Anda di halaman 1dari 32

PROTEIN

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“PROTEIN”

OLEH :

NAMA : ELLY YULIANTI SUCIADI INAI

STAMBUK 15020200188

KELAS :C9

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : MASYITA ABDULLAH

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020/2021

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI MASYITA ABDULLAH


15020200188
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein adalah molekul organik yang terbanyak didalam sel. Lebih dari 50%
berat kering sel terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah biomolekul yang
sesungguhnya, karena senyawa ini menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan.
Secara kimiawi, protein adalah heterobiopolimer yang terdiri atas satuan-
satuan monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.
Suatu protein dapat mengendap atau terkoagulasi oleh beberapa senyawa seperti
laruatan asam, basa garam dan pelarut organik.
Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot,
kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain
dalam makhluk hidup. Masih ada lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak
reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah
larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada percobaan kali ini
akan dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan garam-garam organik atau
anorganik dapat memengaruhi sifat-sifat protein, misalnya struktur dan kelarutannya.
Protein memiliki umumnya larut jika dilarutkan di dalam air, garam, asam, basa,
dan pelarut-pelarut organik seperti etanol, kloroform, dan eter. Protein dapat
mengalami denaturasi yaitu perubahan dan perusakan yang terjadi pada struktur
protein dan dapat mengalami koagulasi yaitu penggumpalan yang terjadi pada
molekul protein yang biasanya diawali dengan terjadinya denaturasi.
Dalam percobaan kali ini kita akan membedakan beberapa sifat protein dengan
melakukan beberapa percobaan yang akan dipraktikumkan. Dan yang akan di
praktikumkan dalam percobaan kali ini untuk mengetahui sifat-sifat protein yaitu
mengetahui pengaruh pereaksi-pereaksi terhadap kelarutan protein itu sendiri, sifat
dari koagulasi protein dan mengetahui sifat-sifat protein dengan ion-ion logam.
1.2 Maksud Praktikum
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sifat-sifat senyawa golongan aldehid
dan keton.
2. Mahasiswa mampu membedakan senyawa golongan aldehid dan keton

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat senyawa golongan aldehid dan
keton.
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan senyawa golongan aldehid dan
keton berdasarkan reaktivitasnya menggunakan peraksi Fehling, pereaksi
Benedict dan pereaksi Schiff.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Umum

Kata protein berasal dari protos atau porotes yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena sel merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh (Anra Poedjiadi, 1994).
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi
semua sel makhluk hidup dan virus ( F.G.Winarno : 2004).
Protein adalah biopolymer yang terdiri atas banyak asam amino yang
berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Asam amino
mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat
pada atom karbon yang sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino adalah
atom karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino
karboksilat. Rumus umum asam amino ditunjukkan sebagai berikut, (Tim Dosen
Kimia Dasar. 2005)
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena
zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebgai
zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang
mengandung unsur C, H, O, N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Molekul protein mengandung pula fosfor dan garam dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.Sebagai zat pembangun protein
merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh.
Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran,
pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan janin dan embrio. Protein
juga
mengganti jaringan tubuh yang rusak dan perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi
tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang lama
(Winarno : 1997).
Protein merupakan salah satu makronutrien. Tidak berarti bahan maktronutrien
lain (lemak dan karbohidrat). Protein ini adalah strukturnya yang mengandung N,
disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), S kadang-kadang P, Fe, dan
Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu
cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara
kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahkan makanan
atau bahan lain. Apabila unsur N ini dilepaskan dengan cara destruksi (perusakan
bahan sampai terurai unsur-unsurnya) dan N terlepas ditentukan jumlahnya secara
kuantitatif (dengan titrasi atau dengan cara lain) maka jumlah protein dapat
ditentukan (Sudarmadji : 1989).
Dalam kehidupan protein memegang peranan penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsunng dengan baik karena adanya enzim, protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah
atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh
bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan
untuk melawan bakteri atau penyakit atau antigen disebut juga protein. (Anra
Poedjiadi : 1994)
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, gandum, jagung, dan buah-buahan (Anra Poedjiadi
: 1994)
Struktur asam amino di alam kebanyakan merupakan struktur asam amino
alfa, yaitu asam amino organik (alfa COOH) atau gugus karboksil yang mengandung
gugus amino (-NH2) dan atom H yang diikatkan pada karbon alfa. Struktur ini dalam
larutan pH fisiologis berada dalam keadaan dipolar atau disebut zwitterion akibat
gugus COOH terdeprotonisasi dan bermuatan negatif serat gugus –NH2 dipolar
terprotonisasi dan bermuatan positif (Abdul Toha Hamid : 2001)
Di alam sekitar 300 jenis asam amino. Namun hanya 20 jenis asam amino y
ang digunakan sebagai penyusun protein. Sementara itu asam amino sendiri
tersusun dari sedikitnya 4 jenis atom yaitu C, H, O, dan N. Beberapa asam amino
lain mengandung S, P, dan lain-lain (Abdul Toha Hamid : 2001)
Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
golongan protein sederhana dan golongan gabungan. Yang dimaksud dengan
protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino,
sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dalam gugus
bukan protein. Gugus ini disebut prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau
asam nukleat (Anna Poedjaji, 1994)
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan
senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada
beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, dan
nucleoprotein (Anna Poedjaji, 1994)
rotein adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separuh
zah-zat yang berbentuk padat didalam jaringan-jaringan manusia dan hewan mamalia
terdiri atas protein. Protein mempunyai peranan yang penting karena protein
bertanggung jawab untuk menggerakkan otot-otot, protein hemoglobin mempunyai
peranan mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan ke seluruh tubuh, sehingga
protein sangat penting untuk masing-masing individu (Sastrohamidjojo H, 2002).
Protein kebanyakan merupakan senyawa yang amorph, tak berwarna, dimana
ia tak mempunyai titik cair atau titik didih yang tertentu. Protein tidak larut di dalam
cairan-cairan organik. Bila dilarutkan dalam air akan memberikan larutan koloidal.
Protein diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah
dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan
pelarut- pelarut organik yang larut dalam dalam air (alkohol, aseton), pengendapan in
bersifat dapat balik (Sastrohamidjojo H, 2002).
Protein juga merupakan polimer dengan asam-asam amino sebagai monomer.
Dua asam amino berikatan melalui ikatan peptide dengan melepas satu molekul air.
Protein merupakan polipeptida yang pada bagian tengah adalah rantai panjang
dengan salah satu ujungnya adalah gugugs karboksilat dan ujung yang lain adalah
gugus amina (Rohman Abdul, 2006).
Protein sangat cenderung mengalami beberapa bentuk perubahan-perubahan
yang dinyatakan sebagai denaturasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena
protein peka terhadap panas, tekanan yang tinggi, alkohol, alkali, urea, KI, asam dan
pereaksi-pereaksi tertentu lan. Denaturasi sering meliputi perubahan-perubahan
kimia dalam molekul protein. Protein yang telah mengalami denaturasi kelarutannya
selalu lebih kecil dari bentuk aslinya, dan aktivitas fisiologi aslinya hilang. Juga
kemungkinan keadaan dalam bentuk Kristal hilang, sedangkan protein yang tidak
mengalami denaturasi telah ada yang dapat dikristalisasikan. Baik denaturasi
maupun endapan efek totalnya dikenal sebai penggumpalan atau koagulasi (Rohman
Abdul, 2006).
Protein dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Penyusun senyawa biomolekul seperti nucleoprotein (terkandung dalam inti sel,
tepatnya kromosom), enxim, hormone, antibody dan sarana kontraksi otot.
2. Pembentukan sel-sel baru
3. Pengganti sel-sel pada jaringan yang rusak
4. Sebagai sember energi.
(Sastrohamidjojo H,
2002)
Keistimewaan pada struktur protein adalah adanya atom nitrogen (N). dengan
demikian, salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk analisis kuantitatif
protein adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan
atau bahan lain (Soewoto Hafiz, 1999).
Adapun sifat-sifat protein adalah sebagai berikut :
1. Tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling.
2. Kebanyakan bersifat koloid hidrofil
3. Larutan protein dapat diendapkan dengan penambahan larutan pekat NaCL,
MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam dan basa.
4. Oleh asam-asam encer semua ikatan peptida protein akan dipecahkan secara
hidrolisis menjadi asam-asam amino.
(Zaenal Abidin, 2011).
2.2 Uraian Alat dan bahan

2.2.1 Alat

1. Tabung Reaksi berfungsi untuk mencampur, mengisi, dan memanaskan bahan-


bahan kimia cair atau padat, utama untuk uji kualitatif.
2. Rak Tabung berfungsi untuk tempat menyimpan tabung reaksi, mengeringkan dan
melayani tabung reaksi agar tidak berjamur.
3. Pipet Tetas digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah di ukur.
4. Lampu Spiritus digunakan untuk pemanasan karena uapnya yang tidap bearasap,
sehingga tidak membuat laboratorium kotor.
5. Gegep kayu digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan atau
untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
6. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume suatu larutan.

2.2.2 Bahan

1. Amonium hidroksida (Ditjen POM, 1979 )


Nama resmi : AMMONIUM
Nama lain : Amonium hidroksida
RM / BM : NH4OH / 35,05
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
Kegunaan : Sebagai larutan dapar pH 10
2. Asam nitrat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3 / 63,01 g/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bauk has, rasa asam tajam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. Aquadest ( Ditjen POM 1979 h.96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Berat Molekul : 18 g/mol
Rumus Molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
rapat Kegunaan : Sebagai zat tambahan
4. Perak Nitrat (Ditjen POM, 1979 ; 762)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : perak nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,73
Pemerian : hablur berwarna putih , tidak berbau, menjadi gelap bila terkena
sinar.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi.
5. Natrium hidroksida ( Ditjen POM, 1979 : 412 )
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
RM / BM : NaOH / 40.00 g/mol
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping,
kering,keras,rapuh, dan menunjukkan susunan
hablur;putih,mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)P.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. Natrium nitroprusida (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : NATRIUM NITROPRUSSIDA FERRAT III
Nama lain : Natrium
nitroprussida RM / BM :
Pemerian : Hablur warna merah delima
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. Natrium klorida (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium Klorida
RM / RM : NaCl / 58,44
Pemerian : Habur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk halus putih
,tidak berbau dan rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air,dalam 2,7 bagian air mendidih dan
lebih kurang dalam 10 bagian gliserol, sukar larut dalam etanol
95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
8. Kuprum sulfat( Ditjen POM, 1979 )
Nama resmi : CUPRI SULFAS
Nama lain : Tembaga (II) Sulfat
RM / BM : CuSO4. 5H2O / 249,69 g/mol
Pemerian : serbuk hablur atau keabuan bebas dan sedikit warna biru
Kelarutan : larut dalam air dan etanol 95% P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi
9. Ninhydrin (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : NINHYDRIN
Nama lain : Ninhidrina
RM / BM : C9H4O3
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat.
Kelarutan : Larut pada suhu 60o dalam 20 bagian air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
10. Ferri klorida ( Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama resmi : FERII CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) klorida
BM / RM : 162,2 / FeCl3
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna jingga
dari garam nitrat yang telah terpengaruhi oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
rapat
11. Etanol (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol
RM / BM : C6H6O / 46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap, rasa panas dan
Bau khas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
12. Na2CO3 (Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : Natrium Karbonat
BM / RM : 124 / Na2CO3
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika
diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang
Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi dengan asam kuat
terhadap kertas lakmus
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
2.3 Posedur kerja

A. Uji kelarutan protein.


- Siapkan 4 buah tabung reaksi, isi masing-masing dengan 1 ml putih
telur.
- Tabung 1 ditambahkan 2 ml akuades.
- Tabung 2 ditambahkan 2 ml NaOH 0,1 M,
- Tabung 3 ditambahkan 2 ml HCl 0,1 M, 24
- Tabung 4 ditambahkan 2 ml Na2CO3 0,1 M,
- Homogenkan.
- Amati kelarutan protein dalam 4 pelarut yang berbeda.
B. Uji denaturasi protein (pengaruh pemanasan, pH, pelarut organik)
- Siapkan 4 buah tabung reaksi.
- Isi masing-masing dengan 2 ml putih telur.
- Tabung 1 dipanaskan pada lampu spiritus secara perlahan-lahan.
- Tabung 2 ditambahkan 1 ml HNO3 2 M
- Tabung 3 ditambahkan 1 ml NaOH 2 M
- Tabung 4 ditambahkan 1 ml etanol 70%.
- Amati perubahan yang terjadi.
C. Uji denaturasi protein (logam/logam berat)
- Buat larutan putih telur (1:1).
- Siapkan 3 tabung reaksi. Isi masing-masing dengan 2 ml larutan putih
telur.
- Tabung 1 ditambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M.
- Tabung 2 ditambahkan 5 tetes larutan NaCl 0,1 M.
- Tabung 3 ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3 0,1 M.
- Amati perubahan yang terjadi.
D. Uji reaksi warna protein

Buat larutan putih telur (1:1). Siapkan 4 tabung reaksi, isi masing-
masing dengan 2 ml larutan putih telur.
- Uji Biuret : tabung 1 ditambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M, lalu
ditambahkan beberapa tetes CuSO4 0,1 M.
- Uji Ninhidrin : tabung 2 ditambahkan 0,5 ml larutan ninhindrin 0,1 %,
panaskan hingga mendidih.
- Uji sistein : tabung 3 ditambahkan dengan 0,5 ml larutan natrium
nitroprusida 1% dan 0,5 ml amonium hidroksida 0,1 M.
- Amati perubahan yang terjadi.

BAB 3

METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum

Adapun alat yang disiapkan untuk praktikum protein kimia organic yaitu
Tabung reaksi, Rak tabung, Pipet Tetes skala, Lampu spritus dan Gegep kayu.

3.2. Bahan Praktikum

Adapun bahan yang disiapkan/digunakan untuk praktikum protein kimia


oraganik yaitu, Sampel; Albumin yang diperoleh dari putih telur, kemudian untuk
bahan pereaksi ada Aquades, Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M, Natrium karbonat
(Na2CO3) 0,1 M, Asam klorida (HCl) 0,1 M, Asam nitrat (HNO3) 2 M, Etanol 70%,
Perak nitrat (AgNO3) 0,1 M, Natrium klorida (NaCl) 0,1 M, Ninhindrin 0,1 %, Ferri
klorida (FeCl3) 0,1 M, Kuprum sulfat (CuSO4) 0,1 M, Natrium nitroprusida 1%,
Amonium hidroksida (NH4OH) 0,1 M.

3.3. Cara Kerja

1. Uji kelarutan protein.

Siapkan 4 buah tabung reaksi, isi masing-masing dengan 1 ml putih telur. Tabung
1 ditambahkan 2 ml akuades. Tabung 2 ditambahkan 2 ml NaOH 0,1 M, Tabung 3
ditambahkan 2 ml HCl 0,1 M, 24. Tabung 4 ditambahkan 2 ml Na2CO3 0,1 M,
Homogenkan. Amati kelarutan protein dalam 4 pelarut yang berbeda.

2. Uji denaturasi protein (pengaruh pemanasan, pH, pelarut organik)

Siapkan 4 buah tabung reaksi. Isi masing-masing dengan 2 ml putih telur.Tabung 1


dipanaskan pada lampu spiritus secara perlahan-lahan.Tabung 2 ditambahkan 1 ml
HNO3 2 M, Tabung 3 ditambahkan 1 ml NaOH 2 M, Tabung 4 ditambahkan 1 ml etanol
70%. Amati perubahan yang terjadi.

3. Uji denaturasi protein (logam/logam berat)

Buat larutan putih telur (1:1). Siapkan 3 tabung reaksi. Isi masing-masing dengan 2
ml larutan putih telur. Tabung 1 ditambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0, 1 M. Tabung 2
ditambahkan 5 tetes larutan NaCl 0,1 M. Tabung 3 ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3
0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.

4. Uji reaksi warna protein

Buat larutan putih telur (1:1). Siapkan 4 tabung reaksi, isi masing-masing
dengan 2 ml larutan putih telur.

- Uji Biuret : tabung 1 ditambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M, lalu ditambahkan


beberapa tetes CuSO4 0,1 M.
- Uji Ninhidrin : tabung 2 ditambahkan 0,5 ml larutan ninhindrin 0,1 %, panaskan
hingga mendidih.
- Uji sistein : tabung 3 ditambahkan dengan 0,5 ml larutan natrium nitroprusida
1% dan 0,5 ml amonium hidroksida 0,1 M.
- Amati perubahan yang terjadi.
PROTEIN

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

a. Uji kelarutan protein

No. Sampel Pelarut Hasil Keterangan

1 Putih telur Aquades Larut Aquades


sebagai pelarut
polar,setelah
penambahan
aquades
albumin terlarut.
2 Putih telur NaOH Larut NaOH sebagai
pelarut
basa,setelah
penambahan
NaOH albumin
terlarut.
3 Putih telur HCl Larut HCl sebagai
pelarut
asam,setelah
penambahan
HCl albumin
terlarut
4 Putih telur Na2Co3 Larut Na2Co3 sebagai
pelarut bersifat
garam yang
berasal
dari asam
lemah dan
asam
kuat.setelah
penambahan
Na2Co3
albumin
terlarut

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI MASYITA ABDULLAH


15020200188
b. Uji denaturasi protein (pemanasan, pH, pelarut organik)

No. Sampel Perlakuan Hasil Keterangan


/pereaksi

1 Putih telur Pemanasan Endapan putih Albumin setelah


(terdenaturasi) dipanaskan
terbentuk endapan
putih yang
menunjukkan terjadi
denaturasi protein

2 Putih telur HNO3 Endapan putih Terbentuk endapan


(terdenaturasi) putih yang
menunjukkan
albumin mengalami
denaturasi

3 Putih telur NaOH Endapan putih Terbentuk endapan


(terdenaturasi) putih menunjukkan
albumin mengalami
denaturasi

4 Putih telur Etanol 70% Endapan/gumpalan Terbentuk


putih endapan/gumpalan
(terdenaturasi) putih yang
menunjukkan
albumi mengalami
denaturasi.
c. Uji denaturasi protein (logam/logam berat)

No. Sampel Pereaksi Hasil Keterangan

1 Putih AgNO3 Endapan/gump Terbentuk


telur alan putih endapan/gumpalan
putih yang
menunjukkan
albumin
terdenaturasi
dengan logam Ag

2 Putih NaCl Gumpalan Terbentuk


telur putih gumpalan putih
yang menunjukkan
albumin
Terdenaturasi
dengan logam Na

3 Putih Fecl3 Gumpalan Terbentuk


telur putih gumpalan putih
yang menunjukkan
albumin
Terdenaturasi
dengan logam Fe

d. Uji reaksi warna protein


Sampel Pereaksi Hasil Keterangan
No /perlakuan
.

1 Putih Biuret Ungu Mengandung


telur ikatan peptida

2 Putih Ninhidrin Biru / biru Mengandung asam


telur ungu amino

3 Putih Sistein Merah Mengandung asam


telur amino sistein
PROTEIN

4.2. Pembahasan

Protein berasal dari kata protos atau proteos yang artinya pertama atau
utama. Jadi protein adalah komponen penting atau komponen utama dari sel
hewan dan manusia. Protein dalam tubuh berfungsi seabgai zat utama dalam
pembentukkan dan pertumbuhan tubuh.

Protein merupakan makromolekul terbanyak yang banyak dijumpai dalam


sel hidup, dapat diisolasi dari seluruh sel dan bagian sel. Disamping itu protein
adalah makromolekul yang terbobot molekul tinggi yang tersusun dari sejumlah
asam-asam amino yang diikat oleh ikatan peptide. Dimana ikatan peptide
merupakan ikatan antara gugus karboksil dari gugus amino yang satu dengan asam
amino yang lainnya.

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang


sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Protein memilki sifat yang
berbeda-beda, ada protein yang mudah larut dalam air tetapi ada juga yang sukar
larut dalam air. Contoh protein yang dapat larut dengan air dan mudah bereaksi
yaitu protein yang ada pada bagian putih telur.

Pada praktikum kali ini yang berjudul Protein ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami kelarutan protein dalam air, senyawa asam, basa dan
organic. Dan juga untuk mengetahui dan memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada
senyawa golongan protein. Ada beberapa uji yang akan digunakan untuk uji protein
yaitu; Uji kelarutan protein, Uji denaturasi protein (pengaruh pemanasan, pH,
pelarut organic), Uji denaturasi (logam/logam berat), Uji reaksi warna protein (Uji
biuret, Uji Ninhidrin, Uji sistein).

Pada uji yang pertama yaitu Uji kelarutan protein, dimana dalam hal ini
akan dilihat kelarutan protein dalam pelarut aquades, natrium hidroksida sebagai
pelarut basa, HCl sebagai pelarut asam, dan natrium karbonat sebagai pelarut
garam.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI MASYITA ABDULLAH


15020200188
Ada pun cara kerjanya yaitu siapkan 4 buah tabung reaksi, kemudian
masing-masing tabung diisi dengan 1 ml Albumin pada tabung A,B,C dan D.
Kemudian pada tabung A ditambahkan pelarut aquades sebanyak 2 ml, pada
tabung B ditambahkan pelarut basa yaitu NaOH sebanyak 2 ml, sedangkan tabung
C ditambahkan dengan pelarut asam yaitu HCl sebanyak 2 ml, dan pada tabung D
ditambahkan dengan pelarut garam yaitu natrium karbonat sebanyak 2 ml.
kemudian masing-masing tabung dihomogenkan dan diamati kelarutan protein
pada keempat pelarut yang berbeda tersebut.

Adapun hasil percobaan uji kelarutan protein diperoleh bahwa untuk


kelarutan albumin pada aquades itu menunjukkan albumin terlarut, sedangakan
untuk albumin dengan pelarut basa NaOH itu menunjukkan bahwa albumin
terlarut, sedangkan untuk albumin dengan pelarut HCl itu menunjukkan bahwa
album terlarut dan terlihat agak keruh yang menunjukkan bahwa albumin agak
sukar larut pada HCl dan albumin dengan pelarut garam natrium karbonat itu
menghasilkan albuminnya terlarut.

Uji yang kedua yaitu Uji Denaturasi Protein terhadap (Pengaruh


Pemanasan, pH, Pelarut Organik). Untuk pengaruh pemanasan akan dilakukan
pemanasan pada api Bunsen, kemudian untuk pengaruh pH akan dilakukan
pengujian dengan pelarut asam yaitu HNO3 yang menunjukkan pH asam dan untuk
pH basa digunakan pereaksi NaOH 2 M. Sedangkan untuk pelarut organic
digunakan etanol 70%.

Adapun cara kerjanya yang pertama siapkan 4 buah tabung reaksi yaitu
tabung A,B,C dan D. Masing-masing tabung diisi dengan 1 ml sampel albumin,
kemudian tabung A dipanaskan dengan pemanasan Bunsen hingga mendidih,
kemudian tabung B ditambahkan dengan pereaksi HNO3 2 M sebanyak 1 ml,
sedangkan tabung C ditambahkan dengan pereaksi NaOH 2 M sebanyak 1 ml.
Dan pada tabung D ditambahkan dengan etanol 70%. Kemudian masing-masing
tabung dihomogenkan dan diamati perubahan yang terjadi.
Adapun hasil uji denaturasi protein terhadap pengaruh pemanasan itu
terlihat bahwa albumin setelah dipanaskan akan terbentuk endapan-endapan putih
yang menunjukkan bahwa albumin dengan pengaruh pemanasan akan terjadi
denaturasi protein. Dan untuk pengujian albumin dengan pereaksi HNO3 yang
menunjukkan pengaruh pH asam itu menghasilkan perubahan yaitu terbentuk
endapan putih yang menunjukkan bahwa albumin mengalami denaturasi. Dan
untuk albumin dengan pengujian menggunakan pereaksi NaOH yang merupakan
pH basa itu menghasilkan perubahan terbentuk endapan putih yang menunjukan
bahwa protein atau albumin mengalami denaturasi. Dan untuk pengujian albumin
dengan pelarut organic etanol 70% itu menunjukkan albumin terbentuk endapan
putih atau gumpalan-gumpalan putih yang menunjukan bahwa albumin mengalami
denaturasi.

Uji yang ketiga yaitu Uji Denaturasi Protein terhadap (Pengaruh Logam/
Logam Berat). Dalam hal ini digunakan pereaksi Logam AgNO3, NaOH dan FeCl3.

Adapun cara kerjanya yaitu siapkan 3 buah tabung reaks yaitu tabung A,B
dan C, kemudian larutan albumin dibuat larutan 1:1, setelah itu masukkan sampel
larutan albumin pada masing-masing tabung sebanyak 2 ml, kemudian pada
tabung A ditambahkan dengan pereaksi AgNO3 0,1 M sebanyak 5 tetes, dan
tabung B ditambakan dengan pereaksi NaOH 0,1 M sebanyak 5 tetes, dan pada
tabung C ditambahkan pereaksi FeCl3 0,1 M sebanyak 5 tetes, kemudian masing-
masing tabung di homogenkan dan setelah itu amati perubahan yang terjadi.

Adapun hasil dari percobaan uji denaturasi protein terhadap pengaruh


logam/logam berat. Yang pertama untuk uji albumin dengan logam berat AgNO3
diperoleh hasil yaitu terbentuk endapan atau gumpalan putih yang menunjukan
bahwa albumin terdenaturasi dengan logam Ag. Untuk pengujian Albumin dengan
NaOH diperoleh hasil yaitu terbentuk gumpalan-gumpalan putih yang menunjukkan
bahwa albumin terdenaturasi dengan logam Na. Untuk pengujian albumin dengan
perekasi FeCl3 diperoleh hasil yaitu terbentuk gumpalan-gumpalan putih yang
menunjukkan bahwa albumin terdenaturasi dengan adanya logam Fe.
Uji yang keempat yaitu Uji Reaksi Warna Protein dimana dilakukan tiga
pengujian yaitu pertama Uji biuret yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya
ikatan peptide pada protein dimana ion tembaga dalam pereaksi biuret akan
bereaksi dengan peptide membentuk kompleks berwarna ungu. Uji yang kedua
yaitu Uji Ninhydrin digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan asam amino
pada protein dimana akan memberikan reaksi positif dimana akan terbentuk
kompleks berwarna ungu dan apabila dipamanaskan pada api Bunsen maka akan
terbentuk warna biru atau biru keunguan. Uji yang ketiga yaitu Uji Sistein yang
digunakan untuk mengidektifikasi adanya asam amino sistein dengan reaksi positif
menghasilkan warna merah.

Adapun cara kerjanya yaitu siapkan 3 buah tabung reaksi yaitu tabung
A,B,dan C. kemudian masing-masing tabung dimasukan sampel albumin 1:1
sebanyak 2 ml. Untuk uji biuret pada tabung A ditambahkan NaOH sebanyak 0,5
ml kemudian ditambahkan CuSO4 1 M sebanyak 0,5 ml, kemudian dihomogenkan.
Uji yang kedua yaitu uji Ninhydrin pada tabung B ditambahkan pereaksi ninhydrin
0,1% sebanyak 0,5 ml, kemudian dipanaskan pada api Bunsen hingga mendidih.
Untuk uji yang ketiga yaitu uji sistein pada tabung C ditambahkan pereaksi natrium
nitroprosida 0,1% sebanyak 0,5 ml, kemudian ditamabahkan dengan ammonium
hidroksida 0,1 M sebanyak 0,5 ml. kemudian masing-masing tabung di
homogenkan dan amati perubahan terjadi.

Adapun hasil percobaan uji reaksi warna protein yaitu untuk uji biuret
menghasilkan positif membentuk warna ungu yang menunjukkan bahwa positif
mengandung ikatan peptide. Kemudian untuk uji ninhydrin menghasilkan reaksi
positif membentuk warna biru yang menunjukkan bahwa albumin mengandung
asam amino. Dan untuk uji sistein menghasilkan reaksi positif membentuk warna
merah yang menunjukkan bahwa albumin mengandung asam amino sistein.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada uji kelarutan


protein diperoleh bahwa untuk kelarutan albumin pada aquades itu menunjukkan
albumin terlarut, sedangakan untuk albumin dengan pelarut basa NaOH itu
menunjukkan bahwa albumin terlarut, sedangkan untuk albumin dengan pelarut
HCl itu menunjukkan bahwa album terlarut dan terlihat agak keruh yang
menunjukkan bahwa albumin agak sukar larut pada HCl dan albumin dengan
pelarut garam natrium karbonat itu menghasilkan albuminnya terlarut.

uji denaturasi protein terhadap pengaruh logam/logam berat. Pada uji


albumin dengan logam berat AgNO3 diperoleh hasil yaitu terbentuk endapan atau
gumpalan putih yang menunjukan bahwa albumin terdenaturasi dengan logam Ag.
Untuk pengujian Albumin dengan NaOH diperoleh hasil yaitu terbentuk gumpalan-
gumpalan putih yang menunjukkan bahwa albumin terdenaturasi dengan logam Na.
Untuk pengujian albumin dengan perekasi FeCl3 diperoleh hasil yaitu terbentuk
gumpalan-gumpalan putih yang menunjukkan bahwa albumin terdenaturasi dengan
adanya logam Fe.

Pada uji denaturasi protein terhadap pengaruh pemanasan itu terlihat


bahwa albumin setelah dipanaskan akan terbentuk endapan-endapan putih yang
menunjukkan bahwa albumin dengan pengaruh pemanasan akan terjadi denaturasi
protein. Dan untuk pengujian albumin dengan pereaksi HNO3 yang menunjukkan
pengaruh pH asam itu menghasilkan perubahan yaitu terbentuk endapan putih yang
menunjukkan bahwa albumin mengalami denaturasi. Dan untuk albumin dengan
pengujian menggunakan pereaksi NaOH yang merupakan pH basa itu
menghasilkan perubahan terbentuk endapan putih yang menunjukan bahwa protein
atau albumin mengalami denaturasi. Dan untuk pengujian albumin dengan pelarut
organic etanol 70% itu menunjukkan albumin terbentuk endapan putih atau
gumpalan-gumpalan putih yang menunjukan bahwa albumin mengalami
denaturasi.

Pada uji reaksi warna protein yaitu untuk uji biuret menghasilkan positif
membentuk warna ungu yang menunjukkan bahwa positif mengandung ikatan
peptide. Kemudian untuk uji ninhydrin menghasilkan reaksi positif membentuk
warna biru yang menunjukkan bahwa albumin mengandung asam amino. Dan
untuk uji sistein menghasilkan reaksi positif membentuk warna merah yang
menunjukkan bahwa albumin mengandung asam amino sistein.

5.2. Saran

Sebaiknya Asisten lebih membimbing praktikan dalam melakukan praktikum dan


mendampingi praktikan sampai percobaan selesai dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik”. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.

Ditjen POM. 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Hamid, Abdul Toha. 2001. ”Biokimia Metebolisme Molekul”. Alfabeta :


Bandung.

Poedjiaji, Anna. 1994. “Dasar-Dasar Biokimia”. Universitas Indonesia,


Jakarta.

Sudarmadji. 2004. ”Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”. UGM Press


: Jogjakarta.

Winarno. F.G. 2004. “Kimia Pangan dan Gizi“. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Winarno. F.G. 1997. “Kimia Pangan dan Gizi“. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
PROTEIN

LAMPIRAN HASIL PRAKTIKUM

Lembar Kerja Mahasiswa


PERCOBAAN 4
PROTEIN

Nama mahasiswa : ELLY YULIANTI SUCIADI

INAI Stambuk mahasiswa 15020200188

Kelas/Kelompok : C9/1

e. Uji kelarutan protein

No. Sampel Pelarut Hasil Keterangan

1 Putih telur Aquades Larut Aquades


sebagai
pelarut
polar,setelah
penambahan
aquades
albumin
terlarut.
2 Putih telur NaOH Larut NaOH
sebagai
pelarut
basa,setelah
penambahan
NaOH
albumin
terlarut.
3 Putih telur HCl Larut HCl sebagai
pelarut
asam,setelah
penambahan
HCl albumin
terlarut

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI MASYITA ABDULLAH


15020200188
4 Putih telur Na2Co3 Larut Na2Co3
sebagai
pelarut bersifat
garam yang
berasal
dari asam
lemah dan
asam
kuat.setelah
penambahan
Na2Co3
albumin
terlarut

f. Uji denaturasi protein (pemanasan, pH, pelarut organik)

No. Sampel Perlakuan Hasil Keterangan


/pereaksi

1 Putih telur Pemanasan Endapan putih Albumin setelah


(terdenaturasi) dipanaskan
terbentuk endapan
putih yang
menunjukkan terjadi
denaturasi protein

2 Putih telur HNO3 Endapan putih Terbentuk endapan


(terdenaturasi) putih yang
menunjukkan
albumin mengalami
denaturasi

3 Putih telur NaOH Endapan putih Terbentuk endapan


(terdenaturasi) putih menunjukkan
albumin mengalami
denaturasi
4 Putih telur Etanol 70% Endapan/gumpalan Terbentuk
putih endapan/gumpalan
(terdenaturasi) putih yang
menunjukkan
albumi mengalami
denaturasi.

g. Uji denaturasi protein (logam/logam berat)

No. Sampel Pereaksi Hasil Keterangan

1 Putih AgNO3 Endapan/gump Terbentuk


telur alan putih endapan/gumpalan
putih yang
menunjukkan
albumin
terdenaturasi
dengan logam Ag

2 Putih NaCl Gumpalan Terbentuk


telur putih gumpalan putih
yang menunjukkan
albumin
Terdenaturasi
dengan logam Na

3 Putih Fecl3 Gumpalan Terbentuk


telur putih gumpalan putih
yang menunjukkan
albumin
Terdenaturasi
dengan logam Fe
h. Uji reaksi warna protein
Sampel Pereaksi Hasil Keterangan
No /perlakuan
.

1 Putih Biuret Ungu Mengandung


telur ikatan peptida

2 Putih Ninhidrin Biru / biru Mengandung asam


telur ungu amino

3 Putih Sistein Merah Mengandung asam


telur amino sistein

No. Parameter Nilai Total Nilai &


Nama dan Paraf
Asisten
1 Pengumpulan
data/Informasi
2 Penyelesaian masalah

3 Pencatatan & Pelaporan

4 Sikap & Perilaku


profesional MASYITHA ABDULLAH
PROTEIN

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI MASYITA ABDULLAH


15020200188

Anda mungkin juga menyukai