melanin
dan pemberian bengkuang sebelum dipaparkan sinar matahari dapat menurunkan jumlah
pigmen melanin.

Anda mungkin juga menyukai