Anda di halaman 1dari 3

Kelebihan Sistem Informasi Keperawatan di bidang Riset.

1. Sistem informasi keperawatan di bidang riset mengahasilkan data yang mencatat


keefektidan dan kemanjuran asuhan keperawatan serta dapat memberikan penjelasan
secara sisrematis terhadap hal - hal yang dapat di observasi.
2. Dapat menjawab masalah - masalah yang di identifikasi.
Sistem informasi keperawatan dalam bidang riset biasanya digunakan oleh para ilmuan
untuk menentukan atau menemukan fakta - fakta baru atau hubungan dalam menjawab
masalah - masalah yang di indentifikasi.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=GYy-
ujHkEdoC&oi=fnd&pg=PA1&dq=+riset+dalam+keperawatan&ots=qwv3fCLgft&s
ig=BxmATw0l7I4JbMxyJ69DvNcTB_A&redir_esc=y#v=onepage&q=riset
%20dalam%20keperawatan&f=false

3.

Kelemahan Sistem Informasi di Bidang Riset Kesehatan

1. Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasi. Sebagaimana diketahui bahwa di


bidangg kesehatan telah berkembang berbagai system informasi sejak lama tetapi satu
sama lain kurang terintegrasi. Setiap sitem informasi tersebut cenderung untuk
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan langsung dari fasilitas pelayanan kesehatan
yang paling bawah menggunakan cara format pelaporan sendiri. Akibatnya setiap Rumah
sakit atau puskesmas yang harus mencatat data dan melaporkannya sehinga menjadi
terbebani dalam melakukan sebuah penelitian . Dampak negatifnya adalah berupa kurang
akuratnya data dan lambatnya pengiriman laporan.
2. Mekanisme mentoring da evaluasi masih lemah. Kelemahan-kelemahan dan berbagai
permasalahan pada penyelenggara system informasi kesehatan tentunya dapat
diidentifikasi dengan mekanisme monitoring dan evaluasi serta audit system informasi
kesehatan,namun sayangnya monitoring dan evaluasi belum ditata dan dilaksanakan
dengan baik
3. Aspek legal masih lemah. Adanya landasan hukum untuk mendukung keberhasilan
berjalannya sebuat system informasi mutlak diperlukan. Hal ini juga merupakan bentuk
komitmen dari seluruh komponen yang terlibat dalam suatu system informasi. Peraturan
perundang-undangan untuk penyelenggaraan system informasi kesehatan baik di tingkat
transaksi layanan kesehatan maupun ditingkat pelaporan dirasa masih lemah.

https://sisteminformasikesehatan15.wordpress.com/2017/10/22/kelemahan-dan-tantangan-
sistem-informasi-kesehatan/
.
1. Fragmentasi & sistem paralel terlalu membebankan serta pengembangan sistem
informasi membutuhkan waktu yag lama; yang paling fundamental adalah
permasalahan fragmentasi. Hal ini disebabkan SIK Indonesia mempunyai banyak
“sub-sistem” yang berjalan secara paralel sesuai kebutuhan pemangku kepentingan
yang berbeda, yang akhirnya membuat petugas di lapangan kewalahan dalam
mengkompilasi dan melaporkan data yang diperlukan. Dengan beban laporan yang
begitu berat dalam pelayanan kesehatan, menimbulkan resiko petugas fasilitas
kesehatan untuk membuat kesalahan dalam pencatatan/rekapitulasi menjadi sangat
tinggi dan juga laporan menjadi sering terlambat dikirim. Yang paling buruk adalah
data yang berbeda dilaporkan untuk variabel yang sama dalam fasilitas yang sama.
2. Pemanfaatan Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) masih kurang dan
keterbatasan jaringan informasi di daerah-daerah terpencil; dalam laporan Health
Systems Financing: The path to universal coverage(WHO, 2010), Dr. Margaret Chan,
Director-General WHO menyatakan bahwa hampir 20-40% dana Kesehatan menjadi
sia-sia atau tidak terserap dengan baik. Hal ini dikarenakan sistem tidak  efisien.
Antara lain diakibatkan sistem manual yang masih terlalu lambat dan memerlukan
banyak sumber dan tidak adanya Informasi tepat. 
3. Sistem Kesehatan Indonesia masih belum memanfaatkan TIK secara menyeluruh
dan jauh ketinggalan dengan sektor lainnya contohnya sektor Bank yang telah
memanfaatkan TIK secara maksimal.
4. Bergantung pada sumber listrik; karena menggunakan komputer semua hal yang
berhubungan dengan teknologi informasi untuk kesehatan bergantung pada sumber
listrik. Apabila listrik padam, maka segala pekerjaan yang berkaitan dengan
penyimpanan dan pengolahan data akan sulit untuk dilakukan menggunakan
komputer. Hal ini tentu akan mengganggu pelayanan yang akan diberikan kepada
para pasien di rumah sakit.
5. Bergantung pada aplikasi; selain bergantung pada sumber listrik,
penggunaan teknologi informasi untuk kesehatanjuga bergantung pada aplikasi yang
digunakan. Jika aplikasi yang digunakan sering bermasalah, maka pelayanan kepada
pasien juga akan buruk. Untuk itu, gunakan aplikasi yang tepat agar pelayanan
kepada pasien dapat dilakukan secara maksimal.
6. Perlu pelatihan khusus dan membutuhkan waktu untuk pelatihan; tidak semua
orang dapat bekerja dengan komputer secara akrab, hal ini memberikan kesulitan
tersendiri. Untuk dapat menggunakan sistem komputerisasi tersebut maka petugas
rumah sakit harus melakukan pelatihan khusus. Terutama untuk menyesuaikan diri
dalam menggunakan aplikasi yang akan digunakan dalam pengolahan data pasien
tersebut.

https://sikbidanahwani.wordpress.com/2017/10/22/kelemahan-dan-tantangan-sistem-
informasi-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai