PENDAHULUAN
Data Profil Kesehatan Indonesia 2014, kasus BTA+ yang terjadi pada
kelompok umur 0-14 tahun sebesar 0.66%, sedangkan sebanyak 8,3% terjadi pada
kelompok umur ≥65 tahun, artinya lebih dari 90% kasus BTA+ terjadi pada kelompok
umur usia produktif (15-64 tahun). Data Kemenkes RI (2014), masih terdapat sekitar
75% pasien TB berada pada kelompok usia yang produktif secara ekonomis. Dilihat
dari jenis kelamin, sebesar 1,5 kali lebih tinggi terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan (Kemenkes RI, 2015).
Pada tahun 2016, Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+)
di Sumatera Utara baru mencapai 105,02/100.000 penduduk. Pencapaian per
Kab/Kota, 3 (tiga) tertinggi adalah Kota Medan sebesar 3.006/100.000,
Kab.Deliserdang sebesar 2.184/100.000 dan Simalungun sebesar 962/100.000).
Sedangkan 3 (tiga) Kab/Kota terendah adalah Kabupaten Nias Barat sebesar
50/100.000, Pakpak Bharat sebesar 67/100.000 dan Gunung Sitoli sebesar 68/100.000
(lampiran tabel 7}. Untukmengetahui CNR TB Paru BTA (+) per Kabupaten/Kota di
Sumatera Utara Tahun 2016 (Dinkes.Sumutprov, 2016).
Umur penyakit TB Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
produktif, yaitu 15-50 tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi,
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih
dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap
berbagai penyakit, termasuk penyakit TB Paru. Jenis kelamin pada laki-laki penyakit
TB Paru lebih tinggi, karena rokok dan minuman alkohol dapat menurunkan sistem
pertahanan tubuh. Sehingga wajar jika perokok dan peminum beralkohol sering
disebut sebagai agen dari penyakit TB Paru (ES Korua,2015)
Berdasarkan hasil penelitian pasien TB paru di BP4 dan non-TB paru di Ulak
Karang Padang, proses scar vaksin BCG dengan responden TB paru. Frekuensi
kelompok responden terbanyak berdasarkan usia adalah kelompok usia 35 – 44 tahun,
yaitu berjumlah 27 orang (33,75%), diikuti kelompok usia 25 – 34 tahun sebanyak 25
orang (31,25%) dan kelompok 45 -54 tahun yang berjumlah 19 orang (23,75%),
sedangkan kelompok usia yang paling sedikit adalah > 55 tahun yang berjumlah 9
orang (11,25%). Pada 10 orang penderita TB dengan Scar (+) dan sebanyak 30 orang
penderita TB dengan Scar (-). Hal tersebut menunjukkan bahwa penderita TB Paru
yang memiliki Scar lebih sedikit dari pada yang tidak memiliki Scar (+) dan sebanyak
19 orang sehat dengan Scar (-) (F Rosandali, 2016).