Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
maka ASN dituntut untuk memiliki kemampuan profesional dan
berintegrasi tinggi pada profesi yang digelutinya. Dalam menjalankan
fungsinya sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, serta
Perekat dan Pemersatu Bangsa tersebut ASN dituntut untuk memiliki nilai-
nilai dasar profesi yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Berdasarkan Peraturan Kepala LAN No.12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS ditetapkan
bahwa Calon ASN wajib mengikuti pelatihan dan pendidikan yang
dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi dan
nasionalisme, karakter kepribadian yang unggul, bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Berdasarkan
paparan di atas, ASN perlu membuat rancangan aktualisasi berdasarkan
isu-isu aktual yang ada di lingkungan kerja ASN khususnya dalam
pelayanan bidang kesehatan.
Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal,
sudah tentu mutlak diperlukan suatu pelayanan yang bersifat terpadu
komprehensif dan profesional dari para profesi kesehatan. Rumah sakit
adalah merupakan salah satu unit/instansi kesehatan yang sangat vital
dan strategis dalam melayani kesehatan masyarakat, dimana aspek
pelayanan sangatlah dominan dan menentukan [CITATION Dir06 \l 1033 ].
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian intregral dari sistem
pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar : a. pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan b.

1
pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan
langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek
samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety)
sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin [CITATION Kem16 \l 1033
].

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi :


1. pengkajian dan pelayanan Resep;
2. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. konseling;
6. visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Pengkajian (telaah) Resep dilakukan untuk menganalisa adanya
masalah terkait Obat, bila ditemukan masalah terkait Obat harus
dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep. Apoteker harus melakukan
pengkajian Resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.Pengkajian resep haruslah dilakukan oleh apoteker rawat inap
maupun rawat jalan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pemberian
obat (dispensing error) kepada pasien. Pemberian obat yang baik adalah
suatu proses praktik yang memastikan bahwa suatu bentuk obat yang
benar dan efektif dihantarkan pada penderita yang benar, dalam dosis dan
dari obat yang tertulis kuantitasnya, dengan instruksi yang jelas, dan
dalam suatu kemasan yang memelihara potensi obat. Dalam hal ini
diperlukan pemahaman prinsip 5 benar untuk memastikan obat yang

2
diberikan tepat bagi pasien. Prinsip 5 benar tersebut adalah benar pasien,
benar dosis, benar obat, benar waktu dan benar cara pemberian.
Pelaksanaan pengkajian/ telaah resep di RSUD Palembang Bari
masih belum dilakukan secara optimal, hal ini dikarenakan oleh banyak
faktor seperti kurangnya pengetahuan staf dalam pelaksanaan pengkajian
resep, kurangnya staf farmasi, dan kurangnya kepedulian staf terhadap
pelayanan kesehatan yang paripurna. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan aktualisasi dengan mengangkat isu tentang belum
optimalnya pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5 benar di Instalasi
Farmasi RSUD Palembang Bari.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
1. Memahami Cara Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar PNS
dalam Materi ajar ANEKA, Manajemen ASN, Pelayanan Publik,
dan Whole of Government ke dalam Kegiatan sesuai dengan
tugas dan fungsi peserta pelatihan dasar CPNS.
2. Untuk memenuhi penyelenggaraan pelayanan kefarmasian
diRSUD Palembang Bari yang sesuai dengan standar.
3. Untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Telaah Resep dan 5
Benar pada tenaga kesehatan di RSUD Palembang Bari
2. Manfaat
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD
Palembang Bari
2) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pelaksanaan
telaah resep dan prinsip 5 benar di RSUD Palembang Bari
3) Terbentuknya pribadi Aparatur Sipil Negara yang berkompeten
berdasarkan 5 nilai dasar ANEKA.

C. Ruang Lingkup Aktualisasi

3
Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan X
berlangsung dari tanggal 05 Agustus – 03 Oktober2019, dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Tahapan internalisasi, dilaksanakan tanggal 05 – 26 Agustus
2019 dan 01-03Oktober 2019 bertempat di Balai Pendidikan dan
Pelatihan Penerbangan Palembang.
2. Tahapan Aktualisasi, dilaksanakan tanggal 27 Agustus – 30
September 2019 bertempat di RSUD Palembang BARI.

BAB II

4
AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Berdiri pada tahun 1986 sampai dengan 1994 yang awalnya
merupakan Poliklinik / Puskesmas Panca Usaha, kemudian
diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995
dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 dan
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada
tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
HK/00/06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003
kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung


Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006)
pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan
dengan pembangunan 1 Gedung Administrasi, Gedung
Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung
Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan
Cafetaria. Pada Februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
YM.0l.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat lanjut. Serta ditetapkan sebagai BLUD-
SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan Keputusan Walikota
Palembang No. 9l5.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang

5
BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD secara penuh). Adapun
pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi
Gedung Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat,
Gedung Instalasi Gizi (Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP,
Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
241/MENKES/W/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI milik Pemerintah Kota Palembang
Provinsi Sumatera Selatan tanggal 2 April 2009. Adapun
pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi :
Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik
Serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung
yang berlangsung di tahun 2010-2011 meliputi Perawatan Kelas I,
II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop
dan Musholah.
a. Fasilitas Pelayanan
Janji Layanan RSUD Palembang BARI
1. Unit Gawat Darurat
Dalam waktu kurang dari 5 menit, anda sudah mulai kami
layani.
2. Unit Pendaftaran
Sejak pasien datang sampai dengan dilayani di loket
pendaftaran tidak lebih dari 10 menit.
3. Unit Rawat Jalan
Pasien sudah dijalani paling lambat 30 menit setelah mendaftar
di loket pendaftaran.
4. Unit Laboratorium
Pemeriksaan cito dan sederhana, hasil jadi kurang dari 3 jam
5. Unit Radiologi

6
Pelayanan photo sederhana dilaksanakan kurang dari 3 jam
6. Unit Farmasi
Obat jadi diserahkan maksimal 30 menit sejak resep diterima
Obat racikan diserahkan maksimal 60 menit sejak resep
diterima.

Pelayanan Rawat Jalan


1. Poliklinik Spesialis Bedah
2. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
3. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4. Poliklinik Spesialis Terpadu
5. Poliklinik Spesialis Anak
6. Poliklinik Spesialis Mata
7. Poliklinik Spesials THT
8. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
9. Poliklinik Spesialis Syaraf
10. Poliklinik Spesialis Jiwa
11. Poliklinik Spesialis Jantung
12. Poliklinik Sub Spesialis Rehabilitasi Medik
13. Poliklinik Sub Spesialis Psikologi
14. Poliklinik Gigi dan Mulut
15. Poliklinik Paru
16. Poliklinik Gizi

Instalasi Gawat Darurat


1. Dokter jaga & Perawat Jaga 24 jam
2. Ambulance 24 jam

Pelayanan Rawat Inap


1. Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan
2. Rawat Inap Neonatus/NICU
3. Rawat Inap PICU/Pediatric Intensive care unit

7
4. Rawat Inap Penyakit Anak
5. Rawat Inap Bedah
6. Rawat Inap Laki-laki
7. Rawat Inap Perempuan
8. Rawat Inap VIP dan VVIP
9. Rawat Inap Perawatan Kelas I dan Kelas II
10. Rawat Inap Paru
11. Rawat Inap ICCU
12. Rawat Inap ICU

Pelayanan Penunjang
1. Farmasi / Apotek 24 jam
2. Instalasi Laboratorium Klinik
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Intensive Care Unit (ICU)
8. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
9. Instalasi Pemeliharaan Lingkungan
10. Bank Darah
11. Hemodialisa
12. Central Sterilized Supply Department (CSSD)
13. Instalasi Laundry

8
b. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang Bari

Pelayanan kefarmasian di RSUD Palembang Bari mengacu pada


Permenkes No. 72 tahun 2016, dimana standar pelayanan
kefarmasian di rumah sakit meliputi standar:

a. Pengolahan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan


Medis Habis Pakai,yaitu :
a) Pemilihan
b) Perencanaan kebutuhan
c) Pengadaan
d) Penerimaan
e) Penyimpanan
f) Pendistribusian
g) Pemusnahan dan penarikan
h) Pengendalian dan
i) Administrasi
b. Pelayanan Farmasi Klinik
a) Pengkajian dan pelayanan resep
b) Penelusuran riwayat penggunaan obat
c) Rekonsiliasi obat
d) Pelayanan informasi obat
e) Konseling
f) Visite
g) Pemantauan terapi obat (PTO)
h) Monitoring efek samping obat (MESO)
i) Evaluasi penggunaan obat (EPO)
j) Dispensing sediaan steril dan
k) Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD)

9
2. Visi, Misi, Motto dan Nilai – Nilai Organisasi
Visi
 Menjadi Rumah Sakit yang Unggul, Amanah dan Terpercaya
di Indonesia.
Misi
 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai
standar mutu berdasarkan pada etika dan profesionalisme
yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
 Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
 Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit
pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
Motto
 Kesembuhanan dan Kepuasan Pelanggan adalah
Kebahagiaan Kami.
Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi yang diberlakukan di RSUD Palembang
BARI saat ini sesuai dengan visi nya adalah Unggul, Amanah
dan Terpercaya. Nilai- nilai tersebut memiliki pengertian
sebagai berikut :
 Unggul :
RSUD Palembang BARI selalu melakukan inovasi baik
sarana, prasarana dan sistem sesuai kemajuan teknologi dan
sumber daya manusia yang semakin maju didalamnya. Semua
itu dilakukan demi memberikan pelayanan yang terbaik dan
paripurna, sehingga mencerminkan sebagai rumah sakit yang
dapat dijadikan contoh untuk instansi kesehatan di Indonesia
lainnya.
 Amanah
Seluruh pegawai dan staff dituntut untuk memberikan
pelayanan yang akuntabel, tanggung jawab, ramah, tidak

10
diskriminasi dan profesional. Untuk membangun kesehatan
masyarakat indonesia, tiap - tiap tenaga kesehatan harus
memiliki nilai-nilai tersebut dalam dirinya.
 Terpercaya
Dalam visinya, RSUD Palembang BARI ingin menunjukkan
pada masyarakat bahwa setiap pelayanan yang diberikan dapat
dipercaya, mengubah pandangan masyarakat tentang
pemerintahan yang KKN, pungli, gratifikasi dan
sebagainya.Untuk itu, di beberapa titik disebutkan bahwa RSUD
Palembang BARI sebagai zona integritas tinggi.
 Beretika
Etika merupakan dasar dalam setiap tindakan. Selain sopan dan
santun, RSUD Palembang BARI mengamalkan 3 S, yaitu
Senyum, Salam dan Sapa. Bahkan, terdapat simbol salam yang
menjadi ciri khas di lingkungan kerja.
 Profesionalisme
Dalam pelayanan yang berkualitas sikap profesionalisme
sangat dibutuhkan. Karena dengan profesionalisme tinggi yang
dimiliki sumber daya manusia di semua unit kerja rumah sakit,
kepuasan pasien akan meningkat dan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat.

11
(Gambar 1. 1 Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI)

12
B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik di Instalasi Farmasi
RSUD
Palembang BARI

Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah


masalah yg dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas
asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas
desus.Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat,
yaitu kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif,
dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi implikasi /
dampak / manfaat dari sebuah pilihan kebijakan/program/kegiatan/
tahapan kegiatan.
Berdasarkan pengamatan studi lapangan, berkonsultasi dengan
atasan langsung serta rekan kerja, maka didapat isu yang berkembang
di Instalasi Farmasi RSUDPalembang BARI sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelaksanaan pengkajian telaah resep dan
prinsip5 benar di Instalasi Farmasi RSUDPalembang BARI
2. Ketidak sesuaian peresepan obat oleh dokter dengan formularium
RSUD Palembang Bari.
3. Ketidak sesuaian jumlah fisik obat yang tersedia dengan jumlah
obat di kartu stok.
4. Belum optimalnya pelayanan informasi obat ke pasien di RSUD
Palembang Bari
5. Belum optimalnya konseling obat di RSUD Palembang Bari

13
Adapun 5 (lima) isu diatas akan dijelaskan secara ringkas pada
table dibawah ini :
Tabel 1. 5 (Lima) Isu Aktual
Identifikasi Isu/ Keterkaitan
Identifikasi Akar
No Kondisi Kondisi Ideal Dengan
Permasalahan
Sekarang Materi
1. Belum Dilakukannya Pelayanan Terbatasnya
optimalnya pelayanan Publik waktu, tempat
pelaksanaan Rekonsiliasi dan sumber daya
pengkajian obat manusia dalam
telaah resep dan memberikan
prinsip 5 Benar pelayanan
di Instalasi pelaksanaan
Farmasi pengkajian telaah
RSUDPalemban resepdan prinsip
g BARI 5 benar

2. Ketidaksesuaian Peresepan obat Manajemen Peresepan obat


peresepan obat mengacu pada ASN yang tidak
oleh dokter formularium mengacu pada
dengan rumah sakit formularium
formularium RSUD rumah sakit
Palembang Bari
3. Ketidaksesuaian Jumlah fisik Manajemen Terdapat
jumlah fisik obat obat sesuai ASN perbedaan
yang tersedia dengan kartu jumlah antara
dengan jumlah di stok fisik obat dan
kartu stok jumlah obat di
kartu stok
4. Belum optimalnya Dilakukannya Pelayanan Terbatasnya
pelayanan pelayanan Publik waktu, tempat
informasi obat ke Informasi obat dan sumber daya
pasien di RSUD kepada pasien dalam
Palembang Bari di RSUD memberikan
Palembang Bari pelayanan
informasi obat
5. Belum optimalnya Seluruh pasien Pelayanan Terbatasnya
konseling obat di RSUD Publik waktu, tempat
RSUD Palembang Palembang Bari dan sumber daya
Bari mendapatkan dalam
pelayanan memberikan
konseling Obat. pelayanan
konseling obat

14
C. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan
kualitas isu.Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu
tertinggi. Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi
isu aktual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat
analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis AKPK
(Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) serta USG
(Urgency, Seriousness,Growth).
Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)
1. Aktual(A) : Benar-benar terjadi sedang hangat
dibicarakan dimasyarakat
2. Kekhalayakan(K) : Isu menyangkut hajat hidup orang
banyak
3. Problematik(P) : Isu memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu dicarikan
solusi sesegera mungkin
4. Kelayakan (K) : Masuk akal, realistis, relevan untuk
dimunculkaninisiatif pemecahan dan
analisis AKPK

Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK


Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 3. Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPK


NO ISU A K P K JML PERINGKAT

15
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya
pelaksanaan
pengkajian telaah
resep dan prinsip
1. 5 Benar di 5 5 4 5 19 I
Instalasi Farmasi
RSUDPalembang
BARI

Ketidak sesuaian
peresepan obat oleh
2. dokter dengan 3 3 3 2 11 IV
formularium RSUD
Palembang Bari
Ketidak sesuaian
jumlah fisik obat
3. yang tersedia 2 3 2 3 10 V
dengan jumlah di
kartu stok
Belum optimalnya
pelayanan informasi
4. obat ke pasien di 4 5 4 4 17 II
RSUD Palembang
Bari
Belum optimalnya
konseling obat di
5. 4 4 4 3 15 III
RSUD Palembang
Bari

Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat analisis AKPK maka


didapatkan isu dengan total 3 nilai tertinggi yang merupakan isu yang
akan dianalisis kembali menggunakan analisa USG, yaitu :Belum
optimalnya pelaksanaan pengkajian telaah resep dan prinsip 5 benar
di Instalasi Farmasi RSUD Palembang Bari, Belum optimalnya
pelayanan informasi obat ke pasien di RSUD Palembang Bari, dan
Belum optimalnya konseling obat di RSUD Palembang Bari

16
Penilaian dengan metode USG melibatkan sistem penilaian dengan
rentang 1-5.Semakin tinggi nilai maka semakin menunjukkan bahwa isu
tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.
1. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti
2. Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dandikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera

Tabel 4.Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG:


Kriteria
No Masalah/ Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)

Belum optimalnya
pengetahuan staf
1 mengenai telaah 5 4 5 14 1
resep dan prinsip 5
benar
Belum optimalnya
pelayanan informasi
2 obat ke pasien di 4 4 4 12 2
RSUD Palembang
Bari

Belum optimalnya
konseling obat di
3 4 4 3 11 3
RSUD Palembang
Bari

Keterangan:
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
: Sangat Mendesak 5 : Sangat Serius 5 : Sangat berdampak
: Mendesak 4 : Serius 4 : Berdampak
: Cukup Mendesak 3 : Cukup Serius 3 : Cukup berdampak
: Tidak Mendesak 2 : Tidak Serius 2 : Tidak Berdampak
: Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
Mendesak Seriu Berdampak

17
s

D. Argumentasi terhadap core issue terpilih


Setelah dilakukan analisis kriteria isu menggunakan alat analisis
AKPK dan USG dan didapatkan core issue terpilih yaitu Belum
optimalnya pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5 benar di Instalasi
Farmasi RSUDPalembang BARI
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian intregral dari sistem
pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar : a. pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik merupakan
pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam
rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan
pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin (Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi :
1. Pengkajian dan pelayanan Resep;
2. Penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. Rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. Konseling;
6. Visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. Dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Pengkajian/telaah Resep dilakukan untuk menganalisa adanya
masalah terkait Obat, bila ditemukan masalah terkait Obat harus

18
dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep. Apoteker harus
melakukan pengkajian Resep sesuai persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat
inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi :
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
2. Nama dan paraf dokter
3. Tanggal resep
4. Ruangan/ unit asal resep
Persyaratan farmasetik meliputi :
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
2. Dosis dan jumlah obat
3. Stabilitas dan ketersediaan
4. Aturan dan cara penggunaan
5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran obat)
Persyaratan klinis meliputi:
1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
2. Duplikasi pengobatan
3. Alergi, interaksi, dan efek samping obat
4. Kontra indikasi
5. Efek adiktif
Kegiatan penyerahan (dispensing) dan pemberian informasi
obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahkan
sediaan farmasi dengan informasi yang memadai dan
pendokumentasian. Jika pengkajian atau telaah resep dan prinsip 5
benar tidak dilakukan oleh seorang petugas farmasi maka kesalahan
dalam pemberian obat akan terjadi. Kesalahan dalam pemberian obat
ini akan menurunkan citra dan mutu rumah sakit, sehingga staf rumah
sakit dan staf farmasi khususnya perlu mengoptimalkan pengetahuan
tentang telaah obat dan prinsip 5 benar.

19
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
Dalam merancang kegiatan aktualisasi ini ada lima nilai
dasar atau indikator profesi ASN yakni: Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi
“ANEKA” yang menjadi acuan. Sehingga setiap kegiatan memiliki
nilai-nilai dalam ANEKA.
Nilai – nilai dasar profesi PNS yaitu:
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya.
Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is
arelationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
(Accountabilityrequiers reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability
ismeaningless without consequences)
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability
improvesperformance)

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:


akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas
horizontal (horizontal accountability).
a. Akuntabilitas vertikal adalahpertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.

20
b. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas.

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:


1) Kepemimpinan
Pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2) Transparansi
Keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
3) Integritas
Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
4) Responsibilitas
Kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan
yang telah dibuat
5) Keadilan
Landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan
kinerja tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7) Keseimbangan
Keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yang
dimiliki.
8) Kejelasan
Mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja.

21
9) Konsistensi
Menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel.

b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu
menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara,
dengan mempertahankan dan mewujudkan suatu konsep identitas
milik bersama dari sekelompok manusia yang memiliki tujuan, visi,
cita-cita yang sama demi mewujudkan kepentingan nasional, serta
juga dapat diartikan sebagai rasa yang ingin mempertahankan
negaranya baik itu sisi luar maupun dalam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN.Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting.Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nilai-nilai yang
berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya. Nasionalisme dalam arti sempit adalah
suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak
menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini
jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang
lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa

22
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik.Kebijakanpublic
diharapkan dapatdilakukan dengan integritas tinggi dalam
melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional.ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala
bentukpelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang
perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (LAN, 2015:120).Sebagai
pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk
menciptakan pelayanan yang prima.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan
Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki
kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat
bangsa dan mengupayakan situasi damai di selurih wilayah
Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI. Maka indicator
Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur sipil Negara adalah
ialah berwawasan kebangsaan yang kuat, memahami pluralitas,
beroientasikepublikan yang kuat, serta mementingkan nasional di
atas segalanya.Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut
harus memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode

23
etik dan kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-
Undang ASN.Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan
pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan
kepentingan masyarakat luas.
Terdapat lima indikator keberhasilan dari nilai – nilai
nasionalisme yaitu :
1) Sila ke 1 ( Ketuhanan yang Maha Esa)
Nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pencipta alam semesta.Nilai ini menyatakan bahwa
bangsa Indonesia merupakan bangsa religious, bukan bangsa
atheis.Dalam sila pertama memaknai bahwa negara yang
didirikan dalam pelaksanaannya dan penyelenggraaanya harus
dijiwai oleh nilai nilai keagamaan.
2) Sila ke 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu
sebagaimana mestinya. Dalam sila kemanusiaan terkandung
bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai mahluk beradab, selain itu sila ini mengandung
nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia
dengan didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungannya dengan norma norma dan kebudayaan pada
umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun
dengan lingkungan disekitar kehidupannya.
3) Sila ke 3 ( Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha untuk mencapai
kesatuan antar sesama rakyat untuk membina rasa nasionalisme
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap

24
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.Negara
Indonesia memiliki beraneka ragam perbedaan manusia, yang
diantaranya perbedaan suku, ras, golongan. Oleh karena itu
perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu keadaan yang
saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan yang
bersama untuk menwujudkan tujuan bersama sebagai bangsa
4) Sila ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga perwakilan. Dalam sila ini terkandung
nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam
hidup bernegara, adanya kebebasan yang harus disertai dengan
tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun
secara moralterhadap Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, menjamin dan memperkokoh
persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama, serta
mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan
sosal agar tercapai tujuan bersama.
5) Sila ke 5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia)
Nilai yang terkandung dalam sila ke 5 yaitu terkandung nilai nilai
yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan hidup bersama.
Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia
dengan Tuhan

c) Etika Publik

25
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang
menentukan baik/buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus
utama dalam pelayanan publik yakni:
a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
b) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai
bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan
publik dan alat evaluasi.
c) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral
dan tindakan faktual
Indikator etika publik meliputi:
1) Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
2) Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain
merasa dihargai dan dihormati.
3) Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada
aspek nilai dan norma saat melayani publik sehingga
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4) Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Simpati akan berlangsung ketika ada
sikap saling pengertian dan saling percaya sehingga
memudahkan dalam berkomunikasi.
5) Netralitas.

Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam Undang-


Undang ASN adalah sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai nilai dalam ideologi Negara
Pancasila

26
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan bedasarkan prinsip keadilan
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6) Memlihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
public
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11)Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
13)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14)Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
Indikator komitmen mutu antara lain:

27
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
2) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan
hemat waktu
3) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
4) Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide
kreativitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.

e) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema
Andrea: 1951) atau "corruptus" (Webster Student Dictionary:
1960). Selanjutnya dikatakan bahwa "corruption" berasal dari kata
"corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah "coruption, corrupt" (Inggris),
"corruption" (Perancis) dan "corruptive/korruptie" (Belanda).
Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja
dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai dasar
anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi
bagi kita. Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah
terjadinya korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi
yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan
dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik
serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.

28
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Menurut KBBI kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati,
tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu
sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa
sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang
lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Dengan karakter kemandirian pegawai dituntut untuk
mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya
sendiri dan bukan orang lain.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
(KBBI). Manfaat dari hidup yang disiplin adalah kita dapat
mencapai tujuan hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan
juga dapat membuat orang lain percaya dalam mengelola
suatu kepercayaan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan dan diperkarakan) (KBBI). Tanggung jawab
adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik

29
itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab
tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban
menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah
dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, di mana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhana merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akanmengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk
mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan
pendirian dan keyakinan harus mempertimbangkan masalah
dengan sebaik-baiknya. Nilai keberanian dapat dikembangkan
dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggung jawab dan lain sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk
memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi,
memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tidak

30
berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang
sosial dan lain-lain.
Peran dan Kedudukan ASN
a) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme.
ASN memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan publik


Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian (PPK) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Pelayanan publik
Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

b) Whole of Government (WOG)


WOG merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas untuk mencapai tujuan
pembangunan.WOG juga dipandang sebagai bentuk kerja sama
antara seluruh sektor, pemerintah dan sebaliknya. Ada 2 alasan
dibentuknya WOG,yaitu:
1) Faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan

31
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang
baik
2) Faktor-faktor internal seperti fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan.
WoG diperlukan sebagai sebuah upaya untuk memahami
pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama.

c) Pelayanan Publik
Menurut UU No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,
pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perUUan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Dalam pelayanan publik terdapat 3 unsur penting, yaitu
organisasi penyelenggaraan pelayanan publik, penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan serta kepuasan yang diberikan dan/atau yang
diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Prinsip-prinsip dalam
pelayanan publik antara lain partisipasif, transparan, responsif,
tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel serta berkeadilan.

32
F. Matrik Aktualisasi

MATRIK AKTUALISASI
Unit Kerja :Instalasi Farmasi RSUD Palembang BARI
Rumusan Isu : Belum optimalnya pelaksanaan telaah resep
dan prinsip 5 benar di rawat jalan Instalasi
Farmasi RSUD Palembang BARI
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5 benar di
Instalasi Farmasi RSUD palembang BARI
2. Ketidaksesuaian peresepan obat oleh dokter dengan formularium
RSUD Palembang Bari.
3. Ketidaksesuaian jumlah fisik obat yang tersedia dengan jumlah
obat di kartu stok.
4. Belum optimalnya pelayanan informasi obat ke pasien di RSUD
Palembang Bari
5. Belum terlaksananya konseling obat di RSUD Palembang Bari

Core Issue Terpilih :


Belum optimalnya pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5 benar di
Instalasi Farmasi RSUD Palembang BARI

Judul isu yang diangkat :


“Optimalisasi PelaksanaanTelaah Resep dan Prinsip 5 Benar Dalam
Rangka Penurunan Angka Kejadian Dispensing Error Di Rawat Jalan
Instalasi Farmasi RSUD Palembang Bari”

Gagasan pemecahan isu:


1. Pelaksanaan koordinasi dengan mentor dan kepala instalasi
farmasi mengenai kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan.

33
2. Mencari referensi untuk meningkatkan pengetahuan staf tentang
telaah resep dan prinsip 5 benar
3. Wawancara awal terhadap staf farmasi
4. Sosialisasi mengenai pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5 benar
5. Wawancara akhir
6. Pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5 benar
7. Pelaporan hasil sosialisasi dan evaluasi pelaksanaan telaah resep
dan prinsip 5 benar

34
Tabel 5. Matrik Kegiatan

No. Kontribusi
Kontribusi
Kegiatan
Output/ Keterkaitan Substansi Pencapaian
Kegiatan Tahapan Pencapaian Visi
Hasil Mata Pelatihan Penguatan Nilai-
dan Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Pelaksanaan 1. Berdiskusi dengan  Disetujuinya Keterkaitan dengan nilai Visi : Nilai :
konsultasi mentor dan kepala pelaksanaan ANEKA Menjadi Rumah Beretika yaitu
dengan mentor instalasi farmasi kegiatan aktualisasi Sakit yang dengan senyum,
dan kepala mengenai pelaksanaan dan jadwal Akuntabilitas : Unggul, Amanah sapa dan salam
instalasi kegiatan aktualisasi pelaksanaan Nilai : dan Terpercaya dalam
farmasi sosialisasi oleh  Transparan dalam di Indonesia. berkoordinasi
mengenai 2. Mencatat dan menindak mentor dan kepala meminta persetujuan dengan mentor
kegiatan lanjuti hasil koordinasi instalasi farmasi kepada mentor dalam Misi : dan kepala
aktualisasi yang melakukan kegiatan Meningkatkan instalasi farmasi
akan  Foto dokumentasi habituasi agar terjalin mutu manajemen
dilaksanakan. kegiatan hubungan yang baik sumber daya
 Kejelasan dalam kesehatan
wewenang dan
tanggung jawab
sehingga bisa
memulai pelaksanaan
aktualisasi
 Bertanggung jawab
dalam melakukan dan
menyelesaikan tugas
habituasi
Nasionalisme :
Nilai :
 Sila 4 : Adanya
tindakan koordinasi
dengan mentor
menunjukkan adanya

35
musyawarah sebelum
melakkan kegiatan
 Sila 5 : Mendapatkan
dukungan dari mentor
untuk melaksanakan
kegiatan habituasi
serta pengambilan
keputusan bersama
bagi semua orang

Etika Publik :
Nilai : Santun dalam
mengambil keputusan,
harus berkoordinasi
dengan mentor agar
diberikan saran atau
pendapat sebelum
melaksanaan kegiatan
habituasi

Komitmen Mutu :
Nilai :
 Efektif :
Melaksanakan
kegiatan yang
dilakukan sesuai
dengan sasaran
yang ditujuan agar
mendapatkan hasil
yang diinginkan
 Efisien dilakukan
dengan cepat dan
tepat sehingga dapat
terlaksananya

36
kegiatan dengan baik

Anti Korupsi :
Nilai : Meminta
persetujuan dengan
mentor sebelum
melakukan kegiatan
habituasi merupakan
bentuk pertanggung
jawaban seorang Apoteker
selaku salah satu dari
ASN dalam membuat
keputusan

Keterkaitan dengan
Peran dan Kedudukan
PNS dalam NKRI

Whole of Government
Berkoordinasi dengan
pihak terkait dalam hal ini
mentor dan kepala
instalasi farmasi demi
tercapainya kegiatan
aktualisasi

2. Mencari 1. Mempersiapkan alat  Tersedianya data Keterkaitan dengan nilai Visi : Nilai : Amanah
referensi untuk yang diperlukan (alat referensi atau ANEKA Mencari referensi dalam menerima
meningkatkan tulis, kertas, flashdisk artikel tentang data untuk arahan dan
pengetahuan komputer,) tentang telaah Akuntabilitas: meningkatkan bimbingan serta
staf tentang resep dan prinsip 5 Nilai : Mencari referensi pengetahuan staf Terpercaya dalam
telaah resep 2. Mencari referensi/ benar dan soal data dilakukan agar farmasi termasuk mencari referensi
dan prinsip 5 Pustaka serta wawancara gambaran dari kegiatan dalam rangka data
benar menyiapkan soal untuk yang akan dilakukan meningkatkan

37
wawancara  Foto dokumentasi terlihat jelas dan mencapai mutu manajemen
kegiatan tujuan dan hasil yang sumber daya
diharapkan kesehatan dan
meningkatkan
Nasionalisme : kualitas
Nilai : Melakukan diskusi pelayanan
dengan mentor setelah kesehatan yang
mencari referensi berorientasi pada
merupakan kegiatan yang keselamatan dan
harus dilakukan agar ketepatan sesuai
referensi yang didapat standar mutu
tepat

Etika Publik:
Nilai : Mencari Referensi
dilakukan untuk
menunjang pencapaian
hasil kerja dan mendorong
kinerja staf farmasi

Komitmen Mutu:
Nilai : Mencari referensi
data dengan tepat dapat
meningkatkan mutu dari
staf farmasi agar dapat
melaksanakan tugas
dengan efektif dan efesien

Anti Korupsi:
Nilai : Mencari referensi
adalah salah satu upaya
individu yang bekerja
keras untuk meningkatkan
kualitas kerja dari staf

38
farmasi.

Keterkaitan dengan
Peran dan Kedudukan
PNS dalam NKRI

Manajemen ASN
Tersedianya data referensi
meningkatkan kompetensi
staf farmasi

3 Pelaksanaan 1. Menyiapkan sarana dan  Jawaban soal Keterkaitan dengan nilai Misi: Nilai :
wawancara prasarana yang akan wawancara peserta ANEKA Wawancara awal Dalam hal
awal tentang dibutuhkan oleh peserta  Foto kegiatan bertujuan untuk melakukan
telaah resep Akuntabilitas: mengetahui mutu wawancara awal
dan prinsip 5 2. Memberikan pertanyaan Nilai : sumber daya dengan staf
benar pada peserta  Transparansi : kesehatan yang haruslah bersikap
Pelaksanaan ada di Instalasi sopan dan santun
wawancara dilakukan farmasi sehingga dan
secara terbuka agar pengetahuan staf mengamalkan 3S
didapat hasil yang jelas dapat senyum, salam,
ditingkatkan sapa
Nasionalisme : dengan adanya
Nilai : sosialisasi
 Sila 5 : Wawancara
awal dilakukan untuk
semua staf farmasi
agar tersedianya
kesetaraan
kesempatan
mengembang
pengetahuan telaah
resep dan prinsip 5
benar

39
Etika Publik:
Nilai : Untuk
mempertanggung
jawabkan tindakan dan
kinerja maka dilakukan
wawancara awal sebagai
tahapan untuk
meningkatkan
pengetahuan staf tentang
telaah resep dan prinsip 5
benar

Komitmen Mutu:
Nilai :
 Efesien : Soal
wawancara awal
dibuat sesuai referensi
yang didapat
sebelumnya agar tepat
sasaran

Anti Korupsi:
Nilai : Seorang staf
diharuskan berlaku jujur
dalam menjawab
wawancara awal agar
hasilnya dapat
disesuaikan dengan
seminar yang akan
dilaksanakan pada
kegiatan selanjutnya

Keterkaitan dengan

40
Peran dan Kedudukan
PNS dalam NKRI

Manajemen ASN
Kegiatan wawancara awal
mengikuti tahapan dan
prosedur sebelum
merencanakan kegiatan
seminar.

4. Sosialisasi  Daftar hadir Keterkaitan dengan nilai Misi Nilai :


mengenai 1. Menjelaskan materi  Materi sosialisasi ANEKA Sosialisasi  Berinovasi
pelaksanaan tentang telaah resep dan  Form telaah resep berguna dengan
telaah resep prinsip 5 benar di  Foto dokumentasi Akuntabilitas: meningkatkan meningkatkan
dan Prinsip 5 instalasi farmasi kegiatan Nilai : mutu manajemen pengetahuan
benar 2. Menjelaskan cara  Kejelasan dalam sumber daya staf mengenai
pengisian form telaah penyampaian materi kesehatan serta telaah resep
resep dan 5 benar sosialisasi sebagai dapat dan prinsip 5
gambaran telaah resep meningkatkan benar
dan prinsip 5 benar profesionalisme  Beretika yaitu
yang tepat staf dalam senyum, sapa,
 Konsistensi dalam melakukan salam dalam
menjelaskan materi pelayanan pada sosialisasi
dari awal sampai akhir masyarakat dengan staf
sosialisasi. farmasi

Nasionalisme :
Nilai :
 Sila ke 5: Sosialisasi
dilakukan merupakan
salah satu dari akses
atas informasi layanan
dan sumber daya yang

41
perlu ditingkatkan.

Etika Publik:
Nilai :
 Sosialisasi dilakukan
untuk meningkatkan
mutu agar staf farmasi
agar dapat melayani
publik secara, tanggap,
cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil
guna, dan santun
Komitmen Mutu:
Nilai :
 Sosialisasi
merupakan kegiatan
baru merupakan
inovasi dan hasil
pemikiran baru
sehingga akan
memotivasi setiap staf
farmasi yang lain
untuk meningkatkan
kualitas mutu

Anti Korupsi:
Nilai :
 Sosialisasi diartikan
berani karena dengan
sosialisasi staf tidak
mentolerir adanya
penyimpangan dan
berani menyatakan
penyangkalan secara

42
tegas

Keterkaitan dengan
Peran dan Kedudukan
PNS dalam NKRI

Manajemen ASN
Sosialisasi dilakukan
sesuai prosedur dan
arahan dari mentor dan
kepala instalasi farmasi

WOG
Sosialisasi yang dilakukan
merupakan kegiatan
komunikasi, kebersamaan
dan kolaborasi dengan
staf agar terwujudnya
aktualisasi yang akan di
habituasi oleh staf farmasi

5 Pelaksanakan 1. Menyiapkan  Hasil wawancara Keterkaitan dengan nilai Misi : Nilai :


wawancara sarana dan peserta ANEKA Meningkatkan Wawancara akhir
tahap akhir prasarana yang kualitas dilakukan dengan
Akuntabilitas: pelayanan sopan, santun
akan dibutuhkan  Foto dokumentasi
kegiatan Nilai : kesehatan dan mengamalkan
oleh peserta
 Transparansi : dengan 3 S, yaitu senyum,
2. Memberikan Pelaksanaan berorientasi pada salam, sapa.
pertanyaan wawancara dilakukan keselamatan dan
menyakut isi secara terbuka agar ketepatan sesuai
materi yang didapat hasil yang standar mutu
disampaikan saat jelas pelayanan
sosialisasi pada  Konsisten dalam farmasi serta
melakukan kegiatan meningkatkan

43
peserta wawancara akhir mutu manajemen
dengan menggunakan sumber daya
pertanyaan dan kesehatan
tahapan yang sama
seperti wawancara
awal
Nasionalisme :
Nilai :
 Sila 5 : Wawancara
akhir dilakukan untuk
semua staf farmasi
agar tersedianya
kesetaraan
kesempatan
mengembang
pengetahuan telaah
resep dan prinsip 5
benar

Etika Publik :
Nilai : Menjalankan tahap
wawancara akhir dengan
profesional dan tidak
berpihak sehingga dapat
mendorong kesetaraan
dalam menjalan tugas staf
farmasi

Komitmen Mutu:
Nilai :
 Efektif : Kegiatan
wawancara akhir
secara efektif untuk
mencapai target mutu,

44
kualitas, dan
dilakukan pada waktu
yang tepat serta
alokasi SDM yang
tepat
 Mutu : Peningkatan
mutu staf farmasi
dapat dilihat dari hasil
wawancara akhir yang
merupakan
kesimpulan dari
kegiatan sosialisasi

Anti Korupsi :
Nilai : Staf bertanggung
jawab dalam menjawab
wawancara akhir dengan
tepat sesuai materi
sosialisasi serta berani
berpendapat dalam
menyampaikan ide-ide
baru

Keterkaitan dengan
Peran dan Kedudukan
PNS dalam NKRI

Manajemen ASN
Kegiatan wawacara akhir
dilakukan sesuai prosedur
yang sama dengan
wawancara awal.

WOG, Pelayanan publik

45
Terjadinya kerjasama
antara pembicara dan
peserta untuk
meningkatkan pelayanan
publik yang bermutu

6 Pelaksanaan 1. Pelaksanaan telaah  Foto pelaksanaan Keterkaitan dengan nilai Misi : Nilai :
telaah resep resep dan prinsip 5 telaah resep dan ANEKA Meningkatkan Amanah dalam
dan prisip 5 benar dengan prisip 5 benar mutu manajemen membuat evaluasi
benar Akuntabilitas : sumber daya serta terpecaya
pengecekan form
 Video pelaksanaan Nilai : kesehatan baik dalam
telaah dan 5 benar
telaah resep dan  Tanggung jawab dan bagi unit kerja pengumpulan
prisip 5 benar profesional dalam maupun hasil wawancara
2. Mendata menyelesaikan organisasi yang dilakukan
pendokumentasian proses evaluasi yang kepada staf
 Tersedianya data
form telaah resep dan dilakukan farmasi
pendokumentasian
prinsip 5 benar rawat  Transparan dalam
jalan pendataan hasil
dokumentasi yang
dilakukan agar hasil
yang didapat
memang benar hasil
yang ada dilapangan

Nasionalisme :
Nilai :
Sila ke 4
Mendiskusikan hasil
evaluasi bersama mentor
dan coach merupakan
kegiatan musyawarah dan
kesepakatan bersama.

Etika Publik :

46
Nilai : Menjalankan
tugas secara profesional
dan tidak berpihak pada
staf manapun sehingga
hasil evaluasi dapat
dipertanggung jawabkan
kebenarannya

Komitmen Mutu
Nilai :
 Efektif
Evaluasi diharapkan
mencapai hasil yang
sesuai target dan waktu
yang telah direncanakan
 Efesien
Evaluasi dilaksanakan
sesuai prosedur dan
mekanisme yang telah
disepakati dengan
mentor dan kepala
instalasi farmasi

Anti Korupsi
Nilai :
 Jujur dan peduli,
peduli dengan hasil
evaluasi yang telah
di dapat serta jujur
dan transparan
dalam membuat
hasil evaluasi

47
pelaksanaan
telaah yang
dilakukan.

 Tanggung jawab,
mempertanggung
jawabkan hasil
evaluasi yang
dilakukan.

Keterkaitan dengan
Peran dan Kedudukan
dalam NKRI

Whole of Government
dan Manajemen ASN
Membuat evaluasi dan
dilakukan sesuai dengan
prosedur dan terjalin
hubungan kerjasama yang
baik antara atasan dan
bawahan
7 Pelaporan hasil 1. Melaksanakan  Kesimpulan Hasil Keterkaitan dengan nilai Visi : Nilai :
sosialisasi dan bimbingan kepada Wawancara awal ANEKA Amanah dan Amanah dalam
evaluasi mentordan kepala dan akhir terpecaya membuat laporan
instalasi farmasi Akuntabilitas : terhadap hasil sosialisasi dan
 Tersedianya data Nilai : Tanggung jawab evaluasi yang evaluasi serta
2. Melaporkan hasil evaluasiselama dan profesional dalam dilakukan terpecaya dalam
evaluasi dengan form pelaksanaan telaah menyelesaikan proses pengumpulan
medication error resep dan prinsip 5 evaluasi dan laporan hasil Misi : hasil wawancara
benar habituasi kegiatan Meningkatkan dan
3. Membuat laporan hasil mutu manajemen pendokumentasia

48
 Foto dokumentasi Nasionalisme : sumber daya n pelaksanaan
kegiatan Nilai : kesehatan baik telaah resep yang
Sila ke 4 bagi unit kerja dilakukan kepada
Mendiskusikan hasil maupun staf farmasi
kegiatan sosialisasi dan organisasi
evaluasi bersama mentor
dan coach merupakan
kegiatan musyawarah dan
kesepakatan bersama.

Etika Publik :
Nilai :
Menghargaikomunikasi
dan pendapat dari atasan
dan rekan sejawat di
Instalasi farmasi dalam
mengkoordinasikan
gagasan ide yang
diberikan.

Komitmen Mutu
Nilai :
 Efektif
Hasil sosialisasi dan
evaluasi mencapai hasil
yang sesuai target dan
waktu yang telah
direncanakan
 Efesien
Hasil sosialisasi dan
evaluasi dilaksanakan
sesuai prosedur dan
mekanisme yang telah

49
disepakati dengan
mentor dan kepala
instalasi farmasi

Anti Korupsi
Nilai :
 Jujur dan peduli,
peduli dengan hasil
sosialisasi dan
evaluasi yang telah
di dapat serta jujur
dan transparan
dalam membuat
laporan dari hasil
sosialisasi yang
dilakukan.

 Tanggung jawab,
mempertanggung
jawabkan hasil
kegiatan sosialisasi
dan evaluasi yang
dilakukan.

Keterkaitan dengan
Peran dan Kedudukan
PNS dalam NKRI

Whole of Government
dan Manajemen ASN
Membuat laporan hasil
terkait kegiatan

50
sosialisasidan evaluasi
pelaksanaan telaah resep
dan prinsip 5 benar
dilakukan sesuai dengan
prosedur dan terjalin
hubungan kerjasama yang
baik antara atasan dan
bawahan

51
G. Jadwal Kegiatan
Tabel 6. Jadwal Kegiatan

BULAN DAN MINGGU KEGIATAN


NO KEGIATAN AGUSTUS SEPTEMBER
2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

1. Pelaksanaan koordinasi dengan


mentor dan kepala instalasi farmasi
mengenai kegiatan aktualisasi yang
akan dilaksanakan.
2. Pencarian referensi untuk
meningkatkan pengetahuan staf
tentang pengkajian telaah resep
dan prinsip 5 benar
3 Wawancara Awal
4 Pelaksanaan sosialisasi telaah
resep dan prinsip 5 benar
5 Wawancara Akhir

6 Pelaksanaan telaah resep dan


prinsip 5 benar
7 Pelaporan evaluasi dan hasil
sosialisasi

52
H. Kendala dan Antisipasi

Mencakup kendala-kendala yang mungkin terjadi saat aktualisasi nilai-


nilai pada saat habituasi dan antisipasinya
Kendala yang mungkin terjadi :
1. Saat kegiatan sosialisasi pelaksanaan telaah resep dan prinsip 5
benar ada pihak yang tidak bisa hadir karena ada yang jadwal
siang dan malam

2. Kegiatan wawancara terganggu dengan aktifitas penyiapan resep

3. Pelaksanaan Sosialisasi dilakukan diruang pelayanan/ penyiapan


obat

Antisipasi :
1. Melakukan koordinasi pada pihak yang terkait agar jadwal dapat
diatur sedimikian rupa

2. Wawancara dilakukan bersamaan untuk menghemat waktu

3. Sosialisasi dilakukan sebelum resep masuk ruang pelayanan

53

Anda mungkin juga menyukai