Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran.
Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu
mencari dan mencari kebenaran yang sesungguhnya dengan bertanya-
tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap jawaban-jawaban
tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus mengujinya dengan
metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah
kebenaran yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu
kebenaran yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah (Widyawati, 2013).
Perkembangan pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini,
tidaklah menjadikan manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru
sebaliknya, semakin menggiatkan manusia untuk terus mencari dan
mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau menggugurkan teori
sebelumnya. Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi melakukan
penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap
permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat statis, tidak kaku,
artinya ia tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung
seiring dengan waktu manusia dalam memenuhi rasa keingintahuannya
terhadap dunia (Adib, 2011).
Filsafat ilmu adalah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari
filsafat ilmu. Pengertian filsafat ilmu itu sendiri adalah ilmu yang
mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu
keseluruhan. Objek filsafat ilmu adalah terdiri dari tiga komponen yang
merupakan dasar pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut
adalah ontologis, epistomologis, dan aksiologi (Muslih, 2015).

1
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan membahas
“fungsi filsafat ilmu” sehingga dapat diketahui apa sajakah peran dan
fungsi filsafat ilmu dalam kehidupan dan kaitannya dengan pengetahuan.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka
dirumuskanlah masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan filsafat ilmu ?
2. Apa sajakah peran dan fungsi dari filsafat ilmu?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Filsafat, dan Filsafat


Ilmu
Dalam kehidupan sehari-hari definisi pengetahuan, ilmu dan ilmu
pengetahuan seringkali dipakai secara rancu. Maka, akan dikemukakan
pengertian keempat istilah masing-masing sebagai berikut :
II.1.1 Pengertian Pengetahuan/Ilmu
Pengetahuan (knowledge) adalah bagian yang esensial dari
eksistensi manusia, karena pengetahuan merupakan buah dan aktivitas
berfikir yang dilakukan manusia berpikir (nathiqiyyah) merupakan
perbedaan (al-fashl) yang memisahkan manusia dari semua genus
lainnya, yaitu seperti hewan. Sedangkan dalam bahasa Arab padanan
bagi kata pengetahuan adalah Al-Irfan (Taufik, 2016).
II.1.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (alima, ya’lamu / ‘ilman) yang
berarti mengerti, memahami benar-benar. Sedangkan dalam bahasa
Inggris adalah Science dan bahasa Latin Scientia (pengetahuan) (Sudibyo
dkk, 2014).
Ilmu pengetahuan atau sains adalah suatu pengetahuan ilmiah yang
memiliki syarat-syarat: (1) dasar pembenaran yang dapat dibuktikan
dengan metode ilmiah dan teruji dengan cara kerja ilmiah; (2) sistematik,
yaitu terdapatnya sistem yang tersusun dan melalui proses, metode, dan
produk yang saling terkait (3) intersubyetik, yaitu terjamin keabsahan atau
kebenarannya (Taufik, 2016).
Sebenarnya yang dimaksud dengan ‘ilmu pengetahuan’ masih perlu
diuraikan lebih lanjut. Namun secara sederhana ilmu pengetahuan dapat
diartikan ‘sebagai pengetahuan yang diatur secara sistematis dan
langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis
(Taufik, 2016).

3
II.1.3 Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari ‘philosophia’ (bahasa Yunani), diartikan
dengan mencintai kebijaksanaan. Sedangkan dalam bahasa inggris kata
filsafat disebut dengan istilah ‘philosophy’ dan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah ‘falsafah’, yang biasa diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’
(Sudibyo dkk, 2014).
Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai
dan Sophos yang berarti bijaksana. Jadi, istilah philosophia berarti
mencintai akan hal-hal yang bersifat bijaksana. Berdasarkan uraian di atas
dapat dipahami bahwa filsafat berarti mencintai kebijaksanaan.
Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pencinta
pengetahuan disebut dengan filsuf atau fiolosof (Sudibyo dkk, 2014).
II.1.4 Pengertian Filsafat Ilmu (Philosophy of science)
Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusurui dan menyelidiki
sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenal semua ilmu.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistomologi yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (Taufik, 2016).
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran relektif, radikal dan
mendasar atas berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan
dan hubungannya dengan segala segi kehidupan. Atau dapat dikatakan
bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan
memperoleh pengetahuan secara tidak ilmiah (Burhanuddin, 2018).

II.2 Fungsi dan Peran Filsafat Ilmu


Filsafat berusaha secara ilmiah menjawab pertanyaan yang
fundamental yang ada dan dialami oleh manusia dan memiliki rasa
keinginan tahuan untuk memecahkannya. Pemikiran tersebut berdasarkan
alur pikir yang obyektif dan mementingkan tujuan rasionalisasi. Selain itu,
seiring dengan perkembangan masa, filsafat ikut andil dalam dinamika
masa juga. Filsafat dalam keterkaitan mencari jawaban atau pemecahan
masalah harus menyesuaikan trend modis masa kini (Sudibyo, 2014).

4
Adapun peran filsafat menurut Franz Magnis Suseno adalah filsafat
sebagai ilmu kritis. Filsafat sebagai seni untuk mengkritik. Hal ini
menyatakan bahwa filsafat bukan membatasi diri pada hal yang kasar
atau ancaman dan pengrusakan, akan tetapi filsafat tidak pernah puas diri
dan tidak pernah membiarkan sesuatu yang telah dicari sebagai
kesudahan (selesai). Selain itu, filsafat terus berkoyak pada keinginan
membuka kembali perdebatan yang tidak ada akhirnya dan selagi ada
pendapat, filsafat tidak pernah memotong pembicaraan (Sudibyo, 2014).
Filsafat juga memiliki fungsi dalam mengkaji tehnologi dan seni yaitu,
memiliki fungsi secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-
metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia,
tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah,
tentang tanggung jawab, keadilan dan sebagainya. Adapun contohnya
seperti (Suaedi, 2016) :
a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada
b. Mempertahankan, menunjang, dan melawan atau berdiri netral
terhadap pandangan filsafat lainnya
c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia
d. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan
e. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam
berbagai aspek kehidupan sendiri
Sedangkan menurut Ismaun (2001), mengemukakan fungsi filsafat
ilmu adalah untuk memberikan landasan fiolosik dalam memahami
berbagai konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula,
bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu sebagai confirmatory
theories yaitu berupaya mendeskripsikan relasi normative antara hipotesis
dengan evidansi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana (Suaedi, 2016).

5
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelesan yang telah dijabarkan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang
masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu,
baik yang dilakukan secara rasional, logis, mendalam dan bebas.
2. Fungsi ataupun peran filsafat dapat dipergunakan untuk memberikan
inspirasi dan aspirasi dalam mencari solusi pemecahan masalah yang
dihadapi manusia. Dengan bantuan ilmu filsafat akan ditemukan cara
atau solusi yang paling elegan untuk memecahkan masalah yang rumit
yang tidak bisa diselesaikan dengan bantuan disiplin lain. Banyak
persoalan yang bisa didekati melalui bantuan filsafat ini, terutama yang
berikaitan dengan hal-hal yang bersifat paradigma, keputusan,
kebijakan, pemikiran, dan masalah lainnya.

III.2 Saran

Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber informasi ataupun


bacaan yang informatif mengenai fungsi ataupun peran dari filssafat ilmu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika


Ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta .

Burhanuddin N. 2018. Filsafat Ilmu. Prenada Media Group. Jakarta.

Franz M.S. 2010. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Kanisius. Yogyakarta.

Muslih M. 2015. Filsafat Ilmu : Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Penerbit Belukar. Yogyakarta.

Sudibyo.L, Triyanto. B, dan Suswandari. M. 2014. Filsafat Ilmu.


Deepublish, Yogyakarta.

Suaedi, 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Penerbit IPB Press. Bandung.

Taufik A. 2016. Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Pengetahuan. Deepublish.


Yogyakarta.

Widyawati. 2013. Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu


Pendidikan. Vol.11. Jurnal Pendidikan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai