Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 96
Nama Mata Pelatihan : Nasionalisme
Nama Peserta : Hidayat Pulungan, S.KM
Nomor Daftar Hadir : 19
Unit Kerja : Puskesmas Batang Bulu
Widyaswara : Dr. Abd. Rajab, MM.
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP) Sumatera Utara

A. Pokok Pikiran
Nasionalisme merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat Indonesia terhadap
bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai Pancasila. Sebagai ASN kita harus memiliki
rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, yang kemudian diaktualisasikan ke dalam
fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945. Sehingga diharapkan Nasionalisme
dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi pada kepentingan public, bangsa, negara,
dan menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar dalam
menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos kerja,
tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat,
dan bijaksana.
5. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas antara lain pada
ranah berikut:
1. Kebijakan publik
Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki orientasi pada kepentingan
public, menempatkan kepentingan public, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya serta
kepentingan nasional diatas kepentingan sectoral atau golongan
2. Pelayanan publik
Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani yang disesuaikan dengan
kode etink ASN. Bersikap adil, tidak diskriminatid, professional dan berintegritas dalam
memberkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan
public.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa
Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi
untuk menjaga kedaulatan negara dan pemersatu bangsa serta mengupayakan sutuasi yang damai
di seluruh Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Profil Tokoh
Haji Agus Salim, lahir dengan nama Masyhudul Haq, lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra
Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 dan meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954
pada umur 70 tahun. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Haji Agus Salim
ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961
melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua
di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI
antara lain:
 Anggota Volksraad (1921-1924)
 Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
 Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
 Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir
pada tahun 1947
 Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
 Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia,
sehingga kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat
Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan pada tahun 1950 sampai akhir hayatnya
dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.
B. Penerapan
Penerapan Nasinalisme dalam pelayanan kesehatan.
Sebagai pelayan masyarakat dalam melayani kesehatan, nilai-nilai nasionalisme secara utuh
dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari penerapan sila pertama sampai sila
kelima. Adapun pelaksanaan pelayanan kesehatan untuk mengimplementasikan nilai
nasionalisme dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:
1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu Hormat menghormati antara tenaga
kesehatan dan masyarakat sehingga terbina kerukunan hidup antar Agama. Kemudian,
Tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat walaupun
terdapat perbedaan agama.
2. Penanaman nilai-nilai Pancasila lainnya adalah Sebagai tenaga kesehatan wajib
menjunjung tinggi nilaikemanusiaan, memberikan pelayanan yang terbaik untuk
masyarakat tanpa membedakan suku ataua rasnya. Kemudian memberikan soulusi terbaik
untuk semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat bisa dengan cara
bermusyawarah dengan masyarakat sebagai contoh dilaksanaknnya Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
3. Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehaan, memberikan pelayanan yang terbaik
untuk masyarakat merupakan sebuah kewajiban.Bukan semata-mata hanya karena uang.
Ketulusan melayani tanpa membeda-bedakan satu sama lain merupakan salah satu
implementasi darisila yang terkandung dalam pancasila.

Padang Lawas, 19 Oktober 2020


Peserta Latsar

Hidayat Pulungan, S.KM


NIP.199407022019031007

Anda mungkin juga menyukai