Barang satu ini tentu saja sudah tidak asing lagi bagi Anda. Setiap hari tentu Anda
akan selalu berhubungan dengan uang untuk digunakan sebagai alat transaksi.
Uang nyatanya tidak pernah sekalipun terpisah dari kehidupan manusia.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan uang. Ada yang
mengatakan bahwa uang bukan segalanya, tetapi segalanya membutuhkan uang.
Kita tidak bisa munafik dan kita harus mengakui hal itu.
Hampir semua barang di dunia ini hanya bisa Anda dapatkan dengan
menggunakan uang. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau alat jual beli. Ketika
membeli barang atau jasa tertentu orang akan membutuhkan uang sebagai alat
tukar untuk mendapatkan kedua hal tersebut.
Apabila dilihat dari sejarahnya uang memiliki sejarah yang panjang. Sebelum
beranjak lebih jauh membahas terkait ini itu Anda memang harus terlebih dahulu
mempelajari sejarah uang. Dengan mempelajari sejarah Anda bisa memberi
gambaran bagaimana pada awalnya uang ini bisa muncul dan eksis sampai
sekarang. Kami akan membahas sejarah uang pada pembahasan selanjutnya.
Bukan hanya sejarah saja tetapi kami juga akan membahas beberapa hal penting
terkait uang lainnya, yang dimulai dari sejarah uang, definisi uang, syarat-syarat
uang, fungsi uang, nilai dan jenis uang, teori uang, serta fitur teknologi cetak
uang terbaru untuk NKRI. Simak hal-hal seperti itu pada pembahasan yang akan
kami berikan setelah ini.
Uang tidak datang tiba-tiba begitu saja, tetapi uang ini muncul karena ada alasan
tertentu yang melatarbelakanginya. Apabila sekarang masyarakat menggunakan
uang sebagai alat transaksi, pada zaman dahulu tidak demikian.
Zaman dahulu orang melakukan transaksi dengan cara barter. Barter yaitu
transaksi penukar suatu barang untuk mendapatkan barang lain.
Pertukaran barang akan terjadi apabila orang dengan orang lainnya
membutuhkan barang tertentu yang pada saat itu memang sedang mereka
butuhkan.
Apabila tidak sedang membutuhkan barang tersebut seseorang juga tidak
menukar barang mereka. Seiring perkembangan zaman, masyarakat mulai merasa
kesulitan dengan transaksi yang seperti ini, Berikut beberapa kesulitan yang
terjadi pada saat itu.
1. Orang tidak bisa menentukan nilai barang yang akan ditukarkan.
2. Terkadang seseorang kesulitan menemukan seseorang yang memiliki
barang yang mereka butuhkan dan menukarnya.
Ini adalah awal orang mulai mencari alternatif yang bisa digunakan untuk
mengatasi beberapa kesulitan di atas. Mereka mulai berpikir untuk menetapkan
suatu benda yang bisa digunakan dan memiliki nilai tertentu. Benda yang
digemari banyak orang, tidak mudah rusak, dan mudah untuk dibawa kemana
saja. Akhirnya pada saat itu orang-orang memilih menggunakan logam (emas
dan perak) sebagai alat transaksi.
Pada mulanya tidak ada nilai tertentu pada logam tersebut, nilainya hanya
dihitung dari persatuan keping logam. Belum ada nilai pasti yang tertera pada
gam tersebut.
Semakin lama logam semakin menjadi barang yang langka, sehingga orang mulai
mencari alternatif kembali. Pada saat inilah uang kertas mulai menjadi alternatif
untuk mengatasi hal itu. Nilai uang kertas ini ditentukan tergantung dari angka
yang tercantum di dalam mata uang tersebut.
Seiring perkembangan zaman uang kertas ini mulai di atur oleh pejabat
kepemerintahan suatu negara. Pejabat pemerintahan inilah yang akan membuat
dan mencetak uang yang akan digunakan oleh masyarakat. Jika kita melihat ke
situasi sekarang ini, Bank Indonesia (BI) itulah institusi pemerintah yang berhak
untuk mencetak uang untuk keperluan masyarakat.
Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun
1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah
kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya
lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu
disebut dengan hak oktroi.
Sejarah uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap
orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha
sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-
bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri;
singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada
kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk
memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak
dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang
yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah
sistem 'barter'
Sistem Barter
Barter yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak
kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah
kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan
juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh
barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran
yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul
pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan
sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu
adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-
benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan
mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari;
misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun
sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat
sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari
bahasa Latinsalarium yang berarti garam.
Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah
dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusiamenemukan uang logam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-
kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum
mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage),
dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula
kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah
hancur atau tidak tahan lama. Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan
uang logam.
Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga
digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa
mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat
tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang
logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money).
Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang
tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak
menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak
terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan
perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-
menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah
logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga
sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang
kertas.
Selanjutnya ada uang bank, nah uang bank ini kebih kita kenal yakni Tabungan.
Tabungan adalah simpanan uang di bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu. Umumnya bank akan memberikan buku
tabungan yang berisi informasi seluruh transaksi yang Anda lakukan dan kartu
ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN). Dalam perkembangannya saat ini,
terdapat beberapa jenis tabungan yang tidak lagi menggunakan buku tabungan
melainkan internet/mobile banking.
Perlu diketahui bahwa ketika Anda menabung di bank, Anda akan mendapatkan
bunga/bagi hasil yang besarnya ditentukan oleh masing-masing bank. Umumnya,
bunga/bagi hasil tabungan lebih kecil dibandingkan investasi seperti deposito.
Nah yang terakhir ada Uang Kredit atau yang sering kita kenal sebagai Kartu
kredit, dll.
Apa itu Kredit?
Kredit sudah menjadi sebuah jenis produk keuangan yang umum di tengah
masyarakat. Sebagai contoh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB), dan lain-lain.
Kredit tentunya memiliki banyak definisi, misalnya saja jika diambil dari bahasa
Yunani, kredit adalah “credere” yang artinya kepercayaan akan kebenaran
atau “credo” yang berarti saya percaya.
Namun, secara umum, kredit dalam kegiatan perbankan di Indonesia telah
dirumuskan dalam Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang
menyatakan bahwa kredit adalah:
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai
imbalan.
Tetapi tentunya definisi kredit dalam setiap aplikasinya bisa saja berbeda.
#1 Brymont P. Kent
Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban
melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan
datang, karena penyerahan barang-barang pada waktu sekarang.
#2 Rolling G. Thomas
Kredit adalah kepercayaan si peminjam untuk membayar sejumlah uang
pada masa yang akan datang.
#3 Amir R. Batubara
Kredit adalah pemberian prestasi yang kontra prestasinya akan terjadi
sejumlah uang di masa yang akan datang.
#6 Anwar
Kredit adalah pemberian prestasi (jasa) oleh pihak yang satu ke pihak
yang lain dan prestasinya dikembalikan dalam jangka waktu tertentu
bersama uang sebagai kontra prestasinya (balas jasa).
#7 Thomas Suyatno
Kredit adalah penyediaan uang yang disamakan tagihan-tagihannya
yang sesuai dengan persetujuan antara peminjam dan meminjamkan.
#8 Muljono
Pengertian kredit adalah kemampuan untuk menjalankan pembelian
atau melaksanakan suatu pinjaman dengan perjanjian untuk membayar
di waktu yang telah ditentukan.
Fungsi Kredit
Pada awal perkembangannya, kredit memiliki fungsi untuk merangsang
sikap saling menolong dengan tujuan pencapaian kebutuhan, baik
dalam bidang usaha atau kebutuhan sehari-hari.
#1 Kepercayaan
Keyakinan penyedia kredit bahwa pinjaman akan dimanfaatkan dan
diterima kembali dalam jangka waktu tertentu.
#2 Kesepakatan
Kredit baru dapat terjadi setelah adanya unsur kesepakatan antara dua
belah pihak akan seluruh syarat dan ketentuan dalam pengadaan
pinjaman.
#3 Jangka Waktu
Masa pinjaman yang telah disepakati dimana pada akhir periode,
penerima pinjaman diharapkan mengembalikan pinjamannya baik
dengan atau tanpa bunga.
#4 Risiko
Unsur yang pasti ada dalam pengadaan kredit adalah unsur risiko
dimana dalam jangka waktu yang ada, pasti ada risiko macetnya kredit.
Risiko ini bisa saja merupakan risiko yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.
Pengertian uang
Tidak semua orang tahu pengertian uang. Padahal setiap hari mencarinya.
Hampir segala barang di dunia dapat dibeli dengan benda pemilik nama
lain duit itu. Jangankan saat hidup, sebelum lahir dan sesudah meninggal
pun banyak kebutuhan manusia yang masih memerlukan uang.
Bahan pembuatan uang dari kertas dan logam biasa. Bukan sutra, emas,
ataupun perak. Meski begitu, nilai uang sangat tinggi. Silakan tukar saja
dengan barang lain. Uang pasti dihargai sesuai nominal yang tertera.
Padahal, harga bahan atau nilai intrinsiknya lebih murah.
Fungsi uang sangat banyak. Bukan hanya sebagai alat jual dan beli.
Sejarah uang juga panjang. Mulai dari sistem barter sampai kebutuhan
manusia akan alat tukar perdagangan. Detailnya akan
uangindonesia.com uraikan di bawah. Kali saja Anda penasaran syarat dan
jenis-jenis uang masa depan.
1. Uang kartal
a. Cek
Cek adalah surat perintah dari seseorang yang memiliki rekening giro
pada sebuah bank, agar pihak bank membayara sejumlah uang
kepada seseorang yang namanya tercantum dalam cek.
b. Giro
c. Perintah membayar
Syarat Uang
Uang yang telah disepakati oleh masyarakat harus memenuhi 7 syarat
sebagai berikut:
Fungsi Uang
Menurut ilmu ekonomi, uang digunakan sebagai alat perantara dalam
berdagang dan memiliki dua kelompok fungsi, yaitu:
a. Fungsi asli
b. Fungsi turunan
o Kartu Debit/ATM
Adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang
diterbitkan oleh suatu bank. Kartu ini mengacu pada saldo
tabungan nasabah di bank penerbit tertentu. Kartu ini bisa
kita gunakan untuk mentransfer uang atau mengambil
uang dari mesin ATM tanpa harus ke bank.
Ada dua jenis Uang Elektronik atau Unik, yaitu Unik Berbasis Server
(umumnya diterapkan dalam bentuk aplikasi ponsel) dan Unik Berbasis
Chip (dalam bentuk kartu plastik berchip). Kedua jenis Unik tersebut
sedang gencar dipromosikan agar menjadi pengganti uang kartal.
Saat ini, penggunaan Unik mudah dijumpai di banyak pasar modern, pom
bensin, pintu jalan tol, transportasi perkotaan, layanan parkir dan banyak
lagi.
Peserta BI-RTGS
Peserta BI-RTGS terdiri dari seluruh bank dan lembaga selain bank.
Keanggotaan peserta BI-RTGS dibedakan menjadi Peserta
Langsung dan Peserta Tidak Langsung. Peserta Langsung adalah
peserta yang dapat mengirimkan transaksi RTGS dengan
menggunakan identitas sendiri. Sedangkan Peserta Tidak
Langsung dapat mengirimkan transaksi RTGS dengan
menggunakan identitas peserta langsung.
Hubungan hukum antara peserta dengan Bank Indonesia
sebagai Penyelenggara Sistem BI-RTGStertuang dalam perjanjian
penggunaan Sistem BI-RTGS. Dalam perjanjian tersebut diatur
berbagai klausula mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab
antara peserta dan penyelenggara Sistem BI-RTGS.
Disamping ketentuan dan perjanjian antar peserta dan
penyelenggara yang menjadi landasan penyelenggaraan
keseharian BI-RTGS, terdapat pula hal-hal teknis yang diatur
dengan menggunakan Bye Laws BI-RTGS. Ketentuan dalam Bye
Laws merupakan kesepakatan teknis antar peserta yang belum
diatur dalam ketentuan BI ataupun dalam perjanjian.
Dalam pengisian instruksi transfer, peserta wajib memenuhi
ketentuan mengenai prinsip pengenalan nasabah (know your customer
principles) dan aturan mengenai tindak pidana pencucian uang (anti money
laundering). Untuk itu, identitas mengenai data nasabah pengirim
dan penerima transfer melalui BI-RTGS harus diisi secara lengkap
dan benar.
Bank Indonesia
Scripless Securities Settlement
System (BI-SSSS)
BI-SSSS merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia
termasuk penatausahaannya dan penatausahaan Surat Berharga
secara elektronik dan terhubung langsung antara Peserta,
Penyelenggara dan Sistem Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement (Sistem BI-RTGS).
BI-SSSS menggabungkan sistem transaksi Bank Indonesia
dengan sistem penatausahaan Surat Berharga. Kegiatan
transaksi Bank Indonesia, mencakup (i) pelaksanaan Operasi
Pasar Terbuka (OPT), (ii) pemberian fasilitas pendanaan Bank
Indonesia kepada Bank, dan (iii) pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Negara (SBN) untuk dan atas nama Pemerintah.
Sementara kegiatan penatausahaan Surat Berharga mencakup
kegiatan (i) setelmen, (ii) registrasi kepemilikan, dan (iii)
pembayaran kupon/pelunasan Surat Berharga. Kegiatan transaksi
dan penatausahaan dilakukan dalam satu sistem yang
terintegrasi dan terhubung langsung (on-line) antara Bank
Indonesia dengan para pelaku pasar. Selain itu, BI-SSSS
mencakup juga sistem informasi antar peserta dan
penyelenggara BI-SSSS, sistem setelmen surat berharga dan
sistem penatausahaan surat berharga.
Setelmen Surat Berharga melalui BI-SSSS dilakukan
secara seamless dengan sistem setelmen dana Peserta melalui
Sistem Sistem BI-RTGS yang memungkinkan Peserta BI-SSSS
memanfaatkan fasilitas setelmen secara Delivery Versus
Payment (DVP) yang dapat dilakukan secara cepat dan seketika
sehingga risiko setelmen Surat Berharga dapat diminimalkan.
Sesuai dengan fungsinya, peserta BI-SSSS terdiri dari; (i)
peserta penerbit yaitu Bank Indonesia dan Departemen
Keuangan, (ii) peserta transaksi yaitu Bank Indonesia, bank,
Perusahaan Pialang Pasar Uang dan Perusahaan Efek, serta
Lembaga lain yang disetujui oleh Bank Indonesia seperti
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan (iii) peserta transaksi
dan sekaligus sebagai pemilik rekening surat berharga yaitu Bank
Indonesia, bank dan Sub-Registry.
Pengembangan BI-SSSS mengacu pada standar internasional
yaitu Recommendations for securities settlement systems dari Committee of
Payment and Settlement System (CPSS) dan The International Organization of
Securities Commissions (IOSCO). BI-SSSS selalu melakukan
penyesuaian dan pengembangan terhadap aplikasi-aplikasinya
untuk mengakomodasi kebutuhan perkembangan pasar keuangan
domestik.