Anda di halaman 1dari 14

KONSEP UMUM BAYI BARU LAHIR

Dosen Pengampu :
Ketut Espana Giri, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Komang Nariasih (2006091001)


2. Luh Savitri (2006091004)
3. Luh Reza Yani (2006091005)
4. Ni Nyoman Ayuni Denykantari (2006091006)
5. Ni Komang Devna Trisya Pramiditha (2006091011)
6. Kadek Dila Mas Priliyani (2006091012)
7. Komang Diana Saputri Dewi (2006091019)
8. Ida Ayu Komang pitriyani (2006091021)

D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Umum
Bayi Baru Lahir ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Pengantar Asuhan Kebidanan
. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep
Umum Bayi Baru Lahir bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen, selaku pembimbing yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Singaraja, 20 Mei 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II .............................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN............................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir .................................................................................... 4
2.2 Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir ............................................................................. 4
2.3 Jadwal Pemeriksaan Bayi Baru Lahir ..................................................................... 5
2.4 Program Pemerintah dalam Asuhan Bayi Baru Lahir ............................................ 6
BAB III ........................................................................................................................... 12
PENUTUP ...................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
3.2 Saran ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan
antara 2500-4000 gram. Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim
sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada
semua system. Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran (Saifuddin, 2002).sedangkan beberapa pendapat mengatakan : Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005). Bayi baru lahir adalah bayi
dari lahir sampai usia 4 minggu.

Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).


Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature
anak.neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.masa perubahan
yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.transisi ini hampir meliputi semua
system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal
dan hepar.maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dari bayi baru lahir ?
2. Mengapa asuhan bayi baru lahir penting dilakukan ?
3. Mengapa jadwal pemeriksaan bayi baru lahir diperhatikan ?
4. Bagaimana program pemerintah dalam menangani bayi baru lahir ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi bayi baru lahir
2. Mengetahui tujuan asuhan bayi baru lahir
3. Mengetahui jadwal pemeriksaan bayi baru lahir
4. Mengetahui program yang dirancang pemerintah dalam asuhan bayi baru lahir.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di luar
rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir di semua sistem (Cunningham, 2012). Neonatus adalah bulan pertama kelahiran
yang berusia 28 hari pertama. Bayi baru lahir memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi atau menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi Bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik (Marmi
dkk, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap
berusia 37 minggu sampai 42 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak
sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat
badan sekitar 2500-3000gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.
Menurut Rohan (2013) Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara
37-42 minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38
cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-
160 kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup,
rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat,
genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang sedangkan genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan
vagina dan uterus yang berlubang labia mayora menutup labia minora, refleks rooting
(mencari putting susu) terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk dengan
baik, refleks grasping sudah baik, eliminasi baik, urin dan meconium keluar dalam 24
jam pertama.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari
2.500 gram (Prawirohardjo, 2009). Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang satu jam
setelah lahir (Depkes RI, 2008). Menurut WHO telah mengganti istilah preterm baby
dengan low birth weight baby pada tahun 1961, karena tidak semua bayi lahir di bawah
2.500 gram adalah bayi preterm (Cunningham, 2010).

2.2 Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir


Tujuan asuhan pada bayi baru lahir, yaitu untuk deteksi dini adanya komplikasi,
meningkatkan kesehatan bayi baru lahir, mendeteksi kelainan yang perlu diberikan
tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
kelahiran dengan melakukan asuhan berupa penilaian bayi baru lahir segera setelah lahir,

4
perlindungan termal, merawat tali pusat, inisiasi meyusu dini, pencegahan perdarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi Hepatitis B, pemberian ASI selanjutnya,
pemeriksaan BBL, metode kangguru, pemeriksaan fisik secara sistematis head to toe.

2.3 Jadwal Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:

 Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di
dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
 Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan
ibunya atau di ruangan khusus.
 Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:

 Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/


polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
 Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau
keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan atau


komplikasi pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir
dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika
pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga
kesehatan yang memeriksa.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir:

Bayi Lahir di fasilitas kesehatan Bayi Lahir di rumah


Baru Lahir sebelum usia 6 jam Baru lahir sebelum usia 6 jam
Usia 6-48 jam Usia 6-48 jam
Usia 3-7 Hari Usia 3-7 Hari
Minggu ke 2 pasca lahir Minggu ke 2 pasca lahir

Langkah langkah pemeriksaan:

1. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).


2. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan
dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.
3. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi

5
2.4 Program Pemerintah dalam Asuhan Bayi Baru Lahir

A. “PROGRAM JALIN”

Pada Hari Ibu 22 Desember 2017, Indonesia dan Amerika Serikat mengumumkan
peluncuran program baru yaitu “Jalin” yang akan dilaksanakan selama lima tahun dengan
dana 55 juta dolar untuk membantu menyelamatkan jiwa ibu dan bayi baru lahir dari
kelompok tidak mampu dan rentan di Indonesia. Melalui Jalin, Badan Pembangunan
Internasional AS (USAID) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)
akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas
kesehatan pemerintah dan swasta.

Jalin adalah kegiatan perdana USAID/Indonesia di bidang kesehatan ibu dan bayi
baru lahir (Maternal & Newborn Health/MNH). Jalin dilaksanakan untuk berkontribusi
terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, melalui pemberian dukungan
yang dapat mempercepat laju peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
khususnya bagi kelompok masyarakat kurang mampu dan rentan. Pendekatan USAID
Jalin yang selalu dilakukan dengan upaya penajaman dan iterasi secara berkelanjutan
sejalan dengan implementasi kegiatan, sehingga menjadikan kegiatan Evaluasi
Perkembangan sangat relevan untuk dilakukan

Selain itu Jalin akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem
rujukan medis dan bekerja sama dengan para profesional kesehatan di sektor publik
maupun swasta, penyedia jasa asuransi, dan penyusun kebijakan agar lebih responsif
terhadap kebutuhan pasien. Untuk menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir,
koordinasi lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, masyarakat dan sektor swasta
harus memainkan peran penting. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk
bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan masyarakat
yang sehat dan sejahtera. Pelaksana Tugas Duta Besar AS, Kimberly Kelly mengatakan
pada Hari Ibu tahun ini, Amerika Serikat dengan bangga mengumumkan satu kemitraan
baru dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir. Bersama-sama kita akan memobilisasi pembiayaan publik dan swasta untuk
menyediakan pelayanan kesehatan dan solusi untuk ibu dan bayi baru lahir yang cepat,
efisien dan berkualitas tinggi. “Dengan memastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir sehat,
kita memperkuat keluarga dan membangun masyarakat yang lebih tangguh dan
sejahtera,” kata Kelly.

Evaluasi Perkembangan terhadap program USAID Jalin bertujuan untuk menyajikan


temuan dan rekomendasi kepada USAID/Indonesia untukmenghasilkan pembelajaran
dan pilihan-pilihan yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan secara cepat. Evaluasi
Perkembangan menyediakan umpan balik secara berkesinambungan kepada mitra dan
pemangku kepentingan USAID dalam rangka menghasilkanpembelajaran dan
mendukung pengelolaan yang adaptif serta tepat waktu, melalui:

6
1. Penilaian terhadap prinsip kerja inti dan bidang teknis dari USAID Jalin
2. Pengukuran terhadap manajemen proyek, hubungan antara pemangku
kepentingan dan kemitraan
3. Pemantauan terhadap dinamika lingkungan kegiatan MNH di Indonesia
4. Penyampaian rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti secara tepat waktu, guna
meningkatkan efektivitas pengelolaan proyek

Penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir terus menjadi prioritas utama
Pemerintah Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun
2015-2019 dan berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
khususnya kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2030. Meskipun Pemerintah
Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan selama 20 tahun terakhir, tapi target
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir masih perlu dicapai.

Melalui Jalin, Indonesia dan Amerika Serikat akan bekerjasama untuk menyediakan
layanan perawatan dan kesehatan yang lebih baik untuk para ibu dan bayi baru lahir dan
karenanya, memperkuat keluarga dan masyarakat Indonesia.

B. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 53 tahun 2014
tentang pelayanan kesehatan neonatal pada bayi baru lahir, dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir tertuang dalam Pasal 2, 3, 4, 5, dan 6. Dengan
adanya pelayanan kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir tersebut, maka diharapkan
bidan dapat memberikan pelayanan kesehatan neonatal secara merata kepada bayi baru
lahir. Adapun perawatan atau asuhan pada bayi baru lahir yaitu :

1. Kewaspadaan Umum ( Universal Precaution

Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan
atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme harus diwaspadai karena dapat
ditularkan lewat percikan darah dan cairan tubuh misalnya virus HIV, Hepatitis B dan
Hepatitis C. Sebelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan
upaya pencegahan infeksi berikut:

 Persiapan Diri 1)Sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi, cuci


tangan dengan sabun kemudian
 Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
 Persiapan Alat Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,
terutama klem, gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat telah di
desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi.

7
 Persiapan Tempat Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan
tempat resusitasi yang bersih, kering, hangat, datar, rata dan cukup keras,
misalnya meja atau dipan.

2. Penilaian Awal

Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan:


Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan? Apakah air ketuban
jernih, tidak bercampur mekonium? Segera setelah bayi lahir,sambil
meletakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu, segera lakukan penilaian berikut: Apakah bayi menangis atau
bernapas/tidak megap-megap? Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak
aktif? Dalam Bagan Alur Manajemen BBL dapat dilihat alur penatalaksanaan
BBL mulai dari persiapan, penilaian dan keputusan serta alternatif tindakan
yang sesuai dengan hasil penilaian keadaan BBL.

3. Pencegahan Kehilangan Panas

Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan kematian.
BBL dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :

 Evaporasiadalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada


permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan
utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir
tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

 Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara


tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas
benda-benda tersebut.

 Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di


dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).

Mencegah Kehilangan Panas Cegah terjadinya kehilangan panas melalui


upaya berikut :

8
 Ruang bersalin yang hangat Suhu ruangan minimal 25°C. Tutup semua pintu
dan jendela.

 Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks Keringkan bayi mulai


dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi.
Segera ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.

 Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada atau perut ibu.
Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di dada atau perut ibu.

 Inisiasi Menyusu Dini

 Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas

 Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan pasang topi
di kepala bayi.

4. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat

Memotong dan Mengikat Tali Pusat Klem, potong dan ikat tali pusat dua
menit pasca bayi lahir.Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali
pusat dipotong.

A. Nasihat untuk Merawat Tali Pusat

 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.

 Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan
keluarganya.

 Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila


terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab.

B. Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :

 Lipat popok di bawah puntung tali pusat.

 Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri.

 Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun
dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.

 Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali
pusat, tampak nanah atau berbau.

9
5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6


bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih), memberikan
nutrisi terbaik (asuh) dan melatih refleks dan motorik bayi (asah).biarkan bayi
mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusui:

 Biarkan bayi mencari, menemukan puting dan mulai menyusui

 Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu


misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.

 Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai
menyusu setidaknya 1 jam atau lebih bila bayi baru menemukan puting
setelah 1 jam.

 Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau sebelum
bayi menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah bersama dengan
mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi.

 Jika bayi belum menemukan puting ibu - IMD dalam waktu 1 jam, posisikan
bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit
selama 30-60 menit berikutnya.

 Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu dalam
jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu sesering
keinginannya.

6. Pencegahan Perdarahan

Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, maka
semua bayi akan berisiko untuk mengalami perdarahan tidak tergantung apakah
bayi mendapat ASI atau susu formula atau usia kehamilan dan berat badan pada
saat lahir. Perdarahan bisa ringan atau menjadi sangat berat, berupa perdarahan
pada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ataupun perdarahan intrakranial. Untuk
mencegah kejadian tersebut , maka pada semua bayi baru lahir, apalagi Bayi Berat
Lahir Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri. Suntikan Vitamin K1
dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B

7. Pencegahan Infeksi Mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera setelah
proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pencegahan
infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%.

10
8. Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian


Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk
mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan
ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain).
Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus
diimunisasi Hepatitis B sedini mungkin.

9. Pemberian Identitas

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda
pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari
tertukarnya bayi, sebaiknya dilakukan segera setelah IMD. Gelang pengenal
berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis kelamin. Apabila
fasilitas memungkinkan juga dilakukan cap telapak kaki bayi pada rekam medis
kelahiran. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyatakan bahwa setiap anak berhak atas identitas diri.

10. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik

Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang terjadi
pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan
di luar rahim. Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika
terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di luar
rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Tujuan asuhan pada bayi baru lahir,
yaitu untuk deteksi dini adanya komplikasi, meningkatkan kesehatan bayi baru lahir,
mendeteksi kelainan yang perlu diberikan tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran dengan melakukan asuhan
berupa penilaian bayi baru lahir segera setelah lahir, perlindungan termal, merawat tali
pusat, inisiasi meyusu dini, pencegahan perdarahan, pencegahan infeksi mata,
pemberian imunisasi Hepatitis B, pemberian ASI selanjutnya, pemeriksaan BBL,
metode kangguru, pemeriksaan fisik secara sistematis head to toe. Pemeriksaan BBL
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko terbesar
kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama
24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama
dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu
atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa. Pemerintah
merancang beberapa program untuk bayi baru lahir seperti program JALIN dan
Pelayanan Neonatal Esensial untuk menekan angka kematian BBL.

3.2 Saran
Bayi baru lahir sangat rentan terkena infeksi karena masih dalam kondisi yang
sensitive, dengan demikian penanganan yang dilakukan atau asuhan yang diberikan harus
sesuai dengan prosedur. Pemerintah seharusnya membuat rancangan program baru untuk
asuhan bayi baru agar kedepan jauh lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Awalirrokhmah, Entin, dkk. _. "Asuhan Bayi Baru Lahir Normal".


http://mutika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/57095/II+Asuhan+Bayi+Baru+La
hir+Normal.docx#:~:text=Asuhan%20bayi%20baru%20lahir%20merupakan,dini%20a
danya%20kelainan%20dan%20komplikasi (diakses tanggal 20 Mei 2021 pukul 08.54
WITA).

Eprints.poltekesjogja. ac.id,"Bab II Tinjauan pustaka".


http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2324/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 19
Mei 2021 Pukul 21.00)

Kemenkes RI. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahr Berbasis
Perlindungan Anak. https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/panduan-yankes-
bbl-berbasis-perlindungan-anak.pdf ( diakses pada tanggal 20 Mei 2021)

Lubis, E. 2019. "Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
NY.RA Di Puskesmas Amplas Kecamatan AMmplas Kota Madya Medan Tahun
2018".
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1001/1/LTA%20ERNA%2
0WATI%20NIM%20P07524117110%20PDF.pdf (diakses tanggal 20 Mei 2021 pukul
09.03 WITA).

Repository.unimus.ac.id."Bab II Tinjauan Teori".


http://repository.unimus.ac.id/1723/4/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 20 Mei
2021 Pukul 10.00)

13

Anda mungkin juga menyukai