Anda di halaman 1dari 3

ISSN: 2502-2318 (Online)

ISSN: 2443-2911 (Print) ω omega


Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 28 - 30 (2016)

Studi Sifat Magnetik Material Perovskite (La, Sr)(Mn, Ni)O3


Utami Widyaiswari1,∗ , Budhy Kurniawan1 , Sitti Ahmiatri Saptari2
1
Departemen Fisika, Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Depok 16424
2
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat 15412

Abstrak
Studi resistivitas dan sifat magnetik telah dilakukan pada material (La, Sr)(Mn, Ni)O3 . Sampel dengan variasi
doping Ni sebesar 20% dan 30% telah dibuat dengan metode sintesa sol gel. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan
bahwa sampel telah memiliki fasa tunggal dan tidak menunjukkan adanya puncak impuritas. Hasil refinement
dengan metode Rietveld analysis menunjukkan bahwa sampel memiliki struktur rhombohedral dengan space group
R-3c. Meskipun struktur kristal tidak berubah, parameter kisi dan ukuran kristalit sampel menurun dengan ber-
tambahnya pemberian doping Ni. Sifat magnetik sampel ditunjukkan oleh kurva histerisis yang diperoleh dari
karakterisasi Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Hasilnya belum menunjukkan magnetisasi saturasi saat
diberi medan luar sebesar 1 T, dan kurva histerisis yang dihasilkan semakin landai dengan penambahan doping
Ni.


c 2016 Penulis. Diterbitkan oleh Pendidikan Fisika UHAMKA

Kata kunci: (La, Sr)(Mn, Ni)O3 , sol gel, resistivitas, kurva histerisis

∗ Penulis koresponden. Alamat email: widyaiswari utami@yahoo.com

Pendahuluan dan Mn4+ . Penelitian Jonker dan van Santen


Penelitian terhadap material perovskite manga- menunjukkan adanya keterkaitan antara temper-
nat, lanthanum manganat khususnya, telah men- atur Curie, magnetisasi, dan resistivitas pada sam-
jadi subjek penelitian yang dikaji dalam beberapa pel La1 – x Ax MnO3 terhadap variasi komposisi x.
dekade terakhir karena sifat listrik dan magnetnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel
yang menarik [1]. Penelitian terhadap sifat fer- La1 – x SrxCMnO3 , Temperatur Curie bernilai maksi-
omagnetik bahan perovskite manganites pertama mum, Tmax ≈ 370K, saat x = 0, 33 dan menun-
kali dilakukan oleh G. H. Jonker dan van San- jukkan sifat ferromagnetic-metallic (FM) [2,3].
ten pada tahun 1950 [2,3]. Secara umum, ru- Selain pemberian doping pada site La, rekayasa
mus kimia perovskite manganites adalah AMnO3 , material juga dapat dilakukan dengan melakukan
salah satu contoh perovskite manganites adalah pendopingan pada site Mn untuk merekayasa sifat
LaMnO3 , yang menunjukkan sifat feromagnetik magnetik bahan yang berkontribusi terhadap sifat
saat site mangan (Mn) memiliki valensi lebih dari magnetik bahan karena ion Mn dapat mengalami
tiga. Perovskite manganite akan memiliki ion man- perubahan valensi [4]. Pemberian doping pada
gan dengan valensi yang berbeda saat site A di- site La dan Mn dapat menyebabkan perubahan
isi oleh atom trivalen tanah jarang, misal La yang ukuran partikel. Ukuran partikel juga berdampak
berasal dari La3+ Mn3+ O3 2 – , dan atom divalen, pada perubahan sifat magnetik bahan seperti hasil
misal Sr, yang berasal dari Sr2+ Mn4+ O3 2 – , maka penelitian Yadav et al. yang menunjukkan bahwa
dalam perovskite manganites yang terbentuk akan semakin kecil ukuran partikel, semakin rendah
ada dua Mn dengan valensi berbeda, yaitu Mn3+ pula magnetisasi saturasinya [5]. Pada penelitian
Utami Widyaiswari et al. / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 28 - 30 (2016)

kali ini, akan dilihat pengaruh pemberian doping kristal rhombohedral dengan space group R-3c. Pa-
Ni terhadap struktur dan sifat magnetik sampel rameter kisi, volume kristal, dan ukuran kristalit
La0.67 Sr0.33 Mn1 – x Nix O3 dengan variasi x = 0, 20 hasil refinement terangkum pada Tabel 1.
dan 0,30. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat adanya
penurunan parameter kisi, volume, dan ukuran
kristalit. Penurunan parameter kisi disebabkan oleh
Metode
pemberian doping Ni. Perubahan parameter kisi
Material La0.67 Sr0.33 Mn1 – x Nix O3 dibuat
ini berkaitan dengan jari-jari ionik Ni (0,69 Å),
dengan menggunakan metode sol gel yang
Mn3+ (0,645 Å) dan Mn4+ (0,53 Å). Substitusi
merujuk pada penelitian [6-8]. Massa ba-
Ni yang memiliki jari-jari ionik lebih besar dari Mn
han La2 O3 , Sr(NO3 )2 , Mn(NO3 )2 · 4 H2 O, dan
menyebabkan bertambahnya vakansi oksigen yang
Ni(NO3 )2 · 6 H2 O ditimbang sesuai perhitungan
berpengaruh terhadap penurunan parameter kisi,
stoikiometri sebagai bahan dasar, sedangkan cit-
seperti hasil yang diperoleh Wandekar et al. [9].
ric acid digunakan sebagai katalis dalam proses
Ukuran kristalit sampel juga menurun dengan se-
pembuatan. Larutan nitrat dari masing-masing ba-
makin bertambahnya doping Ni.
han dicampur dan diaduk dengan magnetic stirrer.
Setelah diaduk, dilakukan pengaturan pH dengan Tabel 1 Hasil refinement sampel LSMNO dengan
cara meneteskan ammonia cair sedikit demi sedikit metode Rietveld analysis
hingga pH mencapai nilai 5,6. Hal ini bertujuan
Sampel a(Å) b(Å) c(Å) Vol(Å3 ) Ukuran
agar terjadi reaksi pada larutan sampel dan larutan
kristal
tersebut dapat mengental dan membentuk gel. (nm)
Setelah sampel mengental, sampel yang telah x = 0, 20 5,478 5,478 13,328 346,34 21,16
berbentuk gel kemudian dimasukkan ke dalam x = 0, 30 5,476 5,476 13,332 346,21 15,27
oven dengan temperatur 120◦ C selama 2 jam untuk
menghilngkan sisa kandungan air. Setelah itu, sam-
pel yang telah membentuk xerogel dipindahkan ke
wadah krusibel untuk memasuki tahap pemanasan
kalsinasi pada temperatur 500◦ C selama 5 jam un-
tuk menghilangkan senyawa organik pada sampel.
Setelah itu, sampel dihaluskan dengan cara digerus
menggunakan mortar untuk selanjutnya memasuki
tahap pemanasan sintering pada T = 850◦ C se-
lama 10 jam. Sampel yang telah selesai dipanaskan
kemudian dihaluskan kembali dan dilakukan karak-
terisasi XRD dan VSM.

Hasil dan Pembahasan


Gambar 1 menunjukkan pola difraksi hasil
karakterisasi XRD sampel LSMNO. Hasilnya me-
nunjukkan bahwa sampel telah memiliki fasa tung-
gal tanpa pengotor. Gambar 2 Kurva histerisis sampel
La0,67 Sr0,33 Mn1 – x Nix O3 .

Gambar 2 menunjukkan hasil karakterisasi VSM


berupa kurva histerisis sampel. Hasilnya me-
nunjukkan bahwa sampel bersifat paramagnetik
karena magnetisasi terus mengalami kenaikan seir-
ing dengan bertambahnya medan magnet luar yang
diberikan dan tidak menunjukkan magnetisasi sat-
urasi. Kurva histerisis yang dihasilkan juga menun-
jukkan bahwa semakin banyak jumlah doping Ni
yang diberikan, semakin landai kurva histerisisnya.
Kurva yang semakin landai menunjukkan bahwa
suseptibilitas bahan semakin kecil. Hal ini da-
pat disebabkan karena menurunnya ukuran kristal
Gambar 1 Pola difraksi sinar X sampel LSMNO
saat x = 0, 30. Ukuran kristal saat x = 0, 20 dan
dengan variasi doping Ni, x = 0, 20 dan 0,30.
0,30 berturut-turut adalah 21,16 nm dan 15,27 nm.
Hasil refinement dengan metode Rietveld analy- Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Yadav et
sis menunjukkan bahwa sampel memiliki struktur al. yang menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran

29
Utami Widyaiswari et al. / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 28 - 30 (2016)

partikel, semakin rendah magnetisasi saturasinya, [2] G.H. Jonker and J.H. van Santen, Physica
atau dengan kata lain sifat kemagnetannya menu- XVI (3), 337 (1950).
run [5]. [3] M.B. Salamon and M. Jaime, Rev. Mod.
Phys. 73, 583 (2001).
[4] H. Setyawan, Pengaruh Doping Fe Ter-
Kesimpulan
hadap Perubahan Nilai Magnetisasi dan
Sampel LSMNO telah berhasil dibuat dengan
Rasio Manetoresistansi pada Sampel
metode sol gel. Hasil karakterisasi XRD menun-
La0,67 Sr0,33 Mn1 – x Fex O3 (x = 0; 0.05;
jukkan bahwa sampel memiliki fasa tunggal dengan
0.10; 0.15; dan 0.50), (Universitas Indonesia,
struktur rhombohedral dan space group R-3c. Pa-
2012).
rameter kisi mengalami penurunan karena perbe-
daan jari-jari ionik Ni dan Mn. Ukuran kristalit [5] P.A. Yadav et al., J. Magn. Magn. Mater.
sampel berkurang dengan bertambahnya doping 328, 86 (2013).
Ni, sehingga menyebabkan sifat magnetiknya se- [6] D.T.M. Hue et al., IEEE Trans. Magn. 50
makin berkurang yang ditunjukkan oleh semakin (6), (2014).
landainya kurva histerisis. Kurva histerisis yang di- [7] M. Gupta et al., Adv. Mat. Lett. 3 (3), 220
hasilkan belum menunjukkan magnetisasi saturasi (2012).
saat medan luar yang diberikan sebesar 1 T. [8] M. Gaudon et al., Solid State Sci. 4, 125
(2002).
[9] R.V. Wandekar, B.N. Wani, dan S.R. Bharad-
Referensi waj, Mater. Lett. 59, 2799 (2005).
[1] D. Cao et al., Ceram. Int. 41, 381 (2015).

30

Anda mungkin juga menyukai