Makalah Tentang Tauhid Dan Bukti Ada Nya Tuhan
Makalah Tentang Tauhid Dan Bukti Ada Nya Tuhan
Oleh:
FAISAL ERLANGGA
NIM : 2102096012
UNIVERSITAS MULAWARMAN
ADMINISTRASI BISNIS ( A )
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuransi” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Faisal Erlangga
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid................................................................................. 3
B. Hakekat, kedudukan dan Pembagian Tauhid........................................ 6
C. Pengaruh Tauhid Terhadap Kehidupan Seorang Muslim..................... 10
D. Bukti Ada nya Tuhan............................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat
pemahaman tentang tauhid seseorang tidak kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar
tentang Allah yang Maha Esa. Dengan menyakini akan keesaan Allah, maka
seorang muslim tidak akan lagi menyakini adanya tuhan selain Allah. Sehingga
Allah. Dengan tauhid yang kuat maka seorang muslim akan mampu melaksanakan
mempunyai satu tugas yaitu menyembah Allah dengan segala bentuk ibadahnya,
keesaan Allah, maka akan semakin ringan seorang muslim melaksanakan seluruh
2
ibadah yang yang diwajibkan kepada seorang muslim. Tidak ada lagi rasa malas,
atas, maka diharapkan pemahaman penulis tentang keesaan Allah akan meningkat
pula dan pada akhirnya meningkatkan pula ibadah kepada Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Tauhid
mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad
yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan
Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada
inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh karenanya
Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan.
kaum muslimin, tauhid itu telah berkembang menjadi nama salah satu cabang
ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas
yang telah melanggar tauhid maka gugur pula keislaman seseorang. Karena yang
ibadahnya.
Berikut adalah dalil-dalil Al Qur'an Tentang Keutamaan &
Keagungan Tauhid,
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:
4
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl:
36)
"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31)
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az Zumar: 2-3)
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus"
(QS Al Bayinah: 5)
Dari semua dalil-dalil Al-qur’an di atas, maka jelas sekali bahwa konsep
lainnya.
muslimin pada zaman sekarang ini tidak mengerti hakekat dan kedudukan tauhid.
Padahal tauhid inilah yang merupakan dasar agama kita yang mulia ini. Oleh
karena itu sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan
perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Alloh, seperti mencipta dan mengatur
menolak mudharat dan lainnya yang merupakan kekhususan bagi Alloh. Hal yang
seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang
5
mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada
mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa
tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya.
Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana
yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?
36)
yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat,
harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus
memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid
inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang
diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan
suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum
musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya
ditujukan untuk Alloh semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka
dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Alloh
yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga
Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah
mengesakan Alloh dan tidak berbuat syirik dalam ketiga hal tersebut di atas.
Barangsiapa yang menyekutukan Alloh (berbuat syirik) dalam salah satu saja dari
ketiga hal tersebut, maka dia bukan muslim tulen tetapi dia adalah seorang
musyrik.
2. Kedudukan Tauhid
Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini. Pada
Uluhiyah (ibadah), karena hal inilah yang banyak sekali dilanggar oleh mereka-
mereka yang mengaku diri mereka sebagai seorang muslim namun pada
Alloh, baik itu kepada wali, orang shaleh, nabi, malaikat, jin dan sebagainya.
7
dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di
dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan
Selain itu, tauhid juga adalah tujuan diutusnya beberapa rasul ke muka
bumi, dalam hal ini Allah berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul
dari Nabi Nuh sampai Nabi terakhir Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa
sallam diutus oleh Alloh untuk mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada
pertanyaan bagi kita sekarang adalah “Sudahkah kita memenuhi seruan Rosul kita
semata? ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap seruan Rosululloh ini?”
Selain itu tauhid merupakan perintah Alloh yang paling utama dan
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk
berbuat baik kepada orang tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka
sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik terhadap sesama manusia,
3. Pembagian Tauhid
a. Tauhid Rububiyah
menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu". Hal yang
seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang
mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada
mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa
tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya.
Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana
yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?
36)
9
langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab:
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya,
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada
disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang
yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Imran : 18).
Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan
berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari
kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang merupakan
inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin
Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat
mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari
jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh
karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya
10
semesta.
c. Tauhid Asma wa Sifat
Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang
merupakan nama sekaligus sifat Allah. Maka dalam Islam ada sunah untuk
menghafalkan ke-99 nama Allah tersebut sebagai perwujudan cinta kita kepada
Allah SWT
Tauhid adalah akar dari keimanan seorang muslim. Dengan tauhid yang
kepada Allah tanpa merasa berat dan terpaksa, karena hanya satu tujuan mereka
hidup yaitu keinginan mereka untuk bertemu dengan tuhannya Allah SWT.
dalam berbagai aspek kehidupan seorang muslim, mulai hubungan antara manusia
manusia dengan alam. Ketiga hubungan tersebut akan terwujud secara selaras dan
harmonis, karena memang itulah perintah Allah. Dengan mempunyai aqidah yang
kuat, maka seluruh rintangan hidup dapat dilaluinya dengan baik dan ringan.
seorang muslim harus mempunyai tauhid yang kuat. Hal itu disebabkan tantangan
dan pengaruh global yang dating banyak memuat unsur-unsur negative yang anti-
sendiri. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya alam ini, bisa dipastikan “Yang
Kuasa”, “Maha Besar”. Atau disebut juga to aperion. Yang Kuasa ( Sebab
Utama ) ini tidak disebabkan oleh sebab yang lain. Dia bersifat qiyamuhu
binafsihi ( berdiri sendiri ). Argumen kosmologis ini dinyatakan pertama kali oleh
Aristoteles ( 384 – 322 SM ).
Dia adalah murid Plato, yang notabene penggagas argumen ontologis.
Menurut Aristoteles, setiap benda yang ditangkap dengan indera mempunyai
materi dan bentuk. Bentuk terdapat dalam benda dan membuat materi mempunyai
sebuah bentuk / rupa. Bentuk bukanlah bayangan atau ilusi, akan tetapi bentuk
adalah sebuah hakikat dari benda itu sendiri. Bentuk tidak dapat dilepaskan dalam
materi. Materi dan bentuk dapat dipisahkan dalam akal, namun tidak dapat
dipisahkan dalam kenyataan. Bentuk sebagai hakikat dari sesuatu tidak berubah-
ubah dan kekal, namun dalam inderawi terdapat perubahan. Antara materi dan
bentuk ada suatu penghubung yang dinamakan gerak. Yang menggerakkan adalah
bentuk dan yang digerakkan adalah materi. Dalam gerak itu tentunya ada yang
menggerakkan. Yang menggerakkan itulah yang disebut sebagai “Penggerak
Utama”.
Tuhan menggerakkan alam bukan sebagai penyebab efisien ( penyebab
karena ada potensi ), melainkan Dia menggerakkan karena sebab tujuan.
Aristoteles mengatakan bahwa Tuhan menggerakkan karena dicintai (He produces
motion as being love). Semua yang ada di alam ini bergerak menuju ke Penggerak
yang sempurna itu. Penggerak Pertama, menurut Aristoteles, adalah zat yang
immateri, abadi dan sempurna.
Al-Kindi (796 – 873 M), filosof Islam, berargumen bahwa alam ini
diciptakan dan penciptanya adalah Allah. Segala yang terjadi di alam ini pasti ada
sebab akibatnya. Semua rentetan sebab musabab ini berakhir pada sebab utama,
yakni Tuhan pencipta alam. Pencipta alam adalah Esa dan berbeda dengan alam.
Tiap benda, menurut Kindi, mempunyai dua hakikat, yakni hakikat pertikular
(juz’i) dan hakikat universal (kulli). Namun, Tuhan tidak mempunyai hakikat
partikular maupun universal. Dia bersifat Esa, Yang Benar, Yang Satu. Selain
Dia, semuanya bersifat banyak.
3. Argumen Teleologis
Berasal dari kata “telos”, yang berarti tujuan. Dengan kata lain, alam ini
berproses dengan adanya menuju ke suatu tujuan tertentu. Dan segala yang ada
didalamnya bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut. William Paley (1743 –
1805 M), seorang teolog Inggris, menyatakan bahwa alam ini penuh dengan
keteraturan. Langit yang biru dan tinggi. Bintang – bintang yang bertebaran. Dan
di atas itu semua ada Pencipta Yang Maha Kuasa.Tuhan menciptakan itu semua
ada tujuan tertentu.
Seperti halnya Tuhan menciptakan mata bagi makhluknya. Dalam paham
teleologi, segala sesuatu dipandang sebagai organisasi yang tersusun dari bagian-
13
bagian yang mempunyai hubungan erat dan saling bekerjasama.Tujuan dari itu
semua adalah untuk kebaikan dunia. Alam ini beredar dan berevolusi bukan
karena kebetulan, tetapi beredar dan berevolusi kepada tujuan tertentu, yaitu
kebaikan universal, dan tentunya ada yang menggerakkan menuju ke tujuan
tersebut dan membuat alam ini beredar maupun berevolusi ke arah itu. Zat inilah
yang dinamakan “Tuhan”.
4. Argumen Moral
Argumen moral dipelopori pertama kali oleh Immanuel Kant (1724 – 1804
M). Kant, dalam tesis awalnya menyatakan bahwa manusia mempunyai moral dan
yang tertanam dalam jiwa dan hati sanubarinya. Dalam hati sanubari, tentu adanya
bisikan-bisikan yang bisa saja kita namakan perintah. Perintah ini bersifat absolut
mutlak dan universal.
Perbuatan baik/jahat dilakukan karena perintah mengatakan demikian.
Kant berpendapat bahwa perbuatan baik semakin baik bukan karena akibat dari
perbuatan itu dan tidak pula agama yang mengajarkan bahwa perbuatan itu baik.
Perasaan manusia yang menyatakan bahwa ia harus berbuat baik ataupun untuk
menjauhi larangannya, tidak didapatkan di dunia ini, namun dibawa sejak lahir.
Manusia lahir dengan perasaan itu.
Antara apa yang ada dalam sanubari (perintah) dan praktik di dunia, selalu
terjadi kontradiksi. Begitulah apa yang Kant gambarkan. Tetapi sungguhpun
demikian, manusia tetap merasa wajib mendengarkan perintah sanubari ini. Dalam
kontradiksi ini (yang baik tidak selamanya membawa kebaikan dan yang buruk
tidak selamanya mendapat hukuman sewajarnya di dunia), mesti akan ada hidup
kedua di alam kedua setelah alam sekarang. Di dalam alam kedua ini, semua
perbuatan akan mendapat balasannya masing-masing. Dari kedua perasaan ini
timbul perasaan ketiga. Kedua perasaan itu berasal dari suatu Zat Yang Maha
Adil.
Zat inilah yang dinamakan “Tuhan”. Perintah hati sanubari yang bersifat
mutlak ini bukan hanya mengandung arti bahwa manusia wajib patuh kepada
perintah tersebut. Akan tetapi perintah tersebut juga mengandung arti bahwa pada
akhirnya perintah tersebut akan membawa kepada “Summum Bonum” atau
kesenangan yang tertinggi yang terdiri dari persatuan antara kebajikan dan
kesenangan yang timbul dari keadaan manusia yang dapat memenuhi keinginan-
keinginannya.
Summum Bonum ini sebenarnya membawa kepada adanya Tuhan.
Summum Bonum tidak tercapai dalam alam ini karena ada perintah sanubari dan
perintah manusia yang selalu kontradiksi. Artinya, dalam alam moral (sanubari)
dan alam materil (keinginan manusia) terdapat suatu pemisah. Manusia akan
mencapai kebahagiannya jika dapat melenyapkan pemisah ini. untuk memisahkan
pemisah ini dibutuhkan kekuatan yang besar daripada kekuatan manusia.
Kekuatan inilah yang disebut sebagai Tuhan. Kant juga berpendapat bahwa logika
14
tidak dapat membawa keyakinan tentang adanya Tuhan. Oleh karenanya, dia
berpendapat bahwa perasaanlah yang mampu membawa manusia kepada
keyakinan akan adanya Tuhan. Akal, hanya memberi kebebasan untuk percaya
atau tidak adanya Tuhan, sedangkan sanubari/perasaan memberi perintah
kepadanya untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Manusia diberi perintah untuk
melaksanakan hal baik lewat hati sanubari. Perbuatan-perbuatan itu tentu ada
nilai-nilainya. Perasaan itu diperoleh bukan dari pengalaman, tetapi telah ada
dalam diri manusia. Perintah ini tentunya ada / berasal dari suatu Zat yang tahu
baik dan buruk. Zat inilah yang dinamakan Tuhan. Nilai-nilai tersebut tidak
terdapat dalam manusia, melainkan terdapat dalam diri Tuhan.
Selain empat argumen di atas (ontologis, kosmologis, teleologis dan
moral), ada beberapa dalil yang menyatakan atau menegaskan bahwasannya
Tuhan itu ada. Walaupun dalil-dalil ini intinya sama dengan argumen-argumen
diatas, namun bahasa yang digunakan sedikit berbeda dengan yang diatas. Dalil –
dalil tersebut antara lain :
a) Preuve Metaphisique.
(Dalil akal semata). Menurut akal, alam yang besar dan luas ini, tentu tidak
akan terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan. Dan dialah
yang disebut sebagai Tuhan. Manusia, walaupun kuat dan pintar, namun
tetaplah tidak sempurna. Sedangkan Tuhan, yang notabene sebagai
pencipta, tentu Dia adalah sempurna, dan tentu dia tidak diciptakan.
b) Preuve Phisique.
(Dalil yang terdiri dari alam).66 Dalil ini pertama kali dipakai oleh Abul
Huzail Al- Allaf. Dia memulai dalil ini dengan teori atom. Menurutnya semua
yang ada di alam ini dapat dibagi-bagi sampai ke bagian yang terkecil yang
dinamakan dengan istilah molekul.Tiap molekul terdiri dari atom-atom. Atom ini
berputar disekitar atom lainnya. Dari perputaran ini menimbulkan daya tarik
menarik antara molekul – molekul. Dan yang menggerakkan itulah yang
dinamakan dengan istilah Tuhan.
c) Preuve Teleologique.
(Dalil yang diambil dari susunan dan keindahan alam) Di dalam alam ini,
ada semacam susunan dan peraturan yang bagus. Bintang-bintang maupun planet-
planet beredar sesuai dengan garis edarnya dan tidak saling bertabrakan. Begitu
juga darah yag ada dalam manusia. Beredar dengan teratur sesuai jalannya
sendiri-sendiri. Dari fenomena itu semua, tentu ada yang dinamakan Dieu
Organisateur, Yang Maha Mengatur. Dialah yang disebut dengan Tuhan.
d) Preuve Moral.
(Dalil yang diambil dari moral) Walaupun alam ini sudah diciptakan
dengan baik dan indah, namun tetap saja ada yang tidak beres dalam kehidupan
kecil didalamnya ( manusia ). Seakan tidak ada keadilan dalam kehidupan
15
manusia di dunia ini. suatu saat, pasti akan ada yang membereskan dari
ketidakadilan – ketidakadilan tersebut. Dialah Sang Maha Pemberes segala
sesuatu, yang dinamakan “Tuhan”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad
yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan
Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada
inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh karenanya
Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan.
2. Hakekat tauhid adalah kewajiban seluruh muslim untuk mengesakan Allah dan
manusia, diutusnya rasul dan tujuan pokok kehidupan manusia. Tauhid dibagi
menjadi tiga jenis yaitu tauhid rububiyah, uluyiah dan tauhid asma wa sifat.
3. Tauhid sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang muslim, yaitu menjadi
landasan kuat dalam menjalankan segala aktivitas, baik aktivitas keagamaan
maupun aktivitas duniawi lainnya. Dengan tauhid seorang muslim akan menjalani
kehidupannya dengan tenang, tawakal dan sabar. Oleh karena itu tauhid
merupakan modal dasar bagi suksesnya seorang muslim baik di dunia maupun di
akherat.
Analisis yang didapat dalam pembuktian adanya Tuhan oleh kedua tokoh tersebut
adalah mereka sama-sama mengakui akan adanya Tuhan. Akal dan wahyu mereka
jadikan sumber pengetahuan dan alat untuk mencapai kebenaran khususnya dalam
membuktikan adanya eksistensi Tuhan. Kemudian pola pemikiran filsafatnya secara
tidak langsung sama-sama lebih banyak dipengaruhi oleh filsafat Aristoteles, mereka
berdua berhasil mendamaikan dunia filsafat dengan dunia Theologi dan lewat
argumen kosmologis, mereka telah membuktikan adanya eksistensi Tuhan.
17
B. Saran
khususnya bagi penulis sendiri, bahwa memegang teguh tauhid yaitu meyakini
kehidupan modern dewasa ini. Oleh karena itu, mempelajari tahuid yang
Islam.Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling
agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat
tuntunan rasulullah.
gambaran dan informasi tentang figur kedua tokoh dan pengaruh pemikirannya
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5363/1/094111012.pdf
https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-tauhid.html?
m=1