Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN PADA BAYI A 13 BULAN DI CIPERNA


TAHUN 2020

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan Komprehensif

Disusun Oleh :

Gita Ningtias
P2.06.24.6.17.022

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat serta berkat-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pertumbuhan Dan
Perkembangan Pada Bayi A 13 Bulan Di Ciperna Tahun 2020” dalam rangka
untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif.
Dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada yang terhormat :
1. Elfi SST., MPH selaku kepala program studi DIV Kebidanan Cirebon
2. Rinela Padmawati, SST., MPH selaku penanggung jawab praktik kebidanan
komprehensif
3. Neneng Marini, ST. Keb selaku dosen pembimbing
Penulis menyadari bahwa pada laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
di laporan yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
pembaca yang berminat dalam pelayanan kebidanan kasus pertumbuhan dan
perkembangan bayi, balita dan anak. Atas segala perhatiannya penulis
mengucapkan banyak terimakasih.

Cirebon, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pertumbuhan ................................................................................................4
B. Perkembangan...............................................................................................4
C. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak....................................5
D. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan ...................5
E. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan...........................................7

F. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak.............................9

F. Pemeriksaan Kuesioner KPSP...................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................13


BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB
ii I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia
merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat
berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak, salah satunya adalah faktor keturunan atau genetika. Pertumbuhan dan
perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0
sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”.
Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan
tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila
terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden
age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah. Pemantauan tumbuh kembang
anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Kedua proses
ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-
sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas
penggunaannya (Endrayarni, 2013). 
Pertumbuhan merupakan komponen penting dalam menilai status nutrisi
dan dapat digunakan sebagai indikator dari kesehatan/kesejahteraan individu
maupun populasinya. Gangguan pertumbuhan masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. Data sementara Survei Kesehatan Nasional 2008 menunjukkan
bahwa prevalensi perawakan pendek 37 persen pada balita yang diakibatkan
selain oleh karena kurangnya pasokan gizi saat pertumbuhan, juga berat saat lahir
di bawah standar 2,5 kilogram. Menurut hasil Susenas 2005, prevalensi anak
balita yang mengalami gizi kurang (underweight)sebesar 28 persen, sedangkan
(wasting) sebesar 15,5 persen. Oleh karena itu, kegiatan deteksi pertumbuhan
masih perlu ditingkatkan (Endrayarni, 2013). 

4
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya 2
satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah
perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental
delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua
atau lebih ranah perkembangan. Secara garis besar, ranah perkembangan anak
1
terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa / bicara, dan personal sosial /
kemandirian. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan
perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum
diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5
tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (Endrayarni, 2013).
Berkaitan dengan hal tersebut, oleh karenanya dalam makalah ini penulis
akan membahas tentang kasus pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia 13
bulan dengn menggunakan instrument KPSP serta asuhannya..

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana asuhan
kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi 13 bulan di Ciperna tahun
2020?”

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi A 13 bulan di Ciperna tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif secara terfokus pada
asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13
bulan di Ciperna tahun 2020
b) Mampu melakukan pengkajian data objektif secara terfokus pada
asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13
bulan di Ciperna tahun 2020

5
c) Mampu melakukan analisis yang tepat pada asuhan kebidanan
3
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13 bulan di Ciperna
tahun 2020
d) Mampu melakukan penatalaksanaan yang tepat sesuai kebutuhan pada
asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13
bulan di Ciperna tahun 2020
e) Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan

D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai menambah
wawasan yang bermanfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan dan sebagai kontribusi untuk perkembangan ilmu pelayanan
kebidanan khususnya dalam hal kesehatan anak, serta sebagai bahan
referensi dan studi pustaka dalam pendokumentasian asuhan kebidanan.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak Serta meningkatkan
asuhan kebidanan fisiologis dalam memberikan pelayanan serta asuhan
sehingga dapat ditangani secara cepat dan tepat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PERTUMBUHAN
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran- ukuran tubuh, baik
fisik(anatomi) maupun struktural dalam arti sebagian atau keseluruhan.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu.
Seorang anak tumbuh dari kecil menjadi besar. Ukuran besar dan kecil dapat
dicontohkan dengan perubahan berat badan dari ringan menjadi lebih berat
atau dengan perubahan tinggi badan dari pendek menjadi tinggi. Seorang

6
anak dilahirkan memiliki garis pertumbuhan normal masing-masing. Garis
pertumbuhan normal ini ada yang berada di garis median, ada yang lebih
rendah dan ada yang lebih tinggi. Dalam kenyataannya kita sering lihat ada
anak yang berat badannya berada dibawah garis merah, atau ada pada pita
berwarna kuning dan ada yang terletak pada pita hijau, tetapi garis
pertumbuhan mereka mengikuti garis pertumbuhan normal (Fadlyana, 2015)
Menurut Strathearn et al (2001) pertumbuhan (growth) secara umum erat
kaitannya dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, biasa di
ukur dalam ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau keseluruhan (Depkes, 2006).

B. PERKEMBANGAN
1. Perkembangan
Perkembangan didefinisikan sebagai bertambahnya struktur dan fungsi
tubuh yang lebih rumit dalam hal kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan
hasil kematangan dari hubungan berbagai sistem tubuh. Untuk dapat
berbicara, misalnya, dibutuhkan kematangan hubungan antara sistem saraf
5
pusat dengan pita suara, otot- otot daerah mulut dan lidah, serta kemampuan
untuk memproses kata –kata dan memahaminya.  Perkembangan dimulai dari
yang paling sederhana hingga makin kompleks. Anak awalnya akan
4
mengoceh tanpa arti, kemudian mulai mengucap satu kata, serta akhirnya
mulai memahami kata –kata lain dan bisa berbicara satu kalimat penuh.
(Endrayarni, 2013)

C. TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


Menurut Tanuwijaya (2003) menyatakan, tentang tahapan tumbuh kembang
anak yang terbagi menjadi dua, yaitu masa pranatal dan masa postnatal. Setiap
masa tersebut memiliki ciri khas dan perbedaan dalam anatomi, fisiologi,

7
biokimia, dan karakternya. Masa pranatal adalah masa kehidupan janin di dalam
kandungan. Masa ini dibagi menjadi dua periode, yaitu masa embrio dan masa
fetus. Masa embrio adalah masa sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8
minggu, sedangkan masa fetus adalah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran.
Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari lima periode.
Periode pertama adalah masa neonatal dimana bayi berusia 0 - 28 hari
dilanjutkan masa bayi yaitu sampai usia 2 tahun. Masa prasekolah adalah masa
anak berusia 2 – 6 tahun. Sampai dengan masa ini, anak laki-laki dan perempuan
belum terdapat perbedaan, namun ketika masuk dalam masa selanjutnya yaitu
masa sekolah atau masa pubertas, perempuan berusia 6 – 10 tahun, sedangkan
laki-laki berusia 8 - 12 tahun. Anak perempuan memasuki masa adolensensi atau
masa remaja lebih awal dibanding anak laki-laki, yaitu pada usia 10 tahun dan
berakhir lebih cepat pada usia 18 tahun. Anak laki-laki memulai masa pubertasa
pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun Tanuwijaya (2003).

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut. Faktor internal
6
terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin,
kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras
tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang
daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki.(Nur, 2009)
Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki,
kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih
cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang
menderita Sindroma Down. Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan
juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor

8
lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi. Gizi merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir,
anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak
tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna
(Nur, 2009).
Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002)
menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18
bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil,
pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Perkembangan anak juga
dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan/stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam
mencapai perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak
dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya
pengetahuan. (Tanuwijaya, 2003).

E. DETEKSI DINI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin
sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh
kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut
juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh
kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan
serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa

9
kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan
umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh
kembang yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997).
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu
penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-masing
penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar utama
dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku
(standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus dilakukan
dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu
untuk menilai kecepatan pertumbuhan. Parameter ukuran antropometrik yang
dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan,
lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh,
dan panjang tungkai.
Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen
Pembinaan Kesmas, 1997) dan Narendra (2003) macammacam penilaian
pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah: 1) Pengukuran Berat Badan
(BB) Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan
keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu
Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik
pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan. 2)
Pengukuran Tinggi Badan (TB) Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia
2 tahun dilakukan dengan berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan
8
dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS
yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan. 3) Pengukuran Lingkar
Kepala Anak (PLKA) PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan
tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada
pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat.
Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil
rerata 3 kali pengukuran sebagai standar. Untuk menilai perkembangan anak
banyak instrumen yang dapat digunakan. Salah satu instrumen skrining yang

10
dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II
(Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk
menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d
< 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali
dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama.
Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi
diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan
seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai
tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-
tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan
merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di
masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun
lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak
dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian
Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST
II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-
adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen
penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di
masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik
halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan,
memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah.
Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan
9
bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan
gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku
anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar bagaimana
seorang anak menggunakan kemampuannya (Nur, 2009).

F.GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

11
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi,
dan perilaku.
1. Gangguan Pertumbuhan Fisik
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas
normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat
badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara
mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak.
Menurut Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari
120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal.
Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak
mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.
Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam
mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran
lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan
serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada
anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya
merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari
normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis
ataupun hanya merupakan variasi normal.
Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis
gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah
maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus,
ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik,
glaukoma, dan lain sebagainya. (Soetjiningsih, 2003). Sedangkan ketulian
pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural.
Menurut Hendarmin (2000), tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor
prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi
TORCH yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang

12
10

sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait
dengan otitis media (Nur, 2009).
2. Masalah Perkembangan
a) Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah
kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral
palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai
akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum
tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti
muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan
berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik
selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta
kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk
belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat
mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.
b) Gangguan perkembangan bahasa
Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system
perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan
motorik, psikologis, emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008).
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai
faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia
rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang
terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat
disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan
serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan perkembangan
11
bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar
anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003
c) Gangguan Emosi dan Perilaku

13
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai
gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu
gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi
khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak.
Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah,
kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami
trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme
serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut Widyastuti (2008)
autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan
komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan
terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh
seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab.

G. PEMERIKSAAN KUESIONER PRA SCREENING PERKEMBANGAN


1. Definisi
Anak mempunyai ciri yang khas yang berbeda dengan dewasa adalah
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Dalam upaya
meningkatkan kualitas anak untuk tercapainya tumbuh kembang yang
optimal maka terpenuhi: (1) kebutuhan dasar anak tersebut (2) deteksi dini
adanya keterlambatan perkembangan.(3) intervensi dini .
Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya
keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI bersama
DEPKES menyusun penggunaaan KPSP sebagai alat praskrening
perkembangan sampai anak usia 6 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap 3
bulan untuk di bawah 2 tahun dan setiap 6 bulan hingga anak usia 6
tahun.Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal/sesuai umur
atau ada penyimpangan. Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan
anak dalam 4 sektor perkembangan yaitu : motorik kasar, motorik halus,
bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian.

14
12

2. KPSP Anak Usia 12 Bulan

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 SOAP TUMBUH KEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. A 13 BULAN DENGANTUMBUH


KEMBANG NORMAL SESUAI USIA

Hari, tanggal : Jumat, 23 Oktober 2020


Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ciperna

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata Anak
Nama : By. A
Tanggal Lahir : 21-09-2019 (13 bulan)
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Biodata Orang Tua
Nama : Ny. I / Tn A
Usia : 29 tahun/29 tahun
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SD/SMA
Pekerjaan : Pedagang/ Supir
Alamat Ciperna-Tutugan
:
3. Riwayat
Anak datang bersama ibunya, respon keluarga terhadap anak baik, tidak
ada keluhan. Anak tidak pernah sakit sampai di rawat di rumah sakit.
Lahir normal di tolong oleh bidan. Berata badan lahir 3.400 gram,
Panjang lahir 48 cm. ASI secara eksklusif sampai 6 bulan. Imunisasi
dasar lengkap
B. DATA OBJEKTIF

16
14
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
13
3. TTV
- Nadi : 89 x/menit
- Pernapasan : 30 x/menit
- Suhu : 36,7oC
4. Antropometri
- BB : 10 kg
- TB : 72 cm
5. Mata : Konjungtiva an anemis, Skela an
: ikterik
6. Leher : Tidak ada pembesaran kejenjar tiroid
: maupun limfe
7. Perkembangan : Skor 10
- Gerak motoric halus Baik
- Gerak motoric kasar Baik
- Bahasa Baik
- Sosialisasi Baik
C ANALISIS
By A 13 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai usia

17
D PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan anak: Hubungan baik terbina
2. Melakukan informed concent sebelum pemeriksaan: Ibu bersedia
anaknya di periksa
3. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu: Respon ibu baik
4. Memberikan pujian karena telah mengasuh anaknya dengan baik: Respon
ibu baik
5. Menganjurkan menstimulasi anak sesuai dengan perkembangannya: Ibu
bersedia
6. Mengingatkan ibu untuk pemeriksaan KPSP lagi 3 bulan selanjutnya:
Respon ibu baik

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif, By. A lahir tanggal 21-


09-2019 dan tanggal pemeriksaannya adalah 23-10-2020, sehinggan By. A
telah berumur 13 bulan lebih 2 hari dan menggunkan KPSP yang 12 bulan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam (Maddeppungeng, 2018)
menyatakan bahwa dalam formulir KPSP berdasarkan tanggal lahir dan
tanggal pemeriksaan seperti ( bila usia >16 hari dibulatkan 1 bulan) Bayi
premature ≤ 35 minggu dan usia di bawah 2 tahun pakai usia koreksi.
Berdasarkan hasil data objektif, diperoleh hasil TTV : suhu normal
yakni 36,7oC. Hal ini sesuai teori bahwa suhu normal pada anak adalah
36,5-27,5oC. Berdasarkan hasil data objektif, diperoleh hasil TTV nadi
By. A adalah normal yakni 80 x/menit. Hal ini sesuai teori bahwa nadi
normal pada anak adalah 80-150 x/menit. Berdasarkan hasil data objektif,
diperoleh hasil TTV pernapasan By. A adalah normal yakni 30 x/menit.
Hal ini sesuai teori bahwa nadi normal pada anak usia 1-2 tahun adalah
20-30 x/menit (Marista, 2019)

18
Berdasarkan hasil data objektif, diperoleh hasil pengukuran
antropometri, Berat badan By. A adalah normal yakni 10 kg dan tinggi
badannya 72 cm. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Berat badan anak usia
1- 2 tahun adalah 7,7- 13,7 kg. Sedangkan untuk tinggi badan adalah 68-
92 cm(Marista, 2019).
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri (BB dan TB) dengan usia
anak, diperoleh hasil status gizi atu di sebut dengan z score. Status gizi
pada By. A adalah normal. Berdasarkan BB/PB hasil z-score nya adalah
kurang dari +2 SD artinya status gizinya normal. Berdasarkan PB/ Usia
hasil z scorenya adalah -1 artinya anak ideal. Hal ersebut sesuai dengan
teori tentang kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan
16
indeks BB/PB dengan status gizi baik nilai z-scorenya adalah -2 sampai 2
SD (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan hasil perkembangan yang dinilai melalui KPSP, By A
memiliki skor 10 artinya normal. By. A telah mampu mencari sesorang
15
bila sedang bermain petak umpat, mampu menggenggam benda seperti
pensil, berdiri selama 30 detik, mampu mengucapkan dua suku kata,
mempu mengangkat badan ke posisi dukud dan berdiri, menunjukan
ekspresi kepada orang yang telah di kenal dan baru dikenal, mengambil
benda kecil dengan dua jari, mampu duduk sendiri tanpa bantuan, meniru
dua kata, mempertemukan kubus kecil yang dia pegang. Hal ini sesuai
dengan teori dimana kesimpulan KPSP menunjukkan Skor 9-10 : SESUAI
5 Skor 7-8 : MERAGUKAN SKOR (Maddeppungeng, 2018).
Berdasarkan hasil analisis dan penatalaksanaannya, secara
keseluruhan pertumbuhan dan perkembangan By. A normal sesuai dengan
usia.Untuk asuhannya, pemeriksa menganjurkan ibu untuk selalu
semangat dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
pada anaknya. Hal ini sesuai dengan teori, bila hasil Sesuai beri pujian ibu
karena telah mengasuh anak dengan baik. Teruskan pola asuh sesuai
dengan tahapan perkembangan. Beri stimulasi perkembangan anak setiap

19
saat, sesering mungkin, sesuai usia dan kesiapan anak. Ingatkan untuk
pemeriksaan KPSP pada usia 3 bulan selanjtnya (Maddeppungeng, 2018).

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. A usia 13 bulan
dapat disimpulkan bahwa penulis:
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif secara terfokus pada
asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13
bulan di Ciperna tahun 2020
b) Mampu melakukan pengkajian data objektif secara terfokus pada
asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13
bulan di Ciperna tahun 2020
c) Mampu melakukan analisis yang tepat pada asuhan kebidanan
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13 bulan di Ciperna
tahun 2020

20
d) Mampu melakukan penatalaksanaan yang tepat sesuai kebutuhan pada
asuhan kebidanan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi A 13
bulan di Ciperna tahun 2020
e) Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan

B. SARAN
Diharapkan bidan maupun calon bidan dapat melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif sehingga mampu meningkatkan angka
kesehatan pada anak dan menurunkan angkat kesakitan dan kematian pada
anak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Endrayarni, B. M. (2013). PENTINGNYA MEMANTAU PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN ANAK. IDAI.
Fadlyana, E. (2015). PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK. IDAI.
Kemendikbud RI. (2013). Permendikbud No 109 2013 ttg Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi. Permendikbud
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi, 1–6.
Kemenkes, R. (2011). Standar Antropomrtri Penilaian Status Gizi Anak.
Maddeppungeng, M. (2018). Buku panduan kuesioner pra skrining perkembangan
(KPSP). Buku Panduan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (Kpsp), 1–
25.
Marista, A. S. (2019). TTV Normal, Bayi Baru Lahir, Balita dan Anak.
Honestdoc.

21
Nur, C. A. (2009). DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK Atien Nur Chamidah. Jurnal Pendidikan
Khusus, vol.1 no.3, 1–8.

22

18

Anda mungkin juga menyukai