Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Organisasi
Manajemen Pelayanan Kesehatan tentang “Masalah dalam Bidang Manajemen
Pelayanan Kesehtan”.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak mendapat kesulitan karena
terbatasnya pengalaman dan wawasan penulis. Namun dengan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya dapat terselesaikan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan berguna
bagi pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih

Padang, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Problem solving merupakan kemampuan yang sangat penting. Pada awal
abad 20, peneliti dan praktisi memulai penelitian mengenai pentingnya
kemampuan problem solving. Dewey mengajukan argumen bahwa instruktor
problem solving harus mendorong peserta didik dengan memberikan
permasalahan yang harus diselesaikan melalui refleksi individu atau
eksperimen. Selain itu, peserta didik harus mampu mengakuisisi
pengetahuan, kemudian membuat pengetahuan ilmiah yang lebih khusus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan PISA 2003 mengungkap fakta bahwa
baik laki-laki maupun perempuan secara sistematis memiliki kemampuan
problem solving yang baik tidak bergantung pada gender.
Metode problem solving dapat pula diartikan sebagai cara penyajian
bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan
untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau
jawabannya oleh peserta didik (N. Sudirman, 1987: 146). Menurut Gulo
(2002: 111) problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian
masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah
secara menalar.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi problem solving menurut para ahli?
b. Bagaimana tahapan problem solving?

1.3 Tujuan
a. Mendefinisikan problem solving berdasarkan pendapat para ahli para ahli.
b. Menjabarkan tahapan problem solving.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah

Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari,


tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya
ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau
persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan
kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus
BahasaIndonesia:
a. Menurut KBBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
b. Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori
dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan
pelaksana.
c. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi
untuk mencapai satu atau lebih tujuan.
d. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang
dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai
sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan.
e. Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu
ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
f. Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan
datang dan tidak diinginkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa masalah adalah suatu kondisi yang


menyimpang dari apa yang diharapkan sehingga menghambat suatu
organisasi untuk mencapai tujuan oleh karena itu membutuhkan penyelesaian
yang lebih lanjut.

2
2.2 Pemecahan Masalah
Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang
melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari
pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang terbaik
dalam menyelesaikan masalah (Reed, 2000).
Problem Solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses.
Disebut alat karena dapat membantu dalam memecahkan masalah mendesak atau
untuk mencapai tujuan, disebut skills karena sekali mempelajarinya maka dapat
menggunakannya berulang kali, disebut proses karena melibatkan sejumlah langkah.
Salah satu model proses pemecahan masalah adalah dengan pendekatan siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle). Siklus pemecahan masalah kesehatan
masyarakat merupakan proses yang terus menerus yang ditujukan untuk proses
perbaikan pelayanan kesehatan berkelanjutan yang dilakukan dengan cara
melibatkan semua komponen masyarakat. Dalam proses ini semua komponen
masyarakat diharapkan terlibat sehingga proses partisipatif terhadap masalah dan
program kesehatan akan berjalan langgeng. Semua komponen masyarakat juga dapat
menggali kemampuan masing-masing (sumber daya) untuk melaksanakan program
kesehatan masyarakat.

2.2 Tahapan Pemecahan Masalah


2.2.1 Identifikasi masalah
Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan
kenyataan. Cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan
tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut
dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif
Masalah adalah kesenjangan atau perbedaan yang terjadi antara
harapan dan kenyataan atau suatu ketidakseimbangan antara apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Dalam
analisis masalah mencoba menjawab pertanyaan masalah sebagai
berikut:

3
a. Apakah terdapat suatu masalah?
b. Apakah masalah tersebut serius atau gawat?
c. Perlu data apa saja dalam merinci permasalahan tersebut?

a. Analisa Kesenjangan (Gap Analysis)


Identifikasi masalah berdasarkan kesenjangan (gap)
dari apa yang seharusnya (berdasarkan target, cakupan, idealnya)
dan yang telah dicapai atau kondisi sebenarnya. Kesenjangan
dapat diidentifikasi dari capaian dan target yang diharapkan
dalam satu kurun waktu tertentu. Departemen kesehatan telah
menetapkan standard pelayanan minimal (SPM) bidang
kesehatan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
apakah antara program kesehatan yang telah dijalankan sesuai
atau mencapai standard seperti yang ada dalam SPM kesehatan
atau tidak. Contohnya adalah cakupan air bersih di Puskesmas
Sambud sebesar 45% pada tahun 2007 yang seharusnya cakupan
tersebut menurut standard pelayanan minimal (SPM) bidang
kesehatan sebesar 85%. Hal tersebut menunjukan adanya
kesenjangan antara cakupan air bersih yang diharapkan dengan
yang sebenarnya terjadi. Jadi disini jelas bahwa permasalahannya
adalah cakupan air bersih masih rendah atau dibawah target.

b. Analisis Sistem
Identifikasi masalah dengan pendekatan sistem yakni
menjelaskan hubungan masalah tersebut dengan faktor-faktor
lain yang mempengaruhinya. Sistem yang layak atau umum
dipakai adalah pendekatan input-proses-outputoutcome-impact.
Untuk mengidentifikasi masalah dapat dilihat dari sisi inputnya
seperti orang, teknologi, sarana prasarana, kebijakan, dana dan
sebagainya. Pada sisi proses masalah dapat diidentifikasi seperti

4
pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, masalah tersebut
muncul yang terkait dengan manajemen dan kinerja pelayanan
kesehatan. Masalah juga bisa diidentifikasi pada sisi output
seperti lingkungan , perilaku, akses dan kualitas pelayanan yang
akan mempengaruhi hasil akhir. Hasil akhir (outcome) dapat
diindikasikan oleh adanya berbagai angka kesakitan maupun
status gizi yang keduanya dapat mempengaruhi kematian,
indikator kesakitan, status gizi dan kematian secara berurutan dan
bersamasama berdampak pada derajad kesehatan . Selanjutnya
dari masukan, proses dan hasil dapat menghasilkan suatu dampak
(impact) dalam hal ini bidang kesehatan, misalnya derajat
kesehatan yang dapat diindikasikan dengan umur harapan hidup.
Sebagai contoh untuk mengidentifikasi penyebab
pelayanan di loket puskesmas yang tidak ramah dan informatif.
Dapat dianalisis dari sisi input seperti apakah personil atau
petugasnya tidak kompeten, sarana prasarana penunjang sudah
usang atau apakah ruang kerjanya kurang nyaman atau sempit
dan sebagainya. Analisis lanjut pada sisi proses seperti apakah
dengan peralatan yang sudah usang atau ketinggalan jaman dapat
merangsang petugas untuk melakukan proses entry data pasien
atau administrasi menjadi tidak lancar atau proses pencatatannya
tidak jelas atau tidak ada mekanisme yang jelas dalam pencatatan
atau bisa juga dari para pasien misalnya ketidakjelasan prosedur
atau mekanisme pendaftaran yang mengakibatkan terjadinya
kesalahan. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan emosi para
petugas sehingga muncul ketidakramahan dalam pelayanan dan
pada akhirnya muncul sutau hasil yang berupa pelayanan tidak
memuaskan.

5
c. Analisis Trend
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan
untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang
akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka
dibutuhkan berbagai macam informasi atau data yang cukup
banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup
panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui
sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara
teoritis dalam analisis time series yang paling menentukan adalah
kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang
diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut
dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin
banyak maka semaik baik pula estimasi atau peramalan yang
diperoleh, begitu pula sebaliknya.

2.2.2 Penentuan prioritas masalah


Banyaknya masalah menyebabkan perlu adanya penentuan
prioritas karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam waktu
bersamaan. Penentuan prioritas masalah ini berguna untuk mencari
penyebab dan solusinya. Penetapan prioritas harus berdasarkan data
atau fakta secara kualitatif maupun kuantitatif, subyektif atau obyektif,
serta adanya wawasan dan kebijaksanaan serta intuisi yang
dimiliki.Penetapan prioritas dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik skoring dan pembobotan.
Dalam memprioritaskan permasalah kesehatan masyarakat ada
berbagai macam pertimbangan yang dapat dikemukakan antara lain :
a. Kegawatan.
Dapat dianalisis dari segi apakah masalah
tersebut telah mengancam secara jelas berapa banyak

6
nyawa, jenis penyakit yang menyerang masyarakat
(misalkan : penyakit SARS lebih berbahaya dari
penyakit panu), dan segi keparahan atau kerusakan
yang dapat mengindikasikan kegawatan
b. Besar Masalah.
Dilihat dari berapa banyak orang dalam suatu
populasi dalam wilayah dan periode tertentu menderita
atau terkena dampak dari penyakit atau suatu aktivitas
yang merugikan
c. Distribusi Masalah.
Masalah kesehatan masyarakat yang ada apakah
telah menjangkau seluruh wilayah secara geografis atau
secara administratif, semakin luas jangkauannya maka
akan menjadikan masalah lebih berat. Secara
epidemiologi dapat digunakan agar lebih komplit
d. Kecepatan penyebaran.
Untuk penyakit menular bisa diasumsikan
banyaknya kejadian penyakit menular per satuan waktu
e. Ketersediaan Sumber Daya.
Sumber daya dapat berupa tenaga, kader,
jumantik, dana, alat, sarana dan prasarana. Semakin
tersedia sumber daya , maka masalah kesehatan
masyarakat semakin dapat ditanggulangi

2.2.3 Perumusan Masalah


Langkah berikutnya setelah penentuan prioritas masalah yaitu
membuat rumusan masalah kesehatan masyarakat yang telah
ditetapkan. Dalam membuat pernyataan masalah, hindarilah
pernyataan yang bersifat umum, belum bisa diukur, terlalu luas atau

7
terlalu sempit karena akan mengaburkan persoalan. Pertanyaan yang
dapat diajukan untuk merumuskan masalah antara lain adalah :
a. Apa masalahnya ?
b. Dimana masalah tersebut terjadi ?
c. Siapa yang terkena Masalah ?
d. Kapan masalah terjadi ?
e. Berapa besar masalah tersebut ?

2.2.4 Analisis Penyebab Dari Masalah Kesehatan Masyarakat


Hal pertama yang harus dilakukan adalah menguraikan
gejalagejala dan penyebab masalah. Teknik yang dapat digunakan
antara lain brainstorming dan diagram sebab akibat (fishbone diagram,
why-why diagram, mindmap dsb). Selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah mencermati sebab-sebab utama yang sangat menentukan
terjadinya masalah yang telah diprioritaskan. Langkah yang dapat
dilakukan untuk mencari penyebab masalah kesehatan masyarakat
agar sistematis antara lain :
a. Lakukan brainstorming (Brainstorming merupakan teknik
mengembangkan ide dalam waktu yang singkat yang
digunakan untuk mengenali adanya masalah, baik yang
telah terjadi maupun yang potensial terjadi, menyusun
daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan masalah,
menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan
kreativitas, dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu
dianalisis dari suatu pokok bahasan) agar dapat didapatkan
penyebab atau faktor risiko dari masalah kesehatan yang
ada secara komprehensif, misalkan melalui pendekatan
teori Blum.
b. Pilihlan penyebab utama atau faktor risiko dengan
melibatkan peserta atau sektor lain

8
c. Jika menggunakan pendekatan fish bone maka letakkan
masalah pada kepala dan penyebab pada duri-durinya,
apabila ada penyebab yang lebih detil maka dibuat duri
yang lebih kecil lagi. Jika menggunakan mind map , maka
letakkan masalah tersebut di tengah dengan ukuran kotak
yang lebih besar dan penyebab/faktor risiko pada setiap
sudut
d. Cocokkan penyebab atau faktor risiko tersebut dengan
masalah kesehatan yang ada apakah relevan atau tidak.

2.2.5 Alternatif Solusi


Setelah penyebab masalah kesehatan masyarakat ditentukan,
selanjutnya dibuat rencana alternatif pemecahan masalah. Dibawah ini
adalah langkah – langkah identifikasi alternatif solusi masalah
kesehatan masyarakat :
a. Lakukan review terkait kelemahan pelayanan kesehatan
dengan masalah yang ada
b. Dengan melihat mind map / fish bone / why-why diagram,
lakukanlah brainstorming. Ide – ide pemecahan masalah
yang muncul dalam brainstroming, selanjutnya disaring
dan diklasifikasikan kedalam kategori – kategori yang
spesifik
c. Kemudian, buatlah kriteria yang feasibel dan efektif terkait
ide solusi yang diberikan
d. Setelah itu, dengan merujuk pada penyebab / faktor risiko
utama, lakukanlah strategi / aksi utama untuk melakukan
solusi tersebut.
e. Jika dibuat dengan cara mind map, maka letakkan solusi
pada kotak yang berada di tengah dan pada kotak

9
disekitarnya di isi dengan tindakan – tindakan spesifik
untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam mencari alternatif solusi penyebab faktor risiko
masalah, diperlukan :
a. Pemahaman akan masalah yang ada
b. Pemahaman tentang sub sistem masalah dan model
masalah
Setelah alternatif solusi penyebab masalah kesehatan
didapatkan, dalam pelaksanaan dan pengimplementasian diperlukan
beberapa kriteria yang patut diperhitungan, seperti :
a. Relevansi (Relevansi hasil alternatif dengan tujuan
pemecahan masalah harus logis)
b. Efektivitas (Sejauh mana alternatif tersebut dapat
menghasilkan output yang diharapkan)
c. Relative Cost (Berapa besar biaya bagi masing masing
alternatif)
d. Technical Feasibility (Apakah alternatif tersebut layak dan
dapat dijalankan)
e. Personil (Tersediakah sumber daya untuk melaksanakan
alternatif tersebut)
f. Keuntungan (Keuntungan – keuntungan yang mungkin
diperoleh ketika menjalakan alternatif tersebut)
g. Kerugian (Kerugian – kerugian yang mungkin timbul
ketika menjalakan alternatif tersebut)
Selanjutkan, beberapa solusi potensional didapatkan maka
kemukakan hal apa saja yang mungkin mendukung atau menghambat
solusi tersebut. Dalam analisis keputusan, beberapa pertanyaan yang
dapat membantu antara lain :
a. Sasaran apa yang harus diperhatikan dalam pengambilan
keputusan solusi

10
b. Bedakan sasaran yang bersifat keharusan dan keinginan
c. Alternatif mana yang memenuhi sasaran batasan keharusan
d. Tindakan apa yang diperlukan untuk menghilangkan
penyebab yang harus dilaksanakan sebagai solusi
e. Apa risiko dan konsekuensi dari solusi yang dipilih
f. Data dan informasi apa yang diperlukan dalam memilih
solusi
g. Solusi tersebut haruslah rasional dengan pendekatan –
pendekatan tertentu

2.2.6 Perencanaan Solusi


Perencanaan solusi kesehatan masyarakat adalah suatu proses
kegiatan usaha yang terus – menerus dan menyerluruh dari
penyusunan suaru rencana, penysunan program kegiatan, pelaksanan,
pengawasan dan pengendalian.
Dibawah ini adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan
untuk merencanakan pelaksanaan solusi :
a. Persiapkan kegiatan operasional secara detail dan tahapan
penting untuk mengimplementasikan strategi
b. Ceklah kesesuaian antara tujuan dan aktivitasnya, prioritaskan
kegiatan dan persiapkan rencana implementasinya
c. Tuliskan perkiraan hasil yang dilakukan pada setiap aktivitas
d. Buatlah Gantt-Chart untuk lebih bisa menguraikan jadwal dan
kegiatan. Lakukan dokumentasi atas hasil - hasilnya
Dalam penyusunan rencana, perlu diperhatikan unsur – unsur
analisis situasi yang berupa tinjauan sebelum dan sesudah rencana.
Untuk mempermudahnya, dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Tetapkan tujuan spesifik dari pemecahan masalah terpilih
b. Kegiatan apa yang harus dilakukan agar tujuan tersebut tercapai
c. Volume kegiatan yang akan dilaksanakan

11
d. Alokasi biaya yang diperlukan untuk masing – masing kegiatan
e. Penanggung jawab dari kegiatan yang akan dilaksanakan
f. Hasil yang akan dicapai
g. Waktu yang ditetapkan untuk pelaksanaan kegiatan

2.2.7 Melaksanakan Solusi Terpilih


Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan rencana kegiatan
yang telah ditetapkan dan disepakati. Apabila pelaksanaan kegiatan
tidak mencapai hasil seperti apa yang tetap ditetapkan oleh indikator
yang dipilih, maka langkah pelaksanaan harus dikoreksi. Kesalahan
yang sering dilakukan adalah melakukan pelaksanaan tidak sesuai
rencana kegiatan yang telah disepakati dan kurang memperhatikan
indikator keberhasilan. Contoh : Melaksanakan solusi terpilih
Misalnya solusi terpilih adalah pelatihan penyuluhan pada petugas
penyuluh kesehatan puskesmas
a. Tetapkan tujuan spesifik dari pemecahan masalah terpilih
b. Kemudian tentukan siapa yang akan menjadi pelaksana
kegiatan, batas waktu pelaksanaan kegiatan, faktor – faktor
pendorong dan penhambat serta indikator keberhasilannya.

2.2.8 Evaluasi Solusi Yang Dilaksanakan


Karakteristik dari evaluasi antara lain :
a. Hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (masalah
terpecahkan)
b. Terdapat kesenjangan antara berbagai ketetapan dalam
rencana dengan hasil yang dicapai (tidak seluruh masalah
teratasi)
c. Hasil yang dicapai lebih dari yang direncanakan (masalah
lain ikut terpecahkan)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan
kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang
diharapkan sehingga menghambat suatu organisasi untuk mencapai tujuan oleh
karena itu membutuhkan penyelesaian yang lebih lanjut.
Problem solving adalah proses mental yang melibatkan penemuan masalah,
analisis dan pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam problem solving cycle ini
secara singkat yaitu: identifikasi masalah , analisis situasi, , prioritas masalah,
alternatif solusi, pelaksanaan solusi terpilih dan evaluasi solusi yang dilaksanakan.

3.2 Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan makalah dapat dijadikan
pedoman dalam menghadapi setiap permasalahan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran serta masukan yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

13
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo

Musthofa, Syamsulhuda Budi; Sutopo Patria Jati; dan Budiyono. 2009. Menguasai
Pemecahan Masalah Kesehatan Masyarakat Dengan Pendekatan Partisipatif.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

14

Anda mungkin juga menyukai