Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tuliskan peran, fungsi, dan sumbangan filsafat dalam membangun peradaban Islam (seperti
dalam bidang sains, teologi, dan tasawuf) dan pengaruhnya terhadap filsafat barat?
Selama berabad-abad, Dunia Barat dibayang-bayangi oleh praktik kekerasan Gereja dan
kematian ilmu pengetahuan. Sebagai dampaknya, tidak ada kemajuan materil didalam
kehidupan rakyat. Disisi yang berbeda, para penguasa yang tidak bisa meninggalkan aspek
kemewahan memperburuk situasi dengan meningkatkan upeti. Mereka juga bersaing dengan
legitimasi Gereja. Alhasil, ada keretakan didalam politik kerajaan dan pemberontakkan di
berbagai wilayah kekuasaan Bizantium. Bersamaan dengan hal itu, Bizantium menghadapi
kekuatan eksternal, yaitu Dinasti Abbasiyah yang berapi-api dalam penaklukkan. Hitti
mengemukakan:
Perseteruan kekhalifahan Islam dengan kerajaan Bizantium kembali dimulai oleh khalifah
ketiga Dinasti Abbasiyah. Al-Mahdi (775-785), mengumandangkan “perang suci” melawan
Bizantium, memulai perangnya dengan serangan yang brilian dan sukses terhadap
pasukan kerajaan Bizantium. Harun, anaknya yang masih muda dan penerusnya di masa
berikutnya memimpin ekspedisi tersebut (372).
Kemenangan tentara Islam pada masa al-Mahdi dan al-Rashid atas orang Bizantium telah
membuat tenar periode itu. Begitu pula kehidupan mewah yang menjadi tren pada masa itu,
juga dikenal sebagai sejarah dan fiksi, tapi yang membuat periode itu sangat terkenal adalah
kemunculan gerakan intelektual dalam sejarah Islam, sehingga dikenal sebagi kebangkitan
dalam seluruh sejarah pemikiran dan budaya. Kebangkitan itu sebagian besar disebabkan oleh
masuknya berbagai pengaruh asing, sebagian Indo-Persia dan Suriah, dan yang paling penting
adalah Yunani. Berkaitan dengan filsafat Yunani, Hitti menjelaskan:
Persentuhan dengan budaya Yunani bermula ketika orang arab bergerak menaklukkan
daerah Bulan Sabit Subur. Khazanah intelektual Yunani yang mereka dapatkan saat itu
merupakan harta karun yang tak ternilai harganya. Hellenisme akhirnya menjadi unsur
paling penting yang mempengaruhi orang Arab. Edessa, pusat orang Suriah Kristen;
Harran, markas orang Suriah penyembah berhala yang pada, dan setelah abad ke-9
mengklaim sebagai keturunan orang saba; Antiokia, salah satu koloni Yunani kuno;
iskandariyah, tempat pertemuan antara filsafat barat dan timur, dan sejumlah besar
asrama di Suriah dan Mesopotamia yang menjadi tempat berkembangnya kajian
keagamaan, juga kajian ilmiah dan filosofis, semuanya menjadi tempat yang
memancarkan pengaruh Hellenisme. Berbagai serangan ke “tanah Romawi”, terutama
pada masa Harun, ternyata menjadi jalan masuknya manuskrip-manuskrip Yunani, selain
harta rampasan, terutama berasal dari Amorium dan Ankara. Al-Ma’mun juga mengirim
utusan hingga ke Konstantinopel, langsung kepada raja Leo dari Armenia, untuk mencari
karya-karya Yunani. Bahkan al-Manshur diriwayatkan berhasil memperoleh balasan dari
raja Bizantium berupa sejumlah buku, termasuk karya Euclid. Namun orang arab tidak
memahami bahasa Yunani, dan pada awalnya harus bersandar pada terjemahan yang
dibuat oleh orang yang ditaklukkan, baik Yahudi, penyembah berhala, maupun orang
Kristen Nestor. Tititk tertinggi pengaruh Yunani terjadi pada masa al-Ma’mun.
Kecenderungan rasionalistik khalifah dan para pendukungnya dari kelompok Mu’tazilah,
menyatakan bahwa teks-teks keagamaan harus bersesuaian dengan nalar manusia (385-
389).
Kecenderungan rasionalistik tersebut semakin membuat filsafat Yunani didorong untuk
dipelajari dan dikembangkan, yang pada tahap kelanjutanya difasilitasi dengan pengadaan
perpustakaan dan sekolah-sekolah.
Peran Filsafat di Bidang Sains, Tasawuf, dan Teologi
1. Filsafat sebagai induk ilmu, memiliki unsur-unsur antara lain empiris, rasional,
sistematis, koheren, logis, dan komprehensif. Sifat-sifat ini juga menurun pada
turunannya yang bernama ilmu pengetahuan. Selain itu, filsafat memiliki pola berfikir
deduktif dan induktif. Namun yang diharuskan didalam ilmu pengetahuan adalah
pemakaian logika induksi.
2. Filsafat sebagai induk ilmu juga memiliki peranan penting didalam bidang teologi.
Filsafat yang mengkaji konsep-konsep umum, abstrak, dan universal, dengan berbagai
metode seperti argumentasi analogis, kritis, dan logis, menginspirasikan kajian teologis
menerapkan metode yang sama untuk menjelaskan konsep-konsep, objek-objek, atau
tema-tema yang berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan dan eksistensi tuhan. Dengan
penerapan metode yang sama seperti filsafat, maka teologi memiliki muatan peranan
filsfat. Semara itu, peranan filsafat di bidang tasawuf adalah seperti pada teologi, yaitu
memberikan kerangka berfikir.
Fungsi Filsafat terhadap peradaban islam
1. Filsafat bermanfaat sebagai cara berfikir untuk mencapai tujuan teologis
2. Filsafat bermanfaat sebagai cara berfikir untuk mencapai tujuan teoritis dan praktis dari
tasawuf.
3. Filsafat bermanfaat sebagai cara berfikir untuk mencapai kesimpulan yang benar atas
fakta-fakta di lapangan, sehingga cara berfikir ini menjadi unsur penting didalam
pengamatan.
Sumbangsih filsafat terhadap peradaban islam
1. Mendorong peradaban islam membentuk dirinya sendiri menjadi kaya akan keilmuwan.
2. Mendorong peradaban islam membentuk ciri khasnya sendiri, terutama dalam
keilmuwan.
3. Mendorong peradaban peradaban islam berkembang dan mencipta keilmuan baru.
Pengaruhnya terhadap filsafat barat
1. Pengaruh peradaban islam terhadap filsafat barat adalah perkembangan filsafat barat
yang dibantu dengan karya-karya filsuf muslim.
2. Mengembalikan hak perkembangan filsafat secara alami dan dinamis
Nurcholish Majid. 2019. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: PT. Gramedia Utama.
Mohamad Shofi Fuad (ed.), 2019. Pengembangan Paradigma Keilmuan Perspektif Epistemologi
Islam. Jakarta: Kencana.