KELOMPOK 4
Anggota :
1. Dahlia yuniar (2114301099)
2. Mayang Dwi Apritania (2114301103)
3. Elya Qomariah (2114301108)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Askep Agregat Kelompok
Rentan” dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas yang telah membimbing kami. Kami juga berterimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah kami,
maka dari itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah kami.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi
seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum
dalam Stanhope & Lancaster, 2004). Pandera mengkategorikan faktor resiko kesehatan
antara lain genetik, usia, karakteristik biologi, kesehatan individu, gaya hidup dan
lingkungan. Jika seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit,
bahaya, atau outcome negatif. Faktor pencetusnya berupa genetik, biologi atau psikososial.
Populasi rawan atau rentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki
peningkatan risiko yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan.
Kenyataan menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang Kelompok Rentan, tetapi tingkat implementasinya sangat
beragam. Sebagian undang-undang sangat lemah pelaksanaannya, sehingga keberadaannya
tidak memberi manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan perundang-
undangan yang belum sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal yang berhubungan dengan
kebutuhan bagi perlindungan kelompok rentan. Keberadaan masyarakat kelompok rentan
yang merupakan mayoritas di negeri ini memerlukan tindakan aktif untuk melindungi hak-
hak dan kepentingan-kepentingan mereka melalui penegakan hukum dan tindakan legislasi
lainnya. Hak asasi orang-orang yang diposisikan sebagai masyarakat kelompok rentan
belum terpenuhi secara maksimal, sehingga membawa konsekuensi bagi kehidupan diri dan
keluarganya, serta secara tidak langsung juga mempunyai dampak bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agregat populasi rentan?
2. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan kecacatan?
3. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan gangguan mental?
4. Apa yang dimaksud populasi rentan terlantar?
5. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk agregat dalam komunitas populasi rentan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang agregat populasi rentan.
2. Untuk mengatahui tentang populasi rentan kecacatan.
3. Untuk mengetahui populasi rentan gangguan mental.
4. Untuk mengtahui populasi rentan terlantar.
5. Untuk mengetahui bagaiaman asuhan keperawatan untuk agregat dalam komunitas
populasi rentan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Jenis-Jenis Disabilitas
Terdapat beberapa jenis orang dengan kebutuhan khusus/disabilitas. Ini berarti
bahwa setiap penyandang disabilitas memiliki defenisi masing-masing yang mana
kesemuanya memerlukan bantuan untuk tumbuh dan berkembang secara baik. Jenis-
jenis penyandang disabilitas antara lain:
a. Disabilitas mental
b. Disabilitas fisik
c. Disabilitas ganda
2) Data Demografi
a) Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk sebanyak 1.146 jiwa terdiri dari:
Pria 549
Wanita 597
c) Distribusi Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Frekuensi
1 Pelajar/belum bekerja 447
2 Tidak Bekerja/IRT 94
3 PNS 52
4 TNI/POLRI 3
5 Pensiunan 59
6 Swasta 491
Total 1.146
Distribusi pekerjaan yakni pelajar/belum bekerja terdiri dari anak belum
sekolah dan pelajar SD, SMP, SMA, dan mahasiswa Universitas sebanyak
447, tidak bekerja atau IRT sebanyak 94, 92 oleh IRT yang tidak bekerja,
PNS sebanyak 73, TNI/POLRI sebanyak 3 , pensiunan 59, swasta sebanyak
470.
e) Distribusi Agama
No Agama Yang Dianut Frekuensi %
1 Islam 1.146 100%
2 Kristen 0
3 Hindu 0
4 Budha 0
5 Konghucu 0
Total 1.146
Agama yang dianut masyarakat desa 100% islam
b) Pembuangan Limbah
No Tempat Pembuangan Frekuensi
1 Resapan 30
2 Selokan 54
3 Sembarang tempat 10
Jumlah 94
Pembuangan limbah di desa terdiri dari resapan sebanyak 55, selokan 38,
sembarang tempat 10. Untu serapan karena masih banyak terdapat
pepohonan di desa yang mampu menampung air, ketersediaan air bersih
akan terpenuhi.
c) Kualitas Udara
Kualitas udara di Kelurahan Patimuan cukup bersih tidak ada polusi
udara, karena Kelurahan tersebut masih banyak terdapat pohon-pohon
rindang.
d) Perumahan
Tipe Perumahan
No Tipe Rumah Frekuensi
1 Pemanen 531
2 Semipermanen 45
3 Tidak permanen 0
Jumlah 576
Tipe rumah di desa huntu barat permanen sebanyak 531 rumah ,
semipermanen 45, tidak permanen tidak ada.
Status Kepemilikan Rumah
No Kepemilikan Frekuensi
1 Milik Sendiri 534
2 Numpang 122
3 Sewa 30
Jumlah 686
Status kepemilikan rumah sebanyak 534 kepala keluarga mengatakan
rumah milik sendiri, 30 sewa, dan numpang terdiri dari 122.
Jenis Lantai
No Lantai Frekuensi
1 Tanah 3
2 Papan 4
3 Tegel 498
4 Semen 59
Jumlah 564
Jenis lantai di rumah masyarakat terdiri dari lantai tanah 3, papan 4,
tegel 498, semen 59.
Sistem Ventilasi Rumah
No Jendela Frekuensi
1 Ada 564
2 Tidak Ada
Jumlah
Rata-rata rumah di desa memiliki ventilasi
Sistem Pencahayaan Rumah pada Siang Hari
No Pencahayaan Frekuensi
1 Terang 511
2 Remang-Remang 43
3 Gelap 0
Jumlah 564
Sebagian besar rumah memiliki system pencahayaan yang terang
Jarak Rumah dengan Tetangga
No Jarak Rumah Frekuensi
1 Bersatu 0
2 Dekat 204
3 Terpisah 360
Jumlah 564
Jarak rumah antara rumah satu dengan yang lain terdiri dari yang
bersatu tidak ada, rumah yang berdekatan sekitar <1 M sebanyak 204,
terpisah 360.
Halaman di Sekitar Rumah
No Halaman Rumah Frekuensi
1 Ada 522
2 Tidak ada 42
Jumlah 564
3) Ekonomi
a) Status pekerja
Masyarakat sebagian besar bekerja sebagai swasta, ada yang bertani, buruh
dan PNS.
b) Pasar
Tidak terdapat pasar
c) Pusat bisnis
Terdapat beberapa bisnis pertokoan dan usaha yang dibangun masyarakat.
6) Komunikasi
a) Komunikasi formal
Informasi kesehatan melalui komunikasi formal seperti surat kabar, radio,
dan Tv namun seiring zaman penggunaan surat kabar sudah mulai
berkurang, yang mendengarkan melalui radio masih terdapat beberapa orang
saja, dan televisi sebagian besar.
b) Komunikasi informal
Masyarakat juga biasa memperoleh informasi kesehatan dari 1 papan
pengumuman di desa, beberapa mendapatkan leaflet dan brosur dari rumah
sakit dan seiring zaman sebagian besar masyarakat menerima informasi
kesehatan melalui smathphone.
7) Pendidikan
a) Sekolah yang ada dikomunitas
Di desa huntu barat terdapat 1 SD dan 1 SMK.
b) Perpustakaan
Perpustakaan hanya ada pada sekolah. Untuk umum belum terdapat
perpustakaan.
c) Pendidikan khusus
Tidak terdapat pendidikan khusus
d) Pelayanan kesehatan disekolah
Kunjungan puskesmas tapa untuk pelayanan kesehatan di sekolah berupa
imunisasi
8) Rekreasi
a) Taman
Tidak terdapat taman di desa huntu barat
b) Area Bermain
Tidak terdapat area bermain
c) Rekreasi Umum dan Privat
Tidak terdapat rekreasi umum dan privat di desa. Masyarakat biasa
menghabiskan libur untuk rekreasi ke tempat rekreasi yang berada di desa
lain seperti puncak hutan pinus dulamayo, pemandian meranti, embung
dumati, pantai botutonuo, dan waterboom tiara park yang mungkin jaraknya
masih bisa ditempuh oleh kenderaan beberapa kilometer dari desa
Selain itu warga juga bermain bersama di lapangan bola setiap sore, dan
sering berkumpul mengobrol di lingkungan rumah. Warga yang ada di kelurahan
Patimuan biasanya melakukan rekreasi di lapangan pada sore hari dan
berkumpul di lingkungan rumah pada saat malam sehabis magrib.
Dampak rekreasi terhdap kesehatan jiwa masyarakat rekreasi yang ada
cukup memberikan dampak positif pada warga, karena semakin terjalinnya
kebersamaan dan rasa peduli antar warga dan sering berdiskusi untuk mengatasi
masalah ekonomi yang sulit sehinga kondisi emosional sebagian warga yang
sering marah dapat di kurangi dengan saling berdiskusi pada saat berkumpul di
lingkungan rumah.
3) Remaja
a) Kegiatan Remaja di Luar Sekolah
No Kegiatan di luar Frekuensi
sekolah
1 Keagamaan 15
2 Karang Taruna 47
3 Olah raga 26
4 Dan lain-lain 28
Jumlah 116
Kegiatan remaja diluar sekolah keagamaan 15 orang, karang taruna 47
orang, 26 olah raga dan lain-lain 28. Kebiasaan lain dari 28 anak yang lain
biasa jalan-jalan atau bermain bersama teman-teman sebaya, ada pun
sebagian dari mereka yang tidak mau bergaul dengan teman sebaya karena
memandang dirinya tidak sebaik teman disekolahnya.
b) Penggunaan Waktu Luang
No Penggunaan waktu Frekuensi
luang
1 Musik/Tv/Hp 50
2 Olahraga 26
3 Rekreasi 25
4 Keagamaan 15
Jumlah 116
Sebagian besar anak remaja menghabiskan waktu luangnya dengan
bermain musik/Tv/Hp, olah raga sebanyak 26, rekreasi sebanyak 25 orang,
dan ke agamaan 15.
4) Lansia
a) Keluhan Lansia
No Keluhan penyakit Frekuensi
lansia
1 Ya Mengeluh 59
2 Tidak ada keluhan 0
Jumlah 59
Semua lansia punya keluhan baik itu keluhan ringan, sedang maupun berat.
b) Jenis Penyakit yang Diderita Lansia
No Jenis Penyakit Frekuensi
1 Asma 2
2 TBC 2
3 Hipertensi 59
4 DM 4
5 Rematik 8
6 Katarak 0
7 Lain-Lain 0
Jumlah 75
Semua lansia memiliki riwayat hipertensi, 2 lainnya memiliki asma, 2
lainnya memiliki riwayat TBC namun sudah selesai pengobatan 6 bulan, 4
lainnya mengalami DM, dan rematik 8 orang.
c) Penanganan Penyakit Lansia
No Penanganan Frekuensi
Penyakit
1 Sarana Kesehatan 37
2 Non Medis 15
3 Diobati Sendiri 7
Jumlah 59
Penanganan penyakit lansia 27 orang pergi ke sarana kesehatan baik itu
puskesmas, rumah sakit ataupun klinik. Non medis seperti herbal 15 orang,
diobati sendri 7 orang .
d) Penggunaan Waktu Senggang
No Waktu Senggang Frekuensi Persentase
1 Berkebun 38
2 Rekreasi 12
3 Senam 2
4 Lain-Lain 7
Jumlah 59
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional pada remaja di kelurahan Patimuan berhubungan
dengan Gangguan gambaran diri yang dimanifestasikan dengan Akibat dimarahi dan
diperlakukan kasar sama orang tua.
b. Perencanan
1) Tujuan jangka panjang
Koping komunitas di Desa Huntu Barat menjadi efektif dalam menjalani
masalah.
2) Tujuan jangka pendek
a) Orangtua di kelurahan patimuan dapat mengatasi stres.
b) Tidak terjadi kekerasan pada remaja di kelurahan patimuan.
c) Remaja di kelurahan patimuan tidak lagi takut dengan orangtuanya.
d) Percaya diri paa remaja di kelurahan patimuan meningkat.
e) Kedekatan orang tua dan remaja menjadi lebih baik.
3. Intervensi Keperawatan
Kriteri
Dx Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Waktu Standar Evaluasi PJ
a
.I Setelah dilakukan Setelah dilakukan Proses 1. Pembentukan 1. Kader Aula Setiap Respon 1. Warga Mahasiswa
tind.keperawatan tind. keperawatan kelompok kelompok kerja kesehatan Kantor hari verbal mengikuti Kader
selama 3 selama 1 minggu: desa minggu,
kesehatan jiwa di 2. Tokoh kelompok kerja kesehatan
minggudiharapkan huntu dilakukan
orangtua bisa Warga Kelurahan desa masy. barat 2 kali/ kesehatan jiwa
melakukan Patimuan dapat minggu.
2. Pembentukan 3. Mahasisw di desa
tindakan koping membentuk
kelompok kerja kelompok a 2. Warga
yang efektif.
kesehatan jiwa di pendukung seperti 4. Materi ttg mengikuti
desa dan
kelompok kesehatan kelompok
kelompok
pendukung . pengajian, jiwa pengajian
kelompok diskusi
kesehatan jiwa.
Setelah dilakukan Pedidikan 3. Latihan 1. kader Aula desa Setiap Respon 1. Warga Mahasiswa
tindakan kesehatan kepemimpinan(m kesehatan huntu hari verbal mengikuti
keperawatan Jiwa barat minggu, Kader
engadakan 2. Tokoh training motivasi kesehatan
selama 2 minggu melalui dilakukan
warga kelurahan Formasi training motivasi) masy. 2 kali/ 1 2. Warga bisa
patimuan dapat kepemimp 4. Edukasi 3. Tokoh minggu menyebut
melakukan inan
(penyuluhan Agama bagaimana cara
demonstrasi ttg
bagaimana cara tentang 4. mahasiswa memecahkan
menyelesaikan bagaimana cara 5. materi masalah
suatu masalah memecahkan tentang
yang baik.
masalah) kesehatan
jiwa
Setelah dilakukan Pemberda 1. Pembinaan 1. Kader Aula Setiap Respon 1. Warga aktif Mahasiswa
tind. keperawatan yaan dan keluarga sehat dan kesehatan kantor hari Psikom diskusi terkait
Kader
selama 3 minggu kemitraan desa minggu, otor
anggota keluarga 2. Tokoh kasus yang ada kesehatan
warga kelurahan huntu dilakukan
patimuan dapat resiko gang. jiwa masy. barat 2 kali/ 1 2. Warga
melakukan studi membahas kasus 3. Mahasisw minggu terkontrol
kasus tentang
terkait manajemen a emosinya
masalah yang
sering dihadapi stress dan di 4. Materi dengan
diskusikan. tentang kelompok
2. Pembinaan kesehatan diskusi tersebut
kelompok & jiwa Respon 3. Masyarakat
masy. melalui Afektif lebih mampu
kunjungan Perawa menghadapi
t kemungkinan
Puskesmas/Komu masalah yg ada
nitas warga terbuka
3. Kerjasama LP wawasan dan
dengan Dinas peluang usaha
Kesehatan untuk perbaikan
Kabupaten berupa ekonominya.
pengadaan
kegiatan rutin Life
Skill Education
dan LS berupa
pelatihan
kewirausaan dari
Dinas Perikanan.
Setelah dilakukan Intervensi 1. Terapi modalitas 4. Perawat Aula Setiap 2 Respon 1. Warga merasa Mahasiswa
tind.keperawatan profesiona keperawatan 5. Tokoh kantor hari verbal lebih tenang dan kader
selama 4 minggu l desa sekali/min kesehatan
berupa pemberian masy. 2. Warga merasa
warga kelurahan huntu ggu
patimuan dapat teknik relaksasi 6. Tokoh barat lebih semangat
melakukan studi nafas dalam. agama 3. Warga bisa
kasus tentang
2. Terapi 7. Maha mengontrol
masalah yang
sering dihadapi komplementer siswa emosinya
berupa
manajemen stress
3. Pemberian
bimbingan
keagamaan
(spiritual)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok
masyarakat yang rentan, antara lain, adalah orang lanjut usia, anakanak, fakir miskin, wanita
hamil dan penyandang cacat. Jenis-jenis penyandang disabilitas antara lain disabilitas
mental, disabilitas fisik, disabilitas ganda.
Macam-macam gangguan mental yaitu gangguan mental organik dan simtomatik,
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif, gangguan skizofrenia dan gangguan
waham, gangguan suasana perasaan (mood/afektif), gangguan neurotik, somatoform dan
gangguan stress, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor
fisik, gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan
perkembangan psikologis, dan gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak-
kanak.
Masyarakat yang menjadi tunawisma bisa dari semua lapisan masyarakat seperti orang
miskin, anak-anak, masyarakat yang tidak memiliki keterampilan, petani, ibu rumah tangga,
pekerja sosial, tenaga kesehatan profesionalserta ilmuwan. Beberapa dari mereka menjadi
tunawisma karena kemiskinan atau kegagalan sistem pendukung keluarga mereka. Selain itu
alasan lain menjadi tunawisma adalah kehilangan pekerjaan, ditinggal oleh keluarga,
kekerasan dalam rumah tangga, pecandu alkohol, atau cacat. Walaupun begitu apapun
penyebabnya, tunawisma lebih rentan terhadap masalah kesehatan dan akses ke pelayanan
perawatan kesehatan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/askep-komunitas-agregat-populasi-rentan-4-pdf-free.html
https://qdoc.tips/populasi-rentan-fix-pdf-free.html
Wulandari, Cahyo, dkk. 2019. Upaya Peningkatan Kesehatan Kelompok Rentan Dengan
Pendekatan Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta