Anda di halaman 1dari 9

BAB I

DASAR TEORI DAN METODOLOGI

1.1 Dasar Teori

1.2 Waktu dan Lokasi


Penelitian Metode Ground Penetrating Radar (GPR) dilakukan dalam dua tahap, yang
pertama yaitu akuisisi data yang dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2021 di Lamsie, Aceh
Besar. Selanjutnya tahap kedua dilakukan pengolahan data yaitu pada tanggal 23 Agustus
2021.
Adapun lokasi praktikum metode GPR adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Lokasi Pengukuran Metode Ground Penetrating Radar (GPR)

1.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran menggunakan Metode GPR
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1. Peralatan yang digunakan dalam metode GPR
No. Nama Peralatan Jumlah
1. GPR
1 buah
2. GPS 1 buah
3 Laptop (yang sudah ada software Overture) 1 buah

Gambar 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

1.4 Prosedur Percobaan


Adapun tahapan percobaan yang kami lakukan adalah sebagai berikut.
1. Ditentukan lintasan yang ingin dilihat/diteliti geologi bawah permukaannya
2. Laptop dihubungkan dengan GPR untuk mendisplay data radargram yang sudah
terekam pada GPR.
3. Sebelum GPR dijalankan, ditentukan terlebih dahulu nama project sesuai yang
diinginkan
4. Dicatat titik awal dan kedalaman sebelum alat dijalankan menggunakan GPS
5. GPR didorong sesuai dengan lintasan yang telah ditentukan sebelumnya, GPR di
secara konstan, tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lambat.
6. Dicatat titik akhir dan kedalaman tempat GPR berhenti menggunakan GPS
7. Dilakukan tahapan yang sama untuk 2 lintasan yang berbeda dan ketinggian yang
berbeda pula.

BAB II
AKUISISI DATA

2.1 Proses Akuisis Data


 Dihidupkan unit display dan control unit.
 Dilakukan kalibrasi alat bertujuan untuk mengecek kembali sambungan seluruh kabel.
 Setelah semua sambungan terpasang dengan baik,dijalankan software K2wave lalu
dipilih survey pada layar laptop. Diisi nama survey kemudian dipilih new dan diubah
nama sesuai nama kelompok.
 Lalu dilakukan start scan dan di tarik alat GPR.

2.2 Parameter yang Digunakan


 Jarak
 30 meter dan 28,5 meter

 Titik
 Titik 1 awal: N : 05,391560 ;E: 095,529460 ; Ketinggian : 49 m
 Titik 1 akhir : N : 05,391620 ;E : 095,529480 ; Ketinggian : 48 m
 Titik 2 awal : N : 05,39157 ; E : 095,52948; Ketinggian : 48 m
 Titik 2 akhir : N : 05,39182E; 095,52951; Ketinggian : 49 m

2.3 Kondisi Lapangan


Pada lapangan yang dilakukan percobaan terdapat rumput yang memiliki ketinggian yang
tidak rata dan juga adanya kotoran kerbau serta tanah yang tidak rata pada permukaan luar.

BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

3.1 Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukandengan menggunakan software Reflex2DQuick, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
 Data dikonversi menggunakan aplikasi data converter
 Dijalankan software Reflex2DQuick.
 Dipilih file >> load >> browse file yang ingin diolah >> open.
 Diproses file data yang dipilih, dengan memilih “Subtrack-DC-shift”,” Strack
traces”,“Statistic correction”,’’Substract mean, ”Gain function”,
“bandpassbutterworth”, ” Backgroundremoval”.
 Diatur lower cutoff dan upper cutoff sedemikian rupa agar menghilangkan noise-noise
yang menganggu
 Di klik apply dan apply/close
 Diklik plot
 Pada pointmode attribute terdapat act palette dipilih Gray 1
 Diklik update
 Disave gambar hasil setelah proses pengolahan, dengan cara pilih file >> hardcopy >>
diberi nama file >> save.
3.2 Interpretasi

3.2.1 Pembahasan
Ground Penetrating Radar (GPR) pada bidang geofisika sering dikenal sebagai Ground
Radar atau Georadar, metoda geofisika ini menggunakan sinyal gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik akan dipancarkan ke dalam bumi dan direkam oleh antena pada
saat gelombang telah mencapai kepermukaan. Gelombang elektromagnetik diteruskan,
dipantulkan dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan anomali jika terdapat di bawah
permukaan. Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan dihamburkan akan direkam
oleh antena di permukaan. Metoda ini dapat menghasilkan gambaran bawah permukaan
dengan resolusi yang tinggi, karena gelombang yang dipancarkan oleh GPR memiliki
frekuensi sekitar 10-1000 Mhz.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang sangat tepat untuk
mendeteksi bawah permukaan dengan kedalaman 0-10 meter, metoda ini dapat menghasilkan
resolusi yang tinggi atau konstanta dielektriknya rendah. Karena itu metoda GPR sering
digunakan oleh para peneliti untuk mengaplikasian arkeologi, teknik sipil, pengindikasian
dan instalasi bawah permukaan.
Sistem GPR yang digunakan untuk mengukur keadaan di bawah permukaan tanah
terdiri dari unit kontrol, antena pengirim dan antena penerima, penyimpanan data yang sesuai
dan peralatan display. Sebuah laptop yang kecil dan operating sistem standard yang telah
tersedia software Gresswin digunakan untuk mengendalikan proses pengukuran, menyimpan
data, dan bertindak sebagai penghubung dengan pengguna. Data kemungkinan akan
mengalami proses penyaringan pada bidang untuk menghilangkan noise, atau data kasar
mungkin direkam terlebih dahulu dan pemrosesan data untuk menghilangkan noise dilakukan
dikemudian waktu. Penyaringan medan untuk menghilangkan noise yang terdiri dari
pemfilteran elektronik dan/atau pemfilteran digital dilakukan terlebih dahulu untuk merekam
data pada medium penyimpanan data. Bidang pemfilteran secara normal harus diperkecil.
Data GPR Diambil di sepanjang lintasan dan secara simultan direkam pada memori
komputer. Ketika gelombang radar menemukan struktur bawah permukaan tanah yang
berbeda, sebagian dari gelombang tersebut akan dipantulkan dan akan membentuk impuls
sekunder. Impuls tersebut kemudian di tangkap oleh antena receiver dan kemudian direkam
berupa data pengamatan , dan jika data tersebut diinterpretasikan secara benar, maka data
tersebut akan menunjukkan struktur bawah permukaan dari benda/material yang ingin kita
amati.
Pengukuran dilakukan dengan menarik GPR dengan kecepatan konstan dari titik nol
sampai pada jarak 100 meter. Penarikan alat GPR dengan kecepatan konstatn agar data yang
diperoleh lebih akurat dan teraturData yang peroleh dari pengukuran, kemudian diolah
menggunakan software Reflex2DQuick. Aplikasi ini bisa menentukan kedalaman dan jarak
lintasan yang digunakan saat pengukuran.

Gambar 3.1 Struktur bawah permukaan lintasan 1 menggunakan metode GPR

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode


GPR, muncul hasil gambar yang menjelaskan struktur bawah permukaan tanah. Dapat dilihat
pada lintasan 1 pada kedalaman 0 sampai 0,4 meter terdapat garis-garis vertikal halus dan
diinterpretasikan lapisan tersebut adalah rumput panjang.
Pada kedalaman 1 sampai 2 meter terdapat garis-garis horizontal yang saling paralel
dan ada patahan-patahan gelombang serta sedikit bergelombang dengan bukit-bukit kecil
(hummocky). Hal ini karena saat menyisir lapangan kondisi tanah permukaan tidak rata serta
praktikan yang mendorong alat kesulitan mendorong alat dan terkadang berhenti.
Pada kedalaman 2-3 meter terdapat kekosongan pada jarak 2-6 meter, 8-10 meter dan
26-28 meter. Pada lapisan ini masih terdapat struktur paralel pada jarak 0 sampai 29 meter.
Pada kedalaman 2 meter sampai 3,5 meter struktur begelombang chaotic (semrawut).
Gambar 3.2 Struktur bawah permukaan lintasan 2 menggunakan metode GPR
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode
GPR, muncul hasil gambar yang menjelaskan struktur bawah permukaan tanah. Dapat dilihat
pada lintasan 2 pada kedalaman 0 sampai 2 meter terdapat garis-garis horizontal yang saling
paralel dan ada patahan-patahan gelombang serta sedikit bergelombang dengan bukit-bukit
kecil (hummocky). Hal ini karena saat menyisir lapangan kondisi tanah permukaan tidak rata
serta praktikan yang mendorong alat kesulitan mendorong alat dan terkadang berhenti alias
tidak konstan.
Pada kedalaman 2 sampai 2,6 meter terdapat garis-garis horizontal yang saling paralel
dan ada patahan-patahan gelombang dengan bukit-bukit kecil (hummocky) yang ditunjukkan
dalam garis merah pada gambar diatas yang berjarak 1-10 meter, 13.8-21.8 meter, dan 22-
27,8 meter. Tetapi patahan tersebut tidak sejelas lapisan 2 meter ke atas dan ada selang-seling
struktur begelombang chaotic (semrawut).
Pada kedalaman 114-120 meter terdapat error atau data yang tidak diinginkan
sepanjang 29 meter dan juga terdapat sedikit masalah saat pengukuran menggunakan metode
GPR dikarenakan saat pengukuran, alat ditarik dengan kecepatan tidak kostan. Selain itu,
Saat pengukuran alat mengalami kendala berupa kerusakan sementara sehingga harus
diperbaiki.
3.2.2 Kesimpulan
Hasil percobaan yang didapatkan adalah tidak ada anomali yang berarti ditandai dengan
tidak ada nya garis garis hiperbolik yang ada cuma garis linier pada permukaan tanah
serta ada gelombang gelombang kecil, dan juga terdapat beberapa kekosongan pada
permukaan tanah
Peda kedalaman lebih dari 4 meter, alat radar kurang akurat mendeteksi. Hal ini karena,
frekuensi dan amplitude gelombang EM yang dipancarkan mengalami absorbsi sehingga
jika semakin dalam maka nilai frekuensi dan amplitude semakin kecil dan hasil display
semakin tidak detail (errornya semakin besar).

Anda mungkin juga menyukai