Anda di halaman 1dari 7

Failure Analysis – 01 – Tugas 01 – Madioti – 1806149513

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari kerusakan material !

Kerusakan adalah kondisi ketidakmampuan komponen dari suatu perangkat untuk


berfungsi sebagaimana mestinya; kerusakan tidak terjadi harus melibatkan kerusakan
yang signifikan (fracture) pada komponen.

Kondisi umum dari kerusakan material dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

1. Apabila tidak dapat dioperasikan.

2. Masih dapat beroperasi, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

3. Kerusakan serius atau tidak aman untuk digunakan.


2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu material teknik!

Penyebab kerusakan disebabkan karena terjadi beberapa kesalahan pada hal- hal tertentu, yakni

a) Design, dimensi yang tidak sesuai pada saat penggunaannya.

b) Material Selection, memilih material harus mempertimbangkan sifat fisik, kimia


serta mekanik. Contoh salah memilih material adalah penggunaan keramik pada
pembebanan spontanitas. Pada pembebanan spontanitas dibutuhkan material yang
tangguh.

c) Imperfection, ketidaksempurnaan material yaitu berupa cacat (porositas, inklusi,


laminasi, segregasi) yang timbul pada saat proses pembuatan dilakukan seperti
proses forging, rolling, casting dan sebagainya. Contoh ketidaksempuranaan
material yaitu porositas yang dapat memberikan microsite sebagai tempat
terjadinya korosi serta menurunkan densitas komponen dan kekuatannya.

d) Production Method, salah dalam proses pembuatan dapat disebabkan oleh


karena rolling (laminasi dan inklusi), casting (pori, pengkerutan, segregasi dan
coldshut), heat treatment (dekarburisasi, scale, improper microstructure dan
over/under tempered), machining dan welding (pori, retak, lack of penetration dan
undercut).

e) Assembly, salah dalam penyatuan (assembly) dapat disebabkan oleh operator


error, improper rivet, inaccurate dan incomplete. Contoh salah dalam penyatuan
yaitu apabila rivet yang digunakan tidak layak maka rivet tersebut tidak dapat
menopang pembebanan bada saat suatu komponen bekerja.

f) Operating Condition, kondisi operasi meliputi kecepatan, pembebanan,


temperatur, serta zat kimia pada lingkungan. Contoh penyebab kerusakan karena
kondisi operasi yang tidak sesuai adalah kondisi operasi kapal titanic pada daerah
kutub yang bersuhu rendah sangat ekstrim. Kapal titanic yang dibuat dengan
material yang memiliki perilaku ductile-brittle transition berubah sifat dari ductile
menjadi brittle karena suhu operasi di daerah kutub sangat rendah.

g) Maintenance, contoh dari salah perawatan yaitu pada komponen yang saling
bergesekan seperti rantai dan gerigi tidak diberi lubrikan secara berkala, maka
akibatnya adalah material rantai atau gerigi yang memiliki kekerasan lebih rendah
akan cepat mengalami penghilangan (pengikisan) material. Penghilangan
(pengikisan) material ini biasa disebut dengan keausan.
3. Buatlah analisis kerusakan pada “Jam Tangan” saudara yang biasa dipakai sehari-hari !

a. Baterai rusak, segera ganti yang baru untuk menghindari keluarnya cairan dari
baterai yang rusak yang dapat merusak mesin jam tangan.

b. Terkena cairan Jam tangan diusahakan selalu kering walaupun memiliki teknologi
waterproof, karena jika terkena air terus menerus akan memberikan efek merusak
dan mampu menimbulkan karat.

c. Terkena medan magnet, Hal ini harus dihindari karena jika didekatkan dengan
objek-objek tersebut akan menghasilkan gaya tarik menarik terhadap komponen
jam tangan kesayangan anda.

d. Putusnya pengait antara jam tangan dan strap atau melonggarnya lubang
pada strap, Hal ini terjadi karena pengait yang kecil tidak mampu menahan
tekanan karena ukurannya terlalu sempit; sehingga ada baiknya diganti dengan
yang lebih longgar.
4. Pelajaran apa yang diperoleh dari teknik kerusakan (failures engineering) ?

Pelajaran yang diperoleh dari teknik kerusakan (failures engineering) adalah konsep
teori-teori kegagalan yang mungkin terjadi dan dapat menganalisa jenis maupun
bentuk kegagalan pada suatu komponen berdasarkan teori-teori tersebut. Adapun aspek-
aspek yang dapat mengakibatkan suatu komponen mengalami kegagalan yaitu kondisi
operasi, perawatan, material yang digunakan, desain, serta proses fabrikasinya.
5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Jelaskan
konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan kegunaannya, berilah contoh di lapangan berikut resikonya!

Failure Mode and Effects (FMEA) adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam
memanage kualitas suatu produk. FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa
masalah kualitas yang muncul mulai dari tahap pengembangan, sehingga tindakan
koreksi dapat langsung dilakukan dan desain juga dapat langsung diperbaiki. FMEA
mengklasifikasikan jenis mode kegagalan yang muncul, kemudian menentukan
dampaknya terhadap produksi dan menjalankan tindakan koreksinya.

FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain:


a) Proses: berfokus pada analisa proses fabrikasi dan perakitan.
b) Desain: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi.
c) Konsep: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal
desain konsep.
d) Peralatan: berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum
melakukan pembelian.
e) Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum
diluncurkan ke pelanggan.
f) Sistem: berfokus pada analisa fungsi system secara global.
g) Software: berfokus pada analisa fungsi software.

Dalam menjalankan FMEA, ada 3 variabel utama, yaitu:


a. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu
potential failure mode.
b. Occurrence, yakni rating yang mengacu pada berap abanyak frekuensi
potential failure terjadi.
c. Detection, yakni mengacu pada kemungkinan motode deteksi yang sekarang
dapat mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk
produksi, untuk desain hingga proses.

Metode FMEA menggunakan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang bakal
menggambarkan area mana yang perlu jadi prioritas perhatian. RPN diukur berdasarkan
severity, occurrence & detection.
RPN =rating severity x rating occurrence x rating detection
Suatu tindakan koreksi harus dilakukan, bila:
a) Severity menunjukkan angka 9 atau 10, karena dampaknya sangat serius dan
berpotensi menghasilkan kerugian yang sangat besar, atau
b) Severity rating x occurrence rating menghasilkan angka yang tinggi, atau
c) Tidak ada aturan khusus, lakukan judgment berdasarkan analisa RPN.
Contoh :
6. Di bidang Korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection (RBI). Jelaskan konsep dan ruang
lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh di lapangan berikut resikonya!

Risk-Based Inspection (RBI) adalah analisa resiko dan proses manajemen yang berfokus
pada hilangnya penahanan dari alat yang bertekanan pada suatu fasilitas proses,
dikarenakan adanya kerusakan material. Resiko ini diatur atau ditanggulangi dengan
inspeksi alat secara berkala.

Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas beberapa kondisi yang dapat terjadi
dengan konsekwensi (biasanya negatif) yang berhubungan dengan kondisi tersebut.
Risiko dapat dihitung berdasarkan persamaa sebagai berikut:
Risiko=Probabilitas (PoF) X Konsekuensi (CoF )
Ruang lingkup dari RBI mencakup manejemen pabrik dan inspeksi dari perlatan yang
berhubungan dengan preassure dan sistem yang menjadi subyek untuk memenuhi
kebutuhan pengecekan dibawah regulasi Pressure System Safety Regulation 2000
(PSSR).

Kegunaan dari RBI antara lain:


a. Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan dan keselamatan (HSE) dan risiko
lain dari kegagalan komponen dalam pabrik.
b. Dapat mengidentifikasi secara berkala dan perbaikan atau penggantian dari
peralatan yang sudah mulai memburuk kualitasnya.
c. Menghemat biaya yang dikeluarkan dengan meningkatkan efektifitas inspeksi.

Tabel RBI/RBT :

Anda mungkin juga menyukai