Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny
Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny
K
DENGAN PERSALINAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS RAWAT
JALAN SUNGAI KUNYIT KABUPATEN MEMPAWAH
TAHUN 2020
Diusulkan Oleh:
SRI ANDAYANI
192143025
i
BIODATA
Riwayat Pekerjaan :
1. Bidan PTT di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit Tahun 1996 –
2006
ii
2. PNS di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit Tahun 2007 –
sampai sekarang
KATA PENGANTAR
iii
Alhamdulilah puji dan syukur Penulis panjatkan kepada allah SWT, atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan stase
Persalinan Fisiologis dan Holistik dalam kegiatan praktik klinik Program Profesi
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Dalam penyusunan Laporan Kasus ini, penulis menemukan berbagai
hambatan dan kesulitan. Namun penulis banyak mendapatkan bimbingan dari Ibu
Lydia Febri Kurniatin, M.Keb selaku Pembimbing Utama dan Ibu Jurairiah,
A.Md Keb selaku Clinical Instructure yang telah memberikan arahan, perhatian
serta masukan kepada penulis.
Dengan terselesaikannya Laporan Kasus ini, perkenankan pula penulis
untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Didik Hariyadi, S. Gz, M. Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. Hj. Erlina, S.H.,M.H selaku Bupati Kabupaten Mempawah yang mendukung
dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di kabupaten Mempawah.
3. Jamiril, SKM Selaku kepala dinas kesehatan kabupaten Mempawah beserta
jajaran nya yang memfasilitasi penyelesaian Laporan Kasus ini.
4. Dini Fitri Damayanti, S. SiT, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
5. Riska Regia Catur Putri,S.S.T.,M.K.M selaku Ketua Program Profesi Bidan.
6. Lydia Febri Kurniatin, M.Keb selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.
7. Jurairiah, A.Md Keb selaku Kepala Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
dan Clinical Instructure yang telah memberikan masukan dan bimbingan
kepada penulis.
8. Kedua orang tua saya yang selalu setia mendoakan, memberikan dukungan
dan memberikan semangat dalam menyelesaikan pendidikan ini.
9. Suami dan anak-anak saya tersayang yang selalu memberikan inspirasi,
motivasi, cinta serta doa yang tulus dan ikhlas dalam menjalani pendidikan.
10. Seluruh dosen, instruktur dan staf Jurusan Kebidanan Poltekkeks Kemenkes
Pontianak serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini.
iv
11. Teman-teman seperjuangan Mahasiswi Program Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak yang saling mendukung dan
memotivasi untuk keberhasilan bersama serta semua pihak yang tidak dapat
penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Laporan
Pendahuluan ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan
laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan Kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan Laporan Pendahuluan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Kasus ini berguna bagi pembaca
dan tenaga kesehatan umumnya serta penulis dan tenaga bidan khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………….………………….……..i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………….………………….…..ii
v
BIODATA…………………………………………………………...………..….iii
KATA PENGANTAR………………………………………………...……..……v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................6
D. Manfaat......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
A. Persalinan .................................................................................................8
B. Tinjauan Teori Kasus..............................................................................24
BAB III TINJAUAN KASUS…………………......…………………………..…27
A. Manajemen Pengkajian Kasus.................................................................27
B. Manajemen Asuhan Kebidanan…………………………..…..…………...….33
BAB V PEMBAHASAN……………………...………………………………………63
A. Kala I………………………..…………..……………………………………..63
B. Kala II……………………..……………..…………………………………….67
C. Kala III…………………………..………………..……………………………68
D. Kala IV………………………..…………………………………………….....73
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat………… ……………………..75
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………......77
A. Kesimpulan…………………………….……………………………………..77
B. Saran………………………………………………….………………………..78
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh
ibu, prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap (JNPK – KR, 2008. Hal: 37)
1
2
KIA, Kemenkes RI, 2014). Dari beberapa masalah yang dapat timbul
saat persalinan tersebut dapat menyumbangkan angka kematian ibu di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Persalinan Merupakan Proses yang berjalan secara fisiologis, akan
tetapi hal tersebut tidak selalu berjalan lancar, Untuk itu Berdasarkan uraian
di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah ini adalah “Bagaimana
penatalaksanaan asuhan Persalinan pada Ny. K, 32 tahun dengan
Persalinan Fisiologis di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit?”
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan manajemen asuhan Persalinan secara tepat
pada Persalinan Normal
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data pada Ny.K di
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
b. Mampu menginterpretasikan data dan diagnosa dan kebutuhan
pada Ny.K di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
c. Mampu melakukan identifikasi diagnosa, masalah potensial
pada Ny.K di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
d. Mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada Ny.K di
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
e. Mampu menyusun rencana yang dibuat berdasarkan
interpretasi data pada Ny.K di Puskesmas Rawat Jalan Sungai
Kunyit.
f. Mampu melakukan tindakan berdasakan rencana yang dibuat
pada Ny.K di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
g. Mampu melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan pada Ny.K di
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
h. Mampu melakukan dokumentasi pada Ny.K di Puskesmas
Rawat Jalan Sungai Kunyit.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian
asuhan kebidanan pada Persalinan Fisiologis dengan pendekatan
manejemen kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam
melaksanakan tugasnya dalam menyusun laporan kasus, membimbing
dan mendidik mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan
4
A. Persalinan
1. Asuhan kebidanan pada persalinan normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah dimana proses janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2010).
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari
serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut
merupakan proses alamiah (Rohani, 2011).
a. Tahapan-Tahapan dalam Persalinan
1) Tanda-Tanda Persalinan
2) Terjadinya his persalinan
Karakter dari his persalinan, yaitu :
a) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan.
b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin
besar.
c) Terjadi perubahan pada serviks.
d) Jika pasien menambah aktifitasnya, misalnya dengan
berjalan, dan mengerjakan pekerjaan sehari-hari
dirumah maka kekuatannya bertambah.
5
6
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan bayi untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara kedua klem tersebut
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat berkontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
16
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi
berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan pasang topi di kepala bayi. Biarkan bayi tetap melakukan
kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusui dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara
b) Biarkan bayi di dada ibu selama satu jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
Penatalaksanaan Aktif Kala III
33) Pindahkan klem pada tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan talipusat
35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi penegangan tali
pusat tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting
susu
18
Mengeluarkan plasenta
36) Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. Jika
plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
(1) Berikan dosis ulangan oksitoksin 10 unit IM
(2) Lakukan katerisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh
(3) Minta keluarga menyiapkan rujukan
(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi pendarahan, segera lakukan plasenta
manual
37) Saat plasenta muncul di inroitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
ketuban kemudian gunakan jari-jari tangan atau klen DTT atau
steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.
Menilai Pendarahan
39) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantung plastik atau tempat khusus.
40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan. Bila
ada robekan yang menimbulkan pendarahan aktif, segera lakukan
penjahitan
Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
pendarahan pervaginan
42) Cuci tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % dan
membilasnya dengan air DTT kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Evaluasi
43) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan kandung kemih
kosong
44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
45) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46) Memeriksa denyut jantung
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-
60 kali/menit)
Kebersihan dan keamanan
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk didokumentasikan (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah di dokumentasikan
49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
20
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan Asuhan Kala IV.
f. Observasi persalinan dengan menggunkan partograf
Observasi persalinan dengan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm.
kemudian,petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut:
1) Denyut jantung janin
2) Air ketuban
a) U : selaput ketuban utuh
b) J : air ketuban jernih
c) M : bercampur meconium
d) D : bercampur darah
e) K : kering
3) Perubahan bentuk kepala janin (molase)
a) 0 : sutura masih terpisah
b) 1 : sutura menempel
c) 2 : sutura tumpang tindih tapi masih bisa diperbaiki
d) 3 : sutura tumpang tindih dan tidak bisa diperbaiki
TINJAUAN KASUS
A. Manajemen Pengkajian Kasus
Tanggal / jam masuk : 14/06/2020
Tanggal / jam pengkajian : 09.00 Wib
Tempat pengkajian : Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
Pengkaji : Sri Andayani
No Register : 141
Data Subjektif ( S )
1. Identitas
Klien Suami
Nama : Ny. K Tn. B
Umur : 32 th 37 th
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Melayu Melayu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Supir
Alamat : Dusun Karya Utama, RT
rumah 007/RW 002, Desa Bukit Batu
-
2. Riwayat menstruasi
TP : 17 Juni 2020
26
27
3. Riwayat kesehatan
• Operasi yang pernah dialami : Tidak pernah
• Penyakit yang pernah diderita : Tidak pernah
• Pernah Alergi / makanan / obat : Tidak
• Merokok : Tidak
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit Keturunan dalam Keluarga : Tidak ada
Keturunan Kembar : Tidak ada
5. Riwayat kehamilan sekarang
Gravida : II Partus : I Abortus : 0 Mati : 0
ANC di : Puskesmas
Teratur : Ya (9 kali)
Imunisasi TT : 3 kali
7. Riwayat
psikososial
Kehamilan direncanakan : Ya
Dukungan dari keluarga : Ya
Kebiasaan selama hamil yang mempengaruhi kehamilan : Tidak ada
Status emosional : Stabil
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Tinggi badan : 149 cm
Berat badan : 62 kg
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Denyut nadi : 80 x / menit, teratur
Pernafasan : 20 x / menit, teratur
: 36,5 °C
Suhu
c. Muka
Udem : Tidak
Konjungtiva mata : Tidak pucat
Sklera mata : Tidak kuning
Pernafasan cuping hidung : Tidak
29
B. Pemeriksaan Khusus
1. Abdomen
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
TFU : 3 jari bawah px./ 30 cm
Letak janin : Memanjang
Presentasi janin : Kepala
Punggung janin : Kanan ibu
Penurunan bagian terendah Janin : : 3/5 bagian
TBBJ : 2.948 gram
Kontraksi uterus Teratur : Ya
Frekuensi : 4 X setiap 10 menit
Lamanya : 40 detik
Auskultasi DJ Teratur : Ya
Frekuensi
2. Vulva dan vagina
Varises : Tidak
Luka : Tidak
Kemerahan : Tidak
Nyeri : Tidak
30
Pemeriksaan dalam
Vagina : - Hangat : Ya
- Tumor : Tidak
Serviks : - Konsistensi : Lunak
- Posisi : Antefleksi
- Pembukaan : 7 cm
- Penipisan : 2 cm
- Udema : Tidak
- Varises : Tidak
- Tumor : Tidak
Selaput ketuban : Utuh
Bagian terendah anak : -Letak belakang kepala : Ya
-Hodge : III
-Caput succedaneum : Tidak
-Moulage : Tidak
-Bagian yang menumbung : Tidak
Keadaan panggul : -Promontorium : Tidak
-Linea Innominata : Tidak
Spina
- Ischiadicha : Tidak
-Arcus Pubis : > 90o
Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan pada tanggal : .14 Juni 2020. Pukul : 09.30 Wib.
Darah : -HB : 10.5 gr%
31
- Golongan darah : A
- Rhesus : Negatif
- lain-lain : Tidak ada
Urine : - Protein : Negatif
- Glukosa : -
- Lain-lain : -
d. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini dalam keadaan baik
Evaluasi: TD : 120/70 mmHg, R : 22x/m, N : 82x/m, S :
o
36.7 C, Kontraksi : Baik, Perdarahan : 150 cc
2) Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu mengalami t i d a k m e n g l a m i
rupture
Evaluasi : Ibu mengetahuinya
3) Melakukan pemantauan kontraksi uterus dalam 15 menit pertama
pada jam pertama, pada jam kedua setiap 30 menit sekali
Evaluasi : Kontraksi uterus ibu baik
4) Memberikan ibu makanan dan minuman pada ibu
Evaluasi : Ibu sudah makan ½ potong roti dan minum ½ botol
5) Menjelaskan tanda bahaya kala IV yaitu kontraksi yang tidak
baik ditandai oleh uterus yang tidak berkontraksi atu uterus ibu
lembek dan terjadi perdarahan secara tiba-tiba dalam jumlah yang
banyak
Evaluasi : Ibu mengetahui tanda bahaya kala IV
6) Melakukan penimbangan dan pengukuran antopometri pada bayi
Evaluasi: BB:3000 gram, PB:48 cm, LK:31 cm
7) Memberikan salep mata tetrasilin 1 % pada bayi untuk
mencegah infeksi
Evaluasi : Bayi sudah diberikan salep mata
8) Memberikan vit k dosisnya 1 mg di paha kiri bayi
Evaluasi : Injeksi vit K sudah diberikan
9) Memberikan HB0 dosis 0.05 mg di paha sebelah kanan setelah 1
jam pemberian Vit K.
Evaluasi : Injeksi Hb0 telah diberikan
10) Membersihkan ibu dengan air DTT menggunakan waslap,
memakai pembalut dan kain bersih
Evaluasi : ibu sudah terlihat nyaman
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kala I
1. Subjektif
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh dari Ny. K pada
tanggal 14-06-2020, ibu mengaku hamil 9 bulan, HPHT: 10-09-2019. TP:
17-06-2020. Dihitung dari pengakuan HPHT, usia kehamilan ibu
sekarang 39 minggu 4 hari. Ibu mengatakan mulas sejak pukul 09.00
WIB, mulas dirasakan semakin kuat dan teratur, sudah ada pengeluaran
lendir darah tetapi belum keluar air-air dari kemaluannya.
Menurut teori bahwa usia kehamilan semakin besar dan mengalami
penurunan kadar progesterone yang menimbulkan relaksasi otot-otot
rahim. Berdasarkan teori oxytocin bahwa pada akhir kehamilan kadar
oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
Mulas juga dapat terjadi karena pengaruh janin, dan juga teori
prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, hal ini juga disokong dengan
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan ( Sastrawinata, S. 1983 ).
Menurut teori, data subjectif yang didapatkan yaitu akan timbul rasa
sakit atau nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat intermiten datang
lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody
show)( Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014 ) Pada pengkajian yang
diperoleh, ibu sudah ada tanda-tanda persalinan yang sesuai dengan teori.
37
38
Pada riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu ditemukan ibu hamil
anak kedua, tidak pernah keguguran dan riwayat persalinan lalu secara
normal dan spontan ditolong oleh Bidan di Poskesdes. Persalinan terakhir
6 tahun yang lalu ditolong oleh bidan normal, tidak ada penyulit, tidak
ada riwayat perdarahan. Ibu periksa ke bidan di posyandu. Ibu jarang
minum Fe yang diberikan oleh bidan mulai trimester kedua. Ibu pernah
periksa kadar Hb tanggal 24-02-2020 = 11 gr%, tanggal 18-04-2020 =
10,5 gr%, HbsAg negatif.
Teori yang ada bahwa pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan sahli. Dari hasil pemeriksaan sahli,
kondisi Hb dapat digolongkan sebagai berikut: Hb 11 gr% = tidak
anemia, Hb 9-10 gr% = anemia ringan, Hb 7-8 gr% = anemia sedang, Hb
<7 gr% = anemia berat. Pengaruh anemia pada saat persalinan salah
satunya yaitu kala tiga dapat diikuti retensio plasenta ( Manuaba, IGB.
2008 ). Dari data yang didapatkan ibu dan teori yang ada ibu termasuk
mengalami anemia ringan.
Data perkembangan selanjutnya pukul 10.00 WIB ibu mengeluh
sudah keluar air-air dari kemaluannya. Menurut teori, kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran yang normal
terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan lebih
dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam
( Varney, Helen, dkk. 2004 ). Data yang didapat sudah sesuai dengan
teori yang ada.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. K pukul 09.00 wib, keadaan umum
ibu tampak kesakitan, kesadaran composmentis, Tanda-tanda Vital dan
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik, wajah tampak sedikit pucat.
Pada ibu hamil dengan anemia, hasil pemeriksaan akan menunjukan kulit
pucat ( Manuaba, IGB. 2008 ) Berdasarkan data dan teori yang ada, ibu
mengalami salah satu tanda gejala dari anemia.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil inspeksi: tidak
terdapat luka bekas operasi. Palpasi: TFU 3 jari bawah Prosesus
Xifoideus, Mc. Donald: 30 cm. teraba bagian keras, bulat, tidak
melenting di fundus, teraba bagian-bagian kecil di bagian kiri, teraba
39
B. Kala II
1. Subjektif
Pada pukul 10,00 wib, ibu memasuki kala II, ibu mengeluh mulasnya
semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk meneran. Menurut teori, data
subjektif yang didapatkan dari tanda gejala kala II yaitu his, menjadi lebih
kuat, pasien mulai mengejan ( Sastrawinata, S. 1983 ). Data subjektif
yang diperoleh dari ibu sudah sesuai dengan teori bahwa ibu sudah
memasuki kala II dan segera dipimpin persalinan. Selanjutnya, bayi lahir
41
spontan pukul 10.30 wib menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit
kemerahan. Kala II tidak ada penyulit, normal.
2. Objektif
Pukul 10.00 WIB dilakukan pemeriksaan kembali karena ibu
mengatakan mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk
meneran. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan pengeluaran lendir
darah semakin banyak, perineum menonjol, vulva membuka, ketuban
berwarna jernih, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban negatif, Hodge-IV, ubun ubun kecil depan,
tidak ada moulage, terdapat tekanan anus/anus terbuka. Sesuai teori yang
ada bahwa tanda gejala kala II yaitu memastikan pembukaan sudah
lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
(Varney, Helen, dkk. 2004 ) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama
50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit, pasien mulai mengejan, pada
akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka ( Sastrawinata,
S. 1983 ). Ibu sudah ada tanda gejala yang ada. Selanjutnya ibu
dipimpin bersalin. Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 10.30 WIB
menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. Kala II tidak ada
penyulit, normal.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. K, usia 31 tahun inpartu kala II, janin hidup”.
4. Penatalaksanaan
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
pembukaan lengkap dan akan dipimpin bersalin. Ibu sudah diperbolehkan
untuk meneran. Memeriksa DJJ untuk mengetahui keadaan janin baik
atau tidak, memberitahukan keadaan janin kepada ibu dan suami bahwa
keadaan janin saat ini dalam batas normal. Menyiapkan ibu dan keluarga
untuk membantu proses meneran serta memberikan support emosional.
Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu, meletakkan kain segitiga di
bawah bokong ibu, dan mendekatkan partus set. Mengajarkan ibu cara
42
meneran yang baik dan benar diantara kontraksi. Ibu dapat mengikuti dan
meneran dengan baik dan benar. Memimpin persalinan, bayi lahir spontan
pukul 10.30 WIB, menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin perempuan. Mengeringkan bayi dan mengganti
handuk yang basah dengan yang kering. Memberi selamat kepada ibu dan
bapak atas kelahiran putrinya. Selanjutnya mengecek janin kedua dan
tidak ada janin kedua.
C. Kala III
1. Subjektif
Dari data yang didapatkan bahwa ibu tidak mengalami mulas. Ibu
mengeluh masih merasa mulas pada bagian perut. Hal ini tidak sesuai
dengan teori menurut Kenneth bahwa kontraksi yang dialami ibu adalah
tidak normal, seharusnya ibu mengalami mulas karena hal itu merupakan
tanda akan segera lahirnya plasenta.
2. Objektif
Dari data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik yaitu dengan
melakukan palpasi apakah ada janin kedua atau tidak. Menurut teori,
pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk menentukan
apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen aktif kala III
( Saifudin, Abdul Bari dkk.2009)
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. K usia 34 tahun P2A0 inpartu kala III”.
4. Penatalaksanaan
Memberitahukan kepada ibu bahwa akan disuntik oxytocin untuk
membantu pengeluaran plasenta. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM
pada 1/3 paha bagian luar 2 menit setelah bayi lahir, selanjutnya menjepit
tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut bayi, menjepit
umbilical klem 2 cm dari klem pertama dan memotong tali pusat.
Meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu untuk melakukan Inisiasi
Menyusu Dini. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain yang hangat lalu
43
memakaikan topi bayi. Menurut teori, penatalaksanaan aktif pada kala III
(pengeluaran aktif plasenta) membantu menghindarkan terjadinya
perdarahan pascapersalinan, meliputi pemberian oksitosin dengan segera,
pengendalian tali pusat terkendali dan masase uterus ( Damayanti, Ika
Putri, dkk. 2014.). Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen aktif kala
III sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
E. Kala IV
1. Subjektif
Pada 2 jam pasca persalinan ibu masih merasa mulas pada bagian
perutnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kenneth bahwa ibu akan
mengalami kontraksi setelah proses persalinan karena merupakan proses
pengecilan rahim ke bentuk semula dan salah satu untuk mencegah
perdarahan setelah persalinan.
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang
luar biasa. Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dan
memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil
tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi (Damayanti, Ika Putri,
dkk. 2014).
2. Objektif
Data yang didapatkan dari pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, pernapasan 20x/menit. Wajah ibu tampak pucat tetapi tidak
ada tanda-tanda syok. TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat,
kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan genetalia tidak ada rupture
pada bagian kulit perineum dan mukosa vagina. Jumlah perdarahan 20
cc. perdarahan dalam batas normal.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. K usia 31 tahun P2A0 inpartu kala IV”.
44
4. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan kepada ibu pada kala IV yaitu Mengajarkan
ibu dan keluarga masase uterus agar rahim tetap berkontraksi dengan
baik. Menurut teori, periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase
uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk mengehentikan perdarahan. Hal
ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan
pascapersalinan. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana
memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda-tanda bahaya bagi
ibu dan bayi (Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014 ).
Membersihkan dan merapikan ibu. Membantu ibu memakai
pembalut. Membersihkan dan mendekontaminasi alat. Melakukan
pemantauan kontraksi, perdarahan, TTV Kala IV. Pemantauan 1 jam
pertama setiap 15 menit sekali dan pemantauan 1 jam kedua setiap 30
menit sekali.Memberikan ibu obat 1 tablet Amoksilin, 1 tablet Vitamin
Hufabion, 1 tablet Asam mefenamat, dan 1 tablet Fe. Pemberian Asam
mefenamat untuk ibu karena Asam mefenamat merupakan analgesik
untuk mengurangi nyeri sehingga diberikan kepada ibu untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan setelah mengalami proses persalinan.
Pemberian Amoksilin tujuannya untuk menangani dan juga mencegah
terjadinya infeksi. Jenis obat ini bekerta dengan cara membunuh atau
mencegah perkembangan infeksi akibat bakteri.
Dari data yang telah di dapatkan, tidak ada kesenjangan antara
asuhan yang diberikan dengan teori yang ada. Penanganan asuhan
kebidanan dengan retensio plasenta di Puskesmas Rawat Jalan Sungai
Kunyit sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
ada. Ny. K sudah mendapat asuhan yang cepat dan juga tepat, serta
Ny.K dapat melalui masa nifasnya dengan keadaan baik dan juga
sehat.
45
1. Faktor Pendukung
a. Klien dan keluarga sangat terbuka dan kooperatif dalam
menerima asuhan yang diberikan
b. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan
khususnya bidan di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan masukan
sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian
asuhan pada Ny. K
2. Faktor Penghambat
Selama memberikan asuhan pada Ny.K penulis tidak mengalami
hambatan yang berarti terjalinnya kerjasama yang baik antara
penulis dengan Ny,K dan keluarga serta kerjasama penulis dengan
bidan yang ada di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Data subjektif yang diperoleh dari Ny. K dapat dikaji dengan fokus dan
akurat. Tidak terdapat kesenjangan antara data yang diperoleh dengan
teori.
2. Data objektif yang didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, dan
data yang didapat terkait dengan Persalinan Normal.
3. Analisa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif yang lengkap serta
data objektif yang akurat.
4. Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan manajemen kebidanan
untuk mengutamakan keamanan, kenyamanan dan juga keselamatan
ibu. Evaluasi yang didapat ibu tidak mengalami komplikasi dan juga ibu
dapat melewati masa nifasnya dalam keadaan sehat.
5. Faktor pendukung yang didapatkan yaitu klien dan keluarga sangat
terbuka dan kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan dan
terjalinnya kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya
bidan di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit dalam melakukan
asuhan dan juga dalam memberikan masukan sehingga berjalan dengan
baik dan optimal dalam pemberian asuhan pada Ny. K. dan tidak
46
47
3. Profesi Bidan
Diharapkan bidan mampu dapat melaksanakan dan menerapkan asuhan
kebidanan pada persalinan normal sesuai standar yang telah ditetapkan
dengan cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir Edisi 1. Yogyakarta: Deepubllish
Diana Mufidati , dkk.2017.” Correlation between parity and placental retention
incidence at dr. Soewandhie hospital, surabaya, Indonesia”.Journal Health
and Well-being): hal 217-222.
Dinkes Kabupaten Mempawah. 2019. Data kesehatan ibu dan anak Kabupaten
Mempawah.Mempawah: Dinas kesehatan Kabupaten Mempawah
Hikmah Nurul dan Dian Puspita Yani, 2015. Gambaran Hemoragic Postpartum
pada Ibu Bersalin dengan Kejadian Anemia di ruang PONEK RSUD
Kabupaten Jombang.Jurnal Edu Healthh 5.no.2:h.142 147
Nurasiah, Ai dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung : PT.
Refika Aditama
48
49
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit. 2019. Propil Puskesmas Rawat Jalan
Sungai Kunyit Tahun 2019
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika
Sastrawinata, S. 1983. Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri & Ginekologi
Saifudin, Abdul Bari dkk. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Varney, Helen, dkk. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta:
EGC.