Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang
yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi adakalanya lebih baik apabila
negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.[17]
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
2. Hukum
Dengan adanya keterkaitan erat antara perdagangan internasional dan keuangan, Rafiqul
Islam mendefinisikan "hukum perdagangan dan keuangan ("international trade and finance law")
sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip, norma dan praktek yang menciptakan suatu pengaturan
(regulatory regime) untuk transaksi-transaksi perdagangan transnasional dan sistem
pembayarannya, yang memiliki dampak terhadap perilaku komersial lembaga-lembaga
perdagangan.12 Kegiatan-kegiatan komersial tersebut dapat dibagi ke dalam kegiatan
"komersial" yang berada dalam ruang lingkup hukum perdata internasional atau Conflict of
Laws; perdagangan antar pemerintah atau antar negara, yang diatur oleh hukum internasional
publik.13Dari batasan tersebut tampak bahwa ruang lingkup hukum perdagangan internasional
sangat luas.14 Karena ruang lingkup kajian bidang hukum ini sifatnya adalah lintas batas atau
transnasional, konsekuensinya adalah terkaitnya lebih dari satu sistem hukum yang berbeda.
3. Penyebab Terjadinya
4. Perubahan Pola
Pola perdagangan internasional antar negara mengalami perubahan yang pesat. Pada
awalnya ekspor dan impor antar negara dilakukan pada jenis komoditas yang berbeda
berdasarkan keunggulan komparatif. Dalam perspektif industri, pola tersebut dinamakan dengan
inter-industry trade. Namun, pada saat ini perdagangan global didominasi oleh intra-industry
trade (IIT) yang bertumpu pada diferensiasi produk dan economies of scale. IIT memungkinkan
suatu negara memproduksi dan melakukan perdagangan jenis komoditas yang relatif sama
dengan negara partner dagang. Berdasarkan jenisnya, IIT terdiri dari vertical IIT (VIIT) dan
horizontal IIT (HIIT) dimana VIIT mempertimbangkan perbedaan dalam kualitas komoditas
sedangkan HIIT tidak.
Perkembangan IIT cenderung terjadi pada perdagangan antar negara dalam suatu
kawasan yang terikat oleh integrasi ekonomi (blok perdagangan) seperti ASEAN (AFTA) dan
asia pasifik (NAFTA). Pada kasus produk elektronik dan telematika di ASEAN-5 (Indonesia,
Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura), perdagangan tumbuh pesat sejak tahun 2001. Pada
periode 2001-2016 Singapura menghasilkan nilai perdagangan terbesar, yaitu sekitar US$ 387,2
juta atau rata-rata sekitar US$ 25,6 juta per tahun. Pada periode yang sama Filipina
menghasilkan nilai perdagangan terkecil, yaitu sekitar US$ 50,3 juta atau rata-rata sekitar US$
3,3 juta per tahun. Meskipun nilai perdagangan Indonesia rendah, tetapi memiliki pertumbuhan
tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya, yaitu rata-rata sekitar 31,3 persen per
tahun. Sementara itu, sebagai salah satu negara dengan kekuatan terbesar di dunia, China
memiliki pertumbuhan perdagangan produk elektronik dan telematika lebih pesar daripada
ASEAN-5. Bahkan sejak tahun 2005 nilai ekspor dan impor China masing-masing melebihi nilai
total ekspor dan impor ASEAN-5.